Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katrin Widani
"Penelitian ini membahas tentang gambaran epidemiologi kasus konfirmasi Avian Influenza dan pengetahuan, sikap petugas serta ketersediaan Logistik di Puskesmas Wilayah Kota Tangerang Tahun 2008. Latar belakang pemilihan judul skripsi ini adalah tingginya angka kematian Flu Burung di wilayah Kota Tangerang dan belum diketahui nya pengetahuan dan sikap petugas terhadap kejadian Avian Influenza serta ketersediaan logistik di puskesmas.
Rancangan penelitian adalah serial kasus dan potong lintang. Untuk serial kasus merupakan data mengenai gambaran epidemiologi kejadian Avian Influenza di wilayah Kota Tangerang dan desain potong lintang digunakan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap petugas, dan ketersediaan logistik di puskesmas wilayah Kota Tangerang. Analisis data secara univariat dan tabulasi silang antara karakteristik individu dengan pengetahuan dan sikap. Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 45 orang.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa gambaran epidemiologi kejadian Avian Influenza di Wilayah Kota Tangerang Paling banyak terjadi pada usia diantara 15 sampai 35 tahun, ada persamaan proporsi antara laki-laki dan perempuan yang menderita kasus Avian Influenza, hanya 1 orang yang memiliki pekerjaan berisiko yaitu sebagai penjual pupuk yang bersinggungan langsung dengan produk unggas, gejala yang dialami oleh kasus adalah batuk, sesak nafas, dan pneumonia. kasus memiliki kecepatan deteksi dini yang lama, yaitu lebih dari 5 hari. Kasus yang memiliki lama sakit lebih dari 6 hari menga lami kematian. kasus sebagian besar datang ke klinik swasta untuk memeriksakan dirinya, kasus banyak terjadi pada bulan januari dan di kecamatan cipondoh.Tingkat Pengetahuan Petugas Puskesmas sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik dan lebih dari setengah petugas puskesmas memiliki sikap kurang baik terhadap kejadian Avian Influenza. Pengetahuan dan sikap mengenai penyakit Avian influenza berdasarkan karakteristik petugas puskesmas menunjukkan karakteristik petugas yang memiliki pengetahuan dan sikap baik, yaitu petugas berusia < 30 tahun, perempuan, pernah ikut pelatihan, pernah memiliki pengalaman terhadap kasus AI pada manusia, dan memiliki beban kerja hanya 1 program. Pengetahuan yang baik petugas puskesmas memiliki karakteristik pendidikan lanjutan SMU, lama masa kerja ≤ 10 tahun memiliki aktivitas lain di luar sebagai petugas, pernah melakukan penyelidikan epidemiologi, dan pernah melakukan penyuluhan. Sikap yang baik memiliki karakteristik pendidikan sederajat SMU, masa kerja ≤ 10 tahun, tidak pernah mengikuti penyelidikan epidemiologi, dan tidak pernah melakukan penyuluhan.
Ketersediaan logistik di puskesmas Kota Tangerang umumnya sudah cukup baik meliputi Tamiflu, pemeriksaan laboraturium, Keberadaan alat pelindung diri, media Informasi, dan sistem surveilans ILI dan Pneumonia. Dari penelitian ini disarankan untuk melakukan sosialisasi tentang penyakit Avian Influenza kepada klinik swasta untuk kecepatan deteksi dini, sosialisasi kepada masyarakat untuk mengandangkan unggas, pelatihan untuk petugas puskesmas, melengkapi sarana logistik yang masih kurang."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Intan Pratiwi
"Kebijakan surveilans integrasi flu burung merupakan salah satu strategi penting dalam upaya pengendalian flu burung di Indonesia. DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi dengan jumlah kasus sejak positif tahun 2005-Juni 2008 berjumlah 33 kasus dan CFR sebesar 84,84% saat ini berupaya merealisasikan kebijakan surveilans terintegrasi penanggulangan flu burung, dimana saat ini belum diketahuinya optimalisasi pelaksanaan kebijakan surveilans terintegrasi tersebut untuk memantau secara dini kecenderungan peningkatan kasus flu burung setiap waktu serta faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakannya, diantaranya terkait dengan sosialisasi, koordinasi, serta sumber daya yang meliputi tenaga, anggaran, dan fasilitas, serta gambaran dukungan pedoman.
Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan 9 informan. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara serta observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Sudin Kesmas Jakarta Barat, Sudin Kesmas Jakarta Selatan, Sudin Kesmas Jakarta Timur, Puskesmas Kecamatan Cipayung, Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, serta BKHI. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2008.
Kebijakan surveilans integrasi flu burung di DKI Jakarta belum dapat optimal akibat kelemahan sumberdaya yang dimiliki serta proses pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor prakondisi, seperti sosialisasi, koordinasi, dan sumber daya, yang menyebabkan pelaksanaan kebijakan tersebut belum berjalan optimal di DKI Jakarta. Dimana masyarakat serta tenaga kesehatan menjadi salah satu hambatan yang menjadikan deteksi dini penyakit flu burung di DKI Jakarta belum optimal karena sebanyak 72,7% kasus positif yang ada, layanan kesehatan pertama yang didatangi adalah klinik/dokter pribadi. Masih terdapatnya kasus flu burung pada unggas yang tidak dilaporkan oleh masyarakat sehingga tidak terpantau oleh Puskesmas atau Disnak dan tidak segera ditindaklanjuti dengan surveilans ILI oleh Puskesmas. Pada pelaksanaan investigasi pengambilan sampel kontak kasus pada manusia sampai saat penelitian dilakukan masih tergantung pada litbangkes sehingga respon petugas laboratorium pada beberapa kasus lebih dari 1x24 jam. Hambatan lainnya dalam investigasi menurut hasil wawancara adalah masih adanya penolakan sebagian masyarakat yang memiliki unggas untuk menyerahkan unggasnya untuk diperiksa. Koordinasi dalam hal pertukaran informasimasih belum optimal karena feedback data flu burung pada unggas ataupun manusia yang belum disampaikan secara konsisten dan rutin antara Dinas Kesehatan dan Peternakan.
Secara umum sosialisasi telah dilakukan kepada petugas kesehatan di jajaran Dinas Kesehatan dan Peternakan namun untuk pelayanan kesehatan swasta sosialisasi yang dilakukan belum merata salah satunya karena banyaknya unit pelayanan kesehatan swasta di DKI Jakarta. Latar belakang pendidikan petugas peternakan yang heterogen menjadikan sosialisasi kepada petugas masih perlu ditingkatkan serta petugas PDSR yang kurang mrencukupi menyebabkan surveilans pada unggas yang dilakukan pada suatu tempat akan berulang dalam jangka waktu lama. Adanya dukungan kebijakan tidak disertai dengan kelonggaran serta ketepatan pencairan dana khususnya yang bersumber dari APBD. Distribusi buku pedoman yang diterbitkan atas kesepakatan Depkes dengan Deptan, hanya dimiliki oleh jajaran Dinas Kesehatan sedangkan kendaraan operasional untuk kegiatan surveilans flu burung di tingkat Sudin Kesmas baru ada tahun 2008 berupa motor sedangkan unit lainnya kendaraan yang ada tidak khusus untuk surveilans tapi untuk operasional kantor.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan surveilans integrasi flu burung ini secara konsep sangat baik, namun dalam pelaksanaannya kebijakan ini belum mampu membentuk jejaring yang kuat, khususnya keterlibatan peran serta masyarakat maupun swasta, sehingga kasus flu burung selama ini belum terpantau dengan baik. Oleh karena itu pengembangan surveilans berbasis masyarakat diantaranya melalui RW Siaga sangat diperlukan guna meningkatkan kemandirian dan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit flu burung."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Suryakusumah
"Penyakit Flu Burung (FB) atau avian influenza (AI) adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus jenis HSNI dan ditularkan oleh unggas. Virus AI adalah virus pathogen type A dari virus influenza yang biasa menyerang unggas. Virus flu ini secara alamiah terdapat pada unggas liar yang biasa bennigrasi dan jika virus ini menginfeksi unggas domestik seperti ayrun atau bebek temak maka dapat menyebabkan kematian pada populasi tersebut.
Kasus pertama flu burung pada manusia terjadi di Kabupaten Tangerang pada bulan Juli 2005. Sejak saat itu kasus demi kasus baik yang menyereng uaggas maupun kontak dengan unggas;, lokasi penampunglln & pemotongan unggas terinfeksi HSNI, lokasi KLB kematian unggru; positif H5Nl, kepadatan penduduk, kondisi cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, arab angin dan kangin). Penelitian ini menggunakan rancanglln studi ekologik ekspl001tory dengan analisis spasial.
Hasil penelitian memperlihatkan antara lain dari 33 kejadian AI terkonfinnasi pada manusia hanya terdapat 6 kasus yang basil pemeriksaan sampel unggasnya penitif H5NI. Kepadatan tempat penampunglln ayam (TPnA) dan kepadatan penduduk tidak menggambarkar. adanya pengaruh terhadap penyebaran kejadian AI terkontiminasi pada manusia di DKI Jakarta Gambaran cakapan risiko infeksi AI di DKJ Jakarta adalah 100%.
Perlunya dilakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam terhadap variabel lainnya, seperti jalur transportasi unggas; hidup, unggas domestik liar dan binatang lainnya seperti kucing, anjing atau serangga lainnya pada setiap kejadian AI pada manusia. Perlu juga dilakukan kajian tentang reseptor AI pada manusia sehingga dapat menemukan population at risk sebagai early warning system. Hal penting lainnya ada1ah perlu adanya pemahaman dan persamaan persepsi dalam peleksanaan penanggulangan flu burung berbagai instansi yang terkait.

Avian influenza (AI) or Bird flu (FB) is contagious disease to human which caused by H5Nl virus, and naturally this disease appears among birds. Avian influenza is an infectious viral disease of birds caused by type 'A' strains of the influenza virus. Wild migratory birds such as ducks, and geese, are natural carriers of the virus, but are resistant to severe infection from the virus. However, the virus is contagious among domesticated poultry birds and can cause very severe consequences.
The first human case was happened in Tangerang Regency in July 2005. According to WHO, np to May 2008, case of avian influenza in all the world reach The lab exam of poultry samples show that only 6 incident from 33 have positive of H5NI. The location of stock poultry and population density have not describe the influence to human case spreading in DKI Jakarta Province. The describe of risk AI infection coverage in DKI Jakarta region is 100%.
The study suggest that need to conduct similar stand by with comprehensive variable such as life poultry transportation pathway, the existence of wild domestic poultry and other animal like cat, dog or fly. Also study of human AI receptor in DKI Jakarta Province in tum the population at risk will be able to determent as early warning system. And last but not the least, need to boost coordination and perception in dealing with AI issues among stroke holder.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29138
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaluddin Latief
"Avian influenza pertama kali menyerang manusia dilaporkan di Hong Kong pada tahun 1997. di Indonesia, penyakit ini pertamakali ditemukantezjadi pada unggas di Pekalongan dan Tangerang pada Agustus 2003, dan kasus pada manusia pertama di Indonesia teljadi di bulan Juli 2005 di Kabupaten Tangerang. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatanke WHO, sampai tanggal 31 Januari 2008 tercacat ada 124 kasus confirmed avian influenza dan I 01 kematian akibat avian influenza, atau sekitar 35% kasus dari total kasus di dunia dan 45% dari total kematian akibat avian influenza di dunia. Angka ini adalah angka tertinggi di dunia. Daritotal kasus yang ada di Indonesia, 67,7% kasus berada di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Selama ini yang dianggap deterrninan terjadinya avian influenza adalah kontak dengan unggas atau perilaku kondisi tertentu yang berhubungan dengan unggas, namun temuan ilmiah yang menunjukkan hal tersebut masih sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deterrninan yang berhubungan dengan kejadian avian influenza di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan metode kasus kontrol. Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap responden. Sedangkan data sekunder diambil dari Depkes/DinasKesehatan Propinsil Dinas Kesehatan Propinsi Kahupaten di mana terdapat kasus avian influenza. Sampel seluruhnya berjumlah 201 orang dengan perhandingan kasus dengan kontrol adalah 1:2.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji multiplelogistic regression. Hasil analisis diperolehhubunganyang signifikanantaraumurdengankejadianavianinfluenza setelah dikontrol kontak dengan unggas dan pekerjaan, nilaip value 0.000, OR 20.117, 95% CI 7.731-52.345. Variabel kontak dengan unggas juga berhubungan dengankejadian avian influenza, p value 0.014, OR 9.060, 95% CI 1.571-52.249, setelah dikontrololeh umur dan pekeijaan. Variabel pekerjaan juga berhubungan dengan kejadian avian influenza, pvalue 0.041, OR 3.818, 95% CI 1.059-13.767, setelah dikontrol umur dan kontak dengan unggas.
Dari penelitian ini disarankan perlunya rancangan program pencegahan avian influenza dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang implementatif dan secara jelas mengatur keterlibatan berbagai sektor, Pengawasan yang ketal terhadap sistem peternakan dimasyarakat dan mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi terutama pada peternakan sektor4, adanya penelitian lanjutan, perlunya peningkatan pengetahuan tentang avian influenza di masyarakat dan penerapkan pola peternakan dan lingkungan yang sehat.

The first documentedavian influenza cases in humans originatedin Hong Kong in 1997. In Indonesia, avian influenza cases for the first time documented inpoultryin Pekalongan and Tangerang in August 2003, and in humans cases on July 2005 in Tangerang district Based on reported of Ministry of Health to WHO until on 31 Januari 2008, there were 124 conflrnled avian influenza cases and I 01 died because of avian influenza, or around 35% and 45% cases in the world died because of avian influenza, This is the higher number in the world. Cases total in Indonesia,67.7%casesarein DKI Jakarta,Jawa Barat and Banten province. During a day, contact with poultry is assumed as determinant of avian influenza disease, however study about this condition is very limited.
The purpose of study is to understand about determinant of avian influenza disease in DKI Jakarta, Jawa Barat and Banten province, 2006-2008. Study desain is analysis with case control method. Primary data was collected by interview respondent. Secondary data taken by Ministry of Health Health Service Province/Health Service District where reported avian influenza cases. The total sample were 201 responden with comparison among case and control is I :2.
Data analysis using multiple logistic regression analysis. Results study finding association between an age and avian influenza disease after controled by contact with poultry andoccupation, pvalue0.000, OR20.117, 95%CI7.731-52.345. Contact with poultry variabe1 also related with avian influenza disease, p value 0.014, OR 9.060, 95% CI 1.571-52.249, after contro1ed by an age and occupation. Occupation variabe1 also related with avian influenza disease, p value 0.041, OR 3.818, 95% CI 1.059-13.767, after controled by an age and contact with poultry.
This research recomended to government to make rule (in order to protect community from disease), quality control of backyard, other research in the future and improvement of community knowledge about health environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11512
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arindayani
"Virus Avian Influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung pertama ditemukan di Indonesia sejak tahun 2005, hingga tahun 2009 telah ditemukan 141 kasus positif Flu Burung dengan jumlah 115 yang meninggal. Selain menimbulkan tingkat kematian yang tinggi pada unggas dan manusia, flu burung juga memberikan dampak multikomplek mulai dari ekonomi, ketahanan, keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial budaya, politik serta psikologi. Berbagai upaya penanggulangan flu burung telah dilakukan pemerintah, dengan cara memberikan informasi dan sosialisasi mengenai bahaya flu burung, namun berbagai upaya ini sering kali mengalami kendala oleh masyarakat itu sendiri. Masih ditemukan unggas yang berkeliran, letak kandang yang berdampingan dengan pemukiman, keengana melaporkan bila unggas peliharaanya mati mendadak. Hal ini dapat mencerminkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung.
Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional. Dengan metode pengambilan sampel cluster random sampling. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kelurahan Manis Jaya Tangerang. Daerah ini merupakan wilayah pemukiman padat, yang masih ditemukan unggas peliharaan yang berkeliaran sehingga daerah ini memiliki resiko penularan penyakit flu burung. Berdasarkan hasil diperoleh gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung. Pengetahuan responden mengenai Flu Burung masih rendah, Sikap terhadap flu burung tergolong positif, dan perilaku yang cukup baik dalam pencegahan penularan flu burung. Dalam penelitian ini juga diperoleh hubungan antara perilaku pencegahan penularan flu burung dengan determinannya. Dari hasil uji statistik chi-square terdapat dua variabel yang berhubungan/berpengaruh terhadap perilaku yaitu variabel pengetahuan dan ketersediaan fasilitas pencegahan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai flu burung. Peningkatan pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan penyuluhan dan penambahan jumlah penyebaran media cetak poster dan spanduk tentang informasi flu burung yang mencakup mengenai penyebab penyakit flu burung, ciri-ciri unggas yang terserang penyakit flu burung, gejala flu burung pada manusia, dan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari penularan penyakit flu burung."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"Avian influenza atau Flu Burung adalah penyakit menular pada binatang yang kemudian menulari manusia pula. Penularan pada manusia menimbulkan masalah kesehatan penting sejak tahun 2004, apalagi dengan adanya ancaman pandemi. Sampai I Maret 2006 pasien penyakit ini pada sudah dilaporkan di 7 negara, yaitu Cambodia, Indonesia, Thailand, Viel Nam, China, Irak dan Tnrki. Jumlah total kasus adalah 174 orang, 94 diantaranya meninggal dunia (54.02%). Sampai 1 Maret 2006 Indonesia mempunyai 27 pasien, 20 meninggal (74.07%). Pasien A! Indonesia sebagian besar adalah pria (62.5%) dan semuanya datang dengan kehtlum demam. Pandemi influenza terjadi bila muncul virus sub tipe baru yang sebelumnya tidak menyerang manusia. Karena itu, avian H5N} punya potensi unluk menimbulkan pandemik karena mungkin menulari antar manusia. Dampak pandemik dapat berupa tingginya angka kesakitan serta pekerja absen dari tugasnya, yang semuanya akan memberi dampak sosio ekonomi yang besar. Tentang kematian, pengalaman masa lalu temyata bervariasi, tergantung dari 4 faktor, yaitu jumlah orang yang terinfeksi, vindensi virus, keadaan kesehatan pasien dan efektfitas upaya pencegahan yang ada. Prediksi akurat tentang angka kematian sulit dibuat. (Med J Indones 2006; 15:125-8)

Avian influenza, or "bird flu", is a contagious disease of animals which crossed the species barrier to infect humans and gave a quite impact on public health in the world since 2004, especially due to the threat of pandemic situation. Until 1" March 2006, laboratory-confirmed human cases have been reported in seven countries: Cambodia, Indonesia, Thailand, Viel Nam, China, Iraq and Turkey with a tola! of 174 cases and 94 dead (54.02%). Indonesia has 27 cases, 20 were dead (74.07%). AI cases in Indonesia are more in male (62.5%) and all have a symptom of fever. An influenza pandemic is a rare but recurrent event. An influenza pandemic happens when a new subtype emerges that has not previously circulated in humans. For this reason, avian H5NI is a strain with pandemic potential, since it might ultimately adapt into a strain that is contagious among humatts. Impact of the pandemic could include high rates of illness and worker absenteeism are expected, and these will contribute to social and economic disruption. Historically, the number of deaths during a pandemic has varied greatly. Death rates are largely determined by four factors: the number of people who become infected, the virulence of the virus, the underlying characteristics ami vulnerability of affected populations, and the effectiveness of preventive measures. Accurate predictions of mortality cannot be made before the pandemic virus emerges and begins to spread. (MedJ Indones 2006; 15:125-8)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-2-AprilJune2006-125
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Dharmayanti
"Latar Belakang
Di Indonesia, virus AI HSN] telah bersirkulasi lebih dari lima tahun. Tingginya kasus AI HSNI pada manusia dan status endemis AI pada peternakan di Indonesia memungkinkan munculnya virus AI subtipe H5N1 yang lebih mudah beradaptasi dengan manusia. Semeniara itu, data penelitian tentang karakter virus AI subtipe HSN] asal unggas yang menginfeksi manusia maupun yang berasal dari sektor peternakan masih sangat terbatas. Keterbatasan dalam beberapa hal rncmbuat penelitian tentang virus AI asal Indonesia masih sangat sedikit dilakukan. Pada penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter molekuler virus AI dari berbagai lata: belkang yang berbeda. Latar belakang tersebut diantaranya adalah virus asal unggas tanpa vaksinasi, virus yang berasal dari petemakan yang melalcukan vaksinasi AI serta virus asa] unggas disekitar kasus infeksi AI subtipe' HSNI pada manusia.
Metodologi
Dua puluh isolat virus AI subtipe H5N1 asal imggas yang koleksi tahun 2003 sampai dengan 2008 digunakan dan dianalisis pada penelitian Empat belas virus diisolasi dari wabah/dugaan AI pada unggas dan enam virus diisolasi dari unggas disekitar kejadian infeksi virus AI subdpc HSN I pada rnanusia. Selcuensing dan analisis dilakukan lerhadap hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA), matrix (M) dan non struktuxal (NS) karena berkaitan dengan perannya sebagai binding reseptor, epitop, patogenisitas, virulensi dan resistensi amantadin. Uji amantadin secara in vitro dilakukan menggunakan metode cell-based virus reduction assay.
Hasil Penelitian
Hasil pmlélitian menunjukkan bahwa dua puluh virus AI yang dianalisis merupakan virus I-IPAI, masih mengenal avian reseptor, dan sebagian besar mempunyai motif PDZ asal unggas dan dua virus lainnya mempunyai motif PDZ asal manusia. Analisis sekuen menunjukkan satu virus adalah virus reassortant (A/Ck/Pessel/BPPVRII/07) yang merupakan hasil generic reassortmenl antara virus HSNI Indonesia dengan virus H3N2 Hong Kong. Virus yang diisolasi dan ayam yang divaksinasi AI memperlihatkan rnutasi pada gen I-IA, NA, M dan NS Iebih tinggi dibandingkan virus AI asal unggas yang tidak divaksinasi. Virus tahun 2008 yang diisolasi asal unggas yang divaksinasi mempunyai mutasi yang tidak dimiliki oleh virus asal 11I1gg3S yang divaksinasi yang diisolasi pada tahun 2006-2007. Pada penelitiau ini virus yang diisolasi dari unggais disekitar kasus manusia terinfeksi I-l5N1 memperlihatkan adanya substitusi yang spesifik pada protein M yang juga ditemukan pada virus AI asal rnanusia dan virus asal unggas yang divaksinasi. Motif ini diperkirakan dapat dijaidikan sebagai petanda molekuler virus AI yang dapatmenginfeksi manusia.
Hasil analisis resistensi virus terhadap amantadin menunjukkan bahwa sekitar 62,58% (92/ 147) vims mengalami resistensi terhadap amantadin dan 10 diantaranya mengalami mutasi ganda (V27A and S3lN). Hasil uji 'in vitro yang dilakukan menunjukkan virus dengan mutasi ganda tidak lebih resisten tierhadap amantadin.

Background
In indonesia, the avian influenza HSN 1 subtype had circulating more than tive years. Endemic status in domestic poultry and the large number of HSN l human cases can create virus that more adaptive to human. The data of character of AI HSN] from Indonesia still limited. The purpose of the study to characterize the viruses from different backgrounds, such as from vaccinated chickens, non-vaccinated chickens and surrounding H5N1 human cases in Indonesia on the molecular level.
Methods
We used twenty of AI H5Nl subtype viruses which were collected during 2003-2008. Fourteen viruses were isolated from avian species outbreak of AI and six viruses isolated horn avian species around the HSNI human cases. The DNA sequencing was conducted to analyze the genes namely hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA), matrix (M) and non structural (NS) that responsible to receptor binding, pathogenicity, virus virulence and amantadinc resistance. The amantadine sensitivity test was conducted using cell-based virus reduction assay.
Result
Result of study showed that all of the viruses were I-IPAI, recognize avian receptor and most of them possessed avian origin of PDZ motif and two other viruses have human origin motiti We found that the one from twenty viruses used in this study probably was a first genetic shift virus in Indonesia. In this study revealed that the viruses from vaccinated chickens had higher mutation in the HA molecule compared to poultry or other avian species, without vaccination. The mutation not only occurred in the HA gene but also at NA, Ml and NSI genes. Viruses from vaccinated chickens in 2008 have different substitution that only found in those viruses.
The other result from this study showed that the AI viruses isolated from birds around humans infected by HSNI virus and viruses which were isolated from vaccinated chickens had specific characteristics namely the presence of several amino acid substitutions especially on the Ml and M2 proteins. The substitutions were similar in most of HSN! human cases in Indonesia. Furthermore, the study found that the M2 protein of I47 Indonesian avian influenza (Al) viruses data available in public database (NCBI) inciuding twenty AI isolates used in this study showed that around 62.5 8% (92/ 147) of AI viruses in Indonesia have experienced resistances to amantadine and ten of them have dual mutations at V27A and S31N.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
D-1893
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rhadyan Anggrawisnu Cahyosasongko
"Flu Burung adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus Avian Influenza (H5N1) dan dalam perkembangannya kasus flu burung tidak hanya menyerang unggas saja tetapi juga dapat menyerang manusia. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh anakanak belum begitu kuat. Tangerang merupakan salah satu wilayah yang terjangkit flu burung, dimana terdapat beberapa warga Tangerang yang diduga sebagai penderita penyakit flu burung dan beberapa diantaranya meninggal. Kasus Flu Burung di kota Tangerang Tahun 2005 ? 2008 sebanyak 8 kasus dan 7 diantaranya meninggal dunia, angka kematiannya mencapai 87,5 %. Pemetaan kasus flu burung di kota Tangerang yaitu Ciledug, Pinang, Tangerang, Cipondoh, dan Karawaci. (Dinas Kesehatan Kota Tangerang). Pada tanggal 18 Januari 2008 seorang siswa kelas satu SDN petir 02, kecamatan Cipondoh, kota Tangerang meninggal dunia akibat penyakit flu burung di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.
Berdasarkan hasil observasi penulis, yaitu melihat perubahan perilaku, setelah murid-murid kelas 3, 4 dan 5 diberikan penyuluhan tentang flu burung dan dibangun fasilitas untuk cuci tangan oleh Tim Praktikum Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, murid-murid jarang yang memanfaatkan kran untuk cuci tangan tersebut. Padahal, cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit flu burung yang dapat diterapkan di sekolah. Dalam hal ini peran guru-guru di sekolah sangat penting dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah untuk pencegahan penyakit flu burung. Untuk penerapan perilaku kepada murid-murid mengenai pencegahan penyakit flu burung di sekolah, guru-guru harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal ini.
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi lebih mendalam mengenai gambaran perilaku guru-guru SDN petir 02 dalam upaya pencegahan penyakit flu burung di sekolah, kecamatan Cipondoh, kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan wawancara mendalam pada penelitian ini adalah guru-guru SDN Petir 02 kelas 1, 2 dan 6, masing-masing kelas terdiri dari 2 bagian yaitu kelas A dan B, serta informan kunci untuk triangulasi sumber adalah kepala sekolah SDN Petir 02 dan petugas Puskesmas kecamatan Cipondoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan guru-guru mengenai cara penularan dan pencegahan flu burung masih kurang, belum semua guru bersikap positif dan tindakan pencegahan yang sudah dilakukan guru-guru di sekolah, sebagian besar guru hanya memberikan himbauan kepada murid-murid untuk selalu cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan menjaga kebersihan, tetapi sebagian kecil guru sudah mempraktikkan langsung kepada murid tentang cara cuci tangan pakai sabun yang benar dan sudah menetapkan peraturan untuk cuci tangan pakai sabun sebelum belajar di kelas. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya pemahaman guru-guru mengenai cara pencegahan flu burung dan guru-guru belum pernah menerima informasi dari penyuluhan oleh pihak Puskesmas. Penulis menyarankan agar pihak sekolah membentuk komite sekolah Hal ini dimaksudkan agar terjadi kerjasama yang efektif dengan puskesmas dalam upaya pencegahan Flu Burung di sekolah. Pihak Puskesmas agar memberikan penyuluhan tidak hanya di masyarakat luas saja, tetapi di sekolah, karena Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer di samping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan preventif, promotif dan rehabilitatif. Kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang sebaiknya dibuat program penyuluhan tidak hanya dilakukan di masyarakat luas saja, tetapi lebih spesifik lagi yaitu di sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Globalisasi memberi dampak negatif terhadap kesehatan suatu negara yakni, meningkatnya penyebaran penyakit akibat virus dari satu wilayah negara ke wilayah negara lain atau dari satu benua ke benua lain di seluruh dunia melalui kontak antarmanusia, hewan, daging, tumbuhan, atau makanan. Seperti halnya flu burung yang menjadi pandemi pada tahun 2003 di Asia termasuk Indonesia, dimana jumlah kasus penderita flu burung terbanyak yaitu berada DKI Jakarta. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana karakteristik lokasi penderita flu burung di DKI Jakarta. Metode yang dilakukan yaitu, memplotting lokasi penderita flu burung dan melihat tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km dari titik penderita, lalu memplotting lokasi unggas yang terinfeksi H5N1 dan dicari jaraknya terhadap penderita, menentukan kepadatan penduduk, jumlah rumah tangga miskin, dan permukiman di lokasi penderita, maka akan didapat karakteristik lokasi penderita flu burung. Selanjutnya data diolah dengan membuat peta tiap variabel kemudian menggunakan metode overlay, menganalisis keberadaan lokasi penderita terhadap tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km, jarak dengan lokasi unggas yang terinfeksi flu burung, kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga miskin. Hasil yang didapat adalah penderita flu burung di DKI Jakarta memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk dan proporsi rumah tangga miskin rendah, didominasi oleh tipe peternakan sektor 4 yaitu peternakan rakyat dan memiliki jarak relatif jauh dengan lokasi unggas positif flu burung. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maksum Radji
"Avian influenza A (H5N1), or highly pathogenic avian influenza (HPAI), has become the world's attention because of possibility of global pandemic. This review describes the features of human infection, pathogenesis, transmission, and clinical management of avian influenza A (H5N1)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>