Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmansyah
"Kebijakan pelayanan kesehatan dasar Puskesmas gratis di Kota Medan telah memasuki tahun kelima. Dalam masa tahun lima tahun pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan dasar gratis tentunya perlu dikaji keberhasilan kebijakan ini dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu bagi penduduk Kota Medan. Pelayanan kesehatan yang bermutu harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau pasien antara lain pelayanan dilaksanakan dengan sopan santun, tepat waktu, sesuai dengan budaya setempat dan terjangkau dengan kemampuan ekonomi masyarakat serta efektif menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Apabila kebutuhan terhadap pelayanan bermutu ini terpenuhi maka pasien atau masyarakat akan merasa puas dan pada akhirnya meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Puskesmas Glugur Darat dan Darussalam dalam pelayanan kesehatan dasar gratis di Puskesmas Tahun 2005. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Wawancara terhadap responden pengunjung puskesmas dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam terhadap informan kepala Puskesmas dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Variabel terikat adalah kepuasan pengunjung yang meliputi dimensi reliability, responsiveness, empathy, assurance dan tangible, sedangkan variabel babas adalah karakteristik pengunjung dan frekuensi kunjungan. Karakteristik pengunjung meliputi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Analisis dilakukan dengan chi square dan regresi logistik gander. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pengunjung di Puskesmas Darussalam adalah 37% sedangkan tingkat kepuasan pengunjung di Puskesmas Glugur Darat adalah 32%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan, pekerjaan dan penghasilan serta frekuensi kunjungan ke puskesmas dengan kepuasan pengunjung.
Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan frekuensi kunjungan ke Puskesmas dengan kepuasan pengunjung di Puskesmas Glugur Darat dan Darussalam. Diperlukan upaya antisipasi sedini mungkin dalam meningkatkan kepuasan pengunjung Puskesmas melalui upaya peningkatan kinerja seluruh staf dan pimpinan Puskesmas dengan dukungan dana, sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan puskesmas dari Pemerintah Kota Medan sehingga Kebijakan Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis di Puskesmas Kota Medan dapat tercapai secara optimal.

Free Puskesmas basic health service in Medan City after fifth year. In five year of free basic health services policy execution, perhaps the success of this policy in improving health service that achievable and certifiable for Medan City society need to studied. Certifiable health service has to fulfill public needs and patient, for example service done with well mannered, time precise, appropriate with local culture, achievable for public economies and effective in curing diseases. If needs for this certifiable service fulfilled, the patient and public will satisfy and finally improving health service exploiting.
This research aim is to analyze visitor satisfaction rate of Puskesmas Glugur Darat and Darussalam in free basic health service in Puskesmas year 2005. Data gathering do by interview and observation. Interview to Puskesmas visitor as the respondent is using questioner and circumstantial interview to Puskesmas chief informant is using interview manual. Bonded variable is visitor satisfaction that included reliability, responsiveness, empathy assurance and tangible, while free variable is visitor characteristic and visit frequency. Visitor characteristic is education, job and earnings. Analysis does by chi-square and double logistic regression.
Research result shows visitor satisfaction rate in Puskesmas Darussalam is 37% while visitor satisfaction in Puskesmas Glugur Darat is 32%. Bivariate analysis shows connection between education, job and earnings and visit frequency to puskesmas with visitor satisfaction. Multivariate analysis result shows connection between education level and visit frequency to Puskesmas with visitor satisfaction in Puskesmas Glugur Darat and Darussalam. Need effort to anticipate earlier in improving Puskesmas visitor satisfaction through performance improving from entire Puskesmas staff and chief with financial support, medium and pre-medium suited with Puskesmas needs from Medan City Government so that Free Basic Health Service in Puskesmas Medan City can achieved optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting Suka, Made
"Dalam menghadapi era globalisasi, peran lembaga riset seperti Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) sebagai salah satu institusi yang juga bergerak dalam bidang pelayanan jasa teknis (PTT) akan menjadi semakin penting, disebabkan berbagai produk yang dihasilkan oleh industri dituntut untuk dapat memenuhi berbagai persyaratan baik itu secara nasional maupun internasional. Tuntutan itu bukan saja berasal dari suatu negara, tetapi disebabkan oleh semakin tingginya kesadaran dari masyarakat dan tersedianya berbagai pilihan dari suatu produk, sehingga masyarakat dapat menentukan pilihan yang baik dan juga ekonomis. Dalam menghadapi era globalisasi ini, maka Balai Besar Kimia dan Kemasan dituntut dapat terus meningkatkan kemampuan pelayanan jasa teknisnya melalui proses pembelajaran, agar dapat mengantisipasi tuntutan dari industri-industri sebagai pengguna pelayanan jasa teknis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan persepsi pelanggan terhadap kemampuan pelayanan jasa teknis (PJT) Balai Besar Kimia dan Kemasan, menggambarkan harapan pelanggan terhadap kemampuan pelayanan jasa teknis (PJT} yang diberikan Balai Besar Kimia dan Kemasan, mengetahui persepsi karyawan terhadap proses pembelajaran yang selama ini dilakukan untuk menjamin kepuasan pelanggan, serta menjelaskan pembelajaran yang sesuai dalam menentukan strategi peningkatan kemampuan pelayanan jasa teknis untuk menjamin kepuasan pelanggan di Balai Besar Kimia dan Kemasan. Kemampuan pelayanan jasa teknis (PJT) Balai Besar Kimia dan Kemasan diukur dengan menggunakan perspektif pelanggan berdasarkan persepsi dan harapan pelanggan dengan melihat tingkat aspek kepuasan pelanggan, yaitu: tangiblity, reliability, responsiveness, assurance, don empathy. Data diolah dengan menggunakan analisa deskriptif, dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan untuk proses pembelajaran di BBKK, adalah dengan melihat style (model) dan faktor pendorong yang memudahkan atau mempersulit terjadinya proses pembelajaran, dengan menggunakan analisa faktor dan bantuan software SPSS versi 12. Dari hasil analisa terhadap strategi peningkatan kemampuan pelayanan jasa teknis untuk menjamin kepuasan pelanggan melalui proses pembelajaran di BBKK, yang diukur dengan menggunakan persepsi dan harapan pelanggan diperoleh persepsi terendah yang terdapat pada BBKK sangat tanggap dan mampu memberikan pelayanan yang Saudara butuhkan (terdapat pada dimensi responsiveness), sedangkan harapan pelanggan yang tertinggi adalah penjelasan dari karyawan BBKK tentang informasi pelayanan jasa teknis apa saja yang bisa dilayani dan besarnya biaya layanan yang dikenakan (terdapat pada dimensi emphaty). Untuk lima (5) dimensi aspek kepuasan pelanggan maka , skor persepsi rata-rata tertinggi adalah terletak pada dimensi tangibility. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya style pembelajaran di BBKK menurut persepsi karyawan BBKK yaitu faktor Knowledge Acquisition merupakan faktor yang memberikan pengaruh tertinggi, kemudian diikuti oleh faktor Knowledge Sharing, dan yang terendah adalah Knowledge Utilization. Sedangkan faktor pendorong yang dapat memudahkan terjadinya pembelajaran di BBKK, dipengaruhi oleh System Perspective, Continuous Education, Scanning Imperative, Involved Leadership. Proses pembelajaran yang digunakan sebagai strategi peningkatan kemampuan pelayanan jasa teknis untuk menjamin kepuasan pelanggan dalam mengatasi kesenjangan yang terjadi antara persepsi dan harapan dan para pelanggan di BBKK adalah dengan jalan terus mengembangkan model pembelajaran yang terdapat pada faktor Knowledge Acquisition, jugs dengan lebih memfokuskan dan mengembangkan model pembelajaran yang ada pada faktor Knowledge Utilization dengan memperhatikan indikator value-chain focus dan skill development yaitu dengan menjaga keseimbangan terhadap penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan aktifitas pelayanan maupun penjualan (value-chain focus) begitu juga terhadap pengembangan keterampilan individu maupun keterampilan kelompok (skill development) dan juga terhadap faktor Knowledge Sharing. Sementara untuk empat faktor pendorong seperti system perspective, continous education, scanning imperative, dan involved leadership agar terus dipertahankan dan dikembangkan. Namun faktor pendorong seperti performance gap dan concern for measurement perlu untuk ditingkatkan, agar kemajuan organisasi selalu dapat dipantau.

In facing the globalization era the roles of research center like the center of chemical and packaging (or known as BBKK) as one of the institutions that also played in technical service provision. BBKK would become increasingly important due to various products produced by the industry demanded to be able to meet various requirements either at national and international level. The demands did not only come from a country, but also caused by the increase in society awareness and the availability of various alternatives of certain products. Therefore the society was able to make wise choices and also economical. In facing the globalization, BBKK was continuously demanded to improve the technical services through the Learning process in order to be able to anticipate the demands of the industries as the users of the technical services provision. The purpose of the research was to elaborate the customer perception towards the ability of the technical service provision (1) BBKK portrayed the customers expectations towards the ability of technical service provision that were provided by BBKK, (2) knowing the staff perceptions towards the Learning process that had been done all this time to ensure the customers satisfaction, (3) elaborating appropriate teaming in determining the improvement strategy of the technical service provision capacity to ensure the customer satisfaction in BBKK. The capacity of technical service provision, BBKK was measured using the customers' perspectives based on the customer perceptions and expectations through looking at the following customers satisfaction: tangibility, reliability, and responsiveness, assurance, and empathy. Data were processed using descriptive analysis with Likerts scales. As for the learning process in BBKK it was done by looking at the styles or model and supporting factors that simplified or complicated the occurrence of learning process using factor analysis and SPSS version 12 software. From the results of the analysis towards the strategy of capacity improvement of providing technical services to ensure the customers satisfaction through learning process in BBKK, that was measured with the customers perceptions and expectations, obtained the lowest perceptions in BBKK i.e., very responsive and was able to provide services needed (in the responsiveness dimension), as for the highest customers expectation was the elaboration from the staff of BBKK on the information of technical service provision such as what services were provided and how much money should they pay for such service (in the empathy dimension). For five dimensions of customers? satisfaction aspects an average high score of perception was laid on the tangibility dimension. As for the factors influencing the form of the styles of learning in BBKK according to the staff perceptions i.e., knowledge acquisition factor had the highest influence, then it was followed by knowledge sharing factor, and the lowest one was knowledge utilization. As for the supporting factors that could simplify the occurrence of learning in BBKK were influenced by the perception system, continuous education, scanning imperative, involved leadership. The learning process used as the improvement strategy of technical service provision to ensure the customer satisfaction in handling the gap between the customers perceptions and expectations in BBKK, it was done by continuously developing learning models that were existed in the knowledge acquisition factor, and also by more focused and developing learning model that existed in the knowledge utilization factor by considering the value-chains indicators and skills development, i.e., by maintaining the balance towards the use and the exploitation of knowledge that was related with the services activities as well as the sale (value-chain focus) that also applied towards the development of individual or group skills (skills development) and also towards knowledge sharing factor. As for the 4 supporting factors such as perspective system, continuous education, scanning imperative and involved leadership needed to be maintained and developed. However, the supporting factors such as performance gap and concern for measurement needed to be improved so that the organizational progress could always be monitored."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulis Winurini
"PT XYZ adalah anak dari perusahaan XY yang memiliki bisnis Penyediaaan, Penyimpanan, Pengangkutan, dan Niaga produk-produk yang terkait dengan Minyak. Salah satu divisi dari PT XYZ adalah SPBU. PT XYZ tidak mendirikan SPBU melainkan melakukan kerjasama dengan pihak pendiri SPBU dalam hal pengelolaan. Adapun bisnis inti dari SPBU XYZ adalah menjual Bahan Bakar Minyak dan Gas. Oleh karena SPBU menjadi gerbang bisnis retail yang bersentuhan langsung dengan konsumen, maka kepuasan konsumen menjadi tujuan dari pelayanan SPBU.
Terpicu oleh kehadiran kompetitor yang semakin banyak, maka SPBU XYZ berusaha meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu, SPBU XYZ membutuhkan masukan dari konsumen sekaligus evaluasi untuk mengontrol kinerja pelayanan yang ada secara terus-menerus. Tidak hanya itu, SPBU XYZ perlu mengetahui posisinya di antara kompetitor. Upaya-upaya ini merupakan tindakan antisipatif SPBU XYZ untuk meningkatkan daya saing di antara kompetitor.
Solusi yang diajukan dalam Tugas Akhir ini adalah rancangan kuisioner kepuasan konsumen, adaptasi dari kuisioner SERVQUAL (Service Quality) yang dibuat oleh Parasuraman ZeithamI, Berry (1988 dalam Thongsamak, 2001). Rancangan kuisioner ini akan digunakan untuk meneliti kepuasan konsumen secara rutin. Dengan demikian SPBU XYZ dapat mengetahui jenis-jenis pelayanan mana yang masih hams ditingkatkan. Informasi ini menjadi masukan bagi SPBU XYZ untuk meningkatkan kepuasan konsumen secara berkesinambungan.
Kuisioner kepuasan konsumen didasarkan kepada asumsi dimana konsumen dapat mengevaluasi kualitas pelayanan dari suatu SPBU dengan membandingkan persepsi mereka terhadap performa pelayanan yang diterima dengan harapan mereka. Adapun dimensi yang akan diukur adalah; Tangibleness, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Sementara bentuk yang digunakan dalam SERVQUAL untuk SPBU XYZ adalah dua bentuk. Bentuk yang pertama adalah skala kepuasan konsumen yang terdiri dari skala harapan dan skala kenyataan. Skala ini tersedia untuk SPBU XYZ dan SPBU kompetitor. Bentuk kedua adalah bentuk rangking yang berupa pilihan dari atribut SPBU yang terpenting sampai paling tidak penting. Manfaat dari bentuk yang kedua adalah sebagai
pelengkap data untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut SPBU.
Dari hasiI elisitasi, diperoleh 66 pernyataan kepuasan konsumen untuk diuji coba. Namun, setelah uji coba jumlah pernyataan menjadi 37. Validitas Internal untuk tiap-tiap dimensi skala kenyataan berkisar dari 0,598 (cukup tinggi) hingga 0, 960 (sangat tinggi), sedangkan Validitas Internal untuk tiap-tiap dimensi skala harapan berkisar dad 0,746 (tinggi ) hingga 0, 946 (sangat tinggi). Sementara Reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi skala kenyataan berkisar dari 0, 4027 (tidak reliabel) hingga 0, 8648 (reliabel), sedangkan Reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi skala harapan berkisar dad 0, 4382 (tidak reliabel) hingga 0, 8988 (reliabel)."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo
"Dengan semakin banyaknya tempat perawatan dan perbaikan printer Hewlett Packard yang dibuka selama tiga tahun terakhir ini, menjadikan persaingan diantara pemain yang ada di pasar tersebut semakin ketat. Selain itu adanya kebijaksanaan dari produsen Hewlett Packard (HP) yang menutup akses sebagian spare part printer terutama jenis printer low-end dan memberlakukan program trade-in pada printer jenis tersebut, tentu sangat memberatkan bagi dunia bisnis jasa perawatan dan perbaikan printer ini. PT XYZ sebagai Authorized Service provider juga merasakan dampak negatif dari kondisi diatas. Dampak negatif ini terutama mempengaruhi kelangsungan bisnis divisi workshop. Kebimbangan pihak manajemen dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat terhadap bisnis workshopnya memang bisa dipahami. Opsi untuk menutup divisi workshop atau malahan mengembangkan secara agresif dengan tujuan bisa memonopoli bisnis ini adalah merupakan pilihan yang tidak mudah. Berbagai pertimbangan hendaknya bisa lebih dicermati. Potensi pasar yang ada dan perkiraan pertumbuhannya merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan. Sumber pendapatan workshop mana saja yang potensi juga perlu diketahui.
Untuk dapat mengambil kebijaksanaan terhadap divisi workshop PT XYZ tentunya bukan merupakan hal yang mudah. Untuk itu penulis berusaha mencoba mengevaluai dan menganalisa berbagai aspek, yang mana nantinya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijaksanaan penanganan divisi workshop. Dalam meneliti dan menganalisa berbagai aspek yang ada, penulis membagi permasalahan ini menjadi tiga bagian. Pertama, menganalisa apakah pasar jasa service printer HP yang ada dan prediksi pertumbuhannya masih potensi. Kedua, meneliti adakah segmen pelanggan workshop yang lebih perlu dikembangkan. Dan yang ketiga, jika ternyata pasar jasa service masih potensi maka penulis mencoba memberi berbagai masukan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan proses service delivery workshop guna mendukung upaya pengembangan pelanggan. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberi masukan berbagai temuan dan beberapa opsi yang bisa diambil untuk menangani divisi workshop kepada pihak manajemen PT XYZ.
Dari penelitian dan analisis yang penulis lakukan terhadap potensi pasar jasa perawatan dan perbaikan printer HP pada tahun 2006 dan perkiraan pertumbuhannya pada tahun 2007, temyata menunjukan adanya potensi pasar yang berkembang cukup bagus. Walaupun pasar jasa perawatan dan perbaikan ini memiliki perkiraan pertumbuhan yang cukup bagus, namum jika dilihat dari besarnya nilai rupiah pasar tersebut temyata tidak cukup besar sehingga kurang menarik.
Di sisi lain penelitian terhadap PT XYZ menunjukan bahwa selama perjalan bisnisnya tidak pemah mengalami gejolak yang berarti walaupun terkena dampak resesi ekonomi yang berkepanjangan. Pendapatan PT XYZ diperoleh dari keempat divisi, yaitu maintenance contract (MC), spare part, project dan workshop. Divisi maintenance contract memberi kontribusi pendapatan yang paling besar terhadap keseiuruhan pendapatan PT XYZ dan kontribusi terkecil berasal dari divisi project dan workshop. Walaupun kontribusi divisi workshop terhadap pendapatan keseluruhan PT XYZ relatif kecil dibanding divisi lainya, namun divisi ini tidak pernah merugi sepanjang perjalananya.
Penelitian juga dilakukan terhadap pelanggan workshop PT XYZ yang dikelompokkan menjadi pelanggan bisnis dan pelanggan perorangan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelanggan bisnis memiliki proporsi lebih besar dari pada pelanggan perorangan terhadap jumlah barang yang diperbaiki di workshop. Selain itu pelanggan bisnis temyata juga memberi kontribusi pendapatan dan profit margin yang lebih besar dibanding pelanggan perorangan terhadap pendapatan workshop. Dari hasil survey kepuasan pelanggan workshop yang penulis lakukan, menunjukkan adanya gap yang paling besar terjadi pada dimensi tangibles dan dimensi reliability. Hal ini menunujukkan masih adanya perbedaan yang masih cukup besar antara proses service delivery yang diberikan workshop PT XYZ dengan harapan pelanggannya. Hasil survey juga menunjukkan bahwa tingkat prioritas dimensi reliability mendapat prioritas utama bagi pelanggan jika dibandingkan dengan dimensi lainnya (tangibles, responsiveness, assurance dan empathy). Hasil temuan ini sangat berguna bagi usaha peningkatan mutt service delivey workshop PT. XYZ. Dart basil analisa ini penulis akhirnya dapat memberikan beberapa opsi dalam menangani workshop PT XYZ.
Untuk menangani workshop PT XYZ ada beberapa opsi yang bisa dipilih yaitu workshop dikembangkan secara agresif atau di bubarkan saja. Sedangkan opsi yang ketiga ialah mengembangkan workshop secara moderat. Pengembangan secara agresif dan pembubaran divisi workshop temyata bisa menimbulkan banyak dampak negatif. Selain itu akan nampak lucu bila PT XYZ yang ditunjuk sebagai tempat perawatan dan perbaikan resmi HP tidak memiliki bagian (devisi) yang bisa menerima barang HP rusak untuk diperbaiki.
Selain pertimbangan dari sisi nilai rupiah, ternyata workshop juga mempunyai nilai strategis lainnya yang bisa dipertimbangkan, salah satunya ialah sebagai pintu masuknya pelanggan untuk menjalin kerjasama maintenance contract. Perin diingat kembali bahwa maintenance contract ini merupakan divisi dart PT YXZ yang memiliki kontribusi pendapatan dan profit margin paling tinggi terhadap keseluruhan pendapatan PT XYZ. Untuk itu penulis menyarakan kepada pihak manajemen PT XYZ agar memiiih-opsi ketiga yaitu menangani workshop secara moderat.
Agar bisa mengembangakan workshop secara moderat bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan yang diberikan workshop. Peningkatan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan ini hams membertimbangkan berbagai aspek, diantaranya ialah persepsi dan ekspektasi pelanggan workshop. Untuk mengetahui sejauh rnana persepsi dan ekspektasi pelanggan terhadap jasa perawatan dan perbaikan workshop yang telah mereka terima, penulis melakukan survey persepsi dan ekspektasi pelanggan workshop PT XYZ. Dari hasil survey ini akan diperoleh banyak masukan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mute pelayanan jasa workshop.
Dari hasil penelitian ini, akhimya penulis dapat menyimpulkan bahwa potensi perturnbuhan pasar jasa perawatan dan perbaikan printer HP masih cukup baik, namun nilai rupiahnya kecil sehingga kurang menarik dalam pengembangan bisnis secara besar-besaran. Penanganan workshop sebaiknya dilakukan secara moderat, salah satunya dengan cara meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan printer di workshop, perlu mempertimbangkan berbagai temuan dari hasil penelitian dan masukan dari pelanggan workshop serta lebih fokus pada segmen pelanggan bisnis.

The effect of some service center were opened in the last three years ago, makes market competition was harder than before. The Policy of Hewlett Packard (HP) did not support low-end printer's spare part any more is big problem for HP Authorized Service Provider (ASP). The effect of this policy, HP ASP does not have any spare part to repair low-end printer HP. Another Producer HP's policy is decision for running program trade-in for broken low-end printer HP with new one in similar level. These two HP's policies make bad condition for business service as HP authorized service provider.
PT XYZ's business as HP authorized service provider was influenced by this condition. PT XYZ's business was not as good as before, especially for workshop division. The growth of workshop's business always slows down smoothly. We can understand that decision making for handle workshop business is not easy. There are some options for handle workshop's business. Closing workshop division or focus in developing workshop business in order to be market leader is not easy decision. There are some factors have to be understood and analyzing. Market potential and its growth is importance to be known. Which one of customer workshop segment more potential to be improved is something shall be remembered.
In this condition to find a good decision to handle workshop's business is not simple. I try to observe and analyze some factors in order to more understand the all basic problems and tray find out something as basic decision maker for workshop's business. In order to make our analyzing is easier to be understood, I try to discuss this problem into three groups. First, to analyze HP printer service market and how it's market growth. Second, to analyze customer base workshop PT XYZ, are there any customers segment more importance to be developed?
Third, if the market is potential I will tray to give some option to support improving quality service delivery workshop. The goal of this observation is giving importance information fording from this observation and analysis to PT XYZ management and gives some options that can be used to handle workshop's business.
By observation and analyzing about HP printer service market in 2006 and market growth prediction in 2007, I found that there was good potential market growth. But if we see the value of the money from HP printer service market is not big enough for developing business service workshop. On the other hand, observation and analysis to PT XYZ service business shown that there was not big problem even though there is some economics recession for long time. PT XYZ revenue was derived from its four divisions (maintenance contract service division, spare part division, project division and workshop division). Maintenance contract service division (MC division) gives the best contribution for all PT XYZ revenue and workshop division gives little contribution for all PT XYZ revenue. Even though workshop division gives only a little contribution to all company revenue, but business workshop never get loss profit as long as its business running. On the other hand workshop division has another good strategies value for company service business. Another strategic value workshop division is as start point for customer excess in making business relation with maintenance contract service division. As we know that MC division has the best revenue and profit margin for all company revenue.
I also analysis and observe workshop's customer. I distinguish workshop's customers into two groups. The groups are business customer and individual customer. The result of observation and analysis workshop customers shown that business customer has bigger proportion than individual customer has. Business customer also gives bigger contribution revenue and profit margin for workshop revenue than individual customer. From the finding of this observation and analysis, I can give some options for handling workshop business PT XYZ. There are some options for handling workshop business. The options are closing workshop division or to develop workshop division aggressively. The other option is improving business workshop as moderate as possible. Option to close workshop division has many negative effects. It looks like funny if PT XYZ as HP Authorized Service Provider does not have division which able to receive service printer form customers. The other reason, there is obligation form producer HP that company as HP authorized service provider has service division in order to receive broken HP product to be repaired. The other aspect has to remember, even though workshop business has a little contribution for company revenue but workshop division has others good strategic business. The other strategic value workshop division is as starting point for excess customer in making business relation with maintenance contract service division. As we know that MC division has biggest contribution revenue and profit margin for Company. By this reasons, I suggest to PT XYZ management to choose option to develop workshop division as moderate as possible.
Option for developing workshop division as moderate possible can be held by improving quality of service delivery workshop. In the process improving quality of service delivery workshop has to remember everything that has been found in observation and analysis about customer base workshop and five dimensions was found from expectation and perception customer survey. The other case must be remembered is managing ratio proportion of each contribution division for all revenue PT XYZ.
At the end of observation and analysis of opportunity development business workshop, I can make decision that there is a good potential for HP printer service market growth, but the value of money is not big enough, so it is not interesting to develop service business aggressively in this market. It will be better if PT XYZ management choose option to develop workshop division by improving quality service delivery moderately. Improvement of quality service delivery workshop has to remember everything that has been found in observation and analysis, especially focus in business customer segment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Permata
"Rumah Sakit "X" yang merupakan rumah sakit umum pusat terbesar dan sudah cukup tua di Indonesia, saat ini sedang melakukan usaha perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu usaha perbaikannya adalah dengan mengadakan perbaikan pada perawatan Intensive Care Unit (ICU). ICU yang saat ini berada dibawah naungan Departemen Anestesi merupakan unit perawatan khusus yang berbeda dari unit perawatan lain. ICU khusus menangani pasien dalam keadaan kritis dan menerima pasien dari unit perawatan lain ataupun kiriman dari rumah sakit lain. Perawat merupakan faktor penting dalam pelayanan keperawatan bagi pasien kritis tersebut. Pemberian perawatan yang intensif pada pasien dan juga kerja sama antar perawat dan dokter sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan pasien. Akan tetapi saat ini perawat belum menunjukan sikap pelayanan yang memuaskan, baik pada pasien dan keluarga maupun kepada atasan, dokter dan juga rekan kerja. Berdasarkan dari hasil wawancara dan hasil pengamatan, penulis mendapatkan informasi bahwa hal tersebut disebabkan karena beberapa permasalahan, salah satu diantaranya adalah luasnya cakupan pengawasan pada periode kepemimpinan sebelumnya yang menyebabkan tidak memungkinkannya atasan untuk memberikan pengawasan serta feedback kepada perawat dalam rangka meningkatkan keterampilannya. Alasan lainnya adalah seleksi perawat yang tidak mempertimbangkan kompetensi Customer Service Orientation yang seharusnya dimiliki oleh perawat dan juga belum adanya program pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan tersebut.
Salah satu cara untuk merubah sikap perawat adalah dengan memberikan pelatihan kepada perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan juga keterampilannya dalam hal pelayanan berfokus pelanggan. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, maka diketahui bahwa perawat perlu ditingkatkan keterampilan interpersonalnya agar dapat lebih ramah, sigap, dan juga memahami kebutuhan pelanggan pada saat bekerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norviadi Setio Husodo
"Penelitian Pengaruh Kepuasan Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Museum Seni Rupa dan Keramik telah dilaksanakan mulai bulan September 2004 sampai dengan Desember 2004. Peneilitian ini merupakan penelitian desknptif kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui apakah kepuasan kerja pegawai mempengaruhi kualitas pelayanan Museum Seni Rupa dan Keramik. Kepuasan kerja diukur berdasarkan persepsi pegawai tentang kepuasan kerja di Museum Seni Rupa dan Keramik pengukuran dilakukan melalui pengembangan konsep Job Descriptive Index ( JDI) dengan Dimensi : Hubungan dengan Rekan Kerja; Pengawasan Pimpinan; Kepuasan Atas Hasil Kerja; Promosi Jabatan; dan Kepuasan Atas Gaji dan Tunjangan. Selanjutnya data kualitatif tentang Kepuasan Kerja dikonversikan menjadi data kuantitatif sehingga tingkat kepuasan Kerja Pegawai dapat diukur. Sedangkan Kualitas Pelayanan Museum Seni Rupa dan Keramik diukur berdasarkan persepsi para pengunjung Museum Seni Rupa dan Keramik terhadap pelayanan yang diterima setelah mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik. Instrumen penelitian berupa kuesioner dikembangkan berdasarkan konsep Service Quality (ServQual) dengan Dimensi : Tangibility, Reliability, Responsiveness; Assurance; dan Empathy. Selanjutnya data kualitatif tentang Kualitas Pelayanan Museum dikonversikan menjadi data kuantitatif sehingga tingkat kualitas pelayanan museum dapat diukur. Dan data yang diperoleh dilakukan analisis validitas, reliabilitas menggunakan program Statistical Program for Social Science versi, 11.00 { SPSS.11.00 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dad 25 indikator variabel yang digunakan, hanya 21 indikator yang valid dan reliabel untuk dianalisis lebih lanjut. Selanjutnya diperoleh hasil tingkat kepuasan, berdasarkan skor terbanyak yang dipilih responden untuk tingkat kepuasan kerja pegawai berada pada tingkat Puas. Sedangkan tingkat kualitas pelayanan museum berdasarkan skor terbanyak yang dipilih responden berada pada tingkat Baik Dari pengolahan dan penghitungan data dengan menggunakan statistik Non-Parametrik didapatkan hasil bahwa thituny darn tube' yaitu 2, 773 > 2,042 berarti dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan positif dan cukup signifikan. Data kuantitatif lainnya didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,435; koefisien determinasi sebesar 0,189 berdasarkan hasil tersebut kontribusi Kepuasan Kerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan adalah sebesar 18, 9 %. Sedangkan 81,1 % dipengaruhi oleh variabel - variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, disarankan agar pengelola Museum Seni Rupa dan Keramik lebih memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan pegawai agar kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan sehingga pada akhimya akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Museum Seni Rupa dan Keramik.

Research influence of Job Satisfaction Officer to Service Quality of The Fine Art and Ceramic Museum have been executed start from September 2004 until December 2004. This research represent quantitative descriptive research which conducted to know if job satisfaction officer influence service quality of The Fine Art and Ceramic Museum Job Satisfaction measured pursuant to perception of officer about job satisfaction at the Fine Art and Ceramic Museum, measurement through development of concept of Job Descriptive Index ( JDI ) with Dimension: Relation with Friend Job; Observation Of Head; Satisfaction To The Result Of Job; Occupation Promote; and Satisfaction Of Salary. Hereinafter qualitative data about Job Satisfaction converted to become quantitative data so that amount of job satisfaction officer can be measured. While service quality of Fine Art and Ceramic Museum measured pursuant to perception from visitor of Fine Art and Ceramic Museum to service they accepted after visiting Fine Art and Ceramic Museum. Research instrument in the form of questioner developed pursuant to concept of Service Quality ( Servqual ) with Dimensions are : Tangibility; Reliability; Responsiveness; Assurance; and Empathy. Hereinafter qualitative data about Service Quality of Museum converted to become quantitative data so that level the service quality of museum can be measured. From obtained to be validity and reliability data analyze, processed by the computer program of Statistical Program for Social Science version 11.0 {SPSS.11.0 ).
The result of validity and reliability test indicated that from 25 variable indicators, only 21 valid and reliable indicators to be analyzed furthermore. Obtained by result of satisfaction level, pursuant to score a lot selected by respondent for the level of job satisfaction of officer reside at satisfied level. White level of service quality of museum pursuant to score a lot selected by respondent reside at whether level. Processing and enumeration of data by using a statistic of non-parametric got result of that t count > of t table or 2,773 > 2,042 its meaning can be concluded that influence of job satisfaction to service quality positive and significant. Other quantitative data are correlation coefficient value equal to 0,435; coefficient of determination equal to 0,189 pursuant to the result, contribution job satisfaction officer to service quality is equal to 18,9%. While 81,1% influenced by other variables which do not check in this research. Pursuant to the result of this research, suggested that the management of The Fine Art and Ceramic Museum more paying attention and improving prosperity of officer thereby job satisfaction of officer can be improved so that in the end will be able to improve the service quality of The Fine Art and Ceramic Museum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choiroel Woestho
"Penelitian bertujuan untuk mengkaji persepsi serta ekspektasi pasien rawat inap pengguna program Jamkesmas terhadap kualitas pelayanan RSUD Kota Bekasi. Dari kelima dimensi penilaian kualitas pelayanan (tangibles, responsiveness, reliability, assurance, emphaty) dapat dilihat dari nilai kesenjangan yang paling besar. Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi, dimana sampel yang diteliti dalam penelitian ini 100 pasien yang diambil secara judgmental sampling dari populasi sebanyak 3.818 pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Kota Bekasi sudah memuaskan, akan tetapi ada beberapa aspek dari dimensi tersebut yang menghasilkan nilai kesenjangan negatif, yaitu dimensi tangible. Untuk dimensi reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty menghasilkan nilai kesenjangan positif. Untuk itu perbaikan yang perlu mendapatkan perhatian terletak pada dimensi tangible seperti kenyamanan di ruang tunggu dan kamar rawat inap serta penambahan jumlah ketersediaan tempat duduk.

This research aims to examine the perceptions and expectations of the patients hospitalization program Jamkesmas to the quality of service in RSUD Kota Bekasi. From the five dimensions of service quality assessment (tangibles, responsiveness, reliability, assurance, emphaty) can be seen from most of the gap value. The research method is a survey and observation, where the samples were examined of this study is 100 patients who were taken by judgmental sampling from a population of 3.818 patients.
The results showed that the quality of service were provided by RSUD Kota Bekasi has been satisfied, but there are several dimension that produce a negative gap, i.e. the tangible dimension. For the dimension such as reliability, responsiveness, assurance, and emphaty has generating a positive gap value. For the improvements that need to get attention is on tangible dimension such as convenience at the waiting area and inpatient care rooms as well as additional of availability seats."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheppy Rymetaatmadja
"Pelabuhan Tanjung Priok (IPC) merupakan salah satu pintu gerbang utama ekonomi di Indonesia dan merupakan bagian dari mata rantai logistik nasional. Penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) di pelayanan jasa barang dan petikemas di pelabuhan Tanjung Priok. Analisis faktor-faktor kepuasan pelanggan (customer satisfaction) ini menggunakan metode regresi, customer satisfaction index (CSI), dan importance performance analysis (IPA).
Diharapkan setelah IPC mengetahui karakteristik, ekspektasi dan persepsi pelanggan, kemudian dapat mengidentifikasi atribut - atribut pelayanan jasa barang dan petikemas yang membutuhkan prioritas perbaikan dan penyempurnaan di dalam kualitas jasa (SERVQUAL), untuk kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan overall customer satisfaction dan value perusahaan.

Port of Tanjung Priok (IPC) is one of the main gates of the economy in Indonesia and is part of the national logistics chain. This study will discuss the factors that may affect customer satisfaction in goods and container services in the port of Tanjung Priok. Analysis of the factors of customer satisfaction using regression methods, customer satisfaction index (CSI), and the importance performance analysis (IPA).
It is expected that after the IPC determine the characteristics, expectations and perceptions of customers, can then identify the attributes of goods and container services that require priority improvements in the quality of services (SERVQUAL), and then in turn can improve overall customer satisfaction and value companies.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Fikri
"Fenomena pemesanan tiket penerbangan melalui layanan online telah menciptakan pertumbuhan dan persaingan perusahaan jasa agen penjualan tiket penerbangan online. Yang dibutuhkan oleh perusahaan jasa agen penjualan tiket penerbangan online adalah bagaimana kualitas pelayanan di terima oleh konsumen. Pelayanan ini akan menghasilkan keunggulan bersaing perusahaan melalui pembelian berulang oleh konsumen, peningkatan market share dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan jasa agen penjualan tiket penerbangan online maupun konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh prioritas pelayanan di perusahaan jasa penjualan tiket penerbangan online travel "A" dengan metode kombinasi Servqual dan Analisis Faktor. Pengukuran dengan Servqual untuk mendapatkan skor kualitas layanan sedangkan Analisis Faktor bertujuan untuk menunjukan dimensi yang mendasari evaluasi pelanggan terhadap pelayanan yang di berikan oleh perusahaan. Kombinasi dari keduanya dimaksudkan untuk mendapatkan prioritas dimensi yang perlu diperbaiki dan diperhatikan diantara dimensi kualitas layanan perusahaan agen penjualan tiket online travel "?A".
Berdasarkan pengolahan data dengan metoda Analisis Faktor, didapatkan 5 dimensi kualitas layanan perusahaan jasa penjualan tiket penerbangan online travel "A". Selanjutnya kelima dimensi dianalisis dengan analisis gap, maka didapatkan prioritas dimensi yang perlu diperbaiki dan diperhatikan yaitu dukungan perusahaan, empati, jaminan, ketanggapan dan kehandalan. Adapun skor kualitas layanan pada perusahaan jasa penjualan tiket penerbangan online travel "A" adalah -1,4514.

The phenomenon of airline ticket booking through online services has created growth and competitive services company sales agent of ticketing online flight. They are need to know how the quality of service received by consumers. This service will generate a competitive advantage over companies through the purchase by the consumer, increased market share and will ultimately increase profits for the services company sales agent of ticketing online flight and consumers.
This study aims to measure service quality in service tickets online selling companies travel "A" with the combination of SERVQUAL method and Factor Analysis. Measurement with SERVQUAL to get a score of quality service, while Factors Analysis aims to show the underlying dimensions of customer evaluation of service that is provided by the company. The combination of the two dimensions are meant to get the priorities that need to be repaired among the quality dimensions of service tickets online companies travel agent "A".
Based on the data processing with Factor Analysis methods, found five dimensions of service quality companies of online flight ticket selling travel "A". Furthermore, the five dimensions were analyzed with analysis of the gap, then get priority dimensions that need to be improved and noted that the company's support, empathy, assurance, responsiveness and reliability. The score of quality service at the sales services ticket online airline company travel "A" is -1.4514."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30170
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baheramsyah
"Dengan semakin ketatnya persaingan pasar, menuntut sekolah untuk mampu bersaing dengan lembaga sekolah lainnya. Oleh karena itu sekolah harus meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu pihak manajemen sekolah dalam melakukan evaluasi kualitas pelayanan, mengarahkan upaya-upaya perbaikan dengan meningkatkan atribut pelayanan yang lemah. Penelitian dilakukan di SMA XYZ dengan mengintegrasikan tiga metode yang berbeda, yaitu Servqual, Kano Model dan QFD. Servqual mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kualitas pelayanan, Kano Model mengidentifikasikan layanan yang bersifat inovatif dan menarik bagi pelanggan, sedangkan QFD menerjemahkan keinginan pelanggan menjadi respon teknis yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen sekolah. Didapatkan sebanyak 12 atribut pelayanan pendidikan yang harus diperbaiki dari 32 atribut pelayanan pendidikan yang ada dengan dua atribut yang menjadi prioritas perbaikan, yaitu guru membantu siswa memilih jurusan perguruan tinggi yang sesuai dengan bakat dan minat siswa dan adanya pelatihan dalam menghadapi seleksi penerimaan mahasiswa baru. Terdapat 4 teknikal respon yang menjadi prioritas untuk dilakukan oleh pihak manajemen sekolah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, yaitu komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik, peningkatan pelatihan interpersonal guru dan karyawan, membuat sistem yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan membuat sistem pembelajaran menyerupai kuliah.

With increasing competition in the market, requires schools to be able to compete with other school organizations. Therefore, schools must improve the quality of its services so as to meet the desires or needs of the customer. This study aims to help the school management in evaluating the quality of service, directing remediation efforts to improve the weak attributes of the service. The study was conducted at the high school XYZ by integrating three different methods, ie SERVQUAL, Kano Model and QFD. Servqual identify the strengths and weaknesses of the quality of service, Kano Model to identify services that are innovative and attractive to customers, while QFD to translate customer desires into technical response that can be done by the school management. Obtained a total of 12 attributes of educational services should be improved from the 32 attributes of existing educational services to the two attributes that are a priority repair, the teacher helps students choose college majors that fit their talents and interests of students and the selection of training in dealing with new admissions. And there are four technical response to the priorities made by the school management to meet customer wants and needs, which is committed to providing the best services, improving interpersonal training of teachers and employees, making the system conducive to teaching and learning process and make the system resembles a college learning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43612
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>