Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Nuraprilyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan perilaku ibu dan faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi campak pada bayi di Kec.Pancoran Mas, Depok tahun 2009.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dimana setiap subjek diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia 9 sampai dengan 15 bulan di Kec. Pancoran Mas Depok. Pemilihan sampel menggunakan rancangan klaster dimana populasi dipilih berdasarkan dari subjek atau kesatuan analisis yang berdekatan satu dengan yang lain secara geografis dengan jumlah 100 ibu.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program komputer, disajikan secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian adalah persentase ibu yang memberikan imunisasi campak sebesar 81,5% dan yang tidak memberikan imunisasi campak sebesar 18,5%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna secara statistik antara pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, sarana, dukungan suami, dan keterpaparan informasi terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi campak pada bayi.
Untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak, disarankan agar Dinas Kesehatan Kec. Pancoran Mas Depok meningkatkan kegiatan pelatihan pada petugas Puskesmas yang nantinya petugas Puskesmas dapat melakukan pelatihan bagi kader sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran dalam mengimunisasi campak anaknya."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Zulkifli Duski
"Penyakit campak adalah penyakit infeksi viral akut yang mudah ditularkan, sehingga hampir semua anak yang dilahirkan pernah ketularan penyakit ini, sebagian besar sebelum mencapai umur 5 tahun. Imunisasi campak merupakan cara yang paling cost efektif untuk menanggulangi penyakit campak di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status imunisasi campak dengan kejadian campak pada anak usia dibawah 5 tahun di Desa Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengelola program imunisasi.
Metode penelitian ini dirancang dengan Studi Historical Cohort ( Kohort Retrospektif ), dimulai dari keterpaparan. Terpapar adalah anak yang tidak diimunisasi campak sedangkan yang tidak terpapar adalah anak yang diimunisasi campak. Jumlah yang terpapar sebanyak 84 orang dan yang tidak terpapar 84 orang. Variabel yang diteliti meliputi faktor status imunisasi, pendidikan, pengetahuan dan sikap Ibu, serta kepadatan dan ventilasi hunian ditambah dengan efikasi vaksin.
Hasil penelitian menunjukan variabel yang berpengaruh terhadap kejadian campak adalah status imunisasi ( RR= 3,2 ), kepadatan ( RR= 3,3 ) dan ventilasi hunian ( RR= 3,9 ). Hasil efikasi vaksin adalah 50%, yang menunjukkan kedayagunaan vaksin masih rendah. Melihat hasil penelitian maka disarankan kepada Puskesmas untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak ( UCI = 100% ) terutama daerah kantong, serta mengusulkan ke Kabupaten melalui Camat untuk mengadakan program rumah sehat terutama daerah potensial wabah.

Corelation of Measles Immunization Status with Measles Incident on The 5 Years Lower Age of Children When Measles Epidemic Disease at Pagerageung Village of Pagerageung Sub District of Tasikmalaya 2000. Measles Disease is viral acute infectious disease marked by fever and small red spots that cover the whole body when easy spread, so all the baby has been disease infected, before 5 years. Measles immunization which is effective cost to cope with measles disease at population. The research objections is know about of correlation measles immunization status with measles incidence on the 5 years lower age of children at Pagerageung Village of Pagerageung Sub District of Tasikmalaya. The result of research could be giving of mind contribution supporting of immunization management programs.
The research method started from the exposure with Cohort Historical Study Designed. The exposure is whose the children of measles immunization and but, Unexposure is whose the children with measles immunization. Whose the exposure about 84 person and unexposure about it 84 person. The research variables is immunization factor status, education, knowledge and mother attitude, also densely and occupancy ventilation with increase of vaccine effication.
The result research to show that variable which in influential on the measles incident is immunization status (RR=3,2), densely (RR=3,3) and occupancy ventilation (RR=3,9). Vaccine effication result is 50%, which show that still low vaccine efficiency. So would be suggestive to health society center for increasing measles immunization coverage (UCI=l00%) at local epidemic especially and have to suggest to regent pass through Sub District for organizing health house programs as specially at local of epidemic potential.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T1492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sellina Windri
"Indonesia telah mengimplementasikan program imunisasi nasional yang mencakup 5 imunisasi dasar, termasuk campak, namun, penyakit campak masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak. Pengetahuan dan sikap orangtua terhadap imunisasi merupakan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku vaksin campak di DKI Jakarta dan hubungannya dengan pengetahuan serta sikap orangtua.
Penelitian dilaksanakan menggunakan metode cross sectional, melalui kuesioner. Terdapat pertanyaan Ya, Tidak dan Tidak tahu mengenai pengetahuan dan Skala Likert mengenai sikap dan perilaku terhadap vaksin campak. Kuesioner dibagikan kepada orangtua dari anak berumur 2-5 tahun di KB dan PAUD di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara untuk kemudian dianalisa dengan program SPSS (Ver. 24) untuk dan meto chi-square.
Seratus lima puluh dua responden dari 200 memiliki pengetahuan yang buruk, 114 responden bersikap positif dan 188 responden memvaksinasi anak mereka dengan vaksin campak. Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan pengetahuan orang tua serta pada hubungan antara sikap orang tua dan perilaku terhadap vaksin campak. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan orangtua dan perilaku dari vaksin campak dengan nilai p 0.009 dan odds ratio sebesar 5.01. Faktor lain; campur tangan pasangan/keluarga, kepercayaan, kekhawatiran terhadap efek samping dapat mempengaruhi perilaku orang tua terhadap vaksin campak.

Indonesia has implemented a national immunization program with 5 basic immunizations, including measles. However, measles remains to be one of the leading causes of death in children. Parents knowledge and attitude towards immunization is a factor affecting the practice. This research aims to know how is the practice of measles vaccine in DKI Jakarta and its association with parental knowledge and attitude towards it.
This is a cross sectional study using a questionnaire that includes Yes, No and Dont know questions regarding knowledge and Likert Scale questions regarding attitude towards measles vaccine. Questionnaires were distributed to parents of children of the age 2-5 years from playgroups and kindergartens in South and North Jakarta and was analyzed using SPSS for Macintosh (Ver. 24) and chi-square method.
One hundred and fifty-two out of 200 respondents had good knowledge about measles, 114 had positive attitude towards it and 188 respondents vaccinated their children with measles vaccine. P values of <0.05 were obtained on the relationship between parents education level and their knowledge about measles and measles vaccine and the relationship between parents attitude and their practice. A significant association was revealed between parents knowledge and their practice, shown by a p value of 0.009 and an OR of 5.01. Other factors; partners and familys involvement, beliefs and the fear of side effects may also affect the practice of measles vaccine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Dian Fatmawati
"Latar belakang. Cakupan imunisasi campak di Indonesia mencapai 80% namun prevalens campak di Indonesia masih tinggi, terutama pada anak usia 1-4 tahun. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi campak ke-2 pada tahun kedua kehidupan. Di Indonesia diberikan pada usia 15-18 bulan dalam kombinasi vaksin MMR. Sayangnya cakupan imunisasi MMR masih rendah sehingga Depkes merekomendasikan pemberian imunisasi campak ke-2 pada usia 2 tahun untuk meningkatkan imunitas seorang anak terhadap penyakit campak.
Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) proporsi anak usia 1-4 tahun yang telah mendapatkan imunisasi campak 1 kali yang memiliki antibodi campak mencapai kadar protektif dan rerata kadar antibodinya, (2) proporsi anak usia 1-4 tahun yang telah mendapatkan imunisasi campak ≥ 2 kali yang memiliki antibodi campak mencapai kadar protektif dan rerata kadar antibodinya, (3) hubungan antara usia saat diperiksa kadar antibodi campak, usia saat imunisasi, status gizi, kondisi kesehatan saat imunisasi campak terhadap antibodi campak, (4) hubungan antara pemberian imunisasi campak dosis ke-dua terhadap antibodi campak.
Metode. Penelitian potong lintang di 6 posyandu di 5 wilayah DKI Jakarta pada bulan Juni hingga Agustus 2014. Anak yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa kadar IgG campak. Dari hasil pemeriksaan IgG campak, kemudian ditentukan apakah mencapai kadar protektif atau tidak dan rerata kadar antibodinya. Dicari apakah terdapat hubungan antara imunisasi campak dosis ke-dua dengan kadar antibodi campak.
Hasil. Dari 145 subjek penelitian, 125 subjek (86,2%) memiliki kadar antibodi campak yang mencapai kadar protektif (≥ 120 mIU/ml) dan 20 subjek (13,8%) memiliki kadar antibodi campak yang tidak mencapai kadar protektif (< 120 mIU/ml). Median kadar antibodi campak pada kelompok protektif adalah 844 mIU/ml, dengan nilai minimum 129 mIU/ml dan nilai maksimum 5000 mIU/ml. Kelompok usia 3-4 tahun memiliki kadar antibodi campak yang mencapai kadar protektif terbanyak (91,8%) dibanding kelompok usia 2-3 tahun (88,2%) dan 1-2 tahun (72,7%). Tidak didapatkan hubungan antara usia saat mendapatkan imunisasi campak dan status gizi terhadap kadar antibodi campak.
Simpulan. (1) Proporsi anak usia 1-4 tahun yang mendapatkan imunisasi campak 1 kali dan memiliki antibodi campak mencapai kadar protektif sebesar 77% (54/70) dengan median kadar antibodinya adalah 733,5 mIU/ml, (2) Proporsi anak usia 1-4 tahun yang mendapatkan imunisasi campak ≥ 2 kali dan memiliki antibodi campak mencapai kadar protektif sebesar 94,6% (71/75) dengan median kadar antibodinya adalah 885 mIU/ml. (3) Pemberian imunisasi campak ≥ 2 kali meningkatkan timbulnya antibodi campak yang mencapai kadar protektif sebesar 1,227 kali dibanding pemberian imunisasi campak 1 kali.

Background. Indonesia measles immunization coverage reach 80% but measles prevalence remains high especially in children 1-4 years old. WHO recommended second dose of measles containing vaccine at second year of age. In Indonesia, it has been done through MMR vaccine at 15-18 month. Unfortunately MMR immunization coverage still low and Ministry of Health recommended second dose of measles containing vaccine for all 2 years old children who have never been immunized with MMR vaccine at 15-18 month to increase the immunity against measles.
Objectives. This study aimed to know: (1) proportion of children 1-4 years old who has been immunized one time measles vaccine and reach protective antibody level and mean of antibody, (2) proportion of children 1-4 years old who has been immunized twice or more measles vaccine and reach protective antibody level and mean of antibody, (3) association between age, age of immunization, nutritional status, and health status when being immunized with measles antibody level, (4) association between second dose of measles vaccine with measles antibody level.
Methods. Cross-sectional study performed in 6 posyandu in 5 region of Jakarta since June until August 2014. Children who met the inclusion criteria were checked for measles IgG, identified for reaching protective level and mean of antibody. Association between second dose of measles vaccine with measles antibody level was also measured.
Results. From 145 participants, 125 (86,2%) had protective measles antibody level (≥ 120 mIU/ml) and 20 (13,8%) had not reached protective level (< 120 mIU/ml). The median measles antibody level in protective group was 844 mIU/ml, with minimum point was 129 mIU/ml and maximum point was 5000 mIU/ml. Children in 3-4 years old group had highest percentage of protective measles antibody level (91,8%) compare to children in 2-3 years old group (88,2%) and 1-2 years old group (72,7%). There were no association between age of immunization and nutritional status with measles antibody level.
Conclusion. (1) Proportion of children 1-4 years old who has been immunized one time measles immunization and reach protective measles antibody level was 77% (54/70) with the median of measles antibody level was 733,5 mIU/ml, (2) Proportion of children 1-4 years old who has been immunized twice or more measles immunization and reach protective measles antibody level was 94,6% (71/75) with the median of measles antibody level was 885 mIU/ml, (3) Twice or more measles immunization will increase protective level of measles antibody 1,227 times compare to one time measles immunization.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Siskha Septiana
"Campak merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan dan menjadi perhatian masyarakat global. Indikator Kaus campak di Indonesia adalah 5/100.000 kasus. Penyakit ini menyebar dengan cepat dan umumnya menyerang anak usia dibawah 5 tahun dan dapat menimbulkan kematian. Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu daerah dengan cakupan imunisasi >90% dan mencapai UCI 100%, namun berdasarkan laporan surveilans suku dinas kesehatan Jakarta Timur melaporkan 686 kasus campak diagnosis klinis selama tahun 2014 dan kasus tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Duren Sawit sebanyak 130 kasus campak diagnosis klinis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan kejadian campak pada anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kecamatan Duren Sawit tahun 2014-2015. Penelitian ini dilakukan dengan desain kasus kontrol dengan 154 sampel dengan besar kelompok kasus 51 orang dan kelompok kontrol 104 orang. Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Duren Sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak usia 1-5 tahun adalah status imunisasi anak ( P<0,01; OR= 21,5,;95% CI 5,98-77,24), pemberian vitamin A (P<0,01, OR=4,4; 95% CI: 2,04-9,69), dan riwayat ASI Ekslusif (P<0,01, OR: 2,3; 95% CI :1,004-5,26,).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang tidak diberikan imunisasi campak, vitamin A sesuai standar, dan pemberian ASI Ekslusif lebih berisiko terkena campak dibandingkan anak yang diberikan imunisasi, vitamin A sesuai standar, dan ASI Ekslusif. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk dilakukan pelatihan juru imunisasi serta monitoring dan evalusi pengetahuan juru imunisasi dan manajemen cold chain di fasilitas kesehatan primer swasta dan negeri. Selain itu upaya promosi pencegahan penyakit perlu dilakukan untuk menurunkan angka kejadian campak.

Measles is a disease that poses a health problem and concern of the global community. Socks indicator of measles in Indonesia are 5 / 100,000 cases. The disease spreads rapidly and usually affects children under the age of 5 years and can cause death. East Jakarta Administration City is one of the areas with immunization coverage > 90 % and reached UCI 100 % , but based surveillance report tribal health department of East Jakarta reported 686 cases of measles clinical diagnosis for 2014 and the highest case in the District of Duren Sawit as many as 130 cases measles clinical diagnosis.
This study aims to determine the factors associated with the incidence of measles in children aged 1-5 years in the Regional District of Duren Sawit years 2014-2015. This research was conducted by case control design with a large group of 154 samples with 51 cases and the control group of 104 people. The location of this research in the District of Duren Sawit.
The study concluded that children who had been not immunized against measles, vitamin A according to the standard that is 2 times a year, and exclusive breastfeeding can be risk factor to exposed measels be compared with children who had been immunized against measles, vitamin A according to the standard that is 2 times a year, and exclusive breastfeeding. Based on the research results, it is advisable to improve immunizatition training and monitoring along with knowladge evaluation immunization worker and cold chain management at primary health facilities both public and private. In addition to promotion to reduce the number of measles it happened.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyke Priyono Soewandijono
"Penyakit campak masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik dari segi surveilans epidemiologi maupun pemberantasannya. Penyakit campak dapat dikatakan menyebar secara merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Di beberapa daerah masih sering terjadi kejadian luar biasa (KLB), terutama daerah yang sulit dijangkau pelayanan kesehatan seperti daerah transmigrasi (Gunawan, 1987: 62-65).
Adapun KLB campak di Indonesia selama tahun 1989-1993 adalah seperti dalam tabel berikut:
Tabel 1.1.
KLB Campak di Indonesia Selama Tahun 1989 - 1993
Lihat Bentuk PDF
Dari tabel di atas tampak bahwa pada tahun 1992 merupakan puncak dari jumlah KLB, jumlah kasus, dan jumlah Dati II yang mengalami KLB, walaupun jumlah Dati I dan CFR-nya lebih rendah dari tahun sebelumnya. Jumlah Dati I yang mengalami KLB dan CFR tampak meningkat pada tahun berikutnya.
Adapun KLB campak di Propinsi Java Barat antara tahun 1991 sampai dengan tahun 1994 adalah seperti pada tabel berikut:
Taber 1.2.
KLB Campak di Propinsi Jawa Barat Selama Tahun 1991 - 1994
Lihat Bentuk PDF
Dari tabel ini tampak bahwa di Propinsi Jawa Barat jumlah KLB cenderung menurun walaupun CFR-nya cenderung meningkat.
Angka insidens penyakit campak menurut SKRT 1986 adalah 44/10.000 penduduk per bulan atau 528.110.000 penduduk dalam 1 tahun. Kasus campak yang ada sebenarnya lebih besar bila pencatatan dan pelaporannya lebih baik (Ditjen PPM & PLP, 1994). Keadaan lingkungan jelek dan gizi masih kurang akan menyebabkan angka kematian menjadi tinggi. (PPK LPUI, 1992: 13). Pada permulaan tahun 1990 sekitar 1 juta anak-anak di dunia, terutama di negara berkembang, meninggal karena penyakit campak setiap tahun. Case Fatality Rate (CFR) di negara berkembang berkisar 10-20 kali lebih tinggi daripada negara industri (Ditjen PPM & PLP, 1994). Di beberapa negara berkembang sebelum vaksinasi dijalankan.
Kematian karena campak dari semua golongan umur adalah 3,5% atau lebih (Depkes RI, 1984) dan naik menjadi 10% di saat terjadi wabah (Masjkuri, 1987). Dari hasil pelacakan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia ternyata angka kematian masih cukup tinggi, yaitu pada tahun 1989 tercatat 4,6% dan pada tahun 1993 tercatat 7,9% (Ditjen PPM & PLP, 1994). Pada SKRT 1992 penyakit campak menduduki peringkat ke 6 dalam penyebab kematian bayi karena menyebabkan 2,6% kematian bayi, sedangkan sebagai penyebab kematian pada anak umur 1-4 tahun penyakit campak bersama-sama dengan penyakit difteri dan pertusis menduduki peringkat ke 3 karena menyebabkan 9,4% kematian pada golongan umur tersebut. CFR campak di rumah sakit di Jawa Barat pada tahun 1991 tercatat 0% dan pada tahun 1992 meningkat menjadi 1,3%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan CFR penderita campak yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1992 yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3.
CFR Penderita Campak yang dirawat inap rumah sakit di Indonesia dari Tahun 1988 -1992
Lihat Bentuk PDF"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswandi
"Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat di cegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun (Balita) yang di sebabkan oleh virus morbili.
Di Kabupaten PelaIawan Proponsi Riau meskipun keberhasilan cakupan imunisasi campak telah mencapai lebih dari 100 %, sedangkan cakupan Puskesmas Ukui 104,9 %. Namun demikian berdasarkan laporan Puskesmas Ukui pada minggu ke IV bulan April tahun 2002 dilaporkan telah terjadi kasus campak di perkebunan kelapa sawit P.T. Musim Mas Kecamatan Pangkalan Lesung dengan 111 kasus di antaranya 8 orang meninggal (CFR =7,2 % ). Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak usia 9 -- 59 bulan di P.T. Musim Mas Kabupaten PelaIawan tahun 2002. Untuk itu digunakan pendekatan desain kasus kontrol ( Case Control Study).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kejadian campak pada anak usia (9-59 bin) adalah ventilasi rumah (OR= 44,62), pengetahuan ibu ( OR-6,03 ), status imunisasi campak ( OR=4,77), vitamin A (OR=2,53), interaksi status imunisasi campak dengan ventilasi (00 ,15) dan interaksi pengetahuan ibu dengan ventilasi (OR=1,09).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang di imunisasi, mempunyai ibu yang berpengetahuan baik tentang penyakit campak dan mendapat Vitamin A dua kali dalam setahun serta tinggal pada rumah dengan ventilasi yang baik dapat mengurangi angka kejadian (insidence rate) campak.
Dari hasil penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan cakupan imunisasi, penyuluhan, pemberian Vitamin A dan perbaikan ventilasi rumah tinggal untuk menurunkan angka kejadian campak pada balita.
Daftar Perpustakaan : 44 ( 1982 - 2001).

Factors Related to Measles Incidence to the 5-59 Months of Age Babies at Coconut Industry of F.T. Musim Mas in Pangkalan Lesung Sub District of Pelalawan Regency In 2002Measles is one of the infecting disease that could de prevented by immunization and it is still becoming a health problem in Indonesia. This disease generally attacks the 5 years old baby by its morbili virus.
In Pelalawan regency of the province of Riau, although successful coverage of measles immunization has reached 100%, but the coverage in public health clinic in Ukui sub district is 104,9%. Based on the report of Ukui clinic in the fourth week of April 2002, the incidents of measles that have occurred in coconut industry of RT. Musim Mas of Pelalawan Lesung sub district were 111 cases, where 8 of them died (CFR=7,2%). This research aimed to find out the factors related to the measles incidence to the 9-59 months babies at Pelalawan regency in P.T. Musim Mas in 2002. The approach used was Case Control Study.
The result of the research showed that the key factors influenced measles incidents to the babies (9-59 months) was house ventilation (OR=41,62), mothers' knowledge (OR=6,03), measles immunization status (OR=4,77), Vitamin A (OR--2,53), the interaction of measles immunization status and ventilation (OR 0,15), and the interaction of mother's knowledge and ventilation (OR 1,09).
The research concluded that babies immunization, mothers with good understanding about measles, and giving Vitamin A twice a year and also living in good ventilation house might reduce measles incidence.
The result of the study suggested to increase the immunization coverage, provide illumination, give Vitamin A, and uses house's ventilation in order to decrease the number of measles incidence rate to babies.
Bibliography : 40 (1982-2001).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Irawan
"Dewasa ini di Indonesia, campak masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Imunisasi campak telah dimulai tahun 1982 dan cakupan imunisasi mengalami peningkatan. Meskipun demikian, di beberapa daerah masih terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan atas kenyataan ini, dilakukan penelitian yang mengkaji tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan cara pemberian imunisasi campak sesuai dengan SOP Imunisasi di Kabupaten Majalengka, tahun 2002, yang terdiri atas beberapa variabel, antara lain : lama masa kerja, pendidikan, pengetahuan, pelatihan, sikap, perilaku, jarak, transportasi, kelengkapan imunisasi, vaksin campak yang dipergunakan oleh petugas kesehatan di Puskesmas dan insentif.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Majalengka tahun 2002 dengan mempergunakan disain studi potong-lintang (cross sectional), serta mempergunakan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dengan responden yang berjumlah 209 orang yang merupakan seluruh populasi yang telah memenuhi kriteria sampel yang dimaksudkan. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, multivariat dan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 4 (empat) dari 11 (sebelas) variabel yang diperoleh adanya hubungan yang bermakna secara statistik, antara lain : pelatihan petugas (OR = 3,54; 95% CI = 1,42 - 8,82; p = 0,007), pengetahuan (OR = 5,69; 95% CI = 2,10 - 15,44; p = 0,001), sikap (OR = 3,45; 95% CI = 1,40 - 8,50; p = 0,009), dan perilaku (OR 2,26; 95% CI = 0,94 - 5,45; p = 0,068). Selanjutnya, pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi pada faktor risiko yang berhubungan dengan cara pemberian imunisasi campak.
Dari hasil penelitian ini disarankan, bahwa masih perlu adanya peningkatan pelatihan bagi petugas kesehatan. Dengan demikian, diharapkan akan mampu trampil dalam memberikan pelayanan imunisasi campak kepada sasaran, terutama dalam hal cara pemberian imunisasi campak kepada sasaran. Di samping itu, dengan adanya pelatihan akan dapat menjawab masalah kebutuhan tenaga imunisasi campak di Puskesmas, Kabupaten Majalengka. Adanya peningkatan pendidikan dan pengetahuan juga perlu diperhatikan. Selain itu, perlu dipertimbangkan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan kata lain masalah pelatihan, pendidikan dan pengetahuan petugas perlu dipertimbangkan secara khusus.
Factors Related to the Staff Obedience to the Measles Immunization Method in Accordance with the SOP of Immunization the Regency of Majalengka in 2002In Indonesia, recently measles is a public health problem. Through measles immunization in Indonesia, which had been established since 1982, it has been, increased the coverage gradually. However, it can be seen that measles outbreak in some areas, such as in the Regency of Majalengka has been occurred in other rural and urban areas.
Based on these facts, a study was carried on investigating the factors related to the staff obedience to the measles immunization method in accordance with the SOP of Immunization, the Regency of Majalengka in 2002. The variables consist of: occupational period, education, knowledge, training, attitude, behavior, distance, transportation, completeness of measles immunization, measles vaccine used by staff in the Public Health and incentive.
The study in the Regency of Majalengka in 2002, made use the cross-sectional design study, and primary data has been accepted through observation and interview, with 209 respondent, namely the whole population meeting the sample criteria mentioned above. Data were analyzed by univariate, bivariate, multivariate and descriptive analysis.
The results of study showed, 4 (four) of 11 (eleven) variables was statistically significant correlation, those are: training (OR = 3.54; 95% CI = 1.42 - 8.82; p = 0.007), knowledge (OR = 5.69; 95% CI = 2.10 - 8.82; p = 0.001), attitude (OR = 3.45; 95% CI = 1.40 - 8.50; p = 0.009), and behavior (OR = 2.26; 95% CI = 0.94 - 5.45; p = 0.068). Furthermore, this study did not show any interaction of risk factors related of the measles immunization.
Based on the research, it is necessary suggested to improve training for the staff gradually. In this way, as was mentioned above, hope to be able to skilled up the staff in order to make a better measles immunization service, mainly in relation to the measles immunization of the target. In addition, by the training, it is hope, the problem of the need of measles immunization staff in the Public Health; the Majalengka Regency can be applied properly. It was also considered necessary to improve knowledge and education efforts. The other words, training, knowledge and education of the staff are necessary given a special attention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Mangunatmadja
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia , 2019
618.92 IRA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Amelia
""ABSTRACT
"
Campak dan campak Jerman merupakan dua penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan cara melakukan vaksinasi. Dalampenelitian ini, dibahas model matematika penyebaran penyaki campak dan campakJerman dengan vaksinasi. Populasi dibagi menjadi sembilan kelas. Dari kajian analitik,diperoleh empat titik keseimbangan, yaitu titik keseimbangan bebas penyakit, titikkeseimbangan bebas campak, titik keseimbangan bebas campak jerman, dan titik keseimbanganendemik penyakit. Terdapat dua basic reproduction number yang diperoleh,masing-masing untuk campak dan campak Jerman. Simulasi numerik dilakukan untukmelihat dinamika perubahan total populasi.
"
"
"ABSTRACT
"
Measles and rubella are two contagious diseases which are caused by viruses. Measlesand rubella can be prevented by vaccination. In this undergraduate thesis, a mathematicalmodel of the spread of measles and rubella with vaccination is discussed. Populationis divided into 9 classes. According to analytical analysis, it is obtained four equilibriumpoints, these are disease free equilibrium, measles free equilibrium, rubella freeequilibrium, and endemic equilibrium. There are two basic reproduction numbers,corresponding to measles and rubella. Numerical simulation is done to see the dynamicsof population."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>