Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Radical Islamism is becoming a challenging new phenomenon in the modern world. In the Indonesian context, Solo is interesting because some radical Islamism groups have emetrged in the region - Pondok Ngruki, front Pemuda Islam Surakarta (FPIS) and others...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rozinah Nabihah
"Indonesia memiliki banyak sosok ulama yang memiliki peran besar bagi bangsa Indonesia. Namun, tidak semua ulama meninggalkan jejak yang jelas sehingga pengetahuan kita tentang mereka menjadi terbatas. Skripsi ini mengulas secara singkat perjalanan hidup salah seorang ulama Indonesia, Habib Salim bin Jindan, dan memaparkan tentang kegiatan dakwah yang dilakukan olehnya. Ia merupakan salah seorang ulama yang mumpuni dalam bidang ilmu hadis dan ilmu sanad. Dalam menjalankan kegiatan dakwah, ia kadangkala harus menghadapi hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Meskipun demikian, ia tidak gentar dan tetap menyerukan ajaran agama Islam sampai akhir hayatnya.

Indonesia has many moslem scholar great character for Indonesian. But not many of them have clear history, so that our knowledge about them limited. This thesis tell a little about Habib Salim ibn Jindan, and his lecture. He is a skilled moslem scholar about hadits and sanad. Sometimes in his lecture he faced the matter which endangering him. Without fear he settled announce about Islam till his life end.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maskurotul Ainia
"ABSTRAK
Keunikan dari manusia adalah alteritas, dan hanya dengan memahaminya kita
dapat memahami konsep tentang keadilan dan kemanusiaan. Pada tesis ini, saya
berpendapat bahwa pluralisme radikal tidak hanya kritisisme terhadap pluralitas
dan melampaui pluralisasi, tetapi juga mempunyai kecenderungan untuk
membangun ketidakmungkinan untuk landasan bagi keduanya. Jadi, saya sepakat
dengan Jaques Derrida ketika dia menulis, keadilan adalah dekontruksi, yang
mana ditujukan untuk kemajuan kemanusiaan itu sendiri.

ABSTRACT
The uniqueness of human is alterity, and only through such understanding we can
grasp the concept of justice and humanity. In this thesis, I argue that radical
pluralism is not only a criticism towards plurality and beyond plularization, but
also have the tendencies to build the impossibility of the ground for them. So, I
agree with Jaques Derrida when he wrote justice is deconstruction, which is for
the betterment of humanity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1802
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnestesia Putri Aryani
"Selama ini, kematian dianggap sebagai akhir dari pemenuhan utilitas yang ingin dicapai selama hidup. Meskipun demikian, teori yang dipaparkan oleh Azzi dan Ehrenberg (1975) justru menyatakan adanya kepercayaan akan kehidupan setelah kematian mau tidak mau membuat manusia harus mempertimbangkan utilitas yang ingin dicapai kelak. Sedekah dan partisipasi dalam kegiatan keagamaan, dianggap sebagai investasi yang dapat memberikan jaminan terhadap pencapaian utilitas pada kehidupan setelah kematian. Penelitian ini menemukan adanya hubungan substitusi antara sedekah dan partisipasi serta pengaruh positif dari tingkat keimanan seseorang terhadap sedekah dan partisipasi tersebut. Selain itu, ditemukan pula bahwa peningkatan usia akan meningkatkan sedekah dan partisipasi yang dilakukan seseorang.

People tend to think that death is the end of their pursuit to maximization of utility. Instead, Azzi and Ehrenberg?s theory of lifecycle consumption (1975) said that afterlife belief give another perspective for us, to considering about the afterlife utility. Religious giving and participation in a religious activity, considered as investment for a guarantee of a better afterlife utility. This study find a substitute relation between religious giving and participation. Also, the religious giving and participation have a positive and significant impact for every additional age and increasing in belief.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejarah mengungkapan bahwa proses Islamisasi di Pulau Jawa berjalan aman dan damai. Para waliyullah atau walisongo punya peranan besar disni. salah satunya sangat terkenal adalah Sunan Kalijaga. Selain seorang ulama sakti dan politikus yang cerdas, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan seniman wayang yang hebat. Caranyab berdakwah diangggap berbeda dengan metode para wali yang lain."
384 WACA 7:26 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Al Tahaj
"Fenomena radikalisasi ideologi radikal teroris yang terjadi secara massif dan tidak biasasemenjak kebangkitan kelompok teroris internasional, IS Islamic State , memaksa pemerintahberpikir keras untuk menemukan formula dalam rangka menghentikan laju proses radikalisasi.Era global dan demokrasi, dimana batas-batas Negara seakan tidak ada lagi, informasi yangmelimpah, serta kebebasan dalam bersuara, seakan menjadi momok ketika dimanfaatkan olehkelompok radikal untuk melakukan propaganda-propaganda naratif ideologi radikal terorismilik mereka. Pembentukan BNPT pada tahun 2010 yang menggantikan fungsi DeskKoordinasi Penanggulangan Terorisme yang dianggap berhasil melakukan upaya-upaya hardapproach namun dianggap kurang mampu untuk menghentikan aksi terorisme yang terusmenerus terjadi. Aksi terorisme tidak akan terjadi selama radikalisasi ideologi radikal dapatdihentikan, untuk itu BNPT melalui Direktorat Pencegahan BNPT menyusun kebijakan dibidang pencegahan, yang salah satunya dalam bentuk strategi kontra-radikalisasi yangdilakukan secara online dan offline. Strategi kontra-radikalisasi yang dilakukan oleh DirektoratPencegahan BNPT ini terdiri dari kontra-propaganda dan kontra-naratif. Inti dari strategi danprogram ini adalah untuk menjadikan ideologi radikal teroris menjadi tidak menarik bagimasyarakat Indonesia melalui kontra-naratif, dan serta membantu meningkatkan rasa cintatanah air dan kebangsaan melalui kontra-propaganda. Melihat kebijakan dalam bentuk programini telah dilaksanakan oleh BNPT, namun arus radikalisasi dan aksi terorisme masih terusterjadi, sehingga perlu dilakukan analisa secara mendalam mengenai letak kekurangan dalamupaya kontra-radikalisasi oleh Direktorat Pencegahan BNPT. Analisa ini meliputi kesesuaianantara perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, dan tujuan kebijakan dalamkebijakan/program kontra-radikalisasi oleh Direktorat Pencegahan BNPT dalam upayamencegah penyebaran ideologi radikal di Indonesia.

The radical and unusual phenomenon of radicalization of terrorist radical ideologies since therise of the international terrorist group, IS Islamic State , forced the government to think hardto find formulas in order to stop the process of radicalization. The global era and democracy,where the borders of the State seem to be no more, abundant information, and freedom ofspeech, seem to be a scourge when exploited by radical groups to perform their own radicalradical propaganda propaganda propaganda. The establishment of BNPT in 2010 whichreplaced the function of Counter Terrorism Coordination Desk DKPT which is consideredsuccessful to make efforts of hard approach but considered less able to stop continuous acts ofterrorism. Acts of terrorism will not occur during radicalization of radical ideology can bestopped, for that BNPT through the Directorate of Prevention BNPT formulate policies in thefield of prevention, one of which in the form of counter radicalization strategy conductedonline and offline. The counter radicalization strategy undertaken by the Directorate ofPrevention of BNPT consists of counter propaganda and counter narrative. The essence ofthese strategies and programs is to make terrorist radical ideology unattractive to Indonesiansthrough counter narrative, and to help increase the love of homeland and nationality throughcounter propaganda. Seeing the policy in the form of this program has been implemented byBNPT, but the flow of radicalization and acts of terrorism still continues, so it needs to be donein depth analysis of the location of deficiencies in counter radicalization efforts by theDirectorate of Prevention of BNPT. This analysis covers the correspondence between policyformulation, policy implementation, and policy objectives in the policy program of counterradicalizationby the Directorate of Prevention of BNPT in an effort to prevent the spread ofradical terrorism ideology in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liss, Sheldon B.
Boulder: Westview Press, 1991
320.972 8 LIS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rumadi
Bekasi: Gugus Press, 2002
200 RUM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhis Tessa
"Resiliensi masyarakat tampak dalam penanggulangan bencana. Resiliensi itu dipantik oleh peran dan kuasa para patron, khususnya tokoh agama. Keberadaan mereka menjadi kapasitas sosial penanggulangan bencana sebagaimana diharapkan pemerintah. Sayangnya, keterlibatannya memunculkan kontestasi cukup besar pada tataran personal dan afiliasi organisasi keagamaan. Penelitian bertujuan menjelaskan peran dan kontestasi kuasa para tokoh agama dalam penguatan resiliensi komunitas rawan bencana ganda di Tieng Wonosobo. Penelitian mengunakan metode kualitatif, yaitu etnografi post-kritis yang diimplementasikan di wilayah yang memiliki ancaman bencana ganda berupa banjir dan longsor. Penelitian menemukan bahwa kuasa tokoh agama diwujudkan dengan bentuk peran mereka dalam penanggulangan bencana dalam keseluruhan tahapan siklus manajemen bencana (pra, saat dan pasca bencana). Sementara kontestasi ditunjukkan dengan segala upaya pelibatan jaringan dan afiliasi organisasi keagamaannya (NU/Muhammadiyah) untuk menunjukkan peran menonjolnya. Proses sosial kontestasi tokoh agama itu selaras dengan teori Foucault (2017), bahwa kuasa tidak berasal dari luar lingkungannya, tetapi dari dalam komunitasnya. Kuasa menjalankan perannya melalui aturan dan sistem tertentu sehingga menghasilkan rantai kekuasaan. Penelitian juga menawarkan model penguatan resiliensi komunitas berbasiskan peran tokoh agama dalam kerangka kerja hubungan enam pihak (exi-helix), yaitu pemerintah, akademisi, masyarakat, industri, NGO, dan media. Dalam konteks ini, tokoh agama menjadi penghubung (enabler-mediator) dari program penanggulangan bencana yang diimplementasikan perbagai pihak.

Community resilience is seen in disaster management. This resilience is fueled by the role and power of patrons, especially religious figures. Their existence becomes a disaster management capacity as expected by the government. Unfortunately, his involvement gave rise to considerable contestation at the personal level and religious cooperation. This study aims to explain the role and contestation of the power of religious leaders in strengthening the resilience of double disaster-prone communities in Tieng Wonosobo. The research uses a qualitative method, namely post-critical ethnography which is implemented in areas that have double disaster threats in the form of floods and landslides. The study found that the power of religious leaders is manifested by the form of their role in disaster management in the entire disaster management cycle (pre, during and post-disaster). Meanwhile, the contestation is shown by all efforts to involve the network and the cooperation of its religious organizations (NU/Muhammadiyah) to show its prominent role. The process of social contestation of religious figures is in line with Foucault's (2017) theory, that power does not come from outside the environment, but from within the community. Master the use of through certain rules and systems so as to produce a chain of power. The research also offers a model for strengthening the community based on the role of religious leaders within the framework of the six-party relationship (exi-helix), namely the government, academia, society, industry, NGOs, and the media. In this context, religious leaders become liaisons (enabler-mediator) of disaster management programs implemented by various parties.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mianti
"Penelitian ini berangkat dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana film sebagai salah satu produk kesenian dapat juga digunakan untuk merepresentasikan realita sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengulas konten film Tanda Tanya sebagai salah satu film yang merepresentasikan kehidupan keberagamaan di Indonesia. Dalam konteks penelitian ini, aspek utama yang dinilai adalah konten film secara struktural yaitu aktor-aktor membentuk suatu relasi yang digambarkan melalui dialog, adegan, dan alur cerita dalam film. Relasi yang terjalin antar aktor menciptkan struktur sosial yang mendefinisikan diri mereka pada kelompok-kelompok tertentu. Misalnya dalam film Tanda Tanya ada kelompokkelompok agama yang sifatnya puritan maupun sinkretis. Struktur sosial yang terbentuk dalam film mencerminkan realita yang ada di masyarakat.
Selain aspek diatas beberapa aspek penting lainnya yang dianggap berpengaruh terhadap film sebagai representasi sosial adalah aspek kultural. Aspek kultural yang ditunjukan ke dalam bentuk penanaman nilai-nilai atau ideologi Sutradara ke dalam kreasi film. Penanaman nilai-nilai tersebut mempunyai motivasi untuk menggambarkan situasi ideal di masyarakat atau dapat juga digunakan sebagai ekspektasi Sutradara terhadap suatu konteks sosial masyarakat tertentu.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa film Tanda Tanya berhasil mengubah suatu produk seni menjadi karya ilmiah melalui kacamata sosiologi dengan memotret kehidupan keberagamaan yang ada di Indonesia. Kehidupan keberagamaan tersebut dicerminkan melalui sikap pluralisme antar anggota kelompok agama tertentu terhadap kelompok agama lainnya. Adegan interaksi antar anggota kelompok agama satu dengan yang lainnya diambil melalui beberapa kasus yang terjadi dalam realita sosial di masyarakat sehingga dengan begitu film Tanda Tanya adalah salah satu dari sedikit film di Indonesia yang menggambarkan proses kehidupan keberagamaan yang sebelumnya toleran namun karena adanya factor-faktor eksternal menciptkan konflik-konflik sesuai dengan realita sosial di masyarakat.

This study aims to learn how far a movie, as an artistic product, is used to represent reality in the social world. This study employs qualitative approach to cover contents in ?Tanda Tanya? as a movie representing religious life of the Indonesian people. In the context of this study, the main aspect considered is the structural contents, which is relations shaped by the actors through dialogues, scenes, and story plots of the movie. Bonded relations among actors create social structures that define themselves into certain groups. For instance, in the movie, there were several religious groups of puritan and syncretism. Social structures formed in the movie reflect reality in the society.
Besides the aspects above, another relevant aspect also influenced the social representation in the movie, which is the cultural aspect. Culture is represented by the director's values and ideologies incorporated into his creation. Such values motivated to illustrate the ideal situation in the society or could be used as the director?s expectations on a certain social context.
The results to this study shows that the movie ?Tanda Tanya? succeeded in shifting an artistic product into a scientific product, using sociological view to snap the religious life in Indonesia. The religious life is reflected through the state of pluralism between members of a certain religious group and other religious groups. The scene where interactions between one religious group to another was taken from many cases which happened in the social reality. Thus, the movie is one of many Indonesian movie illustrating the process of religious lives, which was previously tolerant but then various external factors created conflicts, just as in the social reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>