Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lyza Raessy Zainuddin
"Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan perusahaan, kita perlu mengetahui kondisi bisnis yang dijalankan perusahaan dalam beradaptasi terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Laporan keuangan yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan suatu perusahaan dapat mencerminkan kondisi perusahaan itu. Maka perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan terhadap kondisi perusahaan. Dalam hal ini untuk menjadi salah satu bank terkernuka dapat kita kaji melalui pencapaian asset Bank Niaga.
Penelitian yang diiakukan berdasarkan laporan keuangan, bertujuan untuk melihat kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan usaha untuk mengukur efektifitas dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan selama periode tertentu, dimana kinerja keuangan sangat mempengaruhi visi dan mini yang hendak dicapai. Hasil penilaian kinerja perusahaan bermanfaat bagi pihak-pihak seperti, pemegang saham, kreditur, direksi atau manajemen dalam perusahaan. Kriteria yang dipakai dalam melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan berbeda-beda didasari tujuan dan kepentingan pihak-pihak terkait.
Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, manajemen hares mampu mengeloia sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi apakah pemegang saham memiliki suatu alas ukur yang tepat bagi kinerja manajemen yang telah dipilihnya, masih menjadi pertanyaan bagi pemegang saham.
Terdapat berbagai cara mengukur kinerja sebuah perusahaan yang sudah dikenal seperti Return on Equity (ROE) dan Return on asset (ROA). ROE merupakan salah satu pengukur kinerja yang telah lama digunakan. ROE merupakan rasio antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimilikinya, sen}akin tinggi ROE semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap setiap ekuitas yang dimiliki. Tetapi ROE memiliki kelemahan-kelemahan yang mcnyebabkan ROE tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Sumber utania dari kelemahan tersebut berasal dari distorsi yang disebabkan oleh standar akuntansi yang dapat digunakan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Dikeiahui bahwa keunggulan dari ROE adalah dalam kemudahan perhitungannya. Tetapi kemudahan tersebut tidak dapat menutupi kekurangannya, yaitu adanya distorsi akuntansi yang menyebabkan kinerja perusahaan tidak dapat diukur secara akurat. Selain ilu ROE tidak memasukkan biaya kapital dalam perhitungannya. ROE juga tidak dapat langsung diperbandingkan antar perusahaan karena ada kemungkinan penggunaan metoda pencatatan yang berbeda dalam laporan keuangan perusahaan.
ROE tidak dianjurkan digunakan dalam nenilai kinerja perusahaan publik di Indonesia. Selain terdistorsi oleh prinsip akuntansi disinyalir banyak window dressing yang dilakukan manajemen yang dilakukan oleh inanajetnen sehingga laporan keuangan perusahaan menjadi terlihat baik.
Pada perkembangannya muncul berbagai ide dan upaya mencari metoda lain yang melihat sudut pandang yang berbeda dalam pengukuran kinerja perusahaan baik kualitatif maupun kuantitatif. Pada tahun 1980-an, Stern Stewart & Co., perusahaan konsultan yang didirikan pada tahun 1982, mengusulkan satu jenis metoda dari konsep barn ini, yaitu Economic Value Added (EVA). Konsep penilaian kinerja tersebut dimaksud untuk memperbaiki kelemahan pada metoda penilaian kinerja. Konsep EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan peniegang sahamnya bila tingkat pengcmbaliannya lebih besar daripada biaya kapitainya. Cara menghitung EVA adalah dengan mengurangkan laba operasional bersih setelah pajaklnet operating profs after tar atau biaya disebut dengan NOPAT dengan biaya modal/cost of capital_ Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia modal jika modal tersebut diinvestasikan ditempat lain dengan resiko sebanding.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis dengan menggunakan penghitungan metode EVA_ Disamping itu juga penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang telah diciptakan old] manajemen PT. Bank Niaga, TBK dalam periode 2001-2005 dengan menggunakan konsep EVA sehingga hasil penilaian kinerja keuangan dapat mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan.
Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan metode kepustakaan (librwy research) dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang listing di BEJ dan laporan keuangan tersebut telah diaudit. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur yang didapat daii jurnal jurnal penelitian, buku referensi, artikel dan beberapa data dari website di internat. Selanjutnya dilakukan penghitungan EVA dengan beberapa penyesuaian terhadap angka akuntansi dalam laporan keuangan. Penghitungan akan dimulai dengan mencari NOPAT, biaya modal dan nilai akhir EVA.
Setelah melakukan penghitungan EVA langkah selanjutnya yaitu mengadakan analisis yang menjelaskan nilai EVA pada periode tersebut. Sumber data tersebut dapat mengukur kinerja manajemen PT. Bank Niaga, TBK dengan melihat ada tidaknya nilai tambah yang diciptakan bagi perusahaan selama periode penelitian.
Dari Penelitian, didapatkan hasil bahwa nilai EVA cenderung memiliki nilai yang positif selama tahun penelitian (2001-2005). Pada tahun 2002, sempat mengalami penurunan nilai EVA tetapi tidak mencapai angka negatif. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kenaikan capital charge yang banyak dipengaruhi oleh komponen biaya modal atas ekuitas dan tingginya suku bungs sertifikat Bank Indonesia.
Pada tahun 2003, terjadi penciptaan nilai tambah yang cukup signifikan, mencapi 100 %. Pada Tahun 2004 nilai EVA tetap positif, terdapat penurunan NOPAT dan penurunan capital charge dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan adanya peningkatan modal, Tahun 2005 penciptaan nilai EVA tetap positif dimana pada taliun ini peningkatan jumlab modal cukup tinggi dan dapat dikatakan nilai pencapaian modal yang lertinggi selama periode penelitian (2001-2005).
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai EVA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor external yang diluar kendali manajemen, seperti misalnya meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI rate), Sehubungan dengan itu maka disarankan agar hal-hal yang berada di bawah kendali langsung inenajemen khususnya yang dapat meningkatkan NOPAT lebih mendapat perhatian. Hal tersebut dapat diupayakan dengan cara meningkatkan pendapatan-pendapatan lainnya seperti meningkatkan fee based income (charges) yang dibebankan kepada nasabah.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah proporsi ekuitas perlu diturunkan, sehingga bersamaan dengan biaya modal atas ekuitas yang terus menurun sejak tahun 2002 sampai dengan 2005, dapat mendukung penurunan WACC dan capital charge inenjadi lebih efektif. Selama kurun waktu periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005, biaya modal atas ekuitas sempat mengalami peningkatan pada tahun 2001 ke tahun 2002, tetapi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 biaya modal atas ekuitas terus mengalami penurunan nilai.
Atas beberapa pertimbangan tersebut diatas diharapkan nilai EVA perusahaan dapat terus meningkat kedepannya, sehingga peifarmance kinerja keuangan PT. Bank Niaga, Tbk selalu semakin baik tiap tahunnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Budi Astuti
"Pengukuran dan penilaian kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena melalui pengukuran kinerja perusahaan dapat menilai dinilai sampai seberapa jauh tujuan perusahaan telah tercapai. Penelitian ini bertujuan mengtahui hasil pengukuran kinerja dengan metode konvensional dan dengan konsep Economic Value Added. Selain itu, penelitian ini bertujuan memberikan alternatif pengukuran dan penilaian kinerja yang lebih baik kepada manajemen. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian literatur dan penelitian lapangan, untuk memperoleh landasan teori dan data yang memadai. Hasil pengukuran metode konvensional menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT X baik dilihat dari analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Hasil pengukuran kinerja PT X dengan konsep Economic Value Added mendukung hasil pengukuran metode konvensional, dimana PT X memiliki kinerja operasional ekonomis yang baik. Ini terlihat dari nilai EVA yang positif. Kelebihan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep Eva adalah is dapat berdiri sendiri dan langsung dapat diberikan penilaian. Jika EVA lebih besar dari nol (EVA > 0) maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Sementara EVA sama dengan nol (EVA = 0) menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya kondisi EVA kurang dari nol (EVA< 0) menunjukkan tidak terjadinya proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan penyandang dana (investor dan kreditur). Sedangkan kelemahan EVA adalah sulit menghitung cost of equity bila perusahaan tidak memiliki analis keuangan. EVA dapat dijadikan alternatif pengukuran dan penilaian kinerja PT X. Pengalaman beberapa perusahaan di luar negeri menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki EVA positif cenderung harga sahamnya meningkat. PT X beberapa waktu ini harga sahamnya cenderung menurun bahkan dibawah harga perdana. Dengan adanya alternatif pengukuran kinerja menggunakan konsep EVA diharapkan harga saham PT X kembali meningkat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Ekawati
"Economic Value Added (EVA) merupakan salah sate metode yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yaitu dengan melihat the economic profit yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. The Economic Profit adalah selisih positif dari hasil kinerja suatu perusahaan dan diperoleh melalui perputaran dana yang ditanamkan dikurangi dengan biaya yang timbul dalam memperoleh dana-dana tersebut termasuk biaya kesempatan atas investasi yang dilakukan. Berbicara mengenai EVA sebagai metode penilaian kinerja suatu perusahaan dengan lebih menekankan sisi-sisi profitabilitasnya, maka EVA terbentuk dari komponen-komponen Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dikurangi dengan capital charges. NOPAT adalah laba operasional setelah dikurangi pajak yang dihitung untuk periode yang berakhir di 31 Desember setiap tahunnya, NOPAT lebih dipilih sebagai dasar perhitungan laba karena NOPAT lebih mencerminkan kegiatan riil dari suatu perusahaan. Sementara itu, capital charges yang merupakan variable pengurang dari NOPAT, terbentuk dari rata-rata tertimbang atas biaya modal (WACC) dikalikan dengan sumber pendanaan (Invested Capital) yang dihitung secara rata-rata. Selain dua hal tersebut, perhitungan EVA juga harus melalui beberapa komponen penyesuaian agar adanya distorsi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan akibat digunakannya system akrual dan distorsi atas pemenuhan standar akuntansi yang berlaku umum dapat diminimalisir Pemilihan metode EVA sebagai dasar penilaian kinerja pada bank-bank yang telah go publik lebih didasari atas kelebihan yang dimiliki oleh metode EVA itu sendiri dan kemudahan memperoleh data perbankan yang go publik untuk suatu kurun waktu tertentu. Kelebihan metode EVA adalah adanya biaya modal yang timbul akibat pendanaan yang dilakukan oleh suatu bank turut diperhitungkan sehingga dapat diketahui seberapa besar keefisienan pihak manajemen mengelola aktiva produktifnya. Selain itu, karateristik akun-akun pada bank juga merupakan suatu hal yang unik dimana bank dapat memperoleh pendapatan dari sisi kewajibannya atau disebut juga dengan earning liabilities management, sehingga yang harus diperhatikan adalah bagaimana caranya menghitung biaya modal pada perbankan sementara pada sisi kewajibannya terdapat dana pihak ketiga. Sehingga untuk meminimalisair kesalahan hitung dan pengkategorian hutang maka biaya modal pada perbankan dihitung dan biaya-biaya yang timbul untuk memproleh ekuitas yaitu dengan menghitung nilai required of return (k) yang diinginkan investor. Tugas akhir menganalisa penerapan metode EVA dalam penilaian kinerja bankbank yang telah go publik di Indonesia untuk periode 2001 dan 2002. Hasil perhitungan EVA tersebut akan diregresikan dengan harga saham masing-masing perusahaan yang dicerminkan oleh nilai MVA, kemudian regresi juga akan dilakukan antara total kinerja bank-bank go publik dengan MVA nya. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada periode waktu 2001 dan 2002 bank-bank go publik secara rata-rata belum mampu mencapai nilai yang positif dan artinya bahwa secara umum bank-bank tersebut belum dapat menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya karena tidak efisien dalam memanfaatkan aktiva produktif yang dimilki atau dengan kata lain bank-bank tersebut belum mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dengan biaya modal yang rendah. Sementara itu hasil regresi menunjukkan bahwa nilai EVA bare akan secara signifikan mempengaruhi naik turunnya harga saham yang direpresentasikan oleh MVA ketika MVA saat ini diregresikan dengan nilai EVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Guntara Dwinugraha
"Kinerja perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, arena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sepadan secara berkesinambungan.
Terdapat beberapa pengukuran kinerja berdasarkan angka akuntansi dalam laporan keuangan yang selama ini umum digunakan dan merijadi tolok ukur kinerja seperti return on equity (ROE) atau return on investment (ROI). Kelemahan dari pengukuran dengan menggunakan accounting performance measurement tersebut antara lain adalah adanya berbagai macam metoda pencatatan yang diperkenankan, dan mempengaruhi laba sehingga menimbulkan distorsi ekonomis.
Hal lain adalah bahwa biaya modal sebenamya mencerminkan resiko yang dihadapi pemilik modal dalam melkukan investasinya dan karenanya penilaian kinerja yang memperhitungkan biaya modal selayaknya dipakai sehingga dapat diketahui apakah biaya modal tersebut dapat tertutupi oleh return yang didapat atau tidak.
Salah satu metode penilaian kinerja yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co dari Amerika Serikat adalah Economic Value Added (EVA), yang memiliki kelebihan antara lain dengan menghilangkan distorsi ekonomis dari standar akuntansi serta memasukan biaya modal kedalam perhitungannya sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melihat kemampuan penciptaan nilai tambah.
Jika pendekatan ROE atau ROI hanya sampai pada laba yang diraih maka EVA bergerak lebih lanjut mengurangi laba dengan biaya modal sehingga hasilnya adalah, manajemen maupun pemegang saham dapat lama-sama melihat dengan jelas apakah terjadi penciptaan nilai tambah (value added) ataukah sebaliknya. Jika EVA adalah positif maka berarti manajemen mampu menciptakan nilai tambah, memberikan peningkatan nilai kekayaan pemegang saham. Sebaliknya jika EVA adalah negatif maka itu menunjukan adanya pengurangan nilai (value) bagi pemegang saham.
Sampai dengan saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan perhitungan EVA guna mengukur kinerjanya, sehingga menjadi menarik untuk diteliti bagaimana sebenarnya gambaran kinerja suatu perusahaan apabila perhitungan EVA diterapkan. Untuk maksud tersebut maka sebuah perusahaan publik yang bergerak dibidang properti khususnya Pusat Perbelanjaan dari Hotel yaitu PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dipilih guna penelitian dalam karya akhir ini.
Darn hasil penelitian ini yang mencakup kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukan bahwa manajemen PT Plaza Indonesia Realty Tbk dapat dikatakan cukup memiliki kinerja yang baik pada tahun 2000, tahun 2001 dan tahun 2002 karena walaupun terdapat nilai EVA yang negatif pada tahun-tahun tersebut namun nilai negatif tersebut senantiasa terus mengkecil. Di tahun 2003 manajemen dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik karena berhasil menciptakan nilai tambah dengan adanya nilai EVA yang positif untuk tahun 2004 karena nilai EVA kembali negatif dan cukup signifikan maka dapat dikatakan terjadi penurunan kinerja manajemen.
Dengan dapat, terukurnya nilai tambah yang diciptakan oleh manajemen maka disarankan agar penilaian kinerja dengan pendekatan konsep EVA ini dapat digunakan untuk melengkapi metode penilaian kinerja lainnya yang selama ini telah dipakai oleh perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif bank bagi manajemen maupun pemegang saham.

Company performance is very significant for the owners, to wit, shareholders because they expect favorable and continuous return on investment.
Performance measured by accounting statement can be reflected by among others return on equity (ROE) or return on investment (ROI). The weakness of accounting performance measurement is caused by tolerance to various posting and recording methods thereby affecting profit and resulting in economic distortion.
Capital cost reflects risks the investor is pored to and therefore performance assessment which takes into account capital cost is advisable to learn whether or not the return is adequate to cover the capital cost.
Stern Stewart & Co. develops a performance assessment method so called Economic Value Added (EVA) which proves to be superior, among others, in eliminating economic distortion from accounting standard and including capital cost into the calculation. The result will indicate the potential to generate value added.
If ROE or ROI approach only goes as far as earning, EVA goes farther to earning less capital cost thereby allowing the management and shareholders to learn whether or not there is a generation of value added. If EVA is positive, the management is able to generate value added and increase the assets of the shareholders. Otherwise, there is a decrease in value to the shareholders.
There have not been many companies in Indonesia adopting the EVA method to measure their performance. Therefore it is interesting to study how EVA works on performance measurement to that end, a public company operating in property, particularly Shopping Center and Hotel, to wit, PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) - was selected to be the corpus of this most recent work.
The study reveals that from 2000 to 2004 PT Plaza Indonesia Realty Tbk. performed quite well in 2000, 2001 and 2002 despite the negative EVA The negative value has, however, been decreasing. In 2003, the management performed well because they managed to generate positive EVA. In 2004 the EVA was again negative significantly and its performance decreased.
Therefore EVA method is recommended in addition to the other measurement methods for more comprehensive idea to the management and shareholders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[, ]: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25404
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fajra
"Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan tujuan perusahaan. Beberapa pendekatan peilaian kinerja keuangan diantaranya adalah Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA). Penggunaan pendekatan EVA dan MVA dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada pendekatan ROE, dimana ROE tidak memasukkan faktor biaya modal untuk pengukuran apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan PT. Astra Argo Lestari, Tbk, dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk pada periode 2003-2007, dengan menggunakan ketiga pendekatan yang sudah disebutkan. Dengan ketiga pendekatan penilaian kinerja yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan memiliki kinerja yang bagus yang ditandai dengan kenaikan nilai MVA. Sedangkan untuk meningkatkan nilai EVA perusahaan dapat mempertimbangkan pinjaman kepada institusi yang menawarkan bunga yang lebih kecil sehingga bisa mengurangi nilai cost of debt . Selain itu perusahaan juga sebaiknya menurunkan nilai cost of equity, dengan cara menurunkan nilai beta perusahaan
Performance appraisal needs to be done to evaluate the success of the company's goals. Several approaches to assessing financial performance include Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA). The use of EVA and MVA approaches is done to overcome the shortcomings of the ROE approach, where ROE does not include the cost of capital factor for measuring whether the company has succeeded in creating added value for its shareholders. This writing aims to measure the financial performance of PT. Astra Argo Lestari, Tbk, and PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk in the period 2003-2007, using the three approaches already mentioned. With the three performance appraisal approaches used, it can be concluded that both companies have good performance which is indicated by an increase in MVA value. Meanwhile , to increase the EVA value , the company can consider loans to institutions that offer lower interest rates so that it can reduce the cost of debt . In addition, the company should also reduce the value of the cost of equity, by lowering the beta value of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darya M. Wirabaya
"Kejatuhan Bursa Saham di Jakarta yang ditandai dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan pada periode November - Desember 1989 menimbulkan banyak opini dikalangan pelaku Bursa dan pelaku bisnis lainnya mengenai sebab terjadinya. Salah satu opini yang timbul adalah mempertanyakan perangkat analisa yang selama ini digunakan untuk menilai performance perusahaan yang telah go-public. Saat ini ada perangkat analisa performance yang paling populer di Amerika Serikat yang disebut dengan Economic Value Added. Penulis mencoba mengaplikasikan perangkat baru ini untuk menilai performance perusahaan di bursa Jakarta. Penulis membatasi penelitian hanya pada pengenalan suatu perangkat baru yang disebut EVA. EVA digunakan untuk meng-estimasi performance perusahaan. Penulis mencoba menerapkan EVA dalam meng-estimasi performance dari 2 (dua) perusahaan tekstil yang telah go-public. Hasil estimasinya akan diperbandingkan dengan nilai aktualnya yang terjadi di pasar. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan performance dari PT. Hadtex tidak stabil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai EVA yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Sedangkan performance PT. Argo Pantes tidak baik. Hal ini ditandai dengan nilai EVA yang negatif dari tahun ke tahun. Kesimpulan yang didapat antara lain, kedua perusahaan tidak begitu baik dalam mengelola kapitalnya. Hal itu ditandai oleh return yang di dapat tidak sebanding dengan kapital yang digunakan. Di samping itu, adanya Idle capital yang cukup besar menunjukkan manajemen yang tidak baik. Secara umum performance kedua perusahaan yang diteliti menunjukkan hasil yang kurang baik. Penulis menyarankan perangkat EVA bisa saja digunakan disini. Ha nya saja harus dilakukan beberapa penyesuaian menyangkut kondisi bursa di sini. Ada baiknya EVA dijadikan dasar penentuan bonus dan incentif bagi para manajer. Bonus dan incentif diberikan atas dasar return yang dapat dihasilkannya. Hal tersebut akan merangsang manajer untuk menciptakan "value" bagi perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiyanto Pilia
"Pada karya akhir ini akan dibahas mengenai analisa fundamental untuk menilai perusahaan. Pembahasan akan dimulai dari analisa makro ekonomi dan industri. Makro ekonomi dan prediksinya, yang digunakan dalam karya akhir ¡ni berdasarkan hash analisa dan Econit, sebagai hash dan seminar mengenai prospek ekonomi Indonesia Sedangkan untuk analisa endustri digunakan konsep Michael Porter yang menjabarkan mengenai struktur dan industri tersebut. Perusahaan yang menjadi bahan pembahasan pada karya akhir ¡ni adalah PT Indofarma Tbk. Indofarma adalah perusahaan farmasi BUMN yang memimpin segmen pasar obat resep generik, dengan pangsa pasar kurang Iebih 24%. Selain itu, Indofarma juga memproduksi obat bebas (OTC), obat yang berasal dan tumbuh-tumbuhan, makanan kesehatan dan atat-alat kesehatan. Merek obat bebas produksi Indofarma yang terkenal antara lain 08H Combi Plus. lndomaag, dan Proflu. Sampai dengan penghujung tahun lalu, obat genenik menyumbangkan kurang lebih 80% dan total penjualan. Sedangkan sisanya disumbangkan oleh obat bebas dan obat tumbuhan (4%) serta alat-alat kesehatan (6%).
Awalnya obat-obat generik yang diproduksi oleh Indofarma hanya dikhususkan untuk pemerintah yang selanjutnya disalurkan ke puskesmas-puskesmas dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah. Namun sejak tahun 1989, perseroan juga menjual langsung ke publik. Oleh karena itu, kontribusi penjualan ke pemerintah terus berkurang hingga hanya sekitar 36% dan total penjualan pada akhir tahun 1999. Dari hasil analisa makro ekonomi didapatkan bahwa pasar farmasi di indonesia memberikan peluang yang besar untuk tumbuh Ditambah lagi dengan proyeksi yang ptimis akan adanya perba!kafl ekonomi pada tahun-tahun mendatang.
Sedangkan dari analisa industri farmasi di Indonesia terdapat beberapa isu penting yang akan mempengaruhi demand dan produk farmasi Indonesia. Diantaranya bahan baku dan kebijakan pemerintah Masalah bahan baku amat mempengaruhi biaya dan pèrusahaan-perusahaa,, dalam industni ini yang disebabkan hampir 80% bahan baku urituk produk obat didapat dan impon, sehìngga terdepresiasinya nilai rupiah terhadap dolar akan memperbesar biaya perijualan. Kebijakan pemerintah merigenai otonomi daerah juga mempengaruhi pendapatan Indofarma. menyebabkan dana pembelian obat-obat tersebut tidak lagi dilakukan oleh pemenintah pusat melainkan langsung ditangani oleh DATI-DATI II setempat. Bersamaan dengan desentralisasi anggaran tersebut, pemerintah juga membuka pasar obat generik tersebut yang berarti DATI Il tender pembelanjaan obat boleh diikuti oleh swasta juga, tidak hanya BUMN.
Setelah menganalisa mengenai makro ekonomi dan industni dan mendapatkan pengaruhnya terhadap demand perusahaan, analisa selanjutnya menentukan apa yang menjadi key success factor dan Indofarma dibandingkan dengan kompetitornya. Key success factor didapatkan dan Economic Value Added (EVA). Dimana key success factor perusahaan didapat dan kornponen-komponeri pembentuk EVA atau disebut juga penggerak nilai (value driver). Dan penggerak nilai EVA ¡ni dìdapatkan yang menjadi keunggulan bagi Indofarma dibandingkafl dengan perusahaan lainnya dalam industri farmasi adalah efisien yang dilakukan perusahaan. Efisiensi ¡ni terlihat terLihat dan COGS dan Selling Generar and Administrative Expense yang dimiliki lçidofarma relatif tebih efisien jika dibandingkafl dengan rata-rata kompetitornya. Kemudian dan value driver nonkeuaflgafl atau non EVA, didapatkan bahwa kunci sukses perusahaan adalah distribu& dimana Indofarma memiliki tiga anak perusahaan yang menangani distribusi.
Dari hasiI analisa makro, industri, key success factor perusahaan, ditambah dengan strategi perushaafl dan data taponan keuangari historis didaptkan proyeksi dañ balance sheet dan income statement. Yang nantinya hasH proyeksi ¡ni digunakan untuk menilai perusahaan atau valuation. Dalam valuation digunakan tiga scenario yaitu most likely, peSimistic dan optimistic. Dan ketiga scenario ini didapatkan harga per saham dan Indofarma adalah overvalue sehingga untuk keputusan investasi kurang layak untuk dibeli. Tetapi untuk meningkatkan nilai perusahaan tidak terlepas dan kinerja manajemen yang baik. Kinerja manajemen yang balk akan meningkatkafl ekspektasi investor terhadapa harga saham. Untuk ?tu diperlukan kinerja manajemen yang balk untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan metode EVA dan Komponen pembentuknya dapat ditentukan apa yang seharusnya dillakukan oleh perusahaar. Dan hasH temuan didapatkan bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan perusahaan perlu melakukan beberapa hal diantaranya; melakukan efisien produksi, menambah lisenSi memperkuat jalur distribusi dan pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S10085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Indra Laksmana
"Kinerja perusahaan adalah suatu hal utama yang menjadi perhatian para stakeholders. Banyak metode yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian kinerja ini. Begitu pula halnya dengan kinerja suatu BUMN, dalam hal ini Perum Pegadaian. Walaupun sebagai suatu BUMN yang tetap memiliki kewajiban sosial bagi masyarakat, namun Perum Pegadaian tetap mempunyai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebagai pengukuran kinerja perusahaan.
Saat ini banyak BUMN termasuk Perum Pegadaian yang menggunakan nilai pengukuran menggunakan rasio-rasio keuangan seperti Return on Assets {RDA} atau Return on Investment (ROl). Dengan pertumbuhan yang terus meningkat seiama 10 tahun terakhir, maka tidak heran akan ditemui bahwa kinerja Perum Pegadaian yang diukur melalui rasio-rasio keuangan juga akan meningkat.
Salah satu hal yang berkaitan erat dengan hasil pengukuran kinerja adalah pemberian imbalan atas hasil usaha anggota perusahaan. Selama pengukuran kinerja hanya didasarkan pada ukuran keuangan seperti yang ada dalam laporan keuangan dan dicerminkan oleh rasio-rasio keuangan yang meningkat, maka hampir dapat dipastikan bahwa segenap karyawan akan selalu menikmati reward yang baik.
Yang menjadi perhatian kita semua adalah bahwa diketahui adanya banyak keterbatasan dalam suatu laporan keuangan, diantaranya karena dalam laporan keuangan mengandung berbagai potensi distorsi yang ditimbulkan oleh standar akuntansi yang berbeda-beda. Atas dasar itulah mulai dipikirkan adanya suatu dasar penilaian kinerja yang baru, yang walaupun tetap menggunakan dasar dari laporan keuangan namun disertai dengan berbagai penyesuaian yang perlu agar diperoleh suatu nilai yang lebih dapat diandalkan.
Dengan hadirnya konsep Economic Value Added (EVA) yang dapat pula digunakan dalam menilai kinerja perusahaan, maka diharapkan bahwa penilaian kinerja perusahaan akan menjadi lebih fair. Dalam konsep EVA, kinerja suatu perusahaan dikatakan baik apabila laba usaha meningkat tetapi bukan disebabkan oleh peningkatan modal. Jika ada peningkatan modal, maka modal tersebut dapat diinvestasikan ke dalam suatu proyek yang menghasilkan pendapatan melebihi biaya modal, maka hal ini juga akan dapat meningkatkan nilai EVA. Peningkatan EVA juga dapat terjadi bila modal dialihkan dari aktivitas usaha yang tidak meliputi biaya modal.
Dan hasil penelitian atas kinerja Perum Pegadaian dengan konsep EVA ditemulan hasil bahwa untuk tahun 2002 sampai dengan 2005, nilai EVA menunjukkan nilai yang positif. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa sebenarnya perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Pada akhirnya, penelitian ini sesungguhnya ingin mencari kaitan antara kesesuaian antara standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mengukur kinerjanya dengan kondisi rill yang terjadi bila standar kinerja diukur menggunakan metode yang berbeda. Di tengah persaingan usaha yang semakin ketat, adalah bijaksana bagi perusahaan untuk mempertimbangkan metode pengukuran kinerja lain yang sesungguhnya telah umum dan digunakan bahkan oleh para pesaing usahanya.

A company's performance is the main matter concerned by the stakeholders. Many methods are applicable to assess this performance. Similarly, this is true with the performance of a state-owned company (BUMN), or the state?s pawnshop (Perum Pegadaian), in this case. Although, being a state-owned company with social liability toward the people, Perum Pegadaian has it?s own target as determined by the government, in order to measure the company's performance.
Presently, there are many BUMNs, including Perum Pegadaian, which incorporate their financial ratios as measurement value, such as ROA (Return On Assets) or ROl (Return On Investment). Through it's continuous increment of growth within the last 10 years, it's beyond doubt that some time in the future the performance of Perum Pegadaian, measured through financial ratios, will improve significantly.
One thing related very much with the result of performance measurement is the indemnity upon the efforts of the company members. As long as the performance is measured based only on the financial achievements as provided in the financial reports and reflected by the increased financial ratios, then its almost certain that all employees are going to enjoy good rewards.
What we all concern is that there found so many limitations in a financial report, some of those are because the report in question has potential distortion in it, due to different accounting standards applied. Based on this situation, a new performance evaluation base begins to be introduced where, though still based on financial reports; it's equipped with a number of adjustments needed in order to obtain more reliable values.
With the presence of EVA (Economic Value Added) concept, which is also applicable for evaluating a company's performance, it's expected that the evaluation against a company's performance will be fairer In EVA concept, a company's performance is said to be good if its profit increases not because of capital increase. When there's increment in capital, then it may be invested in a project with revenue greater than the cost of capital, and this in turn will increase the EVA value. Increment in EVA can also take place if the capital is taken back from any business activity not involving cost of capital.
Based on the study on the performance of Perum Pegadaian using the EVA concept, it 's found that for the years of 2002 until 2005, EVA values showed up positively. Out of this result, it's able to say that actually the company had succeeded create any added value.
To conclude, this study actually wants to find the relationship between the adjusted standard implemented by a company in measuring its performance and the real condition taking place, should the performance standard has been measured using a different method In the middle of keep on stricter business competition, it's wise for a company to consider another method of performance measurement generally applied and even used by its business competitors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>