Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In this paper , a dynamic model of the container crane which represents simultaneous traversing and hoisting motions is discussed.. The model is derived using lagrangian modeling techniques
."
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Dafiyani
"Kebutuhan manusia semakin hari semakin banyak dan intensitas permintaannya pun terus meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat ini, maka dunia industri dan perdagangan juga harus meningkatkan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini juga berdampak pada transportasi yang meningkat. Salah satu contohnya adalah pengiriman barang dengan bantuan container dengan menggunakan truk trailer. Rute Jakarta ? Surabaya menjadi rute yang cukup padat dan jalur Pantura manjadi jalur utama dalam rute ini. Dengan semakin banyak truk trailer yang melewati rute ini maka beban yang diterima jalur Pantura akan semakin banyak pula dan berefek pada umur jalan yang tidak bertahan lama. Disisi lain, ada jalur laut sepanjang jalur Pantura yang tidak digunakan. Atas dasar itu pula, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jalur laut ( perjalanan menggunakan kapal RO-RO ) akan lebih menguntungkan ( salah satunya dalam segi biaya ) dari pada jalur darat yang telah digunakan sebelumnya.

Human needs daily increasing and intensity of demand continues to increase. In order to meet these increasing demands, the industry and trades also must improve their ability to meet those needs. This also resulted in increased transportation. One example is the delivery of goods with the help of the container by using a truck trailer. Route Jakarta ? Surabaya become route with high enough intensity and Pantura line become main line in this route. With more and more truck trailers that pass through this route then the load Pantura received will be the more and have an effect on the life of the roads that do not last long. On the other hand, there is the sea route along the Pantura line are not used. On the basis of that, the study was conducted to determine whether the sea lanes ( trip using RO-RO vessel ) would be more beneficial ( one of them in term of cost ) of the landline that has been used previously."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendilius
"Tower crane adalah salah satu jenis alat berat yang banyak digunakan, khususnya pada proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi (High Rise Building). Untuk menentukan produksi yang dihasilkan dari tower crane maka diperlukan data: tinggi area kerja, tinggi alan, pengalaman kerja operator, usia operator, waktu siklus, berat material perlantai, kondisi manajemen dan lain-lain. Agar produksi dapat dihitung maka perlu dilakukan analisis operasi dengan menghitung produksi tower crane secara langsung di lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor efiisiensi kerja yang disebabkan oleh masalah-masalah sebagai berikut: tinggi area kerja, tinggi alat, pengalaman kerja operator, usia operator, waktu siklus, berat lantai gedung, kondisi manajemen.
Hipotesa dalam penelitian ini untuk mendapatkan/memperoleh apa saja yang sangat berpengaruh terhadap effisiensi tower crane dengan mengambil sampel pada proyek-proyek yang rnenggunakan tower crane dengan tingkat kepercayaan 95%. Data-data tersebut dikumpulkan dari proyek yang menggunakan tower crane, setelah diseleksi kemudian diolah dengan statistik.
Statistik yang dipakai adalah model statistik regresi linier berganda tanpa konstanta. Setelah dianalisa terungkap bahwa, yang sangat mempengaruhi efisiensi kerja yaitu tinggi alat, kondisi manajemen dan pengalaman kerja operator. Kesimpulan yang penting adalah pemakaian tower crane akan efisien jika kondisi manajemen baik, pemasangan tinggi alat betul-betul dirancang sesuai dengan tinggi area kerja dan didukung oleh operator yang benar-benar handal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Ramanda
"Terminal Peti Kemas merupakan aset yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena menghubungkan pasar domestik dengan konsumen internasional atau sebaliknya. Hal ini mengakibatkan pentingnya peningkatan produktivitas di terminal peti kemas. Metode alokasi quay crane merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas di terminal peti kemas.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model simulasi visual terminal peti kemas yang dapat digunakan untuk membandingkan metode alokasi quay crane. Pengambilan data dilakukan pada Terminal Peti Kemas JICT yang digunakan sebagai objek penelitian untuk mempelajari keadaan terminal peti kemas secara umum. Metode heuristik yang digunakan untuk menentukan alokasi quay crane adalah Total Work Content Remaining (TWCR) dan Shortest Processing Time (SPT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SPT lebih baik dibandingkan metode alokasi TWCR karena dengan menggunakan metode SPT, total waktu pelayanan kapal lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan metode TWCR. Demikian juga halnya dengan produktivitas dermaga, dengan menggunakan metode SPT diperoleh produktivitas dermaga yang lebih besar dibandingkan dengan metode alokasi TWCR.

Container terminals are an absolutely critical asset to Indonesia's economy because container terminal provide a vital link between domestic market to international costumer and vice - versa. Therefore, importance role of container terminal resulting productivity is critical in container terminal. Allocation quay crane problem is one of the factors that can affect productivity at container terminal.
This paper aims to design a visual simulation model of container terminal which can be used to compare the methods of quay crane allocation. Data collection was conducted at JITC Container Terminal which is used as an object for studying container terminal condition. Heuristic method that is used to determine quay crane allocation are Total Work Content Remaining (TWCR) and Shortest Processing Time (SPT).
The results showed that Shortest Processing Time (SPT) method better than Total Remaining Work Content (TWCR) because total service time using SPT method less than using TWCR method. Moreover, Shortest Processing Time (SPT) method provides greater berth productivity than Total Work Content Remaining (TWCR) method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Putra Fadillah
"Transshipment merupakan salah satu bagian dari aktivitas logistic. Proses transshipment merupakan sebuah proses pengiriman barang dari suatu lokasi ke tempat tujuan yang lain melalui jalur darat, laut, dan udara. Proses transshipment tidak selalu hanya berada di satu jalur, namun dapat dikombinasikan dengan jalur yang lain. Salah satu fenomena transshipment yang terjadi di Indonesia adalah kegiatan bongkar muat batubara oleh PT. Adaro Logistic di laut lepas dengan menggunakan floating crane. Fenomena ini termasuk fenoma yang jarang ditemui dalam proses transshipment batubara, khususnya proses yang terjadi di Indonesia karena melakukan bongkar muat batubara di laut lepas. Terdapat masalah yang ditemui pada proses transshipment ini yaitu kurang nya penelitian mengenai proses transshipment batubara di laut lepas dengan menggunakan floating crane.
Kebanyakan penelitian dan literatur hanya membahas mengenai proses bongkar muat kargo di pelabuhan. Hal ini menyebabkan terjadinya gap penelitian. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi alokasi floating crane yang didasari oleh model optimasi crane pelabuhan sehingga diperoleh hasil yang mendekati fenomena sebenarnya yang dapat dijadikan bahan evaluasi dalam peningkatan produktivitas loading floating crane. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Integer Programming MIP.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model transshipment batubara untuk alokasi floating crane. Pada model tersebut dapat diketahui bahwa produktivitas floating crane dapat ditingkatkan sampai pemuatan maksimal 3 hari.

Transshipment is one part of logistic activity. Transshipment process is a process delivery of goods from one location to another destination by land, sea, and air. Transshipment process is not always only in one lane, but can be combined with another path. One of the transshipment phenomena occurring in Indonesia is coal loading and unloading activities by PT. Adaro Logistic on the high seas by using floating cranes. This phenomenon includes a phenomenon that is rarely encountered in the coal transshipment process, especially the process that occurs in Indonesia due to loading and unloading coal in the open seas. There is a problem encountered in this transshipment process that is lack of research on transshipment process of coal in the high seas by using floating crane.
Most research and literature only deals with the loading and unloading of cargo at ports. This led to a research gap. Therefore, this research is aimed to develop floating cation allocation optimization model which is based on crane optimization model so that the result is close to actual phenomenon which can be used as evaluation material in increasing floating crane loading productivity. The method used in this research is Mixed Integer Programming MIP.
Based on the result of research, we get coal transshipment model for floating crane allocation. In the model can be seen that floating crane productivity can be increased until the maximum loading of 3 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vermeulen, Nico
Lisse: Rebo International, 1998
R 635.9 VER c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Djuardi
"ABSTRAK
Dalam perhitungan harga sewa unit Crawler Crane Kobelco BM-500 ini, langkah awal yang dilakulam adalah mengidentifi.kasi elemen-elemen biaya yang muncul selama masa usia perbitungan (usia ekonomis). Elemen-elemen ini dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu biaya kepemilikan den biaya operasional. Biaya depresiasi, biaya bunga (bak atas bunga), biaya asuransi, den biaya pajak diidentifikasikan kedalam biaya kepemilikan. Biaya bahan-bakar, biaya bahan pelumas, biaya filter, biaya wire rope, biaya perbaikan, biaya perizinan operasi, den biaya upah operator diidentifikasikan kedalam biaya operasional. Biaya bahan-bakar dalam kasus ini tidak diperhitungkan karena akan disediakan langsung oleh penyewa (proyek).
Sebagai sebuah perusahaan yang memerlukan biaya operasional dalam menjalankan usahanya, maka perlu ditambahkan biaya untuk mendukung operasional perusahaan ini ke dalam elemen harga sewa sebagai biaya tidak langsung atau disebut biaya over head. Sehubungan alat ini disewakan kepada pibak proyek dilingkungan perusaliaan sendiri, maka tidak dilakulam mark-up untuk mencari keuntungan/profit.
Dengan menghitung elemen-elemen biaya kepemilikan, biaya operasional dan biaya over head dalam satuan jam, maka penjumlahan dari ketiga biaya ini akan menghasilkan harga sewa alat per jamnya yang akan dikenakan kepada penyewa(proyek pemakai).
dari perhitungan elemen-elemen biaya di atas sebagai hasil akhir diperoleh harga sewa unit Crawler Crane Kobelco BM-500 untuk tahun 2000 adalah sebesar Rp. 237.750,- per jam. Perhitungan ini dilakukan pada tahun ketiga kepemilikan alat, dengan umur ekonomis lima tahun maka sisa umur ekonomisnya dua tahun.

"
2000
S37651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithra Rafdi Hafiz Arrasyad
"Penelitian ini membahas mengenai indikator untuk pemilihan perusahan shipping line. Evaluasi ini diperlukan karena semenjak pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020, kegiatan ekspor impor mengalami penurunan volume sebesar 420 juta ton, dan banyak perusahaan pengiriman yang harus berjuang dengan penutupan dan kemacetan pelabuhan, kekurangan tenaga kerja, kesulitan dengan pemanfaatan kapasitas, serta kurangnya kontainer pengiriman baru. Yang menyebabkan kenaikan biaya pengiriman barang. Beberapa perusahaan shipping line juga sudah melakukan berbagai strategi untuk beradaptasi dengan pandemi COVID-19, seperti membuka sistem pemesanan dan pelacakan secara online, dan membuka depot yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mencari indikator-indikator yang mempengaruhi sebuah bisnis atau perusahaan dalam memilih shipping line sebagai partner mereka dalam mengirim barang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AHP, dimana sebuah kuesioner dilakukan kepada beberapa ahli untuk menilai faktor-faktor yang sudah ditentukan. TOPSIS juga digunakan dalam penelitian ini sebagai contoh penggunaan model AHP yang telah dibuat. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Waktu Pengiriman, Ukuran Kapal, dan Keandalan merupakan tiga faktor terpenting dalam pemilihan shipping line. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan shipping line sesuai dengan hasil penelitian ini adalah memodifikasi urutan kunjungan pelabuhan, melakukan taktik cut and run, dan melakukan investasi untuk kapal yang lebih besar.

This study discusses the indicators for the selection of shipping line companies. This evaluation is necessary because since the COVID-19 pandemic that hit in 2020, export-import activities have decreased in volume by 420 million tons, and many shipping companies have had to struggle with port closures and congestion, labor shortages, difficulties with capacity utilization, and lack of capacity. new shipping container. Which causes an increase in shipping rate. Several shipping line companies have also implemented various strategies to adapt to the COVID-19 pandemic, such as opening an online ordering and tracking system, and opening new depots. This study aims to find indicators that influence a business or company in choosing a shipping line as their partner in sending goods. The method used in this research is AHP, where a questionnaire is conducted to several experts to assess the factors that have been determined. TOPSIS is also used in this study as an example of using the AHP model that has been created. The results obtained from this study are Delivery Time, Vessel Size, and Reliability are the three most important factors in choosing a shipping line. The strategies that can be carried out by shipping line companies according to the results of this study are modifying the order of port visits, employ cut and run tactics, and investing for an increase in vessel size.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusyane Eko Tantri
"Tercatat hampir 70 persen perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia Pasifik dan 75 persen produk dan komoditas yang diperdagangkan itu dikirim melalui laut Indonesia. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa terminal peti kemas adalah bagian penting dalam upaya peningkatan perekonomian nasional. Masalah alokasi dermaga (berth allocation problem) adalah salah satu faktor kunci dari operasi terminal peti kemas.
Melalui simulasi visual operator terminal dan pihak pelayaran dapat lebih mudah memahami perilaku sistem terminal peti kemas. Untuk itu penelitian ini menggunakan model visual sebagai alat evaluasi metode-metode pengalokasian dermaga, yaitu first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), dan service priority (SP).
Dari simulasi, diketahui bahwa metode FCFS menghasilkan rata-rata waktu pelayanan kapal yang paling singkat. Namun untuk parameter produktivitas dermaga, metode BCSP menghasilkan jumlah pemindahan yang paling tinggi. Sedangkan metode SP akan efektif mengurangi waktu pelayanan pada jenis kapal yang diprioritaskan.

Almost 70 percent of world trade occurs in Asia Pacific and 75 percent of that trade sent by Indonesian sea. So, there is no doubt that container terminals is an important part in improving national economy. Berth allocation problem is one of key factors of container terminal operation.
By visual simulation, terminal operator and shipping lines will understand system behavior of container terminal easier. Therefore, this research use visual model as a tool to evaluate berth allocation methods, namely first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), and service priority (SP).
From the simulation, known that FCFS method resulting in shortest average service time. In the other hand, for berth productivity parameter, BCSP method resulting in highest number of movements. While SP method will efectively decrease service time of prioritized vessel type.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irfan
"Indonesia memiliki potensi yang sangat luas dalam mengembangkan sektor maritimnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan perdangan. Terminal peti kemas yang menjadi poros perdagangan dunia perlu perhatian lebih dalam hal ini. Kemampuan dari terminal peti kemas untuk menyerap kapal dan melakukan perpindahan barang menjadi faktor kunci dalam memaksimalkan kinerjanya. Angka Utilitas yang terbentuk atas proses tersebut menjadi acuan dalam penilaian tingkat kesibukan terminal peti kemas. Perkembangan teknologi mendorong pengoptimalan kinerja terminal peti kemas dilakukan menggunakan model simulasi. Model akan digunakan sebagai acuan atas proses yang terjadi di lapangan dan menjadi pembanding atas data-data yang sudah didapatkan sebelumnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat model dari terminal peti kemas yang sudah ada dan mensimulasikannya menggunakan software. Permodelan digunakan dalam hal ini untuk merepresentasikan proses yang terjadi pada keadaan sesungguhnya. Model yang sudah dibuat dipastikan kesesuaiannya menggunakan metode verifikasi dan validasi. Kesesuaian output data software dengan kondisi sesungguhnya menjadi pertimbangan utama. Setelah model sesuai dengan kondisi lapangan, maka perhitungan nilai utilitas dermaga dilakukan. Penilitian ini juga ditujukan untuk memahami dan mempelajari beberapa faktor yang memengaruhi angka utilitas dermaga. Faktor tersebut diantaranya adalah kedatangan kapal, jumlah dan waktu antrian, serta proses bongkar muat yang terjadi.

Indonesia has vast potential in developing its maritime sector. One effort that can be done is to maximize trade. The container terminal which is the center of world trade needs more attention in this regard. The ability of the container terminal to absorb ships and to move goods is a key factor in maximizing performance. The Utility Terminal formed by this process becomes a container terminal. Terminal technology encourages optimization of terminal performance by using a simulation model. The model will be used as a reference for the processes that occur in the field and be a comparison of data that has been obtained previously. This research is interesting to make a model of an existing container terminal and succeed it using software. Modeling is used in this case to represent the processes that occur in real situations. The models that have been made are ensured for compliance using the verification and validation methods. Output software Conformity with Conformity is a major consideration. After the model matches the field conditions, the calculation of the dock utility value is performed. This research also helps to consider and focus the factors that influence the dock utility numbers. The factors in question are the arrival of the ship, the number and time of the queue, as well as the loading and unloading process that occurs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>