Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Payaman Jan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005
658.312 5 SIM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadari Nawawi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006
658.3 HAD e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvina Savitri
"Di PT.X, sebuah perusahaan yang tergolong dalam usaha skala kecil bila dilihat dari nilai aset dan jumlah karyawan tetapnya yang kurang dari 50 orang, tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya manusia saat ini adalah memastikan bahwa setiap karyawan menampilkan performa dan kontribusi yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan usaha, serta mendukung tercapainya visi, misi dan sasaran perusahaan. Dalam bekerja, setiap karyawan diharapkan termotivasi untuk mengembangkan diri secara aktif tidak ‘jalan di tempat’ atau belpuas diri dengan kondisi yang ada. Dalam kaitan inilah kegiatan dan sistem manajemen kinerja menjadi salah satu faktor utama yang perlu dibenahi.
Meskipun menyadari pentingnya sistom manajemen kinerja dan program pengembangan karyawan, namun dalam kenyataannya saat ini, di PT.X kedua program tersebut seringkali tidak menjadi prioritas, tidak mendapat tempat yang penting, dan tersisihkan oleh kesibukan kegiatan operasional dan tingginya beban kegiatan produksi. Sistem manajemen kinerja saat ini juga masih mengadopsi aspek dan metode penilaian yang umum digunakan perusahaan berskala 'besar dan sedang, serta belum secara seksama dievaluasi dan dikembangkan dengan memperhatikan kekhasan kegiatan operasional dan budaya perusahaan.
Keluhan yang dirasakan saat ini terkait dengan implementasi penilaian prestasi kerja
(performance apraisal) adalah (1) tidak dilakukan secara berkesinambungan dan hanya
menjadi ‘one time event’, (2) aspek penilaian tidak dapat memberikan masukan apakah
karyawan sudah memberikan kontribusi atau hasil kerja yang diharapkan atau tidak, (3)
tidak adanya tindak lanjut setelah umpan balik hasil penilaian prestasi kerja diberikan,
(4) tidak dikaitkannya hasil penilaian prestasi kerja untuk menyusun program atau
kegiatan pengembangan tim maupun individual, dan (5) belum dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang tepat dan dibutuhkan bagi tim maupun karyawannya.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penulis dalarn pembahasan tugas akhir ini melakukan analisis kondisi PT.X, baik dalam hal budaya kerja dan kegiatan operasionalnya, sorta menganalisis sistern manajemen kinerja yang dilakukan saat ini, kemudian memberikan alternatif dan rekomendasi penyempumaan sistem manajemen kinerja yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan di masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisis, tarnpak bahwa tantangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyempumaan sistem manajemen kinerja di PT.X adalah (1) kondisi perusahaan yang berskala kecil dan erat kekeluargaannya, (2) mendorong budaya belajar dan budaya pengembangan diri, (3) mendorong tercapainya tujuan dan sasaran departemen, tim kenja dan organisasi, (4) mendorong kemandirian karyawan dalam menyusun program pengembangan dirinya secara mandiri, (5) menyediakan data untuk merencanakan kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang terarah, (6) prosesnya berjalan berkesinambungan dan ‘dinikmati’ oleh setiap karyawan.
Memperhatikan kondisi di atas dan mengacu pada beberapa kerangka teoretis, maka pengembangan sistem manajemen kinerja yang (1) menempatkan kegiatan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) sebagai bagian dan siklus proses manajemen kinerja (performance management) yang berkesinambungan dengan merubah aspek penilaian menjadi berdasarkan sasaran kelja, dan (2) mengaitkan kegiatan penilaian prestasi kerja dengan program dan identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, menjadi alternatif solusi yang direkomendasi oleh penulis.
Kegiatan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) yang saat ini dilakukan sebagai ‘one time event’, direkomendasikan dileburkan ke dalam siklus ,anajemen kinerja yang diawali dengan tahap penetapan sasaran keija (performance planning), tahap pelaksanaan kerja (performance execution), dilanjutkan dengan tahap penilaian prestasi kerja (performance assessment) dan diakhiri dengan pemberian umpan balik melalui kegiatan performance review.
Disesuaikan dengan kekhasan kondisi perusahaan, maka penetapan sasaran kerja direkomendasikan dilakukan berdasarkan sasaran ketja tim, dan bukan semata sasaran kerja individual. Hal baru yang juga direkomendasikan adalah meletakkan inisiatif pelaksanaan kegiatan manajemen kinerja pada karyawan secara aktif dan mandiri, mulai dari menyusun, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan penilaian, yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi karyawan, mendorong sikap proaktif dan memotivasi karyawan potensial.
Rencana pengembangan sistem manajemen kinerja ini diperkirakan beljalan selama 3 (tiga) bulan atau 12 (dua belas) minggu, yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap pengembangan. Tahap sosialisasi akan menyusul pada bulan keempat, dan selanjutnya diikuti dengan proses impiementasi. Tahap evaluasi akan merupakan tahap akhir yang akan dilakukan setelah seluruh siklus tahap implementasi dilalui. Perkiraan biaya untuk pengembangan sistem ini adalah sebesar Rp. l9.110.000,- (sembilan belas juta seratus sepuluh ribu rupiah)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PNS described having a low level of professionalism, service capability that is not optimal, low
levels of reliability, assurance, tangibility, empathy and responsiveness, do not have this level of
integrity as government ofiicials so as not to have an emotional tie to the agency force and duties,
authority abuse height (KKN), a low level of well-being and is not associated with education level,
performance, productivity and discipline. These conditions have an impact on the performance of
low PNS in discharging its duties and obligations in serving the community. One of the causes of
poor performance in delivering public services PNS is weak PNS management itself, which began in
the planning up to the cessation of PNS findings indicate the need for changes in management
aspects of civil servants in the district should be formulated in a clear and decisive in the
formulation of the law regulating the civil servants in the district and institutional framework that
functionally perform management activities / management of state oflicials."
JWK 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadita Gayuh Dirgantoro
"Di tahun 2008 ini, (1) tingginya harga minyak mentah dunia, (2) melemahnya ekonomi AS, dan (3) pengaruh krisis subprime mortgage menjadi ujian berat bagi pasar saham Indonesia. Kondisi ini menyebabkan bursa saham menjadi sangat fluktuatif. Lembaga keuangan, seperti perbankan, perusahaan investasi, perusahaan asuransi dan Dana Pensiun di Indonesia pun terkena dampak dari globalisasi pasar keuangan.
Dana Pensiun sebagai pengelola dana yang besar harus prudent atau menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola portofolio investasinya. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) merupakan Dana Pensiun terbesar keempat di Indonesia dengan dana kelolaan mencapai lebih dari empat triliun rupiah; sehingga sangat diperlukan pemahaman mengenai asset liability management (ALM) sekaligus memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah tepat dan efisien dalam rangka implementasi Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investasi merupakan kegiatan utama DAPENBI, yang mana hasil investasinya menjadi sumber pendanaan bagi pembayaran manfaat pensiun. Kegiatan investasi memerlukan manajemen portofolio sebagai suatu proses yang berkelanjutan di mana: (1) tujuan (objective), batasan (constraint) dan preferensi untuk setiap investor diidentifikasi; (2) ekspektasi pasar modal atas ekonomi, industri dan sektor berikut sekuritas individualnya dipertimbangkan dan dikuantifikasi; (3) strategi dikembangkan dan diimplementasi; (4) faktor-faktor portofolio dimonitor; (5) portofolio disesuaikan (adjusled) pada tahap alokasi aset (assel allocation), optimalisasi portofolio (portfolio optimization) dan seleksi sekuritas (security selection); serta (6) kinerja portofolio diukur dan dievaluasi untuk memastikan pencapaian tujuan investor.
Penelitian ini menganalisis proses manajemen portofolio investasi saham untuk diterapkan pada DAPENBI. Diawali dengan pembentukan optimal risky portfolio menggunakan dua model penerapan teori portofolio (modern portfolio theory): (1) Markowitz's Full Covariance Model menghasilkan komposisi yang terdiri atas tujuh saham (AALI sebesar 33,74%, UNTR 20,63%, INCO 19,27%, BUMI 18,23%, SMCB 3,02%, ANTM 2,78% dan PTBA 2,33%), dengan Sharpe ratio sebesar 2,2089; lebih tinggi daripada (2) Sharpe's Single-Index Model yang terdiri atas enam saham (AALI 26,21%, BUMI 21,08%, INCO 19,24%, UNTR 15,81%, ANTM 11,70% dan PTBA 5,97%), dengan Sharpe ratio 2,1802.
Di tengah tingginya ketidakpastian (uncertainty), investor, dalam hal ini DAPENBI, tidak lagi dapat mengharapkan (expected) return-nya akan sama dengan average historical return (ex posi return) yang digunakan dalam dua model sebelumnya. Dua mode! tambahan (extension) digunakan untuk tujuan ini; multifactor (two-factor) model dan Black-Litterman (BL) Model. Keduanya memungkinkan investor untuk merevisi return dalam optimal risky portfolio menjadi expected (ex ante) return yang sesungguhnya (true value) karena (1) multifactor model meng-incorporate tinjauan eksternal atas faktor makroekonomi (factor views) berupa excess market dan ‘proyeksi’ kenaikan harga minyak dunia (forecasted' oil inflation), dan (2) BL Mode! meng-incorporate tinjauan pribadi (internal) investor (private views) atas faktor mikroekonomi berupa ‘target/fair' price saham-saham dalam portofolio, yang menghasilkan updated expecled return saham, updated expected return portofolio, dan updated optimal risky portfolio; AALI sebesar 42,27%, ANTM 5,83%, BUMI 8,74%, INCO 9,23%, PTBA 17,35%, SMCB 0,51% dan UNTR 16,06%. Updated expected return portofolio menjadi sebesar 0,4302, standar deviasi portofolio 0,2982, dan Sharpe ratio 1,1744.
Hasilnya, setelah sebelumnya risk aversion DAPENBI (A = 4) ditentukan melalui kuesioner, kemudian digunakan untuk menentukan optimal complete portfolio dengan porsi investasi pada risky asset sebesar 89,39% dan risk-free asset 10,62%.
Updated optimal risky portfolio diukur dan dievaluasi dengan menggunakan lima ukuran kinerja (performance measure) yang secara umum memberikan hasil yang baik; Sharpe ratio (SP sebesar 1,1744), Treynor ratio (TP 0,3432), Jensen alfa (aP 0,2123), R2 (A/TF 0,5299), kecuali Information Ratio (IR 0,2403); mengukur abnormal return per unit unsystemalic risk.
Manajemen ekspektasi dan persepsi pasar dilakukan dengan menggunakan Growth Value Matrix (GVM) yang berhasil memetakan 16 saham dalam sampel penelitian menjadi empat kelompok: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT dan TLKM), expeclation builders (UNTR), tradilionalists (ANTM dan BBCA), dan asset-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA dan SMCB).
Tahap terakhir adalah dengan melakukan simulasi investasi selama satu semester pertama tahun 2008, yang menunjukkan hasil bahwa pada saat portofolio pasar (IHSG) mengalami unrealized actual loss sebesar -14%, portofolio DAPENBI (dari komposisi saat ini) underperfonn dengan unrealized actual loss -18,20%. Sementara optimal risky portfolio mengalami unrealized actual gain 2,32% (outperform), dan setelah dilakukan penyesuaian (updated optimal risky portfolio) meningkat cukup signifikan menjadi 7,90% (outperform).
Penurunan harga (actual loss) pada hampir seluruh saham-saham LQ45 yang rata-rata mencapai 30%-50% selama periode simulasi (penurunannya diperkirakan masih akan berlanjut) menggambarkan kondisi pasar saham saat ini yang ‘sangat berisiko’ dengan volatilitasnya yang intense, sehingga menuntut investor untuk melakukan seleksi sekuritas (security seleclion) dan alokasi aset (asset allocation) dengan cermat berikut kehandalan manajemen portofolionya. Penelitian ini bermaksud mengakomodasi kebutuhan tersebut dan mencoba secara proaktif memberi solusi praktis atas permasalahan portofolio investasi saham yang DAPENBI (dan investor) hadapi.

This 2008, (1) the high price of crude oil, (2) the weakening ofUS economics, and (3) the effecl of the subprime mortgage crisis became the difficult exam for the Indonesian stock market. This condilion caused the stock exchange to become very fluduating. The financial institutions, like banking, investment firms, insurances and pension funds in Indonesia then were ajfected by what so called the financial market globalization.
Pension funds, as the large fund manager institutions, have t o prudent in managing its investment portfolios. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) the fourth largest pension fund in Indonesia by the management fund (wealth) up to four trillion rupiah; so it 's demandedfor the understanding about asset liability management (ALM), at the same time t o ensure that the investment that was done already appropriate and efficient in order to implement the Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investment was the DAPENBI's core activity, whichever the results became the source of funding for pension payment. The investment activity needed the management of the portfolio as a continuous process where: (1) the objective, the conslraint, and preference for each investor was identified; (2) Capital market expectation on economics, industry and sedor along wilh the individual securities was considered and quantified; (3) the strategy was developed and implemented; (4) portfolio factors were monitored; (5) the portfolio was adjusted by repeating the asset allocation, the portfolio optimization and the security selection steps; and (6) the portfolio performance was measured and evaluated t o ensure the achievement of the investor ’s objectives.
This research analyzed the portfolio management process of stock investment to be applied to DAPENBI. Started with the optimal risky portfolio construction using two models of the modern portfolio theory: (1) the Markowitz's Full Covariance Model produced the composition of seven stocks (AALI of 33.74%, UNTR 20.63%, INCO 19.27%, BUMI 18.23%, SMCB 3.02%, ANTM 2.78% and PTBA 2.33%), with the Sharpe ratio of 2.2089; higher than (2) the Sharpe 's Single-Index Model of six shares (AALI 26.21%, BUMI 21.08%, INCO 19.24%, UNTR 15.81%, ANTM 11.70% and PTBA 5.97%), with the Sharpe ratio 2.1802.
Under the high uncertainty, the investor, in this case DAPENBI, no longer could expected its retur n will be the same as average historical retur n (ex pos t r e tur n) that was used in two models beforehand. Two additional (extension) models were used for this purpose; the multifactor (two-faclor) model and the Black-Littennan (BL) Model. Both of them enabled the investor to revise return in optimal risky portfolio to true value expected (ex ante) return because (1) the multifactor model incorporated the external views on the macroeconomics factor (factor views) take the form of excess market and forecasted' oil inflation, and (2) the BL Model incorporated the investor internal views (private views) on the microeconomics factor take the form of 'target/fam’ stock price in the portfolio, that produced the updated individual stock expected return, the updated portfolio expected return, and the updated optimal risky portfolio; AALI #42.27%, ANTM 5.83%, BUMI 8.74%, INCO 9.23%, PTBA 17.35%, SMCB 0.51% and UNTR 16.06%. The updatedportfolio expected return then to be #0,4302, the portfolio Standard deviation 0.2982, and the Sharpe ratio 1.1744.
The results above, after DAPENBI’s risk aversion (,4 = 4) was assessed through the questionnaire, afterwards was used to determine optimal complete portfolio with the portion ofinvestment in risky assets of89.39% andrisk-free assets 10.62%.
Updated optimal risky portfolio was measured and evaluated using five performance measures that generally gave good results; the Sharpe ratio (SP of 1.1744), the Treynor ratio (Tp 0.3432), Jensen alfa (aP 0.2123), R2 (V^0.5299), except Information Ratio (IR 0.2403); measured abnormal return per the unit of unsystematic risk.
The expectation and market perception management was performed using Growth Value Matrix (GVM), that mapped 16 stocks in the satnple to four groups: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT and TLKM), expeclation builders (UNTR), traditionalists (ANTM and BBCA), and assels-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA and SMCB).
The final step was by performing the inveslment simulation for first semester in 2008, that showed that at the time of the market portfolio (IHSG) experienced unrealized actual loss of -14%, the DAP Ebi BI’s portfolio (from the current composition) underperformed with unrealized actual loss -18.20%. Meanwhile, optimal risky portfolio experienced unrealized actual gain 2.32% (outperformed), and after the adjustment (updaled optimal risky portfolio), was increased significantly t o become 7.90% (outperformed).
The decline in the price (actual loss) in almost all of the LQ45 stocks that in average reached 30%-50% during the simulation period (the decline estimated still was continuing) depicted that the condition for the stock market at this time was ‘very risky’ with its intense volatility, demanding the investors to perform the security selection and the assets allocation precisely, along with their portfolio management reliability. This research was aimed to accommodate such requirement and tried proactively to give the practical solution on the problem of the stock investment portfolio that DAPENBI (and the investor) faced.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013
658.3 WIB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dharma
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004
658.3 SUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggrini
"Untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan selaras dengan tujuan umumnya, maka setiap perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian manajemen. Untuk memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, digunakan perangkat pengukuran kinerja atas unit-unit usaha yang menjalankan kegiatan tersebut. Dalam menerapkan sistem pengendalian manajemen daan penilaian kinerja unit usaha, perusahaan acapkali menemukan kesulitan-kesulitan. Kesulitankesulitan tersebut disebabkan karena sistem pengendalian manajemen ini berhubungan langsung dengan perilaku berbagai individu yang berbeda-beda. Dalam perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kesulitan tersebut ditambah dengan adanya komitmen perusahaan terhadap pemerintah yang tertuang dalam tujuan pokok perusahaan, baik dalam jangka panjang maupundalam jangka pendek. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran atas sistem pengendalian manajemen dan pengukuran kinerja yang dijalankan perusahaan. Studi kasus dilakukan pada PT Telkom, Persero, dengan menggunakan data Pedoman Penilaian oleh suatu suatu BUMN yang berbentuk Kinerja Unit PT Telkom yang telah disesuaikan dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 826/ KMK00/ 1992. Dari informasi tersebut dapat dilihat apakah sistem penilaian kinerja unit usaha yang berlaku dapat dijadikan sebagai alat pengendalian atas pencapaian tujuan umum perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabiin
"Adanya keinginan sebagian besar pengguna jasa angkutan umum di wilayah DKI Jakarta untuk dapat menikmati angkutan umum dengan aman, tertib, murah dan nyaman. Untuk mewujudkan hal tersebut antara lain perlu peningkatan optimalisasi kinerja baik yang berkaitan dengan kebijakan manajemen, sistem jaringan dan kinerja manajemen sistem jaringan transportasi umum sehingga lemahnya mekanisme hubungan kerja antar instansi. terkait, tidak jelasnya wewenang dan tanggungjawab setiap instansi, kurang lengkapnya peraturan pelaksanaan yang ada, tidak tersediannya arahan mengenai bagaimana sebaiknya sistem pengelolaan transportasi perkotaan ditengah kompleksitas permasalahan yang ada dapat tertangani dan kebijakan Pemda DKI Jakarta tentang optimalisasi pemanfaatan jalur- jalur jalan, penyediaan angkutan umum bus dan kegiatan rekayasa dan manajemen lalu lintas dengan tujuan memperlancar arus lalu lintas, mengurangi tingkat dan jumlah kecelakaan dapat optimal dilaksanakan.
Judul yang dipilih adalah Evaluasi Kinerja Manajemen Sistem Jaringan Transportasi Umum di Wilayah DKI Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja kebijakan manajemen, kinerja sistem jaringan terhadap kinerja manajemen sistem jaringan transportasi umum di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi terkait dan menjadi wacana untuk masyarakat.
Dengan pendekatan analisis kebijakan deskriptif penelitian dilaksanakan di Dinas LLAJ, Dinas PU dan Ditlantas Polda Metrojaya. Populasi dipilih dari seluruh pegawai di tiga instansi dengan sampel; 35 di DLLAJ, 33 di Ditlantas Polda Metrojaya dan data sekunder pada Dinas PU. Metode pengumpulan data meliputi data sekunder melalui pengamatan, observasi dan angket untuk data primer; Tehnik analisis data korelasi dari Spearman, Kendall tau-b dan Pearson. Pendekatan teoritis / pemikiran mencakup : l) Pendekatan konseptual tentang sistem jaringan transportasi perkotaan ; 2) Pendekatan terhadap aspek kebijakan ; 3) Pendekatan sistem jaringan transportasi umum ; 4) Kinerja manajemen sistem jaringan transportasi umum.
Hasil penelitian; Tingkat optimalisasi kebijakan manajemen sistem jaringan transportasi umum data primer diperoleh data rata-rata 78,82 % dan dari data sekunder diperoleh data tingkat realisasi jumlah armada 90.7% dan untuk trayek 84,9 %. Hasil perhitungan angket diperoleh 0,767 Uji korelasi Pearson dengan demikian adanya pengaruh yang signifikan antara kinerja kebijakan , kinerja sistem dan kinerja manajemen sistem jaringan transportasi umum di wilayah DKI Jakarta . Penelitian ini berkesimpulan belum optimalnya kinerja kebijakan, kinerja sistem dan kinerja manajemen sistem jaringan transportasi umum di wilayah DKI Jakarta. Untuk itu perlu peningkatan kinerja di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uluhiyah
"RSUD Pemerintahan Kabupaten Sumedang telah terpapar dengan kebijakan PMK dengan nomor 836/MenkesiSICN1/2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Perawat dan Bidan sejak tahun 2006. 1 (satu) orang Perawat sebagai DTOT kabupaten Sumedang serta 7 orang Perawat dan 1 orang Bidan sebagai First Line Manager (FLIVI) di Rumah Sakit mi. Berdasarkan hal tersebut dilakukan peneiitian Evaltzasi Kesiapan Implementasi PlvIK Perawat dan Bidan Di Unit Pelayanan Kesehatan Reproduksi RSUD Pemerintahan Daerah Kabupaten Surnedang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif (kuantifikasi data).
Hasil penelitian menunjukan belurn siapnya inaplementasi P/vIK bagi perawat dan bidan di Rumah Sakit ini, karena belum ada SK khusus untuk mengimplementasikan PMK dan belum tersedianya alokasi anggaran khusus mengimplementasikan PMK bagi perawat dan bidan. Dua komponen PMK. yang disuswi berbeda yaitu: Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bentuk Standar Asuhan Keperawatan (SAIC) dan uraian tu.gas perawat clan bidan berdasarkan kedudukan dalam struktur Rumah Sakit. Sementam 3 komponen lain yaitu: indikator kinetja, D.R.K serta monitoring dan evaluasi belum ada.
Hasil evaluasi kinelja dari 31 orang perawat dan bidan di unit pclayanan kesehatan reproduksi Rumah Sakit ini, keadilan transparansi dalam penilaian kinerja di institusi tempat keija ditemukan kurang puas sebanyak 23 orang (74,2%).
Disarankan pemegang komitmen dan pengambil keputusan untuk memberikan Support Sistem dan kebijakan dalam mengimplementasikan pengembangan manajemen kinelja bagi perawat dan bidan, 5 komponen PMK disusun dan dimplementasikan secara utuh untuk meniugkatkan kinexja perawat dan bidan khususnya dan mcningkatkan mutu pclayanan di Rumah Sakit ini pada umumnya.

Sumedang District Govemment Hospital has been exposed by policy of Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) with the number of 836/Menlces/SK/VI!2005 about Pedoman Pengembangan Mamjemen Kinerja (PMK) Perawa: dan Bidan and there is a nurse as District Trainee of Trainer (DTOT) of Sumedang and 7 nurses and a midwife as First Line Manager (FLM) in this Hospital since 2006. The research of evaluation of implementation readiness nurses and midwives in Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) in Reproductive Health Care Unit at Sumedang District Government Hospital 2010 based on the statement below. This research use qualitative and quantitative methods.
The result shows the Clinical Performance Development Management Systems (CPDMS) policies aren’t ready yet for nurses and midwives in the hospital, because there is no special Decree to implement Clinical Perfomance Development Management Systems (CPDMS) and there is no specific budget allocation for the implementation of CPDMS for nurse and midwife. Two components of CPDMS which were prepared diferentlyz Procedure Operating Standard (POS) in the form of Nursing Care Standards (NCS) and job descriptions of nurses and midwives based on the position in the structure of the Hospital. Meanwhile the three other components, namely: performance indicators, Reflection of Case Discussion and monitoring, and evaluation still pending.
The results of evaluating the performance of 31 nurses and midwives in reproductive health services unit. The results of evaluating the performance of 31 nurses and midwives in reproductive health services unit, justice of transparency in the assessment of institutional performance in the workplace found less satisfied as many as 23 people or (74.2).
Suggested to holders and decision makers are committed to providing support systems and policies to implement the Perfonnance Management Development for Nurses and Midwives and the five components of CPDMS prepared and fully implemented to improve the performance of nurses and midwives in particular and improve the quality of care in general hospitals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>