Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bagi masyarakat Jawa,orang tua maupun leluhur masih sangat di hormati. Hal ini dapat dilihat sampai sekarang di mana hampir semua orang mendidik anaknya agar tetap hormat dan berbakti kepada orang tua...."
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Rahmani
"Manusia sejak awal peradaban telah menyadari adanya eksistensi yang memiliki kekuatan melebihi kemampuannya, bermula dari kekuatan supernatural pada fenomena alam. Dari kesadaran ini lahirlah kepercayaan yang kemudian berkembang dan muncul konsep ketuhanan dan beragama. Melalui kepercayaan, manusia mengenal konsep sakral dan profan dan mengelompokkan dunianya berdasarkan sakral dan profan, termasuk ruang. Penganut kepercayaan melihat ruang sebagai sesuatu yang heterogen, dimana ruang terbagi menjadi ruang sakral yang khusus berdasarkan kepercayaannya, dan ruang profan yang umum. Dalam hal ini, tempat pemujaan dianggap sebagai tempat sakral.
Manusia sebagai penganut kepercayaan membutuhkan media untuk mengekspresikan kepercayaan dan berkomunikasi dengan sosok yang dipercayai. Arsitektur dapat menjadi media penghubung dengan sosok kepercayaan, juga sebagai interpretasi identitas penganut kepercayaan. Oleh karena itu penelusuran terhadap identitas dan eksistensi tempat sakral menjadi penting. Penulisan skripsi ini akan mendalami terkait terjadinya tempat sakral pada fenomena alam dan menelaah nilai sakral sebagai identitas tempat sakral. Dengan mengacu pada teori sakral dan profan, juga pemahaman genius loci sebagai identitas ruang, dapat diketahui unsur yang berkontribusi dalam terjadinya tempat sakral.

Since the beginning of civilization, men have been aware of existences that have power beyond human abilities, beginning from supernatural powers in natural phenomena. From this awareness thus belief came through which then developed and emerged the concept of divinity and religion. Through beliefs, men understand the concept of sacred and profane and classify their world based on what is considered sacred and profane, including space. Religious men see space as heterogeneous, where space is divided into exclusive sacred spaces based on their beliefs, and common profane space. In this case, the place of worship is considered a sacred place.
Humans as religious men have the need to express their beliefs and communicate with the believed figures and the divine through some sort of media. Architecture can be the bridging medium to the believed figures and the divine, as well as a belief interpretation of religious men. Therefore researching the identity and existence of sacred places become essential. This study will delve deeper into the happening of sacred places in natural phenomena and explore sacredness as the identity of sacred places. By referring to the theory of sacred and profane, along with the understanding of genius loci as spatial identity, then it is possible to identify the elements that contribute to the creation of sacred places
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Makam Sunan tembayat adalah salah satu peninggalan Islam yang memiliki nilai sejarah tinggi. Oleh sebab itu sebagai peninggalan sejarah dan purbakala,Makam Sunan Tembayat tentu memiliki banyak fungsi dan nilai,sebagai bukti dan sumber sejarah,objek kajian ilmu pengetahuan sejarah dan budaya,serta dipandang dari dimensi ekonomidapat dijadikan sebagai objek wisata budaya...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wahyudhy
"ABSTRAK
Cakupan kunjungan aktif balita ke posyandu masih rendah. Perbaikan
pelayanan di Posyandu dilakukan dengan mengintegrasikan layanan sosial dasar,
salah satunya dengan pelayanan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang) di mana setiap balita yang berkunjung ke Posyandu
dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pelayanan SDIDTK dengan kunjungan balita ke Posyandu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data primer
diambil dari wawancara terhadap 100 responden, di empat Posyandu di Kelurahan
Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84% responden melakukan kunjungan
posyandu secara aktif dan 77% mendapat pelayanan SDIDTK. Kunjungan balita
berhubungan dengan umur anak (p= ,006), jumlah anak (p=0,023) dan pelayanan
SDIDTK (p = 0,049).
Rata-rata balita hanya mendapat pelayanan SDIDTK satu kali dalam setahun.
Tidak semua posyandu memberikan pelayanan SDIDTK karena kurang aktifnya
kader yang sudah terlatih, masih kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan,
terbatasnya media KIE tentang SDIDTK, dan kurangnya penggunaan Buku KIA
oleh orangtua balita. Disarankan agar jadwal pemberian pelayanan SDIDTK di
posyandu sesuai dengan buku panduan, selain itu Puskesmas disarankan
memberikan pelatihan berkala kepada kader.

ABSTRACT
The coverage of active toddler visits to Posyandu are still low. Integration of
basic social services including SDIDTK (Stimulation Detection of Early
Intervention Developmental) to posyandu activities have been done. Through
SDIDTK toddlers who visit posyandu receive services to monitor their growth
and development. This study aims to analyze relationship between SDIDTK
services with toddler visit to posyandu.
This study used quantitative and qualitative approaches. Primary data were
collected by interviewing 100 respondents, in four poyandu in Kebon Baru
Village, Tebet, South Jakarta.
The results showed that 84% of respondents visited posyandu actively and
77% of those who visited posyandu received SDIDTK services. The study
revealed that toddlers visit signifantly related with child's age (p=0.006), number
of childrenin family (p= 0.023) and SDIDTK service (p=0.049).
On average, toddler obtained only one SDIDTK service annually and not all
posyandu provide SDIDTK services. This was caused by inactive cadres to
support the program although they have already been trained. Other reasons were
lack of information dissemination by health workers and lack of IEC on SDIDTK
media, as well as reluctance of the parents to utilize MCH Handbook. It is
suggested that posyandu comply with planned schedule of SDIDTK services as
written in the guideline. Puskesmas is suggested to provide training to the cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryahman
Yogyakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
726.9 NUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Budhi Ajar
"ABSTRAK
Fokus penelitian ini mengenai karakteristik wilayah Ruang Suci Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan adaptasi Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan lingkungan dan masyarakat dalam memilih dan mempertahankan keberadaan ruang suci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persebaran ruang suci organisasi kepercayaan adalah acak namun terdapat wilayah yang menjadi konsentrasi ruang suci yaitu berada pada bagian barat daya keraton baik dekat maupun jauh dari ?garis axis mundi Yogyakarta? dengan perkembangan ruang suci yang terus menurun jumlahnya dengan titik Klimaks pada periode tahun 1999; karakteristik wilayah lokasi ruang suci yang dekat dengan garis axis mundi terbagi menjadi 3 jenis wilayah pesisir dengan ketinggian 10?25 mdpl, wilayah pusat keraton dengan ketinggian bagian selatan 50?100 mdpl dan bagian utara 100?200 mdpl, wilayah kaki gunung dengan ketinggian 200?300 mdpl dan semuanya berada pada wilayah pemukiman sedangkan kondisi wilayah ruang suci yang berlokasi jauh dari axis mundi mempunyai karakteristik khusus seperti pertemuan 2 sungai atau perbukitan menoreh; Masyarakat Yogyakarta bersikap netral terhadap ruang suci organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa jika organisasi tersebut resmi dan tidak menganggu lingkungan sosial; dasar pemilihan ruang suci oleh Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa lebih banyak didasarkan secara pratical atau politik ruang daripada secara primodial atau puitis ruang.

ABSTRACT
The focus of the study is regional characteristics of Sacred Space Organization Belief in God Almighty and Adaptation Organizational Belief in the One Almighty God with the environment and the community in selecting and maintaining the existence of sacred space. This study is a descriptive qualitative research design. The study concluded that the distribution of the sacred space of Belief organizations Random however, there is a region at consentration of sacred space that is in the southwestern part of the palace both near and far from the "axis mundi Yogyakarta line" with the development of sacred space that continues to decline in number to the point of climax in the period 1999. Characteristics of the region sacred space location close to the line of the axis mundi is divided into 3 types of coastal areas with an altitude of 10?25 above sea level, the central region of the southern part of the palace with a height of 50?100 above sea level and 100?200 above sea level the north, the region of the mountain with an altitude of 200?300 above sea level feet and all located in residential areas while the condition of sacred space areas located far from the axis mundi has special characteristics such as rivers or hills meeting 2 incise. Community Yogyakarta neutral toward the sacred space of Organizations Belief in One Almighty if the organization authorized and does not disturb the environment sosial. Basic selection sacred space by Faith Organisation Against God Almighty is based more pratical or political space than primodial or poetic space.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>