Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Travel agent adalah suatu biro usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang semakin meningkat, hal ini juga menyebabkan semakin maraknya persaingan antara travel agent. Untuk menghadapi persaingan antara sesama travel agent, suatu travel agent sebaiknya meningkatkan pelayanan jasa kepada para customer travel agent tersebut. Penerapan Customer Relationship Management (CRM) yang baik adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan jasa tersebut.
Sesuai dengan topik utama dari proyek mahasiswa ini adalah pengembangan prototipe sistem Customer Relationship Management untuk travel agent. Prototipe sistem CRM untuk Travel Agent yang dibangun, menggunakan Global Distribution System (GDS) untuk mendapatkan informasi yang lengkap atas hal-hal yang berhubungan dengan industri pariwisata. GDS adalah suatu basis data yang terpadu yang memberikan informasi yang lengkap serta detil terhadap hal-hal yang berhubungan dengan industri pariwisata. Secara garis besar, prototipe sistem CRM yang dibangun terdiri atas dua sistem, yaitu sistem internal dan eksternal. Sistem internal digunakan oleh pihak travel agent, sedangkan sistem eksternal digunakan oleh pihak customer.
Pengembangan prototipe sistem CRM Travel Agent ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan terhadap customer dan untuk mengembangkan pemasaran jasa dari travel agent. Hal ini dikarenakan yang menjadi fokus utama dalam pengimplementasian aplikasi CRM ini adalah customer dari Travel Agent.
Dalam mengembangkan prototipe sistem CRM untuk travel agent ini, tim pengembang menggunakan metodologi pengembangan sistem System Development Life Cycle (SDLC). Implementasi prototipe sistem dilakukan dengan menggunakan platform aplikasi Internet Information System (IIS) 1.6, Ms SQL Server 2000 sebagai database server, Ms VB.Net sebagai bahasa pemrograman untuk sistem internal dan Ms ASP.Net sebagai bahasa pemrograman untuk sistem eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Abdurrahman
"Meningkatnya permintaan untuk bepergian dan didukung oleh peningkatan teknologi, membantu industri seperti agen perjalanan online yang berkembang pesat dengan penjualan dan pengguna baru selama bertahun-tahun. Penelitian ini mencoba mengkaji faktor-faktor apa saja yang mendorong konsumen melakukan pembelian dari aplikasi online travel agent seperti Traveloka dengan menggunakan framework Stimulus - Organism - Response.
Lima variabel yang dianggap sebagai stimulus (Appearance, Security, Online Promotion, Brand Reputation, Brand Familiarity), dua variabel sebagai organism (Trust & Attitude) dan satu variabel sebagai response (Purchase Intention). Terdapat total 274 responden yang dikumpulkan melalui kuesioner online untuk penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software AMOS 24 untuk menganalisis model penelitian. Berdasarkan total 13 hipotesis yang diajukan, 8 hipotesis diterima dan 5 hipotesis ditolak.
Hasil penelitian memperkuat kerangka Stimulus - Organisme - Respon, dengan semua variabel stimulus setidaknya memiliki satu jalur signifikan ke organism baik terhadap trust atau attitude, sedangkan kedua variabel organism menunjukkan hubungan yang signifikan dan kuat terhadap Purchase Intention. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi Traveloka dan para pesaingnya, untuk melihat stimulus seperti apa yang berpengaruh terhadap niat pembelian konsumen.

With the increasing demand to travel and supported by major technological improvement help industry such as online travel agent thriving with sales and new users over the years. This research tries to examines what factors that drives consumers to make a purchase from online travel agent application such as Traveloka using Stimulus - Organism - Response framework.
Five variables considered as stimulus (Appearance, Security, Online Promotion, Brand Reputation, Brand Familiarity), two variables as organism (Trust & Attitude) and one variable as response (Purchase Intention). There are total of 274 respondents collected through online questionnaire for this research. This research uses Structural Equation Modelling (SEM) using AMOS 24 software to validate and analyze the research model. Based on the total of 13 hypotheses proposed, 8 hypotheses are accepted and 5 rejected.
The results strengthen the Stimulus - Organism - Response framework, with all stimulus variable at least have one significant path to organism either to Trust or Attitude, while both organism variable shows significant and strong relationship towards Purchase Intention. Furthermore, the results of this study could provide insight for Traveloka and its competitors, to decide what kind of stimulus that helps them acquire consumers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Courneyer, Norman G.
California: Breton Publishers, 1983
647.94 COU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ndaru Gunawan
"ABSTRAK
Kebutuhan aplikasi terhadap sebuah jaminan terhadap kualitas layanan yang diterima pada tingkat tertentu sekarang ini makin mengemuka. Kemunculan teknologi ATM dan munculnya protokoI reservasi sumber daya pada tingkat Internet (RSVP) yang membagi kelas layanan yang diberikan berdasarkan sumber daya yang dibutuhkan nampaknya mampu menjawab kebutuhan terhadap jaminan kualitas layanan.
Untuk menjamin kualitas layanan yang diberikan terhadap sebuah aplikasi berjalan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya, kita membutuhkan sebuah mekanisme pengawasan dan manajemen kualitas layanan sepanjang jalur pengiriman Informasi.
Mekanisme pengawasan dan manajemen itu sendiri adalah mekanisme yang sangat rumit, kompleks dan melibatkan banyak aspek dalam jaringan. Mulai dari pertimbangan kapasitas penerima dan pengirim, kongesti, traffic shaping, fairness, lapisan protokol yang berbeda, distribusi parameter QoS dan sebagainya_ Mekanisme semacarn ini membutuhkan sistem yang intelejen dan terdistribusi untuk menghindarkan kompleksitas yang berlebihan.
Teknologi agent adalah sebuah solusi yang auk-up layak untuk memecahkan masalah tersebut. Agent adalah sebuah perangkat lunak yang dapat bergerak, intelejen,dan autonomous. TeknoIogi agent memungkinkan kita menempatkan titik-titik pengawas pada jaringan. Agent-agent dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain untuk melakukan tugas manajemen dan pengawasan QoS yang dibebankan.
Skripsi ini mencoba merancang sebuah platform untuk memetakan dan mendistribusikan parameter-parameter kualitas layanan kepada simpul-simpul antara jaringan. Tugas pemetaan dan pendistribusian ini merupakan salah satu bagian clan mekanisme pengawasan dan manajemen jaringan
Pada skripsi ini juga diperlihatkan bagaimana sebuah agent memetakan parameter QoS aplikasi ke dalam parameter QoS jaringan yang diperlukan untuk melakukan proses reservasi sumber day& Agent ini juga akan rnelakokan migrasi urituk mendistribusikan parameter basil pemetaan tadi.

"
2000
S39156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conrad, Joseph, 1857-1924
London : Everyman`s Library, 1992
823.9 CON s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Finata Rastic Andrari
"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan masalah sosial yang kompleks serta dapat menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara, termasuk Indonesia. Salah satu metode untuk mempelajari kompleksitas sosial tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan Agent Based Modelling (ABM). ABM merupakan suatu metode komputasi yang dapat digunakan untuk
membuat, menganalisis, dan melakukan percobaan dari suatu model yang tersusun atas kumpulan agen yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Agen memiliki atribut untuk mencirikan karakteristik agen, selain itu terdapat aturan yang mempengaruhi hubungan antar agen dan lingkungannya. Dalam penelitian ini konstruksi model terdiri dari populasi agen yang dibagi menjadi lima kelas yaitu kelas umum / general (G), kelas bibit atau calon fanatik / seed (S), kelas fanatik aktif / active fanatic (FA), kelas fanatik non aktif / fanatic in prison (FP ),
dan kelas Densus 88 (D). Beberapa atribut yang digunakan adalah usia, frekuensi pertemuan dengan anggota FA, vonis penjara serta masa tahanan anggota FP. Hasil simulasi model dengan menggunakan NetLogo 5.2 dan Mathematica 10.0 menunjukkan parameter  berperan penting dalam menekan berkembangnya populasi teroris di Indonesia.;Terrorism is a menace to humanity and society and also a complex social problem. One of the methods for studying social complexity in this case is using the approach of Agent Based Modeling (ABM). ABM is a computational method that enables a researcher to create, analyze, and experiment with models composed of agents that interact within an environment. Agents have attributes to characterize
them, and the rules that will affect the relationship between agents and an environment. In this research, the model construction is divided into five classes namely general class (G), class of seed (S), class of active terrorist (FA), class of terrorist in prison (FP ), and Densus 88 class (D). The attributes used are age, frequency of interactions with FA, prison verdict and prison term of FP . The simulation using NetLogo 5.2 and Mathematica 10.0 shows the parameter  is important in suppressing the growth of terrorist population in Indonesia.;Terrorism is a menace to humanity and society and also a complex social problem.
One of the methods for studying social complexity in this case is using the
approach of Agent Based Modeling (ABM). ABM is a computational method that
enables a researcher to create, analyze, and experiment with models composed of
agents that interact within an environment. Agents have attributes to characterize
them, and the rules that will affect the relationship between agents and an
environment. In this research, the model construction is divided into five classes
namely general class (G), class of seed (S), class of active terrorist (FA), class of
terrorist in prison (FP ), and Densus 88 class (D). The attributes used are age,
frequency of interactions with FA, prison verdict and prison term of FP . The
simulation using NetLogo 5.2 and Mathematica 10.0 shows the parameter  is
important in suppressing the growth of terrorist population in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Firdaus
"Mobile robot dalam aplikasinya sering dimanfaatkan dalam membantu kehidupan manusia. Tetapi mobile robot yang bekerja sendiri tidak bisa diandalkan dalam mengerjakan pekerjaan yang lebih kompleks, maka diperlukan robot yang saling berkoordinasi satu sama lain. Dalam koordinasi robot ini diperlukan kendali formasi. Kendali formasi ini dapat direalisasikan dengan beberapa metode, salah satunya adalah dengan leader-follower. Namun sebelumnya, untuk memastikan multi-mobile robot dapat bekerja dengan baik perlu dipastikan setiap mobile robot dapat mengikuti trayektori yang diperintahkan. Untuk itu pertama kali dilakukan pengujian kemampuan mobile robot dalam mengikuti trayektori garis lurus, sinusoidal, dan triangular. Selanjutnya dilakukan perancangan sistem kendali dengan metode leader-follower untuk mempertahankan formasi berdasarkan kecepatan leader dan jarak relatif follower terhadap leader. Sistem lalu diuji dengan simulasi dan perangkat keras menggunakan ROS (Robot Operating System) dan Gazebo. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa mobile robot dapat mengikuti skenario trayektori yang diperintahkan dengan kesalahan mutlak rata-rata maksimal adalah ±5.681 cm dan mampu mempertahankan formasi ketika leader mengikuti trayektori yang diinginkan dengan kesalahan mutlak rata-rata jarak antar-mobile robot adalah ±7.327 cm.

Mobile robots are often used to help human life. But mobile robots that work alone cannot be relied upon to do more complex work, so robots are needed to coordinate with each other. In coordination this robot requires formation control. This formation control can be realized by several methods, one of which is leader-follower. But beforehand, to ensure multi-mobile robots can work properly it is necessary to ensure that each mobile robot can follow the trajectory that is ordered. For the first, one mobile robot is tested to follow a straight line, sinusoidal, and triangular trajectory. Then the control system with leader-follower method is designed to maintain formation based on leader speed and relative distance of the follower to the leader. The system is then tested with simulations and hardware using ROS (Robot Operating System) and Gazebo. The experimental results show that the mobile robot can follow the desired trajectory with the maximum mean absolute error of ±5.681 cm and is able to maintain the formation as the leader follows the desired trajectory with mean absolute error of ±7.327 cm"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handriko A.
"Konsep mobile agent merupakan proses dari eksekusi agent yang bermigrasi dari satu node ke node yang lain di dalam jaringan komputer. Konsep ini memungkinkan pengembangan teknologi pengelolaan jaringan di masa depan. Jika dilihat dari sifat migrasinya, selama agent migrasi dan sampai di node atau host tujuan hingga dia melakukan aktivitasnya penggunaan jalur komunikasi tidak perlu diduduki (connectionless oriented), sehingga jalur komunikasi atau path di dalam jaringan dapat dipergunakan oleh pengguna yang lain (sharing). Dengan demikian keadaan seperti ini akan dapat mengoptimalkan performance alat unjuk kerja jaringan (Qos). Selain itu pula, sistem pengelolaan distribusi data dan request informasi yang terpusat (server) akan menimbulkan beban operasional proses pengolahan data pada pusat, dengan teknologi agent hal seperti ini dapat dihindari karena agent mampu bermigrasi dan melakukan aktivitasnya di host matt node tujuannya.
Pola-pola mengoptimalkan layanan penggunaan jaringan (Qos) seperti ini telah diimplemantasikan pada penulisan ini dalam bentuk simulasi mobile agent "Patner Informasi". Dalam simulasi mobile agent ada dua bush agent yang sangat berperan penting yaitu: pertama adalah Index agent yang merupakan stasionary agent, artinya Index agent tetap berada pada context dan tidak mempunyai fungsi untuk bermigrasi. Kedua adalah IndexSlave agent, agent ini dikenal juga dengan istilah mobile agent atau walk agent, jenis agent ini berfungsi sebagai agent yang dapat bermigrasi atau mobile, melakukan aktivitasnya di host (context) tujuan dan melaporkan basil aktivitasnya kepada Index agent kemudian pulang dan mati (dispose). Aktivitas yang dilakukan IndexSlave agent atau mobile agent di host tujuan adalah mengambil informasi berupa Account Name, Host Name, letak JDK1..1.8 directory, letak Aglets1.1b2 directory dan waktu di host tujuan. Ada tiga sifat dari agent yang ditampilkan dari simulasi ini, yaitu: mobile atau migrasi, autonomous dan dispose (mati)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rizka Alia Hapsari
"Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat kematian tertinggi di dunia. Kemoterapi merupakan salah satu upaya pengobatan yang paling umum untuk kanker. Kelompok obat antrasiklin seperti epirubisin dan doksorubisin merupakan jenis obat/agen kemoterapi yang banyak digunakan. Penggunaan agen kemoterapi ini menimbulkan efek samping berupa kerusakan organ hati akibat stres oksidatif oleh spesi oksigen reaktif. Senyawa antioksidan diketahui dapat menetralisir spesi oksigen reaktif penyebab stres oksidatif. Salah satu sumber antioksidan alami berasal dari propolis. Propolis merupakan produk yang dihasilkan oleh lebah madu yang berasal dari resin berbagai tanaman. Jenis lebah madu ada dua macam yaitu lebah bersengat dan tanpa sengat. Pemanfaatan lebah madu tanpa sengat masih jarang dibandingkan dengan lebah bersengat, padahal keduanya sama-sama menghasilkan propolis yang didalamnya terkandung banyak senyawa bioaktif diantaranya senyawa antioksidan yang dapat digunakan untuk melindungi organ hati (hepatoprotektif). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif propolis lebah Tetragonula sp. yang berasal dari Sulawesi Selatan terhadap agen kemoterapi berupa doksorubisin dan epirubisin. Dalam penelitian ini telah dilakukan uji total polifenol dan flavonoid dimana hasilnya terdapat 1,1% polifenol dan 2,76% flavonoid, uji aktivitas antioksidan yang menunjukkan IC50 sebesar 9,85 ppm serta uji LC-MS/MS yang mendukung adanya senyawa fenolik dalam propolis asal Sulawesi Selatan. Selain itu dilakukan pula uji in vivo terhadap tikus Sprague dawley dengan dosis propolis sebesar 100 mg/kg BB dan 200 mg/kgBB dan hasilnya menunjukkan bahwa kelompok perlak propolis 200 mg/kgBB menghasilkan ALT paling rendah yaitu berkisar 48,86 ± 3,9 U/l terhadap doksorubisin dan 63,59 ± 19,63 U/l terhadap epirubisin.

ABSTRACT
Cancer is one of the diseases with the highest mortality rate in the world. Chemotherapy is one of the most common treatments for cancer. Anthracycline groups such as epirubicin and doxorubicin are the most widely used chemotherapy agents. The use of this chemotherapy agent causes side effects such as liver damage due to oxidative stress by reactive oxygen species. Antioxidant compounds are known to neutralize the reactive oxygen species that cause oxidative stress. One source of natural antioxidants comes from propolis. Propolis is a product produced by honeybees derived from the resin of various plant. There are two types of honeybees, sting honeybees and stingless honeybees. Utilization of stingless honeybees is still rare compared to stinging bees, even though both produce propolis which contains many bioactive compounds including antioxidant compounds that can be used to protect the liver (hepatoprotective). Based on this, this study aims to test the hepatoprotective effect of Tetragonula sp. bee propolis from South Sulawesi against chemotherapeutic agents in the form of doxorubicin and epirubicin which are known to cause side effects on the liver. In this research, total polyphenol and flavonoid tests have been carried out in which the results are 1.1% polyphenols and 2.76% flavonoids, antioxidant activity tests that show IC50 value of 9,85 ppm and LC-MS/MS tests that support the presence of phenolic compounds in propolis from South Sulawesi. In addition, in vivo tests were also carried out on Sprague dawley rats with a dose of propolis of 100 mg/kgBW and 200 mg/kgBW and the results showed that the propolis 200 mg/kgBW group produced the lowest ALT in the range of 48.86 ± 3.9 U/1 for doxorubicin and 63.59 ± 19.63 U/l for epirubicin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Judika
"Keselamatan penerbangan salah satunya ditentukan oleh pengiriman kargo dan pos. Sehingga diperlukan pemeriksaan terhadap keamanan kargo dan pos. Salah satu pelaksana untuk pemeriksaan keamanan tersebut adalah regulated agent. Tesis ini membahas bagaimana hubungan hukum antara regulated agent dengan badan usaha angkutan udara dalam melakukan pemeriksaan keamanan kargo dan pos; dan tanggungjawab hukum regulated agent apabila terjadi kesalahan pemeriksaan kargo dan pos menurut Standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Hasil penelitian yang menggunakan metode yuridis normatif ini, menunjukkan bahwa hubungan hukum antara regulated agent dengan badan usaha angkutan udara adalah hubungan hukum pemberian kuasa atau agency law. Hal ini karena regulated agent melakukan pemeriksaan keamanan kargo dan pos untuk kepentingan badan usaha angkutan udara berdasarkan (perjanjian) kerjasama. Adapun badan usaha angkutan udara adalah badan yang berwenang untuk menjaga keselamatan penerbangan udara. Terkait dengan tanggung jawab regulated agent apabila terjadi kesalahan pemeriksaan keamanan kargo dan pos, baik dalam ICAO maupun undang-undang penerbangan, tidak secara tegas mengatur tanggung jawab regulated agent. Namun demikian, beberapa ketentuan di kedua aturan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam hal terjadi kesalahan pemeriksaan maka yang bertanggungjawab adalah pengangkut, dalam hal ini badan usaha angkutan udara di Indonesia dan aircraft operator di ICAO."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>