Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Dewi Meilitasari
"Kemajuan teknologi komunikasi mendorong lahirnya konvergensi media. Konvergensi menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di seputar lingkungan media, mulai dari segi organisasi, sistem, hingga para pekerjanya. Kemudian konvergensi media pun melahirkan tuntutan-tuntutan baru bagi para pekerja media, terutama jurnalis. Jurnalis dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan yang dapat memdukungnya dalam memproduksi informasi ke beragam bentuk media. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat agar dapat menggambarkan keterampilan apa saja yang seharusnya dimiliki seorang jurnalis jika dia bekerja di lingkungan media yang terkonvergensi. Selain itu akan diangkat pula hambatan yang dialami para jurnalis serta kesiapan mereka dalam menghadapi era konvergensi media di Jakarta, Indonesia.

Innovation in communication technologies leads the world to media convergence. Convergence also causes some changes inside the media itself; on the organizational level, the system level, and the workers level. Convergence demands new skills requirement for journalist. There are new set of skills that journalist must have to support them producting information for different kinds of media. This research goal is to give a detail description about journalist?s ?must-have? skills in the era of media convergence. There are also some descriptions about obstacles that journalist have to deal with and their preparation for working in media convergence era."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kemiskinan yang diderita kebanyakan orang Nepal tak memungkinkan bagi mereka mengakses informasi dari mediamassa cetak dan elektronik. Belum lagi persoalan kebutaaksaraan di sana,khususnya di kalangan perempuan . Begitu juga ,investasi pada infrastruktur komunikasi dan peranti teknologi canggih sangat terbatas .Dan meskipun pada beberapa waktu belakangan , kondisinya lebih baik,tapi tetap saja negara itu kekurangan jurnalis dan pekerja media lainnya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Broder, David S.
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1993
070 BRO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
070.4 NUR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zain Hae
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 2000
306.4 NUR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muharipin
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa kelas III Semester II SDN 1 Wanasaba Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 13 orang. Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, dan refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket/tes dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mengamati jalannya proses tindakan yang dilakukan. Angket/tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai. Dokumentasi digunakan untuk bahan penunjang proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan narasi berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik pada siswa kelas III semester 2 SDN 1 Wanasaba Tahun Pelajaran 2015/2016 sebelum dilakukan tindakan sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan persentase keberhasilannya adalah 26%. Setelah dilakukan tindakan penggunaan media gambar beseri hasil belajar tergolong sangat baik. Hal ini terbukti dengan persentasi keberhasilan pada variabel hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu 70% dan siklus 2 adalah 100%."
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MBSN 11:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Clara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara status sosial ekonomi orang tua dan sosialisasi anak di keluarga dalam menunjang prestasi belajar siswa di sekolah. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi dan wawancara secara mendalam. Agar data mempunyai validitas yang kuat, maka dilakukan cross chek terhadap orang tua, teman dan guru dari sampel utama tersebut. Guna memperoleh gambaran yang nyata, selain wawancara dilakukan juga observasi, serta penyebaran angket kepada 104 orang responder (siswa) sebagai data pendukung. Pemilihan 8 sampel utama dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan khusus dengan melalui kriteria tertentu, terdiri dari 4 orang siswa yang orang tuanya mempunyai status sosial ekonomi "tinggi?, dan status sosial ekonomi "rendah" 4 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status sosial ekonomi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Artinya bahwa siswa yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi tinggi mempunyai banyak kesempatan memiliki berbagai fasilitas yang diberikan keluarga seperti bimbirgan belajar, les privat, kebutuhan buku, komputer, penyediaan ruang belajar khusus dan lain sebagainya.
Hasil penelitian memberikan kecenderungan bahwa kemampuan untuk memiliki dan menggunakan berbagai fasilitas pendidikan, ternyata hampir sebagian besar responden yang memiliki prestasi belajar "tinggi" memanfaatkan secara maksimal fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan belajar. Sedangkan yang tidak memanfaatkan secara maksimal fasilitas-fasilitas tersebut walaupun dari golongan status sosial ekonomi tinggi, ternyata prestasi belajar siswa rendah. Hasil wawancara yang mendalam terhadap responden utama dan didukung oleh survey terhadap 100 siswa, ternyata ada variabel lain yang cukup menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa, variabel tersebut adalah sosialisasi anak di dalam keluarga. Artinya siswa yang berasal dari status sosial ekonomi "tinggi", kalau tidak ada perhatian. dari orang tua dan alokasi pembagian belajar yang tepat di rumah serta tidak aktif (jarang) berkomunikasi dengan keluarga, ternyata ada kecenderungan bahwa prestasi belajar siswa tersebut rendah begitu juga sebaliknya, dan dari responden pendukung ditemukan pula bahwa kebanyakan siswa yang mendapatkan pelajaran tambahan seperti: les privat, bimbingan belajar, dan kelompok belajar, mempunyai prestasi tinggi, hanya sebagian kecil saja siswa yang mempunyai prestasi rendah.
Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh status sosial ekonomi saja, tetapi juga faktor lain yang berasal dari sosialisasi siswa dalam keluarga. Salah satu faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajari adalah kemampuan (IQ).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru dan orang tua sebagai pendidik untuk lebih memperhatikan anak/siswa dalam proses pembelajarannya dengan melihat latar belakang kondisi status sosial ekonomi yang dimiliki, sehingga nantinya siswa tersebut dapat memperoleh prestasi belajar yang diinginkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T1139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sakinah
"Keberhasilan generasi muda di masa depan bergantung kepada proses transisi dari sekolah ke bekerja. Proses transisi ini sangat penting tetapi juga mengkhawatirkan karena berdampak jangka panjang terhadap berbagai aspek di masa depan. Sayangnya, penduduk usia muda menghadapi lebih banyak tantangan di pasar kerja akibat kurangnya kualifikasi human capital. Maka memastikan penduduk usia muda memperoleh keterampilan (skill) yang tepat melalui pembentukan keterampilan (skill formation) adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko kegagalan transisi sekolah ke bekerja. Penelitian ini menganalisis transisi sekolah ke bekerja melalui tahapan transisi sekolah ke bekerja dan risiko untuk mendapatkan pekerjaan transited, yaitu pekerjaan yang mengklasifikasikan penduduk muda telah berhasil menyelesaikan transisi. Berbagai jenis skill formation dieksplorasi dalam penelitian ini, yaitu pelatihan, magang, pengalaman bekerja ketika sekolah dan kombinasinya. Dengan menggunakan data penduduk usia 19-29 tahun dari Sakernas tahun 2022-2023, analisis dilakukan dengan regresi logistik ordinal dan survival analysis-competing risk regression. Hasilnya, skill formation yang berbeda memberikan kontribusi yang berbeda. Skill formation berperan sebagai suplemen untuk melengkapi pendidikan formal yang dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan posisi tawar penduduk usia muda di pasar kerja pada fase transisi sekolah ke bekerja. Pengalaman pelatihan dan bekerja ketika sekolah meningkatkan kecenderungan atau peluang penduduk usia muda untuk mencapai tahap transisi yang lebih tinggi, sedangkan dalam jangka pendek pengalaman magang menurunkan kecenderungan untuk mencapai tahap transisi yang lebih tinggi. Pelatihan paling berkontribusi bagi penduduk kelompok rentan (perempuan, di perdesaan serta berpendidikan SMP ke bawah) dan yang berpendidikan perguruan tinggi. Dalam jangka pendek magang hanya berkontribusi positif bagi lulusan SMK. Bagi lulusan perguruan tinggi, pengalaman magang berkontribusi positif jika dikombinasikan dengan pelatihan. Pengalaman pelatihan dan bekerja ketika sekolah berkontribusi lebih tinggi pada lulusan SMA daripada SMK. Di sisi lain, jika dilihat berdasarkan lama mencari kerja, hanya pelatihan yang signifikan meningkatkan risiko penduduk usia muda untuk mendapatkan pekerjaan transited. Artinya pelatihan meningkatkan risiko untuk menjalani masa pencarian pekerjaan transited yang lebih pendek.

The future of young generation greatly depends on school to work transition process. This transition represents an important but also vulnerable moment in the life of young people. It is also a delicate phase that can affect so many aspect in the future. But in reality, young people face more challenges in the labor market due to a lack of human capital qualifications. So, ensuring young people to acquire the right skills through skill formation is one effective way to reduce the risk of a failed transition. This study analyzes young people's school-to-work transition through its stages and the risks of getting a transited job, a job that classifies young people have successfully completed the transition. Various types of skill formation were explored, such as training, internships, work experience while in school and their combinations. Using data of people aged 19-29 years from Sakernas 2022-2023, the analysis was carried out using ordinal logistic regression and survival analysis-competing risk regression. The results show that different skill formation has different contributions. Skill formation acts as a supplement to formal education which give value added to young people and increase their bargaining position in the labor market during school to work transition. Training and work experience while in school increases the odds  to reach a higher transition stage, while in the short term, internship reduces the odds to reach a higher transition stage. Training contributes the most to vulnerable groups (women, young people in rural areas and those with low education) but also those with tertiary education. In the short term, internships only contribute positively to SMK graduates. For those with tertiary education, internship contributes positively when combined with training. Training and work experience while inschool contributes more to those who graduating from SMA than SMK. On the other hand, based on the job searching duration, the only skill formation that significantly increases the risk of getting a transited job is training. This means that training increases the risk of having a shorter transited job searching period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Yoanda
"Remaja dengan disabilitas intelektual ringan memiliki kebutuhan untuk berinteraksi seperti remaja normal namun mereka mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan karena rendahnya keterampilan sosial yang mereka miliki. Oleh karena itu remaja dengan disabilitas intelektual memerlukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka. Social Stories trade merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan sosial pada remaja mulai dari mereka yang memiliki disabilitas intelektual tingkat moderate hingga mereka dengan inteligensi lebih tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah Social Stories trade dapat meningkatkan keterampilan sosial khususnya dalam meminta bantuan guru pada remaja dengan disabilitas intelektual ringan.
Berdasarkan hasil pelatihan keterampilan sosial menggunakan Social Stories trade pada remaja dengan disabilitas intelektual ringan IQ 52 skala Wechsler ditemukan adanya perubahan pada keterampilan sosial partisipan. Partisipan yang awalnya tidak bisa menampilkan perilaku meminta bantuan kepada guru saat ini mampu untuk menampilkan perilaku tersebut dengan bantuan verbal prompt oleh guru. Penggunaan kalimat deskriptif dan ilustrasi gambar dalam modul Social Stories trade berfungsi untuk memberikan gambaran perilaku yang diharapkan untuk ditampilkan oleh partisipan. Penggunaan kalimat affirmative dan directive berfungsi untuk mengarahkan partisipan kepada respon perilaku yang diharapkan muncul."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Kania Muthmainah
"Kompetensi seorang manajer proyek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan suatu proyek. Kompetensi tersebut tidak hanya membutuhkan kompetensi hard skill saja tetapi juga kompetensi soft skill. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis tentang critical soft skill competence manajer proyek terhadap kinerja biaya. Pada penelitian ini kompetensi soft skill akan dikelompokkan menjadi Konsep Diri (self-concept), Motif (motives), dan Karakter (Trait). Tujuannya adalah untuk mengetahui apa saja critical soft skill competence Manajer Proyek yang mempengaruhi kinerja biaya proyek infrastruktur. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan menggunakan metode regresi maka diperoleh 4 critical soft skill competence, yaitu : costumer service orientation, teamwork, initiative, dan analytical thingking.

Competence of project manager has a significant influence on the project success. Competence does not only require hard skills competence but also soft skills competence. Therefore, the analysis needs to be done about critical soft skills competence of the project manager on cost performance. In this research, soft skills competencies are grouped into self-concept, motives, and trait. The aim of this research is to find out the critical soft skills competence that affects the cost performance of infrastructure project. Based on the result of the analysis using a regression method are obtained 4 critical soft skills competence, such as : costumer service orientation, teamwork, initiative, dan analytical thingking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>