Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusi Indah Wijayanti
"Ruang publik merupakan ruang yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan berbagai aktivitas. Namun meskipun demikian, ruang publik tetap memiliki batasan bagi penggunanya, yaitu berupa batasan akan hak dan kewajiban bagi tiap individu dalam beraktivitas di dalamnya. Ruang publik pada suatu ruang kota dibentuk oleh berbagai elemen, salah satunya yang sering ditemukan adalah signage. Sign yang sering ditemukan di ruang publik kota adalah berupa papan reklame ataupun billboard, yang merupakan bagian dari komunikasi massa. Ada berbagai jenis sign yang ditemui di ruang publik kota, salah satunya adalah yang bersifat non komersil dengan disajikan dalam bentuk tulisan tekstual. Namun bagaimanapun penyajiannya, Sign sebagai suatu elemen visual ruang kota tetap merupakan sesuatu yang dapat menarik pandangan manusia yang beraktivitas di ruang publik kota. Hal tersebut akan mempengaruhi pengalaman ruang masyarakat kota, yang disebabkan oleh sensasi, persepsi, dan pemaknaan atas apa yang mereka lihat dan melekat pada pikiran serta perasaan mereka.
Dalam karya tulis ini dibahas dan dikaji mengenai keterkaitan antara sensasi, persepsi, makna dan pengalaman ruang masyarakat dengan pendekatan semantik dan ruang. Pertanyaan tentang bagaimana saling keterkaitan tersebut terjadi, dan unsur-unsur
apa saja yang mempengaruhi terbentuknya sensasi, persepsi, makna dan pengalaman ruang yang berbeda pada masyarakat, menjadi pertanyaan-pertanyaan yang melatarbelakangi penyusunan karya tulis ini. Pengkajian kasus akan mengamati dan menganalisis suatu objek fisik yang ada di sekitar lokasi penempatan media komunikasi tekstual ruang luar, sebagai suatu bentuk perwujudan pemaknaan seseorang akan proses persepsi yang dialaminya, dari suatu stimuli berupa pesan tekstual ruang luar.

Public space is a space used by everyone through their activities. Public spaces;however, have a boundary of right and obligation for its users. In urban space, public space is formed by various elements such as signage that is the easiest element to find. Billboard and other public advertisements are the two signs that are usually founded in public space. Those signs belong to an outdoor mass communication that consists of various types such as non-commercial sign in a form of textual writing. Moreover, sign as a visual element of urban space can still attract the inhabitant?s attention and may influence their experience about space due to sensation, perception, and meaning. This experience; then, will set up in their mind and heart.
This thesis will explain the connection of sensation, perception and meaning that may influence the experience of the inhabitant about space, with semantic and space approach. The questions on how the connection of those three things happen, and what the elements that may influence the sense, perception, meaning, and acquaintance of the inhabitants are going to be the background of this thesis. The writer will observe the physical objects that put around the location of the textual publicity?s media as form of inhabitant?s meaning in the process of perception, from the textual publicity?s stimulation.
"
2008
S48451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jati Ningrum
"Elemen estetis seringkali hanya dianggap sebagai pajangan atau hiasan ruang semata, tanpa menyadari polensi lain dan penerapan elemen estetis ini pada penataan ruang luar maupun ruang dalam. Sejauh manakah peran elemen estetis dalam meningkatkan kualitas visual dan fungsional dari sebuah ruang? Bagaimanakah prinsip-prinsip elemen estetis yang harus diterapkan agar elemen estetis tersebut dapat berfungsi secara efektif dan optimal? Bagaimana hubungan elemen estetis dengan penataan ruang luar dan penataan ruang dalam pada sebuah karya arsitektur? Peletakan elemen estetis yang seperti apakah yang dianggap tepat dan dapat mempeikaya kualitas ruang?
Penerapan elemen estetis memiliki tujuan yang positif, yaitu untuk menghasilkan segala hal yang balk, indah dan menyenangkan untuk ditanggapi dan dirasakan oleh indera manusia. Unsur keindahan yang hadir dalam warna, cahaya, pola & tekstur mempengaruhi persepsi dan emosi terhadap bobot visual, proporsi serta dimensi ruang Selain kebutuhan akan ruang, manusia juga membutuhkan seni sebagai eksprsi dalam kehidupannya. Seni dapat menjadi stimulus aktif dan pasif bagi manusia. Sebagai stimulus aktif, elemen estetis menjadi acuan skala dan acuan arah serta focal point yang bersifat eye-catching. Sedangkan sebagai stimulus pasif, elemen estetis berfungsi sebagai dekorasi ruang yang menjadi simbol dari suaiu kegiatan yang berlangsung di dalam ruang tersebut, menjadi pemacu semangat beraktivitas, membenkan karakter/identitas serta prestige kepada sebuah ruang.
Ruang hams memiliki unsur estelis atau keindahan. Pendekatan secara estetis ini penting karena dalam proses pemahaman terhadap ruang, kontak pertama manusia dengan ruang sekitamya adalah melalui pengalaman visual. Elemen estetis ini juga berkaitan erat dengan kualitas kenyamanan dalam beraktivitas. Nleskipun penilaiannya bersifat subyektif, tetapi perancangan elemen estetis harus memenuhi kaidah perancangan dan peletakan. Prinsip perancangannya harus rnemiliki tema yang jelas dan tidak monoton. Sedangkan peletakannya harus selaras dengan skala, proporsi dan komposisi ruang, serta harus dapat dilihat & dinikmati dari semua angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"After the launching of tourism in 1986 by President Suharto jathilan become more varied both in terms of presentation and story themes resources are taken. The development of the presentation is able to shift the initial function jathilan as part of the ritual as Merti village, rasullan, sedhekah sea, and the like are held regularly every year. Jathilan that there transformed into a commodity that is used as a tourist attraction. The presentation function jathilan now able to adapt to the needs of the community aestetic supporters, so that there are currently several categories jathilan; First jathilan ritual that we can only meet once a year for certain ceremonial events. Both jathilan entertainment, which can be encountered at any time when no one had a lavatory. And third jathilan for the festival. Jathilan festival is formatted with choreography and certain rules by the organizers"
JKSUGM 1:1 (2014) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Rani Aryanti
"Sekarang ini mai-mal beianja merupakan tempat yang aramai dikunjungi bleh masyarakat kita. Mereka pergi ke sana bukan hanya berlujuan untuk berbelanja, terkadang hanya untuk berjalan-jalan saja dan berekreasi. Mal-mal belanja ini sudah menjadi sebuah ruang publik altematif bagi masyarakat kota.
Ruang-ruang publik kota mulai tergantikan oleh "ruang-ruang publik" buatan yang dibuat sedemikian menyerupai ruang publik Iuar. Hal ini bukan suaiu hilangnya kehidupan publik metainkan kehidupan publik bertransfomasi menjadi bentuk dan lingkungan yang berbeda.
Ruang publik di mal-mal belanja dalam bangunan (enclosed shopping mall) mungkin teriihat milip dengan daerah pejalan kaki atau alun-alun kota yang berisi oleh orang-orang yang bersantai. Ini merupakan 'ruang publik" dengan peranan fungsi yang jelas: dimiliki oleh sebuah perusahaan pengembang yang memperbolehkan individu menggunakannya untuk tuiuan terientu. Ruang publik disini memiliki fungsi rekreasi yang diasosiasikan dengan kegiatan belanja, daripada memberikan kontribusi pada fungsi sosial aktif seperti komunikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Arini Alfakhaira
"Kehadiran alam sebagai elemen ruang luar di dalam interior pada lanskap interior memberikan pengalaman spasial yang baru bagi manusia. Lanskap interior dialami sebagai sebuah ruang 3 dimensi untuk ditempati dan dihuni, bukan hanya diamati sebagai 2 dimensi berupa pemandangan. Karena menyisipkan elemen luar ke dalam ruang, lanskap interior memberikan pemahaman baru tentang apa yang dianggap luar dan dalam. Salah satu proses dalam lanskap interior yang memberikan pemahaman baru tentang luar dan dalam adalah inversion. Inversion merupakan proses dimana interior dapat menjadi eksterior (eksteriorisasi interior). Pada proses inversion media yang digunakan yaitu transparansi. Selain sebagai media dalam inversion, transparansi merupakan salah satu elemen penting bagi tanaman (lanskap) untuk mendapatkan sinar matahari agar dapat bertahan hidup di dalam ruang. Transparansi diklasifikasikan ke dalam 2 jenis yaitu transparansi literal dengan material dan transparansi phenomenal dengan non-material. Kedua transparansi tersebut mememiliki karakteristik yang berbeda sehingga menghasilkan proses inhabitation yang berbeda pula. Namun pada transparansi literal, proses inhabitation yang dihasilkan sama dengan proses inhabitation secara umum pada arsitektur. Sedangkan pada transparansi phenomenal, proses menempati ruang yang ada di interior justru dapat terjadi di eksterior. Proses menempati ruang pada eksterior inilah yang membedakan proses inhabitation pada inversion dalam lanskap interior dengan proses inhabitation pada arsitektur.

The presence of nature as an outside element into interior space by the interior landscape provides a new spasial experience for humans. Interior landscape is experienced as a 3-dimensional space to be occupied and inhabited, not only spectated as a 2-dimensional view. The interior landscape provides a new understanding of what is considered outside and inside because it brings outside elements into space. One of the process in interior landscape that provides a new understanding of the outside and inside is inversion. Inversion is the process by which interior space may seem to be an exterior one (exteriorization of the interior). In the inversion process, the media used is transparency. Aside from being a medium for inversion, transparency is one of the important elements for plants (landscape) to get sunlight for them to survive. Transparency is classified into 2 types, literal transparency with material and phenomenal transparency with non-material. Both transparencies have different characteristics that resulted different way of inhabitation processes. But on literal transparency, the inhabitation process produced the same process as the general inhabitation process in architecture. While on phenomenal transparency, the process of occupying space inside can actually occur on the outside. This process of occupying space on outside that distinguishes the inhabitation process of inversion in the interior landscape with the inhabitation process on architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandriana Siti Suharsih Suradijono
"Air dan manusia disadari atau tidak, memiliki hubungan khusus. Air selalu berada di sekitar kita, bahkan dalam tubuh kita. Sejak ribuan tahun sebelum masehi, manusia telah mengenal air melalui simbol-simbol tertentu, seperti keIahiran, kehidupan, kesucian bahkan kematian dan seterusnya Tulisan ini berusaha memaparkan bagaimana air membahasakan bahasanya dalam arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Suryani
"Tesis ini membahas mengenai sejauh mana ruang luar bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup lansia. Lansia yang telah mengalami penurunan fisik dan non-fisik tanpa disadari menjadi - terperangkap - di rumah mereka sendiri. Penurunan factor fisik disinyalir sebagai penyebab utama kaum lansia - terperangkap - di dalam rumah mereka. Padahal beraktivitas di luar ruangan tidak hanya baik bagi kesehatan lansia, tetapi juga bermanfaat untuk meningkatkan interaksi sosial. Diperlukan elemen-elemen desain dengan kriteria tertentu untuk mendukung lansia beraktivitas dengan aman dan nyaman meski di luar ruangan. Elemen-elemen desain yang dibutuhkan dan yang perlu dihindari keberadaannya. Namun, penataan ruang luar itu sendiri dirasakan belum cukup untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Ruang luar berkaitan salah satunya dengan akses. Pencapaian lansia dari rumah menuju ruang luar juga menjadi sangat penting. Jika berbicara mengenai akses maka akan terkait dengan alat transportasi. Peningkatan kualitas hidup lansia, akan lebih tepat jika dikatakan sebagai penataan sebuah kota, dibandingkan hanya penataan sebuah ruang luar itu sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antara pihak berwenang yang mengelola ruang luar tersebut, alat transportasi publik, dan pemerintah yang mengatur penataan sebuah kota.

The focus of this thesis is about how far outdoor environment give benefits for the elderly quality's life. Unconsiously, elderly that have been physically and nonphysically decreased their ability have become 'trapped' in their own home. Physical decrease has become the mayor cause of the elderly for being 'trapped' in their home. By doing activity in outdoor is not only making the elderly healthy but will also increase their social interaction with neighbours and friends. It requires the element design with specific criteria to support the elderly's activity to feel comfort and safe even in outdoor. Element design that is needed and needs to be avoided by its existence. But, the design of the outdoor environment itself was not enough to increase the elderly quality's life. One element of the outdoor environment was access. How the elderly would go from their home to the leisure facilities is also become an important thing. Talking about access then it would closely related to transportation. To increase the elderly quality's life would be more appropriate as a regulation of the city, compare to the regulation about the outdoor itself. That's why it requires the cooperation between the authority who run's the outdoor, the public transportation, and the government that regulates the city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia tidak berkembang sedemokratis yang digembar-gemborkan oleh reformasi. Sebuah pertanyaan, yang sudah saatnya menjadi pemyataan karena terlalu sering muncul tanpa ada jawabannya muncuI, apa yang salah dengan bangsa ini? Pertanyaan ini pula yang menjadi titik berangkat penulis untuk mengangkat masalah ini. Inilah heuristic tool yang sangat awal untuk tulisan ini: Ada yang salah dengan bangsa ini, dimana salahnya? Reforrnasi yang dimaksudkan menggantikan orde baru ternyata hanya meneruskan orde baru, artinya, masih ada pola anomaly yang sama pada demokrasi di era reformasi. Lingkaran kuasa/pengetahuan sudah terlanjur eksklusif, sudah terbiasa meletakkan masyarakat sebagai penonton, penggembira, atau pemandu sorak. Sejarah tidak memperbaiki dirinya sendiri, selama diskursus yang beredar masih tidak berimbang, masih didominasi, maka kejadian yang sama akan terulang, dan memang demikian adanya. Hanya saja, pada masa reformasi, krisis identitas, ideology, dan komunikasi ini diperparah dengan instabilitas politik dan ketidakpercayaan publik. Celah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pengusung doktrin-doktrin komprehensif untuk menguasai diksursus dalam masyarakat sekaligus menguasai kursi politik. Sejak awal, permasalahan demokrasi Indonesia dapat penulis rangkum dalam Identitas, Ideologi, dan Komunikasi di ruang publik Indonesia adalah akar permasalahan yang mengerucut dalam relasi-relasi diantara ketiganya. Masalah-masalah inilah yang kemudian kita lihat terwujud dalam sejarah politik Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan monumental memerlukan ruang luar yang baik untuk memperkuat monumentalitas bangunannya. Ruang luarnya sangat berperan dalam meningkatkan kualitas kesan yang dihadirkan. Kesan monumental ini diciptakan dengan mengatur potensi unsur-unsur ruang luar yang ada, dimana pada dasarnya pola monumental merupakan bentuk-bentuk yang diatur, berorientasi dan menyatu. Perpaduan dan ker asama dari unsur-unsur ruang luar bangunan monumental ini menentukan tingkat monumentalitasnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nafhis Ubaydillah
"Strategi komunikasi dalam kampanye politik merupakan hal yang penting dilakukan oleh para tokoh politik terutama dalam meningkatkan pengenalan dirinya kepada para konstituen (pemilih). Adapun seperti Kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh para tokoh politik pun menggunakan bermacam – macam cara agar dapat menarik perhatian dari konstituen salah satunya menggunakan baliho. Menjelang pesta demokrasi di Indonesia terkait dengan pemilihan Presiden Indonesia 2024 dimana berbagai tokoh politik seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono mulai melakukan kampanye politik menggunakan media baliho dimana baliho adalah sebuah bentuk media dalam kampanye politik yang sifatnya besar, tidak perlu mengakses melalui perangkat digital, dan terpampang langsung di hadapan masyarakat. Penggunaan baliho yang sifatnya menarik konstituen dari berbagai kalangan diperlukan kalimat – kalimat menarik dan juga komposisi dari muatan pesan baik yang sifatnya implisit maupun eksplisit dalam baliho. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pesan – pesan baik secara verbal maupun non verbal eksplisit maupun implisit pada baliho empat kandidat tokoh politik Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisa yaitu teknik analisis tekstual oleh Alan McKee. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa isi dari baliho tokoh politik calon kandidat pilpres 2024 yang mengandung unsur tertentu. Rekomendasi yang diharapkan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan isi dari baliho tokoh politik menjelang pemilihan presiden 2024.

Communication strategy in political campaigning was an important thing for political figures to did, especially in increasing their self-knowledge to their constituents (voters). Political campaign activities carried out by political figures also used various ways to attract the attention of constituents, one of which was used billboards. Ahead of the democratic party in indonesia related to the 2024 Indonesian presidential election where various political figures such as Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, and Agus Harimurti Yudhoyono began to carried out political campaigns used billboards media where billboards were a form of media in political campaigns that were large in nature, no needed to access online, and displayed directly in front of the public. The used of billboards that attract constituents from various circles requires interesting sentences and also the composition of the message content, both implicit and explicit in billboards. The purpose of the studied was to analyze the messages, both verbal and non-verbal, explicit and implicit, on the billboards of four political leaders, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, and Agus Harimurti Yudhoyono. As well as the methodology of this researched used qualitative researched methods used analytical techniques, namely textual analysis techniques by Alan McKee. The results of this studied showed that the contents of the billboards of political figures as candidates for the 2024 presidential election contain certain elements. The recommendations expected in this studied aimed to describe the content of political figures billboards towards The 2024 Presidential Election"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>