Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2009
T37329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Gani
1987
S16696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ariska Ferani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh indikator kredit yaitu Non Performing Loan (NPL), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 bank yang memenuhi syarat dan listing di Bursa Efek Jakarta. Data harga penutupan saham untuk mengolah Imbal Hasil dan Risiko Saham perbankan diambil di website yahoo finance dengan interval harian. Imbal Hasil saham diolah secara mingguan dan Risiko Saham diolah secara tahunan. Sedangkan untuk indikator kreditnya dari laporan keuangan triwulan publikasi diambil di website Bank Indonesia. Data-data mentah tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan pearson product moment dan metode regresi berganda dengan uji interaksi.
Hasil penelitian ini adalah Non Performing Loan (NPL) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tidak memiliki hubungan secara signifikan terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia. Namun, Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) memiliki hubungan dan mempengaruhi secara signifikan terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia.

This research is made to see the relation and effect of credit indicators sush as Non Performing Loan (NPL), Provision for Loan Losses (PLL), and Risk Weighted Asset (RWA) toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia. These samples? research are 12 banks that meet the requirement and had been listed at Jakarta Stock Exchange (IDX). The daily closing prices of stock taking from yahoo website at finance are used to make stock return and risk. The stock return is made weekly and the stock risk is made years. Meanwhile, the credit indicators are took from quaterly financial statement at Bank Indonesia?s website. Those data are then processed using pearson product moment and multiple regression method with interaction test.
The research results are Non Performing Loan (NPL) and Provision for Loan Losses (PLL) have no relation significantly toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia. Meanwhile, Risk Weighted Asset (RWA) have relation and effect significantly toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin Rahman
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995
346.082 HAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Larasati Harjito Putri
"Perbankan di Indonesia menghadapi masalah suku bunga kredit yang terlalu tinggi karena tingginya risiko kredit dalam menyalurkan kredit. Hal ini menyebabkan perbankan di Indonesia sulit mencapai target pertumbuhan kredit yang ditetapkan Bank Indonesia dalam 3 tahun terakhir dan dinilai belum optimal dalam menyalurkan kredit. Dilain hal, Malaysia memiliki risiko kredit lebih rendah dan suku bunga kredit lebih murah. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk menyelidiki dan menjelaskan sebagian kemungkinan alasan tingginya risiko kredit berdasarkan manajemen risiko dan regulasi perbankan terkait di Indonesia dan Malaysia serta dampaknya terhadap performa bank. Metode penelitian yang digunakan adalah quantitative content analysis untuk menjelaskan hasil analisis data dan informasi yang diperoleh dari situs resmi Bank X dan Y di Indonesia dan Bank Z di Malaysia periode 2021 – 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Z memiliki organ The Three Lines Model yang intensif berfokus mengawasi dan monitoring risiko kredit saja, sedangkan Bank X dan Y belum memiliki organ serupa. Regulasi bank terkait jangka waktu kolektibilitas kredit di Indonesia lebih pendek dibanding Malaysia, sehingga performa bank Malaysia dapat lebih stabil. Penelitian ini berkontribusi untuk memberikan saran kebijakan bagi regulator Indonesia untuk mengendalikan risiko kredit sebagai bagian dari perhitungan tingkat bunga pinjaman dalam rangka optimalisasi perfoma bank.

Indonesia banks has high credit interest rates problem due to high credit risk in disbursing loan. So, Indonesia banks are heavy to achieve credit growth target set by Bank Indonesia in the last 3 years and considered not optimal in distributing loan. On the other hand, Malaysia has lower credit risk and interest rates. This case study research aims to investigate and explain some of possible reasons of high credit risk based on risk management and related banking regulation in Indonesia and Malaysia also its impact on bank performance. The research method used is quantitative content analysis to explain data and information analysis from official websites of Bank X, Y in Indonesia and Bank Z in Malaysia for 2021 – 2023 period. The research results state Bank Z has The Three Lines Model organ intensively focuses on supervising and monitoring credit risk only, while Banks X and Y do not yet have a similar organ. Banking regulation regarding credit collectibility periods in Indonesia are shorter than in Malaysia, so that Malaysia can be more stable. This research contributes to provide policy suggestions for Indonesian regulators to control credit risk as part of calculating loan interest rates to optimalize bank performance. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkus Kusnandar
"Tesis ini membahas faktor-faktor rasio keuangan perbankan (CAR, NPL, DPK, BOPO, ROA) dan variabel Makro (GDP, Inflasi, Kurs) yang dinilai mempengaruhi pemberian kredit UMKM oleh perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rasio keuangan perbankan mempengaruhi penyaluran kredit UMKM. Sementara variabel makro ekonomi yang stabil juga menjadi faktor yang turut mendorong pemberian kredit UMKM.
This thesis analyze the factors of banking financial ratios (CAR, NPLs, DPK, BOPO, ROA) and macroeconomic variables (GDP, inflation, exchange rate) that affect SME lending by banks in Indonesia. The results showed that the banking financial ratios affect SME lending, while a stable macroeconomic variables are also factors that have promoted SME lending."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Andi Thomas
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S23971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Dwi Pratiwi
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh faktor-faktor pendorong utama Manajemen Risiko Likuiditas (MRL), yaitu aset tak ikuid, core deposit, modal ekuitas, dan komitmen pinjaman perbankan di Indonesia terhadap aset likuid, pinjaman, dan credit line yang merupakan proksi untuk mengukur likuiditas perbankan dengan menggunakan kontrol ukuran bank. Penelitian ini mengambil sampel 99 bank umum di Indonesia pada periode 2006 ? 2011 dan menggunakan metode Ordinary Least Square dalam pengestimasiannya. Dengan adanya krisis keuangan global pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009, penelitian ini menjelaskan dua hasil, yaitu hasil pada kondisi normal dan krisis. Aset tak likuid mempengaruhi aset likuid pada saat normal dan krisis, serta pinjaman bank pada saat normal. Core deposit mempengaruhi aset likuid bank dan pinjaman pada saat normal dan krisis, serta credit line pada saat normal. Modal mempengaruhi aset likuid pada saat normal, pinjaman dan credit line pada saat normal dan krisis. Komitmen pinjaman mempengaruhi pinjaman pada saat krisis dan credit line pada saat normal dan krisis. Bank besar cenderung memiliki aset likuid terbatas dan memberikan pinjaman dan credit line pada saat normal, tetapi cenderung mengurangi pinjaman dan meningkatkan liquid buffer pada saat krisis.

This research investigates the impact of four key drivers of Liquidity Risk Management, which are illiquid assets, core deposits, equity capital, and loan commitments of banking in Indonesia towards liquid assets, loans, and credit line as proxies for bank liquidity measurement with bank size as control. Using 99 samples of commercial bank in Indonesia within 2006 - 2011 and also using Ordinary Least Square method for estimating, this research results some conclusions. Since there is global financial crisis in the last quarter of 2008 and the first quarter of 2009, this research generates two results, which are in normal and crisis condition. Illiquid asset affects liquid asset in normal and crisis condition and loan in normal condition. Core deposit affects liquid asset and loan in normal and crisis condition, and also credit line only in normal condition. Equity capital affects liquid asset in normal condition, loan and credit line in normal and crisis condition. Loan commitment affects loan in crisis condition and credit line in normal and crisis condition. Large bank tends to hold liquid asset in small amount and gives loan and credit line more relative to other banks in normal condition, but tends to reduce loan and increase liquid buffer in crisis condition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnah Chairunnisa
"
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara profitabilitas, risiko likuiditas, dan risiko kredit perbankan terhadap volatilitas harga saham. Data time-series penelitian ini merupakan triwulanan selama sepuluh tahun (2014-2023), sementara data cross-section yang digunakan terdiri dari 4 emiten bank syariah yang tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan 33 emiten bank konvensional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah unbalanced panel data. Dari kedua pemodelan baik perbankan syariah maupun konvensional, profitabilitas signifikan berpengaruh positif, risiko likuiditas signifikan positif, dan risiko kredit signifikan berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham.

This This study aims to analyze the relationship between profitability, liquidity risk, and credit risk of banks on stock price volatility. The time-series data of this study is quarterly for ten years (2014-2023), while the cross-section data used consists of 4 Islamic bank issuers listed on the Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), and 33 conventional bank issuers listed on the Indonesia Stock Exchange. The methodology used is an unbalanced panel data. From both Islamic and conventional banking modeling, profitability has a significant positive effect, liquidity risk has a significant positive effect, and credit risk has a significant positive effect on stock price volatility."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>