Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Moh. Reza P.
"Tradisi cingcowong di Kuningan adalah ritual untuk memanggil hujan. Ritual dilakukan oleh punduh menggunakan boneka sebagai medium memanggil hujan diiringi musik dan lagu. Saat ini di Kuningan terdapat pula tari cingcowong yang penciptaannya diinspirasi oleh ritual cingcowong. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan munculnya tari cingcowong, yaitu kebijakan pemerintah, adanya komodifikasi dan otonomi daerah, serta melemahnya dukungan masyarakat. Penelitian juga membicarakan bagaimana pengaruh tarian ini terhadap ritual cingcowong.

Cingcowong is a ritual rain summoning ritual in Kuningan. The rite is staged by the shaman using a puppet as the media to summon the rain, accompanied by music and singing. Recently, there is a Cingcowong dance inspired by the ritual. This thesis focuses on the factors that cause the dance creation which are governments policy, commodification and regional autonomy, and the diminishing of people support. This thesis also discusses about the influence of the created dance towards the ritual."
2009
T25941
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purbasanda Woro Mandarukmidia
"Tari Enggang merupakan sebuah tradisi lisan yang terdapat di Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Pampang Samarinda. Tari Enggang merupakan salah satu dari banyaknya tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Dayak khususnya Dayak Kenyah. Makalah proyek akhir ini berisikan tentang gambaran tradisi lisan Tari Enggang, makna yang terkandung dalam Tari Enggang dan pergeseran fungsi tradisi yang terjadi pada Tari Enggang. Dalam perkembangannya, pergeseran fungsi pada sebuah tradisi lisan pasti memunculkan penyesuaian-penyesuaian dan kompromi antar pelaku seni tradisi dengan masyarakat pemiliki dari tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini ialah menjelaskan tentang pewarisan, fungsi, serta makna pada tradisi lisan Tari Enggang bagi masyarakat Dayak Kenyah di Desa Pampang. Makalah akhir ini bertujuan pula menjelaskan bagaimana pergeseran fungsi yang terjadi pada Tari Enggang dari dahulu hingga sekarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnografi tradisi lisan. Menggunakan teori-teori tradisi lisan, teori pewarisan tradisi lisan, teori kearifan lokal, sejarah tradisi lisan, budaya organisasi dan identitas, musik dan budaya Dayak. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pergeseran fungsi yang terjadi pada Tari Enggang di Desa Pampang ialah bahwa dahulu merupakan bagian dari ritual sakral hingga menjadi sarana penyampaian pesan pada masyarakat, kini telah berubah menjadi ekspresi budaya masyarakat yang terwujud dalam seni pertunjukan murni. Pergeseran ini terjadi karena masuknya ajaran agama, pendidikan, serta adanya perkembangan informasi dan teknologi.

The Enggang Dance is an oral tradition in East Kalimantan, Pampang Village, Samarinda. The Enggang dance is one of the many oral traditions of the Dayak people, especially the Dayak Kenyah. This final project paper contained an overview of oral tradition, meaning contained in the Enggang Dance and the shift in traditional functions that occur in the Enggang dance. The purpose of this study was to explain the inheritance, function, and meaning of the oral tradition of Enggang Dance for the Dayak Kenyah people in Pampang Village. In addition, this final paper also aimed to explain the shift in values in the Enggang Dance that occurred from the past to the present. This study used an oral tradition ethnographic research method using theories of oral tradition, theory of inheritance of oral traditions, theory of local wisdom, history of oral traditions, management of performing arts organizations and identity, music, and Dayak culture. The results of this study revealed that the shift in values that occurred in the Enggang Dance in Pampang Village was that in the past it was part of a sacred ritual to become a means of conveying messages to the community, now it has turned into a cultural expression of a society that is manifested in performing arts. This shift occurred due to various reasons such as the inclusion of religious teachings, education, and the development of information and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulid
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai perubahan yang terjadi pada tradisi kagaa dalam masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh perubahan sosial masyarakat Muna terhadap transmisi kagaa pada masyarakat Muna sekarang ini. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep dan teori yang berhubungan dengan perubahan masyarakat sosial dan pewarisan tradisi lisan.
Pendekatan Kajian Tradisi Lisan digunakan untuk memahami pewarisan tradisi lisan kagaa yang tidak bisa dilepaskan dengan formula dan tuturan, sementara pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk melihat hubungan antara masyrakat pendukung tradisi kagaa dengan perubahan yang terjadi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa transmisi tradisi kagaa hanya dilakukan pada saat pertunjukan saja, dan mempengaruhi kualitas upacara kagaa menjadi rendah di mata masyarakat pendukungnya, karena banyak bagian dari upacara tradisi kagaa dihilangkan oleh pelaku adat. Hal ini diakibatkan oleh penutur yang kurang pengetahuannya terhadap tradisi tersebut. Dari kenyataan ini dapat dipastikan bahwa transmisi saat pertunjukan kurang berhasil, dan sangat diperlukan revitalisasi tradisi kagaa.

This thesis is a research about the change which happens on kagaa’s tradition in Muna society. The aim of this thesis is to show social changes that influence Muna society nowday. Data sources is gotten from field collecting and library study. This research used some concepts and theory, which social changes in the society and oral tradition endownent.
Approaching study of oral tradition is used to understand the inheritace of kagaa oral tradition that can not be separated from formula concept and narrative. In the mean time, sociology of literary is used to show the relationship between supporting society of kagaa tradition and social changes.
The result of the research indicated that kagaa's transmition just happen in the performance, and it influence the quality of kagaa ceremony removed by agen custom. It caused by narrator of tardition that do not have enough knowledge about tradition. From this fact, we can ensure that transmition in the performance in inauspicious and the revitalization in kagaa tradition is indistansable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madia Patra Ismar Rahadi. author
"Karya akhir ini meneliti interaksi tari kontemporer dengan tradisi lisan silek harimau Minangkabau yang dipertunjukkan dalam karya Indahnya Hutan Kami. Karya ini merupakan kerjasama antara Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam maestro tradisi lisan silek harimau Minangkabau dan Madia Patra Ismar Rahadi yang berlatarbelakang seni tari.
Karya hasil kerja sama ini merupakan upaya mencari dan menemukan bagaimana tradisi lisan silek harimau dan tari kontemporer dapat berpadu dalam kesatuan pertunjukan koreografi. Temuan yang muncul adalah ternyata meski ada kemiripan antara silek dan tari, yaitu gerak sebagai unsur dan bahwa dalam keduanya mengandung daya kreativitas, namun kebiasaan dan konvensi keduanya ternyata berbeda. Kesulitannya adalah pola dalam melakukan improvisasi dan pendekatan terhadap interaksi dalam gerak berbeda antara penari dan pasilek. Kesulitan itu diatasi dengan cara secara intensif mempertemukan penari dan pasilek dengan melakukan gerak interaktif secara repetitif.
Hasil kerjasama ini adalah sebuah konvensi baru yang melahirkan komunikasi dan sinergi kreatif berbagai elemen. Sinergi ini yang mendorong daya kreativitas dalam penciptaan pertunjukan tari kreasi baru Indahnya Hutan kami. Pertunjukan ini merupakan refleksi bagimana kekuatan tradisi lisan silek harimau, tari kontemporer dan Green Peace dapat berkolaborasi melalui proses interaksi. Interaksi menjadi kekuatan untuk lebih memahami dan mendalami kebudayaan sendiri dan kebudayaan orang lain.
Konsep yang dikemukakan Roger Tol dan Pudentia digunakan untuk menjelaskan tradisi lisan. Konsep Walter J Ong dan Wayne B Kraft digunakan untuk menjelaskan tari dalam tradisi lisan. Pemahaman tari kontemporer dan koreografi yang digunakan adalah yang dikemukakan Edi Sedyawati, Sal Murgiyanto, Judith Lynne Hanna dan Susan Foster. Hobsbawm digunakan untuk memahami penciptaan. Penjelasan interaksi, dan analisa juga digunakan untuk meneliti hasil, pencapaian dan kegagalan untuk bekal perbaikan ke depan.

The performance titled Our Beautiful Forests is a study on the interaction between contemporary dance and the Minangkabau tiger silek oral tradition. This piece is a collaborative work by Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam a maestro of the Minangkabau Tiger Silek and Madia Patra Ismar Rahadi a performing arts worker with a dance background.
This collaboration is an effort to search and find how the tiger silek and contemporary dance can meet, link and merge in a unity of choreographic performance. The findings that emerged are that although there are similarities in the main approach of movement in tiger silek and contemporary dance, there are differences however in the responsive habits and conventions in these two interfaces. The difficulties were the differences in patterns of dancers' and the pasileks' approach and understanding toward improvisation and interaction in movement. These conflicting conventions were overcome by communication in intensive meetings between the dancers and pasileks in rehearsals through repetitive interactions.
Resulting from this cooperation is a new convention that gave birth to a creative sinergy between the various elements inherent in the inventing process. This sinergy became the driving force in the inventing process resulting in the end product as a performance of a new creation of contemporary dance. This performance is a reflection of how the strengths of the tiger silek oral tradition from Minangkabau, contemporary dance and Green Peace can collaborate through the interactive process. Interaction becomes the powerful force to fuller and indepth understanding of ones own culture and the culture of others.
Oral tradition concepts such as viewed by Roger Tol and Pudentia MPSS are used. Walter J. Ong and Wayne B Kraft views are used to explain dance in oral traditions. Understanding contemporary dance concepts and choreographic conventions by Edi Sedyawati, Sal Murgiyanto, Judith Luynne Hanne and Susan Foster are used in the approach towards dance. Hobsawm theory on invention and traditon is also used to understand invention. Understandings of interaction and evaluating the results of the performance are used to research the end product, the results, identifying the success and failures for future development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Annisa Maulidya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas dinamika eisa sebagai bon odori khas Okinawa yang belakangan ini menjadi suatu fenomena di Jepang bahkan di luar Jepang. Eisa awalnya hanya merupakan suatu ornamen dalam pelaksanaan obon, namun seiring dengan perkembangannya, eisa kemudian dijadikan suatu kebudayaan khas Okinawa yang populer di Jepang dan dijadikan matsuri tersendiri yaitu eisa matsuri. Penulisan ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Dari analisis skripsi ini, terlihat kedinamisan suatu budaya yaitu eisa, terutama dalam eisa matsuri, sebagai ritual keagamaan sekaligus sebagai budaya populer yang tentu saja, layaknya suatu fenomena, mendatangkan prokontra dari masyarakat di seluruh Jepang.

Abstract
The focus of this study is about eisa as an Okinawan bon odori that recently, became a phenomenon in Japan and even outside Japan. In early time, eisa is just one of the ornament that people do in obon, however as its vast and wide development occur, eisa later known as one of Okinawan folk culture that go through with popularity in Japan, and eisa was changed the form itself becoming its own matsuri, called eisa matsuri. This study applies descriptive-analytical method. From the analysis, we can find out the dynamics of a culture, that presented by eisa, especially on eisa matsuri, as a religious rite in one side and as a popular culture in other side which of course, as a newborn phenomenon, this term was emerged many pro-contra responses from the people all over Japan."
2010
S13524
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Kabupaten Bangli merupakan salah satu dari delapan kabupaten yang ada di Bali banyak memiliki keunikan budaya yang diwadahi oleh desa asli tradisional atau yang sering juga disebut dengan Desa Bali Aga maupun Desa Pegunungan sepeni Desa Pekraman Pengotan. Keunikan yang dimaksud salah satu diantaranya adalah perang papah. Perang papah merupakan permainan tradisional yang sering juga disebut dengan tari persembahan yaitu para pemainnya saling memukul satu sama lain dengan menggunakan batang dari daun pisang. Tradisi ini diadakan di Pura Bale Agung Pengotan. Jadwal penyelenggaraan tradisi perang papah ini pada purnama sasih keenam sesuai dengan penanggalan Bali atau sekitar bulan Desember tahun Masehi. Oleh karena perang papah diwadahi upacara tradisional keagamaan maka, pesan yang dikandung oleh tradisi tersebut diantaranya mengenai kehidupan keagamaan dan spiritual, kemudian hubungan antar manusia dengan manusia yang diwujudkan dalam kebersamaan. Juga tradisi ini akan membemuk jiwa kesatria kemudian penghormatan terhadap leluhur dan para dewa yang beristana di Bukit Airawang (Gunung Abang) yang disimbolkan melalui Pura Tuluk Biyu,pengendalian sosial dan resolusi konflik."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ide awal dari penelitian ini terinspirasi dari visi ISI Denpasar untuk menjadi centre of excellence. Untuk menjadi pusat unggulan dan menghasilkan lulusan yang unggul, kemampuan berbahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris baik mahasiswa maupun dosen yang ada di lingkungan ISI Denpasar adalah dengan membuat inovasi dalam pengajaran tari Bali dan Jawa dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris bagi mahasiswa ISI Denpasar, yang dikemas dalam buku-buku dwi-bahasa (Indonesia-Inggris). Selain sebagai sarana peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, hasil penelitian ini juga dapat mendukung persebaran kebudayaan Bali dan Jawa ke dunia internasional. Pengajaran tari bagi mahasiswa asing di ISI Denpasar dengan menggunakan bahsa Inggris dan bahasa Indonesia sementara ini tidak dilengakpi buku panduan berbahsa Indonesia-Inggris (bilingual) sebagai acuan mahasiswa asing maupun dosennya. Dengan buku panduan yang merupakan luaran dari penelitian ini, kiranya mahasiswa dapat lebih cepat dalam mendalami pemahaman tentang eksistensi tari Bali dan Jawa.
Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode penelitian penerjemahan bahasa yang dikombinasikan dengan metode penelitian seni tari, yang diawali dengan mengumpulkan informasi tentang eksistensi tari Bali dan Jawa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hasil penerjemahan tersebut diujicobakan dalam pengajaran tari bagi mahasiswa jurusan tari ISI Denpasar. Hasil penelitian ini berupa deskripsi eksistensi tari Bali dan Jawa dalam bahasa Indonesia dan bahsa Inggris, yang kemudian dicetak berupa buku teks berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris ber-ISBN yang dapat dijadikan referensi dan panduan bagi dosen pengajar dan mahasiswa ISI Denpasar yang sedang belajar tari Bali dan Jawa, dan juga bagi sanggar tari Bali dan Jawa yang memiliki siswa asing.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Swarna Maharani
"Balian adalah istilah yang umum digunakan dalam budaya masyarakat Dayak untuk merujuk pada dua pengertian, yakni sebagai ritual adat yang biasanya ditujukan untuk mengusir penyakit atau sebagai bentuk syukur, dan balian sebagai pemangku ritual adat tersebut. Adalah novel Lampau karya Sandi Firly yang diterbitkan oleh GagasMedia pada 2013 yang menceritakan kisah tentang seorang anak Dayak Meratus dalam perjalanannya dalam mengejar mimpi. Novel tersebut mengangkat tradisi dan figur balian sebagai pemantik konflik para tokohnya yang kurang lebih menyoroti tentang terbatasnya pilihan hidup keturunan balian dan peran perempuan menjadi figur balian. Ditemukan rumusan masalah berupa gambaran representasi tokoh dan ritual balian yang terdapat di dalam novel ini. Penelitian ini menggunakan teori representasi dengan pendekatan sosiologi sastra dan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini ialah penggambaran tentang tokoh utama novel Lampau yang pada akhirnya memilih untuk mengikuti jalannya tradisi walau tidak sesuai dengan apa yang ia yakini selama ini.

Balian is a term that is frequently used in the culture of the Dayak people and has two meanings: it can refer to either the leader of a traditional rite or the ritual itself that is typically performed to banish disease and as a sign of gratitude. A novel titled Lampau by Sandi Firly, which was published by GagasMedia in 2013, tells the story about a Dayak Meratus youngster who attempts to pursue his dream. The depiction of balian as a ritual and a figure in this novel is used to raise the conflict, which circulated between the limitation of life a balian descendant should face and the role played by woman in the balian ritual. The representation of balian in the novel as a ritual and as a figure is the issue that is explored in this paper. This paper used qualitative research with a descriptive methodology combined with theory of representation in literary sociology approach. The paper’s concluded in the depiction of the main character who ultimately decides to follow the route of tradition even though it is not accordance to what he believes all this time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Dramatari Genggong merupakan jenis kesenian rakyat (seni hiburan) di Bali, yang salah satunya terdapat di Desa Batuan, Gianyar. Penyajiannya menggunakan cerita Panji (Malat), tokoh utamanya adalah Raden Panji (godogan), dan Galuh Candrakirana (putri). Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini; Bagaimanakah bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan, Gianyar?, apa fungsinya, serta bagaimanakah tata rias dan busananya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, pengumpulan data secara observasi, wawancara, studi kepustakaan, studi dokumen, dilanjutkan dengan analisis data secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Hasilnya diuraikan secara deskriptif yang diolah dari para informan. Menerapkan teori estetika dan teori fungsional untuk membedah dari rumusan masalah yang diangkat. Penelitian difokuskan pada bentuk, fungsi, tata rias dan busana dari seni pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar didukung oleh elemen-elemen seperti cerita, penari, struktur pementasan, ragam gerak, musik iringan dan tempat pementasan (kalangan). Fungsinya, berfungsi sebagai sosial/hiburan, ekonomi dan pengenalan pariwisata, serta tata rias dan busananya dapat dibagi menjadi rias kepala, badan dan kaki, disesuaikan dengan peranan tokoh yang dibawakan, seperti tari-tarian tradisi Bali pada umumnya.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>