Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Setiap perusahaan menginginkan agar sumber daya manusianya berperilaku positif dan dengan frekuensi yang sesering mungkin. Salah satu teori yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah reinformcement theory. Menurut teori ini, seseorang akan mengulangi perilaku positifnya bila ia mendapat konsekuensi yang menyenangkan dan tidak mengulangi perilaku negatifnya bila mendapat konsekuensi yang merugikan. Namun teori mendapat kritikan antara lain mengabaikan inteligensia manusia, mengurangi kebebasan berperilaku. Kritik lain juga berangkat dari tiga teori motivari yaitu Teori X/Y, Teori Kebutuhan dan Teori Motivator-Hygiene"
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 20-23, 2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farah El Qadriani
"Banyaknya tuntutan akademis mahasiswa dapat memunculkan rasa malas untuk segera memulai mengerjakan maupun menyelesaikannya. Menunda untuk segera mengerjakan tugas akademis disebut dengan prokrastinasi akademis. Dari berbagai faktor penyebab, penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh faktor kepribadian Big Fivedan self-efficacy for self-regulated learning SESRL terhadap perilaku prokrastinasi akademis pada mahasiswa Universitas Indonesia. Instrumen yang akan digunakan adalah Academic Procrastination Scale APS oleh McCloskey dan Scielzo 2015 untuk mengukur prokrastinasi akademis, Mini International Personality Item Pool ndash; Five Factor Model Mini-IPIP oleh Donnellan, Oswald, Baird, dan Lucas 2006 untuk mengukur faktor kepribadian Big Five, dan Self-Efficacy for Self-Regulated Learning Scale SESRLC oleh Gredler dan Schwartz 1997 untuk mengukur SESRL. Partisipan penelitian berjumlah 400 mahasiswa Universitas Indonesia 310 perempuan, 90 laki-laki: M= 20.14.
Melalui teknik statistik multiple regression, diketahui bahwa faktor kepribadian conscientiousness, extraversion, opennessto experience dan SESRL berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademis R2= 0.339, F 1,400 = 35.178, p< 0.05 . Di sisi lain, faktor kepribadian neuroticism dan agreeableness ditemukan tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki disiplin diri yang tinggi dan yakin untuk mampu melakukan regulasi diri memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan prokrastinasi akademis, sedangkan individu yang mudah terdistraksi oleh kegiatan bersosialisasi atau mudah terdistraksi untuk melakukan kegiatan yang baru ditemukan mudah menunda tugas akademisnya. Hasil penelitian memperkuat argumentasi pentingnya mahasiswa untuk beradaptasi dengan kehidupan akademis sesuai dengan kepribadiannya dan yakin akan kemampuannya untuk dapat melakukan regulasi diri dalam proses pembelajaran agar menghindari dari perilaku prokrastinasi akademis.

The number of academic tasks can make students reluctant to immediately start working on and finish the tasks. The phenomenon of postponement of academic task is called academic procrastination. From various factors, this research aims to discover the effect of Big Five personality factors and self efficacy for self regulated learning SESRL on academic procrastination in University of Indonesia rsquo s student. The instruments used are the Academic Procrastination Scale APS by McCloskey and Scielzo 2015 to measure academic procrastination, Mini International Personality Item Pools Five Factor Models Mini IPIP by Donnellan, Oswald, Baird, and Lucas 2006 to measure Big Five personality factors, and Self Efficacy for Self Regulated Learning Scale SESRLC constructed by Gredler and Schwartz 1997 to measure SESRL. The study participants amounted to 400 students 310 women, 90 men M 20.14.
The statistical techniques multiple regression indicated that conscientiousness, extraversion, openness to experience and SESRL have a significant effect on academic procrastination R2 0.339, F 1,400 35.178, p 0.05 . On the other hand, neuroticism and agreeableness found to have no significant effect. Individuals who have high self discipline and are confident to be able to self regulate have a lower tendency to procrastinate their academic tasks, whereas individuals who are easily distracted by socializing or with new activities to perform will easily delay their academic assignment. This study strengthens the importance for students to adapt to academic life in accordance with their personality and to be confident of their ability to self regulate their learning process to avoid academic procrastination.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Marisdianti
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kepribadian tangguh terhadap perilaku kerja inovatif pada karyawan perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang manufaktur kapal. Sebagai BUMN, perusahaan X memiliki peranan penting untuk mendukung program kerja pemerintah, inovasi diperlukan agar dapat memproduksi barang secara efisien dengan kualitas terbaik. Terdapat 135 responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Skala Perilaku Kerja inovatif 2000 dan Dispositional Resilience Scale-15 2007. Teknik Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah simple regression. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepribadian tangguh berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerja inovatif R2=0.16, F 1,133 =26.44.

This study was conducted to investigate the influence of hardiness personality towards innovative work behavior on employee of shipping manufacture BUMN. There were 135 respondents in this study. As a BUMN, company X has an important role to support the government work program, innovation is needed in order to produce goods efficiently with the best quality.
This research is a quantitative research that using Innovative Work Behavior Scale 2000 and Dispositional Resilience Scale 15 2007. The analysis technique used in this study is simple regression. The result shows that there was a positive and significant influence of hardiness personality towards innovative work behavior on employee of shipping manufacture BUMN R2 0.16, F 1,133 26.44.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S69390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Asri Nurahma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan self-related work commitment sebagai variabel moderator pada hubungan antara trait kepribadian Machiavellianisme dan perilaku kerja inovatif. Data diperoleh dari 196 karyawan di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif dan dianalisis menggunakan teknik analisis statistik regresi dengan program Macro Hayes PROCESS dalam SPSS Statistics 22. Skala perilaku kerja inovatif dari Janssen 2000 yang telah diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk 2014 ?=0.82 digunakan untuk mengukur perilaku inovatif di tempat kerja, Machiavellian Personality Scale yang diadaptasi dari Dahling dkk 2009 ?=0.89 digunakan untuk mengukur kecenderungan trait kepribadian Machiavellianisme, dan alat ukur Employee Commitment yang diadaptasi dari Zettler dkk 2011 ?=0.94 digunakan untuk mengukur self-related work commitment. Analisis moderasi menunjukkan bahwa self-related work commitment tidak dapat berperan sebagai moderator yang memperkuat hubungan antara trait kepribadian Machiavellianisme dan perilaku kerja inovatif. Implikasi secara teoretis dan praktis akan dibahas dalam penelitian ini.

This study aims to determine the moderating role of self related work commitment on the relationship between Machiavellianism personality trait and Innovative Work Behavior. Data were collected among 196 employees from various creative industry companies and were analyzed using statistical regression analysis technique with Hayes PROCESS Macro program on SPSS Statistics 22. Innovative Work Behavior Scale from Janssen 2000 that has been adapted by Etikariena and Muluk 2014 was used 0.82 to measure innovative behavior in the workplace, Machiavellian Personality Scale from Dahling dkk 2009 was used to measure Machiavellianism personality trait 0.89, and Employee Commitment from Zettler dkk 2011 was used to measure self related work commitment 0.94. Moderation analysis showed that self related work commitment have no significant role on enhancing the positive relationship between Machiavellianism and Innovative Work Behavior. Theoretical and practical implications were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Marihot B.
"Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja tenaga paramedis di RSUD X. Selain itu, juga untuk mengetahui tinglat kepuasan kerja tenaga paramedis RSUD X, mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik individual tenaga paramedis di RSUD X, dan mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik kerja tenaga paramedis di RSUD X.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenaga paramedis di RSUD X umumnya merasa puas dalam melakukan pekerjaannya. Adapun perbedaan karakteristik individu dan adanya perbedaan karakteristik pekerjaan tidak selalu diikuti oleh adanya perbedaan kepuasan kerja. Perbedaan pemenuhan kebutuhan yang bermakna lebih banyak tampak pada perbedaan karakteristik individu dibandingkan dengan perbedaan karateristik pekerjaan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd. Idris Ibrahim
"Pemberian biaya Jasa Medik kepada petugas Rumah Sakit Pemerintah merupakan satu kebijaksanaan baru yang tertuang di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 68/Men.Kes/SK/II/1987, tanggal 6 Februari 1987 tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah. Biaya JM adalah suatu insentif dalam bentuk uang yang bersumber dari penghasilan rumah sakit, dan dibagikan kepada pegawai pemberian biaya JM adalah untuk meningkatkan motivasi menimbulkan dorongan semangat dan kegairahan kerja, akan mengurangi kelesuan dan rendahnya produktivitas Biaya JH menjadi tambahan penghasilan petugas rumah sakit dalam situasi gaji pegawai negeri yang cukup rendah di Indonesia.
Penerapan kebijaksanaan biaya JM di RSU Pasar Rebo, Jakarta, didasarkan pada keputusan Gubernur DKI Jakarta, yang berlaku bagi semua RSU Daerah Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Jumlah biaya JM dapat dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tidak ada bagian biaya JM yang ditahan di Kas Daerah. Pengaturan pembagian di RSU Pasar Rebo didasarkan pada penilaian pekerjaan dengan sisten angka atau sistem nilai terhadap pegawai. Faktor-faktor tertentu dinilai dengan standar bobot yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian biaya JM berpengaruh dan bermanfaat terhadap peningkatan motivasi kerja; disamping itu untuk mengetahui hubungan antara-kepuasan kerja, prestasi kerja dan beberapa karakteristik tertentu dari tenaga paramedis perawatan terhadap motivasi; serta untuk memperoleh tanggapan dan saran pegawai mengenai kebijaksanaan pemberian biaya JM.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang dilanjutkan dengan analisis hubungan antar variabel. Penelusuran variabel secara cross-sectional.
Analisis data dengan menggunakan metode statistik nonparametrik, karena skala pengukuran yang dipakai adalah skala ordinal. Dilakukan analisis frekuensi dan persentase serta statistik deskriptif dari berbagai variabel.
Uji statistik mengenai hubungan antar variabel yang diteliti dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat, disertai Phi statistik atau Cramer's V, serta koefisien kontingensi. Koefisien korelasi-ranking Spearman, rs, dipergunakan dalam menghitung keeratan hubungan yang lebih jelas antara variabel yang dinyatakan berhubungan oleh uji Chi-Kuadrat.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemberian biaya JM nempengaruhi motivasi kerja tenaga paramedis perawatan dengan keeratan hubungan pada derajat sedang sampai baik. Dengan demikian kebijaksanaan pemberian biaya JM yang ditetapkan dalam Keputusan Tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah bermanfaat untuk meningkatkan motivasi kerja. Antara beberapa karakteristik tenaga, kepuasan kerja ataupun prestasi kerja, ternyata tidak ada hubungan dengan motivasi.
Saran-saran yang diajukan ialah agar kebijaksanaan ini dapat diteruskan; dasar pembagian dalam keputusan tentang Pola Tarip RS Pemerintah supaya ditinjau kembali; bagian biaya JM dari penghasilan RS agar dibenarkan untuk dibagi langsung oleh Direktur tanpa harus menyetor dulu ke Kas Daerah; atau biaya JM dibenarkan untuk dianggarkan dalam APBD; serta sistem pengaturan pembagian dengan penilaian pekerjaan dapat diteruskan dengan menambah beberapa faktor yang dinilai."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Elitasari Tjipsastra
"Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. Salah satu usaha pemerintah menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar adalah mendirikan panti sosial yang salah satunya adalah panti asuhan.
Mengingat bahwa panti asuhan dengan sistem asrama, di mana anak asuh dikelompokkan dalam jumlah besar dengan hanya satu atau beberapa petugas yang bertindak sebagai bapak/ibu pengaruh. Serta kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Kiranya hal tersebut mempengaruhi perkembangan anak asuh dan berdampak tertentu pada anak-anak panti asuhan, yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan dari anak-anak yang diasuh dalam keluarga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara anak-anak panti asuhan dan anak yang diasuh dalam keluarga dalam konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi belajar serta apakah terdapat hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Melalui kajian teoritis mengenai panti asuhan, masa remaja, konsep diri, motivasi berprestasi, pengaruh keluarga terhadap konsep diri dan motivasi berprestasi serta prestasi belajar, diajukan 6 hipotesis yang dijui pada 60 orang sampel yang terdiri dari 30 anak yatim piatu dan 30 anak yang diasuh dalam keluarga.
Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri, motivasi berprestasi serta prestasi belajar anak-anak panti asuhan dengan anak-anak yang diasuh dalam keluarga. Serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar, juga tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar serta tidak ada hubungan yang signifikan pula antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Penemuan terpenting dari hasil penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi dan hubungan yang signifikan pula antara inteligensi dengan prestasi belajar. Setelah hasil penelitian ini didiskusikan, tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini serta saran-saran praktis bagi para pengasuh anak/para orangtua mengenai pentingnya kebutuhan akan konsep diri yang positif agar seorang anak termotivasi berprestasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T9140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Septikawati
"Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas, petugas pengelola obat diharapkan dapat bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan obat kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan permintaan obat. Hasil evaluasi Bidang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Tahun 2006, menunjukkan kinerja petugas pengelola obat di Puskesmas selama ini masih rendah. Ada faktor yang dominan yang mempengaruhi kinerja, faktor tersebut adalah motivasi kerja. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan oleh beberapa peneliti kinerja sebelumnya.
Pada penelitian ini penulis menganalisis hubungan antara faktor individu dan faktor kontekstual dengan motivasi kerja petugas pengelola obat di Puskesmas yang dilihat clan 5 dimensi yaitu penghargaan, pengembangan di.ri, tanggung jawab, prestasi kerja dan hubungan interpersonal.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner dan wawancara (indepth interview) untuk menambah informasi pada penelitian.
Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis membuktikan bahwa status perkawinan dan persepsi terhadap kepemimpinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan motivasi kerja.Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja adalah persepsi terhadap kepemimpinan dan pada 5 dhnensi, dimensi pengembangan diri merupakan dimensi yang paling menonjol dibandingkan ke 4 dimensi lainnya. Hasil analisis kualitatif memberikan persepsi tentang kepemimpinan, sistem imbalan dan supervisi yang menyebabkan motivasi rendah, yaitu perilaku kepemimpinan yang kurang efektif, sistem imbalan tidak sesuai dengan harapan karyawan dan supervisi yang tidak efektif dalam memberikan motivasi kerja pada karyawan.
Kesimpulan utama pada penelitian ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi motivasi kerja petugas pengelola obat Puskesmas yaitu faktor kepemimpinan. Pada dimensi pengembangan dui, petugas pengelola that perlu lebih diperhatikan lagi, terutama untuk mendapatkan peningkatan sumber daya manusia kesehatan yang berkompeten dan profesional. Oleh karena itu, disarankan perlu diadakan pelatihan, pendidikan/pembinaan kepemimpinan untuk para. pimpinan sehingga diharapkan dapat menjadi manajer yang efektif dan dapat memberikan motivasi kerja secara tepat kepada karyawannya. Untuk Bidang farmasi, diharapkan dapat mengadakan pelatihan khusus tentang pengelolaan obat yang meliputi pelaksanaan dan penyusunan perencanaan obat, penyimpanan obat-obatan (fisik, sarana penyimpanan, tata cars penyimpanan, pencatatan dan pelaporan), pelayanan that dan penyimpanan arsip di Puskesmas bagi petugas pengelola obat Puskesmas untuk pengembangan sumber daya manusianya, mengingat 50,375% petugas pengelola obat di Puskesmas dasar pendidikannya bukan dari farmasi.

The performance of Drug Officer in Public Health Center is still low so fay it is showed from the evaluation result of Pharmacy division of Tasikmalaya Health Departement 2006. The performance is dominant influenced by working motivation. It has been proved by scientific researches which has been done by a Iot of previous researchcers of working performance.
So, this research is analized relationship between factors and contectual factor with working motivation of Drug Officer of Public Health Center, which can be seen from five (5) dimension. They are : respect, self developing, responsibility, working prestation and interpersonal relation.
This research is observasional research by cross sectional method. The method which used in collecting data are questioner and indepth interview to take more information.
The analizing of data is done by univariat, bivariat and multivariat analising. It has been proved by analizing result, that marriage status and perception toward the leadership had the main relationship with working motivation. Working motivation variable is more dominant influenced by the leadership perception and on five (5) dimension, self developing dimension is more apparent dimension than other four (4) dimension. Qualitative analizing result is developed by indefth interview about perception toward the leadership, insentive system and supervision, so it is knew that the low working motivation is influenced by attitude of leadership is not effective, insentive system is not Iike the Drug Officer hoped and supervision is not effect to give working motivation for Drug Officer.
The main conclution of this research is the working motivation variable of Dug Officer in Public Health Center is influenced by leadership factor. On the self developing dimension, Drug Officer need to be more paid attention, more offer to improve the competent and profesionalism of health human resource, there for it is suggested to be held the trainning, leadership educational and contruction for the chi so it is hoped to be effective manager and can be give the right working motivation to Drug Officer. And it is need to be held the special training for the Drug Officer of Public Health Center about planning of drug, saving of drug, services of drug and document saving to develope the human resource. It is because 50,375% of the education of Drug Officer of Pulic Health Center is not from Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah (Bai RuindraI
Ciputat: Dompet Dhuafa, 2015
153.8 UBA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>