Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahrul Munir
"PT. X merupakan gabungan antara perusahaan swasta nasional dan perusahaan Jepang yang bergerak di bidang industri elektronik. Proses produksi PT. X banyak membutuhkan peran manusia terutama dari segi fisik (manual handling) sehingga memungkinkan para karyawan berposisi janggal dalam bekerja yang dapat menyebabkan masalah ergonomi seperti musculoskeletal disorder (MSDs). Laporan tahunan data kesehatan menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami muskuloskeletal disorders (MSDs) pada tahun 2006-2007 yaitu sebanyak 289 orang, sehingga didapatkan proporsi pekerja manual handling yang mengalami musculoskeletal disorders adalah sebesar 12,6 %. Hal ini jika tidak diantisipasi dapat mengancam penurunan produktivitas kerja akibat cidera otot, low back pain, dan lain sebagainya.
PT. X memiliki jumlah pekerja departemen Water Pump sebanyak 250 orang yang proses kerjanya terkait dengan manual handling dan tentunya tidak lepas dari masalah MSDs. Data kesehatan karyawan menggambarkan bahwa penyakit musculoskeletal disorder menempati 10 jenis penyakit terbesar yang ada di perusahaan setiap bulannya dan pekerja di departemen water pump termasuk paling sering mengunjungi poliklinik karena masalah muskuloskeletal disorder dibandingkan dengan departemen yang lainnya. Dengan latar belakang inilah maka survai ini dilakukan di departemen water pump. Tujuan survai ini adalah untuk mengetahui pajanan ergonomi manual handling dan keluhan muskuloskeletal pada pekerja departemen water Pump di PT. X tahun 2008 dengan menggunakan kuesioner tools Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map yang sudah dimodifikasi.
Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pajanan ergonomi di group pump final assembling memiliki skor QEC yang paling tinggi diantara yang lain, yaitu dengan rata-rata 86.7%, yang berarti bahwa pada pekerjaan tersebut perlu tindakan Investigasi dan lakukan perubahan segera mungkin. Sedangkan tingkat pajanan ergonomi di group machining motor cashing dan group rotor assembling memiliki skor tinggi, yang berarti bahwa pada pekerjaan tersebut perlu tindakan investigasi dan lakukan perbaikan. Proporsi pekerja terbesar yang memiliki keluhan musculoskeletal terdapat pada group pump final assembling. Sedangkan proporsi yang terkecil pada group machining motor cashing. Bagian tubuh yang sering dikeluhkan pekerja adalah bagian leher sebesar 100%, punggung sebesar 79% dan bahu sebesar 69,7%. Proporsi pekerja terbesar yang memiliki keluhan musculoskeletal terdapat pada usia 50-60 tahun dan masa kerja lebih dari 11 tahun. Sedangkan proporsi yang terkecil pada usia 18-30 tahun dan masa kerja 6- 10 tahun.
Pola keluhan pada ketiga group pekerjaan ini yaitu pada bagian leher dan punggung, ini menggambarkan bahwa pada saat bekerja sering terjadi postur janggal pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik chi square didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pajanan pergelangan leher, bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan dan punggung dengan keluhan pada leher, bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan dan punggung (nilai ñ 0.00 < nilai á 0,05).

Company X is an aliance between national private enterprises and Japannese company which active in electronic industry. Production Process at company X requiring many role of man on the task performed, especially from the angle of physical ( manual handling). This task demand enables the dissonant position on employees in working which can cause ergonomic problems such as musculoskeletal disorder ( MSDs). In the year 2006-2007, the annual health report data indicates that there is 289 employees who is experiencing musculoskeletal disorders ( MSDs), this report shows that there is 12,6 % proportion of manual handling worker experiencing from musculoskeletal disorders. This issues if not well anticipated, will be a menace degradation for work productivity as a result from muscular problem such as low back pain and muscle injury.
Company "X" employed 250 workers at water pump department. The task in this department contain great portion of manual handling, resulting a great chance for the worker to have muscular problems. Health data of employee shows that musculoskeletal disorder occupies one of the top 10 list health issue at the company, and the workers at the water pump department is the most frequently visited the clinic caused by muscular disorder rather than workers from other department. Based by this fact, the survey is performed at water pump department. This survey is intended to show the ergonomic exposure level and musculoskeletal complain for the worker at company "X" water pump department in 2008 by using Quick Exposure Check (QEC) and modified Nordic Body Map.
The result from this research shows that the highest ergonomic exposure level with average (86.7%) is at the pump final assembling group task , this means that the task needed further investigation and immediate modification. This similar condition also occur at machining motor chasing group and rotor assembling group. While the highest worker proportion with musculoskeletal complain is the pump final assembling and the smallest complains is the machining motor cashing group. The most complained body part is neck 100%, back 79% and shoulder 69,7%. Most of the worker with musculoskeletal complain age around 50-60 year old, with 10-11 year work time, and least at 18- 30 years old with 6-10 years work time.
Most of The complain body part is the neck and trunk, this finding describe there an awkward posture on the region when the task performed. Based on the analysis using chi square statistic method, shows there is a significant relation between the exposure level on the neck, shoulder/arm, wris/hand and trunk with neck complain, shoulder/arm, wrist/hand and trunk (value p 0.00< value á 0,005).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Muliani
"Di perkantoran, karyawan dituntut untuk meneyelesaikan tuntutan pekerjaannnya masing-masing. Biasanya karyawan duduk statis dikursi dengan dimensi tubuh yang bervariasi. Dimensi tubuh manusia terdiri dari bemacam-macam variasi seperti pada dimensi kerangka tubuh, lengan dan kaki. Oleh karena itu kursi kantor harus disesuaikan dengan dimensi tubuh karyawan pada umumnya, agar tidak terjadi kejenuhan kerja yang disebabkan karena dimensi kursi kantor yang tidak sesuai dan menyebabkan rasa sakit dan kelelahan pada tulang-tulang dan otot tubuh. Untuk itu, diperlukan ilmu ergonomi yang berkaitan juga dengan dimensi tubuh manusia yang dikenal sebagai antropometri dengan tujuan apakah kursi kantor yang digunakan oleh karyawan sudah sesuai atau belum.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data antropometri statis duduk dan dimensi kursi yang digunakan serta mengetahui apakah kursi kantor yang digunakan sekarang sudah sesuai dengan data antropometri karyawan di PT. X. Data antropometri statis duduk dan dimensi yang diambil adalah 7 variabel. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, dengan objek penelitian 35 orang pria dan 30 orang wanita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan total populasi. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan studi perbandingan. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengukur langsung sampel dan dimensi kursi. Instrumen pengumpulan data adalah 1 buah meteran gulung, 1 buah penggaris siku-siku. Sebagai alat bantu, digunakan kursi kayu tanpa sandaran dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Sedangkan proses pengolahan data secara komputerisasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Hasil pengukuran 7 variabel antropometri dengan menggunakan 95%ile adalah tinggi bahu duduk, lebar bahu atas, lebar pinggul, panjang dari siku ke ujung jari dan 5%ile terdiri dari panjang dari pantat sampai lutut bagian belakang, tinggi lutut bagian belakang, sedangkan rata-rata yaitu tinggi siku duduk.
2. Ada dua variabel dimensi kursi yang sesuai dengan antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaran lengan, panjang alas tempat duduk. Sedangkan variabeln dimensi kursi yang tidak sesuai dengan dimensi antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaranb punggung, tinggi tempat duduk, lebar sandaran punggung, lebar alas tempat duduk, panjang snadaran lengan. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak manjemen perusahaan dapat menjadi bahan evaluasi bagi PT. X terhadap kursi kantor yang digunakan pada saat ini."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan industri pesawat terbang di dunia semakin pesat, di mana sudah tampak adanya persaingan antara negara-negara indusri bidang ini. Mengingat kompleksnya kebutuhan pengguna jasa/penumpang, maka dewasa ini peran ergonomi mutlak diperlukan dalam perencanaan interior pesawat sesuai dengan jenis pesawat dan misi penerbangaannya."
MLHA 44-45 (1988)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Octarisya
"Aktivitas penanganan barang secara manual handling merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja terkait ergonomi. Bahwa aktivitas kerja seperti manual handling, bekerja dengan gerakan yang cepat, sikap kerja yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu lama, gerakan memutar dan menunduk yang berulang), bekerja dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, gerakan yang berulang (repetitive) merupakan pemicu terjadinya ganguan MSDs. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), dan membawa (carrying) serta posisi atau postur janggal dengan timbulnya MSDs tidak hanya disebabkan oleh beratnya beban yang ditanggung otot tubuh, tetapi juga disebabkan oleh durasi yang pekerjaan yang lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tingkat risiko ergonomi dan distribusi keluhan MSDs di PT. Repex Departemen Operasional HLPA Station, RPX Center pada seluruh pekerja Departemen Operasional HLPA Station yang melakukan aktivitas manual handling dalam proses kerjanya dimana tools yang digunakan yaitu BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors) dan kuesioner survei keluhan MSDs. Terdapat 6 jenis aktivitas manual handling yang paling dominan yang dilakukan pekerja Departemen Operasional HLPA Station, yaitu mengoper barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan dokumen dengan posisi jongkok, van scan barang, van scan dokumen dengan posisi duduk.
Hasil survei keluhan MSDs dari 9 bagian tubuh yang dinilai pada 27 responden pekerja Departemen Operasional di PT. Repex, HLPA Station didapatkan hasil mayoritas keluhan pada bagian tubuh leher yaitu sebesar 81,9%, 78% merasakan keluhan pada bagian punggung, 63% mengatakan merasakan keluhan pada bagian kaki, 40,7% merasakan keluhan pada bagian bahu kanan, sebanyak 29,6% mengalami keluhan pada bahu kiri, 33,3% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan, 22,2% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri, sebanyak 7,4% mempunyai keluhan pada bagian siku kiri dan kanan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arinanda Utomo
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan memerlukan kinerja otot yang maksimal. Proses memproduksi tempe dilakukan secara manual berisiko menimbulkan keluhan gangguan trauma kumulatif (cumulative trauma disorders/CTDs). Penelitian ini dilakukan pada Pekerja Pabrik Rahmat Tempe Di Pancoran Jakarta Selatan Tahun 2011 untuk menilai gambaran tingkat risiko ergonomi dan keluhan CTDs. Responden sebanyak seluruh pekerja (10 orang). Tingkat risiko ergonomi dinilai menggunakan metode REBA dan didapatkan tingkat risiko sedang (medium) 8 proses, tinggi (high) 6 proses, kemudian diikuti tingkat risiko sangat tinggi (very high) 2 proses dan tingkat risiko rendah (low) 1 proses dari 17 proses aktivitas pekerjaan yang ada. Pekerja mengeluhkan pegal-pegal pada seluruh bagian tubuh akan tetapi seluruh pekerja mengeluhkan pegal-pegal pada leher, bahu, lengan atas, punggung bagian atas dan pinggang dilihat dari hasil kuesioner nordic body maps. Selain risiko ergonomi, didapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan CTDs seperti proses kerja, dan karakteristik individu yang terdiri dari umur, riwayat penyakit, tingkat pendidikan, masa tubuh, kebiasaan (merokok/tidak merokok), lama bekerja.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance, so that at the time of the process of producing work that much tempeh is done manually can be at risk of cumulative trauma disorders (CTDs). Therefore, this study conducted at Rahmat Tempe Factory Workers, Pancoran Village, South Jakarta in 2011 to describe the level of ergonomic risk of cumulative trauma disorders and complaints. Respondents of all workers (10 persons). Ergonomic risk level was assessed using the REBA method and obtained the degree of medium risk 8 process, high risk 6 process, very high risk 2 process and the low risk level 1 process of 17 processes the work activities that exist. Workers complained of aches in all parts of the body but all the workers complained of spasm in the neck, shoulders, upper arms, upper back and waist seen from the results of questionnaires nordic body maps. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate CTDs such as work processes, and individual characteristics consisting of age, disease history, education level, body mass, habits (smoking / not smoking), work since."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Supiana
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor risiko dan keluhan Musculoskeletal Disorders dari pekerja pengguna komputer di Pusdiklat BPS tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Dari penilaian Rapid Upper Limb Assessment (RULA) didapatkan risiko tinggi dengan skor range 5 hingga 7. Dari sampel penelitian yang berjumlah 40 orang, sebanyak 37 orang memiliki keluhan MSDs, dengan keluhan terbanyak pada leher bagian atas 27 orang (67,5%), leher bagian bawah 24 orang (60%), punggung 26 orang (65%), dan pinggang 21 orang (52,5%). Disarankan adanya program edukasi kesehatan kerja perihal bekerja dengan komputer yang benar, perbaikan desain workstation, dan perlunya istirahat setiap ≤2 jam sekali dari bekerja menggunakan komputer.

This thesis discusses the risk factors and complaints of Musculoskeletal Disorders from workers computer users in Pusdiklat BPS 2014. Study was a descriptive quantitative research with a cross-sectional study design. Assessment from the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) scores obtained with the high-risk range 5 to 7. From the sample of 40 people, as many as 37 people have complaints MSDs, with most complaints in the upper neck 27 people (67.5%), lower neck 24 people (60%), back of 26 people (65%), and waist 21 people (52.5%). It is recommended to make health education programs regarding working with the correct use of a computer, workstation design improvements, and need a break every once ≤2 hours of work using a computer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
"Aktivitas manual handling yang tidak tepat adalah salah satu bahaya yang paling sering dihadapi oleh pekerja di tempat kerja. Aktivitas manual handling seperti mengangkat, memindahkan, mendorong, menarik, membawa, atau menahan barang/beban, adanya tekanan pada bagian tubuh atau postur janggal yang dilakukan secara berulang atau dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan cedera muskuloskeletal. Risiko cedera/keluhan muskuloskeletal dapat terjadi pada pekerja tergantung dari faktor-faktor beban yang ditangani, layout area kerja, postur atau pergerakan yang terkait, keahlian dan kebugaran pekerja, durasi dan frekuensi aktivitas. PTMI merupakan industri farmasi di Jakarta yang memproduksi obatobatan dengan melibatkan aktivitas manual handling yang dapat menjadi risiko terhadap keluhan MSDs. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran aktivitas manual handling, tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan survei BRIEF, serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil observasi pada bulan November - Desember 2010 terdapat aktivitas manual handling di semua tahap proses produksi/area kerja seperti mengangkat/menurunkan, mendorong/menarik, dan menahan beban. Terdapat postur janggal dan gerakan berulang. Hasil survei BRIEF diperoleh tingkat risiko ergonomi yang tinggi terdapat pada area penimbangan (pada 9 bagian tubuh), area pentabletan/pengkapsulan (pada punggung dan leher), dan pada area inspeksi (pada tangan kanan). Hasil kuesioner Nordic Body Map, dari 115 responden paling banyak merasakan keluhan MSDS pada bahu kanan (69%), bahu kiri (65%), leher (64%), dan punggung (62%). Keluhan MSDS yang berat dialami oleh Pekerja di area penimbangan (hampir semua bagian tubuh), di area Pentabletan/pengkapsulan (leher dan punggung), dan di area Inspeksi (kaki dan tangan). Distribusi keluhan MSDS berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan; berdasarkan usia paling banyak pada pekerja usia 30 – 45 tahun; berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun; berdasarkan area kerja paling banyak pada pekerja di area penyalutan; berdasarkan kebiasaan tidur paling banyak pada pekerja dengan jam tidur kurang dari 7 jam; berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada perokok ringan; berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga.

Activity of incorrect manual handling is one of the most common hazards facedby workers in the workplace. Manual handling activities such as lift, move, push, pull, carry, or hold the goods/load, the pressure on the body or awkward postures performed repeatedly or in a long time, can lead to musculoskeletal injury. Risk of injury / musculoskeletal disorders can occur in workers depending on the factors i.e. load to be handled, workspace layout, posture or movement-related, skill and fitness of workers, duration and frequency of activity. PTMI, a pharmaceutical industry in Jakarta, produces the drug by involving manual handling activity that can be a risk of MSDs complaints. Therefore a study should be conducted to know the manual handling activities, the level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using BRIEF survey, and the level of MSDS complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire.
The result of observation in November - December 2010 there were manual handling activities at all stages of production process/work areas such as lifting/lowering, pushing/pulling, and holding the goods/load. There are awkward postures and repetitive movements. BRIEF survey results show the high level of ergonomic risk in the weighing area (in 9 parts of the body), tabletting/encapsulating (on the back and neck), and the inspection area (on right hand). Nordic Body Map Questionnaire results, of the 115 respondents, most complaints felt on the right shoulder MSDs (69%), left shoulder (65%), neck (64%), and back (62%). Severe MSDs Complaints experienced by workers in the weighing area (almost all parts of the body), in the tabletting/encapsulating area (neck and back), and in the Inspection area (feet and hands). Distribution of MSDS based on sex mostly occur on female workers; based on age mostly occur on workers aged 30-45 years; based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years; based on working area mostly occur on workers in the coating area; based on sleeping habit mostly occur on workers which has habit of sleeping less than 7 hours; based on smoking habit mostly occur on light smokers; based on sport habit mostly occur on workers which have no habit of working out sports.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T28881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarwaka
Surakarta: UBIBRA Press, 2004
620.82 TAR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tasya Priastika
"Penelitian dilakukan pada proses kerja di salah satu site milik PT. CEVA Logistik Indonesia yang menangani kegiatan logistik ban, yaitu Site Michelin. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menjelaskan tingkat risiko ergonomi pada aktivitas manual handling. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk menilai tingkat risiko ergonomi terkait postur janggal, beban kerja, frekuensi, dan durasi pekerjaan. Terdapat empat proses kerja terkait aktivitas manual handling, yaitu proses unloading, proses put away stack, proses loading, dan proses converting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tahapan memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi berdasarkan skor REBA akhir yang berkisar antara 5?13, sehingga dibutuhkan upaya perbaikan secepatnya dengan meminimisasi aktivitas manual handling, salah satunya dapat melalui penggunaan forklift tyre handler.

The research was conducted on work processes at one site owned by PT. CEVA Logistics Indonesia which handles the logistics activities of tire, the Michelin site. The purpose of the research is to describe the level of ergonomic risk in manual handling activities. The research uses cross sectional study design with the method of REBA (Rapid Entire Body Assessment) to assess the risk of ergonomics-related awkward postures, workload, frequency, and duration of tasks. There are four work processes related to manual handling activities, process of unloading, process of put away stack, process of loading, and process of converting. The results showed that most of the tasks have a high level of ergonomic risk based on the final REBA score ranging from 5?13, so that changes are needed immediately to minimize the manual handling activities, for example by using forklift tyre handler."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Paramitha
"Aktivitas pekerjaan perajin ukiran batu dalam proses produksinya memiliki bahaya ergonomi yang dapat berisiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian dilakukan pada proses kerja perajin ukiran batu di Duta Alam, Jakarta Selatan tahun 2014 bertujuan untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko ergonomi pada pekerjaan perajin yaitu risiko sedang sebanyak 6 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi sebanyak 8 aktivitas kerja dari 14 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan perajin pada pinggang bagian bawah dan pinggang bagian atas (92,9%). Keluhan yang dirasakan berupa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku, kejang/keram dan kesemutan. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja per hari, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan desain tempat kerja. Disarankan juga adanya pengaturan waktu kerja dan istirahat yang efisien bagi perajin.

Job activities stone artisans in the production process has ergonomic hazard that could have risk the occurence of Muskuloskeletal Disorders (MSDs) associated with awkward posture with long-duration, repetitive movements and routine activity. The study was conducted on the working process of stone artisans in Duta Alam, South Jakarta in 2014 to assess the level of ergonomic risk based methods Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders (MSDs) using Nordic Body Map. From the results on the occupational risk levels obtained medium risk 6 work activities and high risk 8 work activities of 14 processes the work activities.
The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint MSDs that be perceived stone artisans to low back and upper back (92.9%). The complaints is stifness, painful, tingling, andspasms. In addition toergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors consists of individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked, body mass index, smoking habit, and physical activities. Most of the work activities have a high level of ergonomic risk that required immediate corrective action design of the workplace. In addition, suggested of regulating working and rest time efficient for crafter.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>