Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aristia
"ABSTRAK
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (selanjutnya disebut PPK-BLU) memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan yaitu BLU dapat langsung menggunakan penerimaannya untuk operasional dan investasi tanpa harus disetor terlebih dahulu ke kas negara, demikian juga atas surplus. Fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Konsep PPK-BLU adalah peningkatan profesionalisme (let the managers manage), mendorong entrepreneurship, transparansi, dan akuntabilitas dalam rangka pelayanan publik. RSUP Fatmawati merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai BLU dan menerapkan standar akuntansi rumah sakit yang telah berlaku umum, dalam hal ini sesuai dengan standar akuntansi dari Ikatan Akuntan Indonesia. Meskipun demikian, sebagai salah satu satuan kerja di bawah Departemen Kesehatan, RSUP Fatmawati tetap mengkonsolidasikan laporan operasionalnya dengan laporan keuangan Departemen Kesehatan, karena sebagian dana operasional dan investasi berasal dari dana APBN Departemen Kesehatan, sebagai pertanggungjawaban Anggaran dan Belanja dari Departemen Kesehatan. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan dan penghitungan rasio-rasio. Penilaian kinerja keuangan rumah sakit BLU RSUP Fatmawati tidak dapat dilakukan dengan melihat ?bottom line? saja, karena rumah sakit pemerintah tidak bertujuan mencari laba. Maka juga harus melihat rasiorasio yang berkaitan dengan tingkat efisiensi manajemen dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan operasional yaitu kualitas dan kuantitas pelayanan. Kinerja keuangan BLU RSUP Fatmawati meningkat, dilihat dari sisi efisiensi keuangan untuk peningkatan pelayanan. Prakteknya pada saat ini adalah bahwa sebagian BLU ditetapkan sebagai subjek pajak badan dan sebagian non subjek pajak. BLU yang ditetapkan sebagai subjek pajak badan merupakan BLU yang sebelumnya berstatus perusahaan jawatan, sebagai salah satu bentuk badan usaha milik negara. Hal ini menjadi permasalahan yang harus diselesaikan agar penerapan PPK-BLU dapat berjalan dengan baik dan untuk kepastian hukum.
BLU memenuhi empat syarat secara kumulatif sebagai unit pemerintah yang bukan merupakan subjek pajak sesuai dengan Penjelasan pasal 2 ayat 1 huruf (b) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Penerapan praktek bisnis yang sehat berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance dari unit-unit pelayanan pemerintah kepada masyarakat harus didukung dan dilaksanakan secara lintas sektoral sehingga dapat menyuburkan berdirinya unit-unit pelayanan pemerintah yang profesional, transparan dan akuntabel. "
2008
T24956
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sihite, Hermina Agnes Jessica
"Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas atau smart city diharapkan menjadi kota yang efektif dan efisien berbasis teknologi untuk mendukung seluruh aktivitas warga kota tersebut. Salah satu prioritas teknologi yang diterapkan untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai smart city adalah manajemen bangunan cerdas pada sistem perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi sistem pada bangunan cerdas sebagai hunian di Ibu Kota Nusantara. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mempelajari dokumen terkait baik peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun berita terkait Ibu Kota Negara, melakukan wawancara, serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini. Sistem yang direkomendasikan pada penelitian ini merupakan hasil pemetaan antara hubungan driver dan sistem pada bangunan cerdas dan kebutuhan penerapan bangunan cerdas pada IKN. Driver yang dipilih berdasarkan hasil wawancara dan peraturan pemerintah yang mencantumkan bahwa fokus utama dalam pembangunan bangunan cerdas di IKN adalah energi dan kesehatan penghuni gedung. Kedua driver tersebut memiliki hubungan paling potensial pada sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), lighting, dan pendeteksi kebakaran. Maka dari itu, rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini berupa desain sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), lighting, dan keamanan yang memiliki pendeteksi kebakaran. Rekomendasi ini dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan IKN sebagai kota rendah emisi dan juga memperhatikan kesehatan penghuni gedung.

Ibu Kota Nusantara (IKN) as a smart city is expected to be an effective and efficient technology-based city to support all the activities of the city's residents. One of the technology priorities implemented for IKN as a smart city is smart building management in urban systems. This research aims to provide system recommendations for smart buildings as residences in IKN. In this study the method used was qualitative: studying documents related to regulations issued by the government or news related to IKN, conducting interviews, as well as previous studies that could answer this research question. The system recommended in this study is the result of a mapping between the relationship between drivers and systems in smart buildings and the needs for implementing smart buildings in IKN. The drivers were selected based on the results of interviews and government regulations, which stated that the main focus in the construction of smart buildings in IKN is energy and health. The two drivers have the most potential relationship with the HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) system, lighting system, and fire detection system. Therefore, the recommendations given in this study are designs of HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) system, lighting system, and safety system that contain fire detection. This research can provide recommendation in accordance with the goals of IKN as a low emission city and care about the health of occupants."
Jakarta: Fakultas Ilm Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Fitri Yanti
"Skripsi ini mengkaji tentang keterhubungan aksesibilitas dan partisipasi dalam membentuk actualized affordances sebagai salah satu bentuk interaksi manusia dengan lingkungan pada ruang interior urban. Partisipasi dan aksesibilitas menjadi penting dalam pembahasan ruang interior urban sebagai bagian dari ruang publik. Dalam prosesnya, partisipasi pengguna membuat adanya hubungan interaktif antara tubuh manusia, objek, dan lingkungan. Hubungan interaktif yang dua arah tersebut tidak terlepas dari persepsi manusia sebagai pengguna terhadap lingkungan yang diokupansi, sehingga menimbulkan terjadinya beberapa tingkatan affordances pada suatu ruang interior urban. Analisis pada studi kasus menunjukkan bahwa situasi interaktif antara tubuh, objek, dan lingkungan pada salah satu ruang interior urban dapat membuat potential affordances pada ruang tersebut teraktualisasikan / mencapai actualized affordances.

This thesis examines the relationship between accessibility and participation in shaping actualized affordances as a form of human-environment interaction in urban interior spaces. Participation and accessibility are crucial in the discussion of urban interior spaces as part of public space. In this process, user participation establishes an interactive relationship between the human body, objects, and the environment. This two-way interactive relationship is inseparable from human perception as users towards the occupied environment, resulting in the emergence of various levels of affordances in an urban interior. The analysis of a case study demonstrates that the interactive situation between the body, objects, and the environment in one urban interior can actualize the potential affordances of that space, thereby achieving actualized affordances."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahnd, Markus
Yogyakarta: Kanisius, 2006
711.4 MAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Yoga Sulistyo
" ABSTRAK
Fenomena pasar kaget sering kali muncul di dalam kota dengan mengisi ruang-ruang di tepian jalan atau di antara bangunan, yang merupakan bagian dari bentuk solid-void kota. Pasar kaget dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan kota bukan hanya karena mampu menyediakan kebutuhan warga kota namun juga karena mampu menyesuaikan dengan solid-void kota yang sudah ada. Penyesuaian pasar kaget dapat dilakukan melalui penempatan display melalui linkage atau perekatan visual, struktural dan kolektif. Selain itu, perekatan pasar kaget ke dalam ruang solid-void kota memberikan makna serta keunikan pasar kaget sehingga membentuk place atau tempat yang menarik. Kualitas ruang pasar kaget dapat dilihat secara fisik dari sistem encoding-decoding. Encoding merupakan hubungan ruang pasar kaget dengan ruang kota yang sudah ada sedangkan decoding merupakan ruang pasar kaget yang dihasilkan yaitu melalui negosiasi ruang. Skripsi ini mencoba melihat pasar kaget dan hubungannya dengan bentuk solid-void kota serta bentukan tambahan seperti display pedagang pasar kaget serta perekatan dengan bentuk fisik kota. Sebagai hasil pengamatan adalah bagaimana bentuk solid-void kota memengaruhi terciptanya karakter dan variasi display pedagang yang menghasilkan kualitas ruang unik bagi pasar kaget.Kata kunci : solid dan void kota, linkage, tipe display, encoding-decoding
ABSTRACTThe phenomenon of pasar kaget or street bazar happens in the city as a result of using spaces along the streets and between buildings, which is also occupying solids and voids of the city. Nowadays, Pasar kaget can be easily accepted as a part of the city life not only because it provides the needs of city inhabitats but also the arrangement of pasar kaget can adapt to the existing solid void of the city. The adaptation of pasar kaget rsquo s displays is through visual, structural, and collective linkages. The result of these linkages of the displays to the city solid void creates a unique character of the street bazar. Physically, the quality of pasar kaget can be understood through encoding decoding system. Encoding is the relation between pasar kaget with the existing space of the city, including the solid void relation. Decoding is the place for pasar kaget created as the result of space negotiation in the city. This thesis analyzes the relationship between solid void of the city with pasar kaget and how the sellers put their displays and create a certain kind of linkage to the existing solid void. The findings of this thesis show how solid void of the city affects variations on the pasar kaget rsquo s displays and creates a unique character for pasar kaget. Keywords solid void city, linkage, display type, encoding decoding"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S63557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Salsabila
"Kepadatan Kota Depok menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan ruang bermainnya sehingga memicu terjadinya pergeseran ruang bermain anak ke Taman Pemakaman Kampung Mampangan Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini untuk (i) menganalisis tata kelola pemanfaatan taman pemakaman, (ii) menganalisis strategi meruang dalam aktivitas bermain, dan (iii) menyimpulkan model tata kelola pemanfaatan ruang bermain di taman pemakaman. Teori tata kelola polycentric menjadi landasan teori karena taman pemakaman merupakan common-pool recources yang digunakan dan dikelola secara bersama oleh masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan melakukan coding dan pemetaan untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi modifikasi tata kelola masyarakat ketika anak dapat melakukan strategi meruang di dalam tata kelola. Temuan juga menunjukkan adanya kekurangan pada model tata kelola polycentric Ostrom yang sebelumnya tidak menyertakan syarat agar tata kelola polycentric dapat berjalan secara berkelanjutan. Syarat tersebut yaitu harus terdapat pemimpin, kepentingan bersama, mekanisme kesepakatan yang fleksibel, kepercayaan yang tinggi, mekanisme penyelesaian konflik dengan memperhatikan kebutuhan, dan hanya dapat dijalankan di dalam komunitas yang kecil. Jika ingin diterapkan pada skala yang besar, diperlukan peran dari pihak di luar komunitas yang dapat menjadi perantara untuk menghubungkan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merencanakan kota yang inklusif bagi setiap orang.

The density of Depok City causes children to not be able to get their playground, thus triggering a shift in the children's playground to the Mampangan Village Cemetery, Depok City. The purpose of this study is to (i) analyze the governance of the utilization of the cemetery, (ii) analyze the spatial strategy in play activities, and (iii) conclude the governance model for the use of the play space in the cemetery. The theory of polycentric governance becomes the theoretical basis because the cemetery is a common-pool resource that is used and managed jointly by the community. The research uses qualitative methods by doing coding and mapping for data processing. The results show that there is a modification of community governance when children can carry out spatial strategies in governance. The findings also show that there are deficiencies in Ostrom's polycentric governance model, which previously did not include requirements for polycentric governance to run in a sustainable manner. These conditions are that there must be a leader, common interests, flexible agreement mechanisms, high trust, conflict resolution mechanisms that take into account needs and can only be carried out in small communities. If to apply it on a large scale, you need the role of parties outside the community who can act as intermediaries to connect one community to another. The research is expected to be an input for the government in planning an inclusive city for everyone."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqamah
"Paska konflik dan tsunami Kota Banda Aceh mengalami pembangunan masif dalam upaya merepresentasikan keislaman. Pemerintah kota Banda Aceh telah melakukan renovasi Masjid Raya Baiturrahman dengan memasang 12 unit payung elektrik. Kota Banda Aceh mencoba meniru rancangan kota lain yang dianggap lebih sukses dalam merepresentasikan keislaman, dalam hal ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Fenomena ini merupakan fenomena Inter-referencing. Persoalan dari praktek inter-referencing dalam merepresentasikan keislaman adalah pembangunan akan bersifat diskursif, mengabaikan aktivitas masyarakat setempat sebagai pengguna ruang publik perkotaan.Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah memberikan alternatif rancangan perkotaan Banda Aceh dalam upaya merepresentasikan keislaman yang tidak beranjak dari pembangunan fisik, namun dengan melibatkan aktivitas masyarakat. Membentuk dan menemukan kembali hubungan antara Islam dengan kehidupan perkotaan di Banda Aceh. Penelitian perancangan ini menggunakan peta mental 50 warga kota Banda Aceh dari berbagai usia yang tinggal di 10 desa sekeliling pusat kota. Peta mental saya gunakan sebagai alat untuk membaca aktivitas keseharian masyarakat dan menentukan teritori perkotaan yang akrab dengan masyarakat. Hasil kajian peta mental masyarakat digunakan untuk menghubungkan kehidupan perkotaan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Menjadikan kawasan Masjid Raya Baiturrahman sebagai generator untuk membentuk komunitas muslim dan menghadirkan aktivitas masyarakat dalam upaya merepresentasikan keislaman di ruang perkotaan. Kata Kunci: Kota Banda Aceh, Representasi Keislaman, Inter-referencing, Diskursif, Peta Mental.
In post of conflict and tsunami Banda Aceh has done a massive development in the effort of islamic representation. The government of Banda Aceh renovated Baiturrahman Grand Mosque by installing 12 units of electric umbrellas. Banda Aceh tries to imitate design of another city that is considered more successful in islamic representation, in this case is the Nabawi Mosque in Medina. This phenomenon is called inter referencing. The problem of inter referencing in the practice of representation is that development is often discursive, ignoring community activities in the public spaces.The aim of this research design is to provide an urban design alternative of Banda Aceh in the effort of islamic representation which is not only come from physical development, but also sustain from non physical development. Involving community activities and rediscovering the relationship between Islam and urban life in Banda Aceh. This research design collected mental maps from 50 inhabitants of Banda Aceh from various ages living in 10 villages around the center of Banda Aceh City. Mental maps used to read and identify some places that become the center of everyday community activities. These centers will be used to connecting urban life with the Baiturrahman Grand Mosque. Keywords Banda Aceh City, Islamic Representation, Inter referencing, Discursive, Mental Maps."
2017
T48406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafrina Fauzia
"ABSTRACT
Taman kota selalu muncul dalam setiap perkembangan wilayah di Jakarta pada masa kolonial Belanda. Keberadaan taman kota dapat ditemukan mulai dari wilayah Kotatua (Batavia Lama), wilayah Weltevreden, wilayah Nieuw Gondangdia dan Nieuw Menteng. Namun keberadaan taman kota ini terancam oleh pembangunan modern. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang merupakan taman kota masa kolonial Belanda yang masih bertahan hingga saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dilakukan beberapa perubahan pada taman-taman tersebut. Perubahan ini ternyata banyak mempengaruhi komponen asli dari taman kota. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui komponen asli dari taman kota yang perlu dipertahankan dan dilestariakan keberadaannya. Komponen-komponen tersebut perlu diketahui karena memiliki kaitan dengan nilai penting masing-masing taman kota. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kondisi taman kota pada masa kolonial Belanda dan yang ada saat ini, melalui foto dan peta lama. Setelah diketahui perubahan yang terjadi, maka ditentukan upaya pelestarian yang dapat diterapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, upaya yang dapat diterapkan pada taman-taman kota tersebut yaitu, menetapkan taman kota sebagai cagar budaya, serta melakukan pelindungan dan revitalisasi.

ABSTRACT
Urban park always appears in every development area in Jakarta during the Dutch colonial period. The existence of a urban park can be found starting from the Kotatua (Old Batavia), the Weltevreden, the Nieuw Gondangdia and the Nieuw Menteng. But now, the existence of this urban park is threatened by modern development. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, and Taman Situ Lembang are the urban parks of the Dutch colonial period that still survive to this day. To meet the needs of the society, some modification has been made to the urban parks. The modification of urban parks made much affect to the original components. Therefore, research was conducted to find out the original components that needed to be maintained and preserved. These components need to be known because they are related to the importance of each urban park. The research was carried out by comparing the condition of the urban parks in the Dutch colonial period and those that exist today, through old photos and maps. After the changes that have occurred are determined, the efforts are applied by referring to the applicable laws and regulations. Based on this research, the efforts that can be applied is to establish the urban parks as a cultural heritage, also doing protection and revitalization activities."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Syarief
"Pembangunan Infrastruktur Jalan akan menimbulkan multiplier effect sehingga dapat mendukung peningkatan sektor ekonomi dan sosial suatu wilayah. Kabupaten Lampung Selatan sebagai tempat tinjauan merupakan daerah unggulan di Provinsi Lampung, tetapi Provinsi Lampung menduduki peringkat 24 dari 33 provinsi dari Pemetaan Infrastruktur Transportasi Kota di Indonesia. Butuh adanya upaya peningkatan infrastruktur transportasi untuk memaksimalkan potensi wilayah yang ada.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi multiplier effect dari pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Selatan dan mengidentifikasi peningkatan indikator pemetaan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung. Metode pada penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan metode Relative Important Index.
Penelitian ini menghasilkan 25 indikator multiplier effect akibat pembangunan jalan di daerah ini, yaitu peningkatan variabel sosial, ekonomi, dan peningkatan performa bandar udara di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagian besar efek yang ditimbulkan dipengaruhi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung, pertama adalah peningkatan kinerja Bandara Raden Inten II dan peningkatan kinerja Infrastruktur jalan.

Development of Road Infrastucture will generate the multiplier effect, so it can support improvement of economic and sosial sectors at that region. South Lampung Regency as an object was featured area in Lampung Province. But, Lampung Province was ranked 24 out of 33 provinces in Mapping Indonesia Urban Transportaion Infrastructure. That need more effort to increase transportation infrastructure for maximize the potential of existing area.
This research aims to identifity the multiplier effect of the road construction development in South Lampung, and identifity improvement of indicator mapping infrastructure transportation in Lampung Province. Methods in this research using a qualitative analysis with questionnaires and Relative Importance Index.
For the result, there area 25 indicators multiplier effect because development of road infrastrucure in this area, indicators including an improvement of sosial, economic sector, and performance of airport in South Lampung Regency. Most of the effects area influenced by economic aspect. Two factor that can improve the Transport Infrastructure in Lampung Province, there are improvement performance of Raden Inten II Airport and Road Infrastrucutre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>