Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Stock split is a coporate action in which a company's existing shares are devided into multiple shares
"
MOJUEKB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Khaliq Soelaeman
"Skripsi ini membahas tentang berbagai aspek pemberlakuan dan aspek perlindungan pemegang saham dalam aksi reverse stock split pada dinamika pasar modal di Indonesia. Reverse stock split adalah penggabungan nilai nominal saham yang dilakukan oleh emiten / perusahaan dengan menggunakan rasio tertentu. Hasil akhir dari aksi reverse stock split adalah nilai nominal saham menjadi lebih tinggi dan jumlah saham emiten / perusahaan beredar menjadi lebih sedikit. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan perbandingan dan pendekatan kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberlakuan aksi reverse stock split di pasar modal Indonesia masih belum banyak dilakukan. Hingga saat ini belum ada peraturan yang secara khusus mengatur tentang aksi reverse stock split. Dalam aspek perlindungan pemegang saham, pemberlakukan aksi reverse stock split disertai dengan mekanisme perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dengan cara membeli saham-saham yang berpotensi odd lot oleh pembeli siaga.

This thesis discusses the various aspects of enforcement and shareholders protection in a corporate action named Reverse Stock Split in the dynamics of capital markets in Indonesia. Reverse stock split done by the corporate by merging the nominal value of shares issued by the issuer / company by using a specific ratio. The end result of the action of the reverse stock split is the nominal value of shares to be higher and the number of shares of the issuer / company become less in number. This research is a normative judicial approach using regulations, comparative approach and case approach. This study concludes that implementation of reverse stock split in Indonesia's capital market is still not widely applied. Until now there is no legislation that specifically regulates the action of the reverse stock split. In the aspect of shareholder protection, the enforcement action of the reverse stock split is accompanied by a protective mechanism against the minority shareholders by buying the stocks that have odd lot potential. This buying will be performed by a standby buyer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S43124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this study is to investigate whether market reacts to reverse stock split announcement. If market reacts to the announcement therefore the announcement has information content and vice versa
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MDB 6:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Irman Robinson
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Triharyadi
"Pemisahan pemilik dan pengelola menjadi pihak yang berbeda dari suatu perusahaaan sering menimbulkan masalah. Penelitian empiris yang pernah dilakukan oleh para ahli keuangan menyimpulkan hasil yang bervariasi terhadap hubungan struktur kepemilikan dengan stock return atau keberadaan dari agency problem.
Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab permasalahan pokok penelitian keberadaan agency problem pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Permasalahan ini kemudian diturunkan pada pertanyaan: Adakah hubungan struktur kepemilikan dengan stock return pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, penulis menggunakan suatu model yang digunakan oleh Kim, Lee dan Francis (1988), yaitu:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it)
Selanjutnya dengan menggunakan regresi linear, data rit , JMit , EPit, Size dan Beta it dianalisis. Dari analisis linear ini akan diperoleh nilai b1. Jika nilai b1 adalah nol (0), artinya tidak ada hubungan struktur kepemilikan dengan stock return, Jika nilai b1 adalah bukan nol (0), artinya ada hubungan antara struktur kepemilikan dengan stock return. Hasil ini mendukung keberadaan dari agency problem.
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 31 Mei 2001, yaitu sebanyak 298 perusahaan emiten. Sampel diambil dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) dengan 4 kriteria, yaitu: perusahaan tersebut harus terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sebelum 4 Januari 1999, perusahaan tersebut telah menyerahkan laporan keuangan tahun 1999 dan 2000, dan perusahaan tersebut menerbitkan komposisi kepemilikan saham pada akhir tahun 1999 dan 2000. Dari kriteria ini didapatkan sampel sejumlah 247 perusahaan.
Untuk melihat kondisi perusahaan dalam dua tahun terakhir, maka kurun waktu pengamatan penelitian ini diambil sejak 4 Januari 1999 sampai dengan 22 Desember 2000. Banyak pengamatan dalam periode ini sama dengan 486 hari pengamatan.
Hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.0. Dilihat dari uji t pada tahun 1999 ditemukan hanya variabel EP dan BETA yang signifikan. Sedangkan pada tahun 2000 hanya BETA yang secara konsisten signifikan. Hal ini berarti secara tidak cukup kuat data untuk menolak Ho.
Berdasarkan ini disimpulkan bahwa secara empiris dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh tingkat kepemilikan orang dalam terhadap stock return perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (menerima Ho dan menolak Hi). Hal ini belum mengindikasikan keberadaan agency problem di Indonesia. Dari temuan ini dapat dilihat pasar modal di Indonesia dan di luar negeri adalah berbeda jika kita melihat ke penelitian sebelumnya oleh Kim, Lee dan Francis (1988). Nilai VIF dan uji Durbin Watson menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas dan autokorelasi.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti dapat memberi rekomendasi bahwa untuk memperkirakan stock return dari perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia tidak cukup dengan melihat pada struktur kepemilikan yang diwakili oleh tingkat kepemilikan orang dalam. Para pengamat pasar modal juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya, misalnya faktor pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, budaya dan keamanan karena pada saat pengamatan ditemukan pengaruh faktor kepemilikan, ukuran, EIP ratio dan Beta hanya sebesar 4.3%. Kenyataan perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dan di luar negeri dapat dipertimbangkan menjadi penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan dihubungkan dengan perbedaan peraturan yang diberlakukan (contohnya persyaratan untuk IPO) atau perbedaan keras atau tidaknya penegakkan hukum di Indonesia.

Relation of Ownership Structure and Stock Return (Empirical Study on Jakarta Stock Exchange Listed Companies)Separation on any company owners and managers often raise problems. Empirical studies on ownership structure show various results for agency problem existences or ownership structure relationship to stock return.
This study, basically, has a purpose to answer the relationship between number of insider ownership (manager relation) and listed companies' stock return in Jakarta Stock Exchange. This issue was described in a question: Is there a relationship between ownership structure and listed companies' stock return?
In order to answer this issue, researcher employs Kim, Lee and Francis (1998) model as below:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it) Using multiple regression, JMit , EPit, Size and Beta it was analyzed.
This multiple regression obtains bi value. If b1 value were equal to zero, it means that no relationship between ownership structure and stock return. If b1 value were not equal to zero, it means there is a relation between ownership structure and stock return. This result supports the existences of agency problem.
This research population is every Indonesian company that listed on Jakarta Stock Exchange on May 31St 2001, which are 298 companies. Sample was chosen with stratified sampling in 4 criteria, that is: listed before January 4, 1999, already give 1999 and 2000 financial report, and has issued stock ownership composition at the end of the year (1999 and 2000). The sample becomes 247 companies. In order to show the companies condition in last two years, sample had been observed since January 4, 1999 to December 22, 2000. Observation amount in this period is equal to 486 observations.
The result and data processing used SPSS ver. 10.0. T test showed that on 1999 only EP and BETA was proved as significance variable. On 2000 only BETA showed consistency as significant factor. It means observations not strong enough to reject Ho. The conclusion was there is no influence insider ownership to Jakarta Stock Exchange listed companies (accept Ho and reject H1). This finding could not indicate agency problems in Indonesia. V1F value and Durbin Watson test showed variables not have multicollinearity and autocorrelation.
Based on that finding, researcher has recommended that stock return prediction didn't need insider ownership factor. The stock market observer should consider such another factor as developments and changes in social, politic, culture and safety matter, since the influence of those independent variables only 4.3%. The difference between capital market in Indonesia and outboard could be considered to be the next studies. The studies would be related to different regulation (e.g. IPO requirements) or different law enforcement."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Binsar Satria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah salah satu anomali dalam perdagangan saham yang menyatakan bahwa saham yang memiliki Price Earning Ratio (PER) yang rendah memiliki peluang untuk memperoleh return yang lebih tinggi (White, Sondhi dan Fried, 2003) terjadi di Bursa Efek Jakarta.
Di samping untuk melihat adanya anomali tersebut, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah ada kewajaran harga saham di BEJ. Suatu saham dinilai wajar bila tingkat kesehatan perusahaan memiliki korelasi yang positip terhadap penilaian investor atas saham tersebut. Tingkat kesehatan dalam penelitian ini diwakili oleh Altman Z-Score, sementara penilaian oleh investor diwakili oleh nilai Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value Ratio (PBV).
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Setelah melakukan eleminasi terhadap beberapa perusahaan yaitu yang tutup bukunya tidak pada akhir bulan Desember, dan yang memiliki Price Earning negatip dan Price Book Value negatip, terdapat 84 perusahaan pada tahun 2001 dan 90 perusahaan pada tahun 2002 untuk diteliti. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa anomali pasar seperti yang disebutkan oleh White, Sondhi dan Fried tidak terbukti terjadi di BEJ. Dari segi ini, penelitian ini mendukung Efficiency Market Hypothesis dalam hal pembentukan harga saham. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa ternyata harga saham yang terbentuk juga adalah wajar, yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang signifikan antara Altman Z- Score dengan PBV dan PER.

The objective of this research is to lind out if one of anomalies in stock trading which said that stock with low Price Earning Ratio (PER) has opportunity to get higher return (White, Sondhi and Fried, 2003) is applied in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta).
In addition, this research also has objective to find out if the price of stock in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) is fair. The price of stock is called fair if there is positive correlation between the healthy of one stock to the investor?s valuation on the stock mentioned. The degree of healthy in this research is represented by Altman Z-Score, while, the investor?s valuation is represented by Price Earning Ratio (PER) and Price Book Value Ratio (PBV).
The research is implemented on manufacture companies which listing their shares in Jakarta Stock Exchange. Elimination data is implemented on a few companies which its accounting period are not end in December, and also the companies which have negative Price Earning Ratio and negative Price Book Value. After eliminating, 84 companies are available in year 2001 and 90 companies in year 2002 to be researched. The statistic method applied in this research is linier regression analysis.
The result of this research shown that the market anomaly as told by White, Sondhi dan Fried is not applied in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta). From this side, this research support The Efficiency Market Hypothesis in forming the stock price. This research is also shown that there is fair price in Jakarta Stock Exchange, shown by the significant relationship between Altman Z-Score to Price Book Value Ratio (PBV) and Price Eaming Ration (PER).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Hardy Ridwan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T6140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Amanda Permatasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai hubungan likuiditas saham dan investasi
perusahaan. Likuiditas saham dan investasi perusahaan merupakan dua hal
penting bagi perusahaan maupun pemangku kepentingan terutama pemegang
saham. Namun, hingga saat ini masih sedikit penelitian mengenai hubungan kedua
hal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahas
hubungan likuiditas saham dan investasi perusahaan, khususnya perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investasi perusahaan
akan menggunakan variabel pertumbuhan total aset, property, plant, and
equipment (PPE), persediaan, dan capital expenditure. Hasil penelitian
menujukkan likuiditas saham memiliki hubungan positif dengan investasi
perusahaan. Sehingga semakin likuid saham perusahaan, maka semakin besar
investasi perusahaan.

ABSTRACT
The focus of this study is the relationship of stock liquidity and Companies?
investment. Stock liquidity and investment are important things for companies
and stakeholders, especially shareholders. However, it is still a few of research
about that. This research is a quantitative study that examines the relationship of
stock liquidity and investment companies, especially manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Variable of Companies? investment are
growth in total assets, property, plant, and equipment (PPE), inventory, and
capital expenditure. The results showed stock liquidity has a positive relationship
with the investment company. So more liquid shares, the greater Companies?
investment"
2014
S56730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Khairani
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh board governance dan cash holdings terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan uji analisis Fixed Effect Model (FEM). Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan saham orang dalam, dan kepemilikan kas, sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diproksikan oleh logaritma harga saham penutupan akhir tahun.
Penelitian ini menggunakan data panel sejumlah 378 observasi dari sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan kepemilikan saham orang dalam memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) komite audit dan kepemilikan kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

The main objective of this research is to analyze the effect of board governance and cash holdings on firm value. This research are analyze with Fixed Effect Model (FEM). The Independent variables in this research are the board size, board independence, audit committee, insider ownership and cash holdings, for the dependent variable is firm value that proxied by log of year end share prices.
This study use a panel data sample of 378 observations listed firms in the Indonesia Stock Exchange for the period 2005-2010. The results showed that: (1) board size, board independence, and insider ownership doesn?t have significant effect on firm value, (2) audit committee and cash holdings have significant effect on firm value."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>