Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Erwan Djoko Hermawan
"Seiring dengan tuntutan globalisasi, dan kebijakan Bank Indonesia (1999) melalui Arsitektur Indonesia (API), pada tahun 2014 Indonesia harus sudah memiliki bank berskala internasional. Bank X sebagai sebuah bank nasional terbesar, sudah menyiapkan diri untuk itu. Salah satu ciri dari bank bertaraf internasional, selain modal yang besar, juga ekspansi pasar ke luar negeri.
Sampai saat ini Bank X memiliki sejumlah cabang di Hongkong, China, Cayman Island, Singapura, Inggris (London) dan Timor Leste. Peluang pasar yang terbuka cukup lebar bagi Bank X, dalam hal ini Community Tarakan, adalah di daerah Tawau, kota kedua terbesar di Sabah, Malaysia. Selain sangat ?sibuk? dengan kegiatan perniagaan, kota ini juga merupakan kota tujuan TKI (tenaga Kerja Indonesia), di mana puluhan ribu orang bekerja di sana setiap harinya.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi Pasar Tawau Malaysia bagi Bank X, serta merumuskan strategi yang harus diambil Bank X dalam memasuki pasar luar negeri ini. Dalam penelitian yang dilakukan, data diambil melalui metode kualitatif deskriptif, dengan menjalankan wawancara dengan pihak-pihak yang kompeten di Bank X, observasi di lapangan, serta dibantu dengan studi literature dan mempelajari data-data internal di Bank X.
Hasil penelitian ini memberi gambaran atas proposisi yang diajukan sebelumnya, yang antara ain sebagai berkut:
1. Bank X mempunyai keunggulan dan kesempatan untuk masuk dan melakukan pengembangan pasar dengan membuka cabang di Tawau Malaysia. Keunggulan Bank X adalah jaringan, sistem dan SDM yang baik.
2. Satu-satunya yang menjadi kendala cukup besar adalah keterbatasan aktivitas cabang, karena regulasi perbankan di Malaysia yang belum memungkinkan. Kendala ini dapat diatasi dengan pendekatan politik internasional.
3. Berdasarkan analisa dengan menggunakan seluruh tools yang ada, tampak bahwa harga yang kompetitif adalah strategi yang mutlak harus diterapkan apabila Bank X akan memasuki pasar Tawau.

Following the globalization trends, and the regulation of Bank Indonesia (1999) on Indonesian Banking Architecture (API), by 2014 Indonesia is to own one International Bank in category. Bank-X is one of the biggest bank and well prepared to it. One of the characteristics of an International Bank, (apart of the capital size), is the presence in the international market.
Today, Bank X have international branches in Hongkong, China, Cayman Island, Singapore, the United Kingdom (in London) and Timor Leste. The market potential is huge for Bank X, especially for Tarakan Community, to open one branch in Tawau, the second largest city in Sabah, Malaysia. Tawau is busy with trading activities, and also a target market for Indonesian workers (TKI). Thousands of TKI working in Tawau everyday.
The research is to measure the potential of Tawau to Bank X, and to build a strategy to develop the specific international market. In the methodology, data gathering is obtained with a method which is qualitative and descriptive. We interviewed the sources with competences in Bank X, conducting field observation, and are supported with literature review plus internal data from Bank X.
The result of this research support the previous proposition, as follows:
1. Bank X has the advantage & a big opportunity to penetrate and develop the market by opening one branch in Tawau, Malaysia. The competitive advantage of Bank X is the big scale of branch network, the supporting system, and the advance Human Resources.
2. The only weakness is the limitation of branch activity, subject to Malaysian Banking Regulation today. This could be resolved by International Political Approach.
3. Based on the analysis using the applicable tools, we see that competitive pricing strategy is mandatory for Bank X to enter Tawau."
2009
T25836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Sheng-Yi
Singapore: Singapore University Press, 1974
332.4 SHE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Ayukalanta
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh penetrasi bank asing terhadap risiko bank domestik. Dengan menggunakan data panel pada bank dari 3 negara di Asia yang memiliki tingkat penetrasi asing paling tinggi pada periode 2006 ndash; 2016, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Hong Kong, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penetrasi bank asing terhadap risiko bank domestik. Selanjutnya, penelitian ini juga lebih lanjut meneliti jenis penetrasi bank asing yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap risiko bank domestik. Berdasarkan hasil yang didapat, ditemukan bahwa bank asing yang masuk melalui merger dan akuisisi memiliki pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan ketika bank asing masuk melalui investasi greenfield.

This research investigates the impact of foreign bank penetration on the risk of domestic banks. By using bank level panel data from Indonesia, Malaysia, and Hong Kong, which have one of the highest number of foreign bank penetration in Asia during 2006 ndash 2016, this research finds significant evidence that foreign bank penetration indeed affects the risk of domestic banks. Then, the research also further examines which type of foreign bank penetration has more significant effect towards domestic banks risk. It was found that the impact of foreign banks that enter the domestic banks market via merger and acquisition is more significant, compared to when they enter via greenfield investment. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Riswan Roy
"Penelitian ini mengidentifikasi bank efficiency yang dipengaruhi oleh penetrasi bank asing terhadap risk taking pada bank-bank konvensional di Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, Jepang dan Korea Selatan Tahun 2010-2016. Penelitian ini menggunakan teori efisiensi yang diukur dengan pendekatan Data Envolment Analysis DEA untuk mengukur bagaimana efisiensi bank terhadap risiko yang dikhawatirkan sejak krisis 2008, yakni liquidity rik, credit risk dan capital risk.
Penelitian ini juga memperkirakan bagaimana pengaruh bank asing yang memasuki sebuah negara terhadap keputusan bank-bank domestik untuk memilih ataupun mengambil risiko yang akan dihadapi di masa yang akan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan bank asing yang memiliki aset yang lebih besar dibandingkan dengan bank-bank domestik baik aset lancar maupun tetap.
Karya Akhir ini menggunakan generalized least square yang mengoreksi masalah heterokedastisitas. Saya menemukan penetrasi bank asing berpengaruh secara signifikan terhadap technical efficiency dan cost efficiency melibatkan bank untuk memilih risk taking pada liquidity rik, credit risk dan capital risk.

This study identifies the bank efficiency that is influenced by the penetration of foreign banks against risk taking in conventional banks in Indonesia, Malaysia, Singapore, Vietnam, Thailand, Japan and South Korea 2010 2016. This study uses efficiency theory as measured by Data Envolment Analysis DEA approach to measure how bank efficiency against risk that has been feared since the 2008 crisis, namely liquidity rik, credit risk and capital risk.
This study also discusses how the influence of foreign banks entering a country against the decisions of domestic banks to choose or take risks that will be faced in the future will be both in the short and long term. This is due to foreign banks that have larger assets compared to domestic banks, both current and fixed assets.
This Final Work uses generalized least square that corrects the problem of heterokedastisitas. I found the penetration of foreign banks significantly influenced technical efficiency and cost efficiency involving banks to choose risk taking on liquidity rik, credit risk and capital risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur : Universiti Malaya, 2006
332.1 DIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mal Isnaini Sri Mey Yanti
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan dampak Program BPD Regional Champion terhadap tingkat NPL BPD yang merupakan proxy risiko kredit. Dengan menggunakan analisis data panel, model terpilih yaitu Random Effects Model mengidentifikasikan determinan NPL dari faktor internal dan eksternal bank. Model tersebut kemudian disimulasikan dengan given condition berupa target indikatif keberhasilan program yaitu pertumbuhan kredit minimum 20% dan porsi kredit produktif minimum 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat NPL estimasi selama periode 2008-2011 bagi 12 bank akan lebih tinggi dibandingkan NPL riil sementara bagi 13 bank lain sebaliknya.

Focus of this research is to identify the impact of BPD Regional Champion Program to each bank's NPL. Using a panel data analysis for the observation period of 2008 - 2011, the selected random effects model identifies the determinant of NPL from bank specific variables and external factors. The Model is then simulated by the indicative targets of minimum loan growth of 20% and minimum portion of productive loan of 40%. This research reveals that the Program may cause higher estimated NPL for 12 banks while for the other 13 banks the estimated NPL will be lower than the real NPL."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32287
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wowor, Esther A.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S23448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Kristiono
"Bank X merupakan bank ex-LKBB yang sebelumnya hanya berhubungan dengan nasabah korporasi. Setelah merubah jenis usahanya menjadi bank sesuai dengan tuntutan UU Perbankan No: 7 tahun 1992 maka Bank X harus mengikuti semua Ketentuan Perbankan yang berlaku termasuk ketentuan mengenai jumah minimum kredit usaha kecil yang harus disalurkan oleh Bank X. Ketentuan mengenai kredit usaha kecil tersebut menimbulkan kesulitan Bank X dalam memenuhi minimum KUK yang dipersyaratkan. Sejak menjadi bank sampai dengan akhir Desember 1996 Bank X belum pernah mencapai ketentuan minimum yang berlaku. Pada posisi 31/12/96 persentase KUK terhadap kredit dalam rupiah baru mencapai 6,5%, dan jumlah tersebut lebih dari separonya merupakan pembelian SBPU dari bank lain.
Dari analsa SWOT diketahui bahwa posisi Bank X terletak di kuadran dimana "Strength" dominan dibandingkan "Weakness" dan :Threats" dominan dibandíngkan "Opportunity". Dengan kondisi tersebut maka Bank X dapat melakukan penguatan di bagian internal untuk mengatasi ancaman yang ada dan meraih kesempatan yang tersedia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas SDM dalam mengelola KUK, mengembangkan jaringan dengan membuka cabang, atau merger dengan bank yang sudah mempunyai jaringan yang luas, serta memanfaatkan teknologi yang cocok untuk retail. Pemilihan alternatif ini dapat dilakukan dengan konsekuensi timbulnya biaya besar dan dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Alternatif yang lain adalah dengan melaksanakan "Strategi Penyesuaian" dengan ketentuan yang ada, mengingat di kuadran tersebut menurut Grand Strategy Custers Bank X dapat melakukan joint venture atau aliansi strategis. Aliansi strategis dapat dilakukan dengan BPR atau multi finance, sebagai agen mereka dan menyalurkan KUK. Dalam menangkap ?Peluang? dengan tumbuh pesatnya penjualan sepeda motor yang banyak dibiayai oleh multi finance, maka Bank X dapat menawarkan sindikasi KUK untuk membiayai multi finance. Mengingat banyak bank yang belum dapat memenuhi minimum KUK nya maka kemungkinan besar banyak bank sebagai partisipan yang berminat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymand Valentino Kaslim
"Menjadi Regional Champion Bank yaitu bank milik publik yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu target Bank Mandiri dalam kurun waktu 2 tahun ke depan. Salah satu cara untuk dapat mewujudkan hal tersebut, antara lain Bank Mandiri harus mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar minimum USD 10 miliar (+1- Rp 95 trilyun) Saat mi kapitalisasi pasar Bank Mandiri +1- Rp 42 trilyun, sehingga untuk dapat rnencapai Rp 95 trilyun harus ada penambahan kapitalisasi dalam jumlah yang sangat besar. Cara yang paling mungkin untuk mewujudkan hal mi adalah melalui merger atau akuisisi dengan Bank Negara Indonesia 1946 yang memiliki kapitalisasi pasar +1- 20 trilyun atau dengan Bank Rakyat Indonesia memiliki kapitalisasi pasar +1- 50 trilyun. Dengan nienggunakan asumsi bahwa terjadi penurunan penerimaan dari pendapatan dan penurunan penyaluran kredit sebesar 15% melalui pendekatan manajemen risiko (Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Risiko Operasional) maka dicoba mencari nilai tambah atas merger mi. Nilai sinergi yang dihasilkan apabila merger mi dilakukan dengan Bank Rakyat Indonesia adalah 130,6 trilyun, jauh lebih baik dibandingkan apabila merger mi dilakukan dengan Bank Negara Indonesia 1946 yaitu minus 111,5 trilyun.

To be a regional champion bank, the most prominent public bank in South East Asia
region, is one of the targets of Bank Mandiri within the next two years. One of the strategies
to realize it, Bank Mandiri has to achieve market capitalization value of minimum of USD10
billion.
At the present, the market capitalization of Bank Mandiri is approximately Rp42
trillion, so that to achieve the market capitalization value of Rp95 trillion, Bank Mandiri has
to increase huge amount on its assets. The most possible strategy to reach the target is by
merging or acquiring BNI with its market capitalization of Rp20 trillion, or BRI which has
Rp50 trillion.
Assuming that the revenue decrease by 15% and by considering risk management
approach (loan, market and operational risk) Bank Mandiri should try another alternative to
increase its market value than merging. The value of the synergy by merging with BRI is
Rp130,6 trillion, which is far better than merging with BNI which is resulting in negative
Rplll,5 trillion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23040
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Breliastiti
"ABSTRAK
Krisis ekonomi Indonesia yang dimulal sejak pertengahan tahun 1997 berakibat sangat signifikan bagi industri perbankan. Bank-bank konvensional yang sistem operasinya bertumpu pada sistem bunga mengalami negative spread dan menghadapi kondisi meningkatnya pinjaman bermasalah (non-performing loan).
Dalam kondisi krisis, perbankan syariah telah membuktikan bahwa bank ini terbebas dari negative spread. Hal ini disebabkan karena perbankan syariah tidak berdasarkan pada bunga, dan uang hanyalah sebagai alat pertukaran. Berbeda dengan konsep bank konvensional yang memandang uang memiliki time value yang selalu diukur berdasarkan lingkat bunga yang ditentukan oleh bank sentral.
Sementara itu, PT. Bank X (Persero) Tbk juga terkena darnpak dan krisis yang terjadi di Indonesia. Laporan Tahunan Bank X tahun 1998 dan 1999 menunjukkan bahwa Bank X mengaiami negative spread dan tingkat non-performing loan mengalami kenaikan.
Berdasarkan pengalaman di masa krisis, Bank X yang sejak berdirinya bergerak di segmen korporasi melakukan penyesuaian vlsi dengan tidak hanya memfokuskan diri pada segmen korporasi tetapi juga pada segmen ritel. Perubahan ini kemudian diwujudkan daiam pernyataan vlsi yaitu menjadi universal bank Universal bank artinya menjadi bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan yang lengkap, terpadu dan berkualitas, baik untuk nasabah individu, perusahaan maupun lembaga di dalam dan di luar negeri. Dalarn upaya untuk melayani semua segmen masyarakat termasuk masyarakat yang membutuhkan produk perbankan syaniah, pada bulan April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah Bank X yang menjadi kantor pusat dari Kantor Cabang Syariah Bank X.
UUS sebagai salah satu strategic business unit (SBU) dan Bank X mengemban vlsi dan misi Bank X. Untuk itu sangat penting dirurnuskan strategi bagi UUS Bank X, agar SBU ¡ni dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian vlsi dan misi Bank X.
UUS Bank X dijadikan area studi karya akhir ini karena IJUS merupakan SBU baru di Bank X yang harus bersaing dengan bank-bank syariah yang telah berdiri lebih dahulu. Pentingnya merumuskan strategi yang tepat akan membawa dampak bagi Bank X secara keseluruhan.
Karya akhir ini bertujuan untuk:
- Mengetahui latar belakang pembentukan UUS sebagai salah satu SBU Bank X.
- Menganalisa kondisi yang ada pada UUS Bank X.
- Memberikan alternatif strategi untuk pertumbuhan UUS Bank X.
Dari hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang didirikannya UUS Bank X. antara lain karena adanya pasar potensial di Indonesia bagi produk perbankan syariah; adanya UU No. 10 tahun 1998 inengenai perbankan syariah; perbankan syariah terbukti lebih mampu bertahan dalam krisis; dan UUS diharapkan dapat mewujudkan vlsi Bank X.
Berdasarkan analisa SWOT dan TOWS Matrix, diperoleh fakta bahwa kekuatan yang digunakan oleh UUS berasal dan Bank X dan bukan dari dalarn UUS sendiri. Hal ¡ni memerlukan kajian lebih lanjut dari UUS agar dapat menemukan, membina dan kemudian mengeksploitasi sumberdayanya sendini sehingga dapat menjadi keungguían bersaing bagi Bank X Syariah dan menjadi dasar yang kuat bagi berdirinya UUS.
Strategi yang dapat diterapkan oleh UUS lebih ditekankan pada WO strategi yang berorientasi konsolidasi dibidang sumberdaya manusia, pemasaran dan pengembangan produk dan jasa. Strategi sumberdaya manusia dilakukan dengan merekrut tenaga ahli dibidang perbankan syariah. Tenaga ahli di bidang perbankan syariah ini bertugas untuk menyusun sistem dan prosedur operasional produk dan jasa perbankan syariah, serta merumuskan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian, diharapkan Bank X Syariah dapat lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan pasar dan dapat segera memanfaatkan peluang yang ada. Strategi pemasaran dilakukan dengan membentuk unit pemasaran di UUS yang bertanggung jawab mengenai perumusan strategi pemasaran dan memantau perkembangan pasar. Strategi pengembangan produk dan jasa dilakukan dengan mengembangkan produk pembiayaan, optimalisasi ATM, layanan otokredit dan otodebet, phone banking, layanan prima dan service excellent.
Sebagai implikasinya, saran selanjutnya yang dapat diberikan adalah agar manajemen Bank X dan UUS me-review kembali hal-hal yang melatarbelakangi dibentuknya UUS untuk memperkokoh landasan pendirian UUS."
2002
T943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>