Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Cupola double tuyer (CDT) kilin could Increase the efficieny of metal pounting process by using CDT coke ratio can be increasel up to 1:14 (1 kg iron:14 kg forme coke)
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmat Surya Himanda
"Saprolit merupakan bijih nikel laterit yang bisa diproses secara pirometalurgi, salah satunya adalah melalui proses sintering. Pada proses sintering nikel saprolit, pembakaran bahan bakar padat dapat menghasilkan panas yang dibutuhkan untuk sintering partikel-partikel halus dan menentukan kualitas saprolit sinter. Kokas merupakan bahan bakar ideal untuk proses sintering, namun penggantian atau subtitusi sebagian kokas dengan bahan bakar yang lebih murah dianggap cukup efektif dalam aplikasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar briket kokas sebanyak 10,12, dan 14% serta campuran kokas-briket kokas sebanyak (4%,8%), (6%,6%), dan (8%,4%) terhadap kekuatan, mineralogi dan struktur saprolit sinter. Proses sintering dan produknya kemudian dibandingkan dengan sintering yang menggunakan bahan bakar kokas 12%.
Pengujian XRD dan XRF dilakukan untuk mengetahui mineralogi dan komposisi saprolit sebelum sintering. Pengujian XRD, XRF, SEM dan Shatter Test masing-masing dilakukan untuk mengetahui mineralogi, komposisi kimia (%Ni), struktur mikro dan kekuatan sinter. Pengamatan profil temperatur dengan menggunakan termokopel tipe-R dilakukan untuk membandingkan laju pemanasan, laju pendinginan, temperatur maksimum, dan lamanya waktu di zona pembakaran antara sintering dengan bahan bakar kokas dan briket kokas.
Hasil XRD menunjukkan fasa utama penyusun saprolit sinter adalah MgFe2O4, SiO2 dan senyawa-senyawa Cr oksida. Ni pada saprolit sinter membentuk senyawa spinel NiFe2O4 dan NiCr2O4. %Ni sinter tertinggi diperoleh dengan bahan bakar briket kokas 10%. Peningkatan komposisi briket kokas menurunkan %Ni sinter. %Ni sinter tertinggi untuk campuran bahan bakar briket kokas dan kokas dicapai pada komposisi briket kokas 8% - kokas 4%, pengurangan proporsi briket kokas pada campuran bahan bakar juga diikuti oleh penurunan %Ni. Secara keseluruhan, kualitas sinter terbaik dicapai dengan penggunaan bahan bakar briket kokas 10%.

Saprolite is a lateritic nickel ore that can be processed by pirometallurgical methods, one of which is through sintering. In a nickel ore sintering, combustion of solid fuel supplies heat needed for sintering of fine particles and determines the quality of the sintered ores. Coke has been widely used as an ideal fuel for sintering process, but recent attempts to partially replace or subtitute coke with a less expensive fuel have been considered effective in a real applications.
The aim of this research was to investigate the effects of using coke briquette fuel with composition of 10%, 12%, 14% and coke briquette-coke mixture with compositions of (4%, 8%), (6%, 6%), (8%, 4%) on the strength, mineralogy, and structure of the sintered saprolites. The process and its product were then compared to the sintering that used coke fuel with composition of 12%.
XRD and XRF tests were done to find out the mineralogy and chemical composition of saprolite prior to sintering. XRD, XRF, SEM and Shatter Tests were respectively conducted to determine the mineralogy, chemical composition (%Ni), microstructure, and strength of the sinter. Observation of the temperature profile using R-type therocouples were done to compare the heating rate, cooling rate, maximum temperature, and duration time in the combustion zone between the sintering with coke and coke briquette fuels.
XRD results show that the main phases of the sinter are MgFe2O4, SiO2, and Cr oxides. Ni formed as spinel compounds in NiFe2O4 and NiCr2O4. The highest %Ni is obtained by sintering with coke briquette of 10% composition. Increasing coke briquette composition lowers %Ni of the sintered ores. The highest %Ni for fuel mixture was attained by the composition of 8% coke briquettes and 4% cokes. Reduction in the proportion of coke briquette in the fuel mixture was also followed by a decrease in %Ni. Overall, the best quality of sinter achieved with the use of 10% coke briquettes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51627
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Winarso
"ABSTRAK
Industri kecil peleburan logam yang menggunakan dapur tukik sebagai tungku peleburannya membutuhkan kokas impor sebagai sumber energi untuk melebur logam. Melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing telah menyebabkan peningkatan biaya produksi yang harus ditanggung oleh kalangan industriawan yang menggunakan kokas impor. Pada penelitian ini diteliti sejauh mana briket batubara super PT. Bukit Asam dapat digunakan untuk mensubsiitu si sehagian penggunaan kokas impor sebagai sumber energi peleburan tanpa mengganggu kondisi operasional peleburan ataupun kualitas produk yang dihasilkan.
Penelitian diawali dengan melakukan pelebunan dengan menggunakan 100% kokas impor. Setelah temperatur stabil barulah dilakukan substitusi kokas impor dengan brik batubara secara bertahap dengan nilai substitusi 10%, 15 %, dan 20%. Pada tiap-tiap nilai substitusi dilakukan pengamatan visual terhadap kondisi operasional, pengukuran temperature dan pembuatan sampel uji. Terhadap sampel uji dilakukan pengamatan visual, uji komposisi, uji kekerasan dan uji struktur mikro.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa subtitusi kokas impor dengan briket batubara sampai dengan 20% tidak berpengaruh terhadap rata-rata temperature yang dicapai, namun kondisi opersional mulai terganggu dengan munculnya abu dari lubang charging dan bertambahnya jumlah terak pada ladel. Pengujian kualitas produk juga tidak memperhatikan adanya perubahan yang mencolok baik dari penampakan visual maupun komposisinya."
2000
S41571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelik Teguh Santoso
"ABSTRAK
Seri penelitian terdahulu yang dilakukan untuk mengetahui persentase substibusi kokas impor dengan briket semikokas tipe telur milik PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PYBA) pada industri pengecoran besi tuang menggunakan dapur tukik membuktikan bahwa briket semikokas telah dapat mensubstirusi 20% kebutuhan pemakaian kokas. Keterbatasan untuk melakukan substitusi dalam jumlah lebih dari 20% dikarenakan briket semikokas memiliki kekurangan dalam hal sifat fisik yaitu kekuatan tekan yang rendah dan ukuramgva yang kecil. Karenanya pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tekan dan memperbesar ukuran briket tanpa mengubah bahan baku batubara yang digunakan Penelitian dimulai dengan mencoba bahan pengikut yang Iain yaitu campuran clay 10%/w dengan variasi komposisi aspal 2,5%/w, 595/w dan 7,5%/w, serta memperbesar ukuran briket menjadi Iipe silinder berdiameter 3 inch dan tinggi 7 cm.
Proses briketasi menggunakan tekanan 300 kg/cmz, dilanjutkan tahap karbonisasi (drying) briket pada temperatur 200°C (karbonisasi 1) dan 300°C (karbonisasi II). Proses pengujian karakteristik briket dilakukan dengan pengvgfian kekuatan jatuh, kelmatan tekan, komposisi, dan nilai kalor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa briket dengan campuran bahan pengikat tersebut memenuhi spesifikasi briket semikokas untuk pengecoran besituang. Nilai paling optimal dicapai oleh briket dengan campuran clay 10%/w dengan variasi komposisi aspal 7.5%/w yang Ielah melalui proses karboninisasi tahap kedua. Karakterislik bribe! yang dicapai yaitu kuat jatuh mencapai 98,5%, /mal lekan 29 kg/cm2, nilai kalor 7746,1 cal/gram, dan kandungan carbon 82,1 %/w, sulfur 0,55%/w, serta /cadar air 6,93%/w."
2000
S41538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amstrongmia
"ABSTRAK
Resesi ekonomi yang melanda negara Indonesia secara tidak langsung menyebabkan meningkatnya biaya produksi di industri peleburan Iogam yang menggunakan dapur tukik. Peningkatan tersebur dipengaruhi oleh ketergantungan terhadap bahan bakar kokas import yang digunakan oleh dapur tukik. Aras dasar ini maka perlu dicari bahan bakar alternatif yang dapat mensubtitusi kokas impont. Pada penelitian ini diharapkan dapat dibuat briket semikokas dengan bahan pengikat gula tetes yang dapat mensubtimsi pamakaian kokas import dengan jumlah yang cukup berarti(>50 %).
Penelitian diawali dengan briketasi dimana persentase gula tetes yang digunakan adalah 7,5, 10 dan 12,5%. Masing-musing briket tersebut kemudian dikarbonisasi pada temperatur 300℃ dan 400℃. Karbonisasi diawali dengan pengeringan air yang menggunakan oven pada temperatur 200℃ selama 20 menit. Pengujian karakteristik briket dilakukan pada green briker maupun briket pasca karbonisasi (briket semikokas). Pada green briket dilakukan pengujian sifat mekanis (kekuatan tekanan dan kekuatan jatuh) sedangkan pada briket semikokas dilakukan pengujian sifat mekanis, komposisi kimia (carbon dan sulfur, kadar air serta nilai kalor).
Dari hasil optimum yang didapat jika dibandingkan dengan briket bambara PT. BA dan kokas import (nilai optimum briket semikokas didapat pada briket dengan persentase gula teres 12,5% dan temperatur karbonisasi 400℃), dapat diprediksi briket semikokas tersebut dapat mensubtitusi kokas import sampai 50%. Prediksi didasari oleh karakteristik briket yaitu kekuatan rekan yang mencapai 5,4 kg/cm2, kekuatan jatuh 99,52%, nilai kalor 5772,02 serta kadar sulfur 0,33%."
2000
S41572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhan Kurniawan
"ABSTRAK
Industri kecil pengecoran logam turut merasakan dampak depresiasi rupiah akibat krisis moneter, salah satunya adalah melonjaknya harga kokas sebagai sumber energi umuk peleburan besi tuang dengan menggunakan dapur tukik. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa briket semikokas 'super' ripe telur produksi PT. Tambang Bukit Asam (PTBA) telah dapat mensubstitusi kebutuhan kokas sebanyak 20%. Tingkat substitusi brikt semikokas dapat ditingkatkan dengan syarat peningkalan kekuatan fisik dan ukuran briket, karena hal itulah penelitian ini dilakukan.
Penelitian dimulai dengan mencoba variasi bahan pengikat lain yang digunakan, yaitu campuran gamping 10% w dengan variasi air, gula tetes dan aspal, serta mempelbesar ukuran briket da.ri tipe telur (produksi PTBA) dengan ukuran 5 x 5 cm, menjadi ripe silinder dengan diameter 7 cm dan tinggi 7 cm. Proses briketasi menggunakan tekanan 300 kg/cm2, yang dilanjutkan tahap pengeringan briket dengan variasi temperatur 200°C selama 20 menit (kondisi dry briquett) dan 200°C selama 20 menit dilanjutkan 300°C selama 3 menit (kondisi rousred briquen). Pengujian karakteristik briket dilakukan dengan pengujian kekuatan jatuh, kekuatan tekan, komposisi dan nilai kalor.
Hasil penglitign menunjukkan secara umum briket ini mampu memenuhi spesifikasi pada aplikasi peleburan besi tuang dengan menggunakan dapur tukik. Karakteristik briket paling optimal dicapai oleh campuran bahan pengikat gamping 10% w, air 3% w dan gula tetes 3%/w pada kondisi dry briquett dengan hasil nilai kekuatan jatuh 94,48%, nilai kekuatan tekan 14,33 kg/cm2, kadar carbon 54,62%, sulfur 0,24% dan kandungan air 5,93%, serta nilai kalor 7.278,72 cal/gram."
2000
S41494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Surdia
Jakarta: Pradnya Paramita, 1986
671.2 TAT t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Surdia
Jakarta: Pradnya Paramita, 1996
671.2 TAT t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>