Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Teguh Pamungkas
"Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah faktor - faktor produksi yang diwakili oleh Infrastruktur Ekonomi, infrastruktur Sosial, dan Infrastruktur Administrasi/Institusi mempunyai pengaruh dan kontribusi yang signifikan terhadap output propinsi-propinsi agar dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan Infrastruktur dan Institusi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data panel dengan kurun waktu dari 1993 hingga 2004 untuk 26 propinsi di Indonesia. Untuk mencari hasil yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka dilakukan beberapa uji untuk Panel seperti Chow Test dan Hausman Test sehingga didapatkan model panel data Fixed Effect untuk menyelesaikan data dengan karakteristik seperti diatas.

The main objective of this study is to determine the effects of Economic, Social, and Administrative/Institutional Infrastructure on economic growth of twenty-six provinces in Indonesia during 1993-2002 using panel data analysis. From the result of this study we can describe which infrastructure has the highest influence on developing Indonesia economic growth. Quantitative and qualitative analysis were used in this research. Qualitative analysis describes the condition of existing infrastructure in Indonesia. Panel data analysis with fixed effect method was used as a quantitative analysis to capture the main objective of this research."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S6699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Farah Margono
"Penelitian ini memberikan bukti empiris terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antara provinsi di Indonesia. Model pertumbuhan neoklasik menyatakan bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mengalami konvergensi, di mana perekonomian daerah miskin akan tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian daerah kaya (β-convergence). Kondisi tersebut kemudian mendorong terjadinya penurunan dispersi antar provinsi (σ-convergence). Analisis σ-convergence dilakukan dengan menghitung standar deviasi dari log pendapatan per kapita, sedangkan analisa β-convergence dilakukan melalui model absolute convergence dan conditional convergence. Model absolute convergence mencoba melihat pengaruh initial PDRB per capita terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan model conditional convergence mencoba menambahkan sumber pertumbuhan lainnya. Hasil estimasi σ-convergence dan β-convergence menunjukkan terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antar-provinsi. β-convergence dengan menggunakan data panel (1995-2005) yang menunjukan laju konvergensi adalah sebesar 2% per tahun (absolute convergence), sedangkan hasil estimasi model conditional convergence menunjukan laju konvergensi sebesar 4.8% per tahun saat variabel lain seperti modal noninfrastrktur, tenaga kerja dan modal infrastruktur disertakan dalam estimasi. Saat variabel dummy krisis dan population growth turut dimasukan, hasil menunjukkan laju konvergensi melambat (2.9% per tahun), dan mengalami peningkatan (3% per tahun) saat variabel dummy otonomi daerah dimasukkan dalam model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Aji Nugroho
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemeritah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) di indonesia, (2). Mengetahui pengaruh ekonomi terhadap IPM, dan (3). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrestruktur terhadap IPM, baik secara langsung maupun melalui pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan sampel 20 propinsi yang dipilih dengan teknik simple random sampling yang kemudian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok daerah dengan angka IPM tinggi dan daerah dengan IPM rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah analisis jalur. Sebagai pendukung, juga dilakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata secara statistik terhadap 2 kelompok tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respon diantara 2 kelompok daerah tersebut. pada kelompok daerah dengan angka IPMtinggi, terliat bahwa pengeluaran kesehatan dan infrastruktur mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM melalui pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada kelompok dengan angka IPM rendah terlihat bahwa hanya pengeluaran pendidikan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap angka IPM. adapun pertumbuhan ekonomi, terlihat menunjukkan engaruh yang positif dan signifikan terhadap IPM. Hal ini terjadi pada kedua kelompok daerah, baik kelompok daerah dangan IPM tinggi maupun IPM rendah."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Sugiyarto
"[Pengaruh positif infrstruktur terhadap pertumbuhan ekonomi telah menjadi konsensus di antara para ekonom. Akan tetapi beberapa hasil penelitian menunjukkan hasil yang beragam. Walaupun investasi publik untuk infrastruktur relatif kecil tetapi Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonominya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kontribusi infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Dengan menggunakan data level provinsi di Indionesia, studi ini berusaha mengetahui kontribusi infrastruktur secara agregat dan individual terhadap perkeonomian daerah. Perhitungan regresi menggunakan efek tetap menunjukkan bahwa secara agregat infrastruktur berkontibusi secara positif kepada pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, studi ini tidak menemukan cukup bukti yang menunjukkan bahwa secara individual setiap tipe infrastruktur berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah kecuali untuk tipe infrastruktur air bersih. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur akan lebih baik jika dilakukan secara komprehensif dan integral.;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access. Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented, The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Khamdana
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Analisis desentralisasi fiskal menggunakan indikator pendapatan, indikator belanja, dan indikator otonomi serta menggunakan variabel pengendali yang terdiri dari pertumbuhan populasi, rasio investasi domestik terhadap PDRB, dan tingkat inflasi daerahh. Studi ini menggunakan data panel 33 provinsi di Indonesia periode 2008-2012 dengan metode Random Effect Model (REM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal tidak terbukti signifikan meningkatkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi. atas dasar tersebut, diperlukan peninjauan kembali kebijakan fiskal daerah terkait perencanaan dan penganggaran, serta penetapan skala prioritas pembangunan daerah. sebagai konsekuensi, perlu adanya upaya penguatan kapasitas dan kapabilitas aparatur daerah di bidang kebijakan fiskal dan kebijakan publik."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Changes in economic sector are main factor for economic growth in every economics. History showed that in development process of many countries,including Malaysia and Indonesia,there is a transition from agricultural to industrial and services sector...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pertiwi
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 1970-2007. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah akumulasi utang luar negeri memiliki dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui jalur investasi. Selama lebih dari tiga dekade, Indonesia telah melakukan pinjaman luar negeri dengan harapan bahwa pinjaman ini dapat mempercepat proses pembangunan melalui investasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih cepat. Namun seriring dengan meningkatnya jumlah pinjaman, pembayaran kembali utang menimbulkan masalah baru.
Dengan menggunakan persamaan simultan, studi ini menunjukkan bahwa tingkat pinjaman, produk domestik bruto, pertumhuhan ekonomi, dan rasio utang-output merupakan faktor yang menentukan tingkat investasi, dan pada gilirannya akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa institusi penyedia data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah two-stage least squares,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi debt overhang di Indonesia yaitu kondisi di mana akumulasi utang luar negeri yang semakin meningkat dapat mengurangi kemampuan membayar kembali utang. Namun demikian kondisi ini tidak diikuti oleh crowding out effect di mana rasio pembayaran utang-ekspor tidak terbukti menekan investasi. Peneliti menyarankan bahwa utang luar negeri harus dipandang secara proporsional sebagai sumber pendanaan alternatif. Apabila kondisi mengharuskan Indonesia melakukan pinjaman, maka pinjaman tcrsebut sebaiknya digunakan bagi investasi yang produktif sehingga tidak akan menghambat pembayaran kembali Ulang yang sudah jatuh tempo.

The focus of this study is external debt effect on Indonesian economic growth during 1970-2007. The purpose of this study is to find out if accumulation of external debt has negative impact on economic growth through investment channel. Over the last three decades, Indonesia has borrowed farge amounts from creditors with hope that these loans could put Indonesia on a faster development path through higher investment and faster growth. But as debt ratio increases, debt repayment turned to be constraint for economic performance.
By simultaneous equation, this study show how lending rate, gross domestic product, economic growth, and debt-output ratio determine investment level and in turn with the role of labor force could determine economic growth as well. This research is based on the secondary data collected from several data providers. Two-stage least squares method is used to estimate the simultaneous equation.
The regression results show that debt overhang hypothesis prevails in Indonesia. However this condition in not followed by crowding-out effect to investment. The researcher suggests that external debt should be seen proportionally as alternative source of fund, If Indonesia should borrow funds, then it would be better for productive investment so that the debt repayment will not create another problem in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27377
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Astuti
"Pada fungsi produksi Cobb-Douglas, faktor A(t) tidak hanya mencerminkan teknologi namun juga perbedaan kontribusi sumber daya dan institusi lintas wilayah dan waktu (Lin dan Liu, 2000). Penelitian ini mengasumsikan bahwa A(t) dicerminkan oleh belanja daerah sebagai parameter desentralisasi dan belanja pemerintah pusat di daerah. Sehingga penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh belanja daerah namun juga pengaruh belanja pemerintah pusat di daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji hubungan antara belanja pemerintah pusat di daerah dan belanja daerah. Dengan menggunakan data panel kabupaten/kota di Indonesia untuk periode 2010-2019 dan metode fixed effect model (FEM), hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja desentralisasi yang diukur dengan belanja daerah serta belanja pemerintah pusat di daerah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Selanjutnya, belanja pemerintah pusat di daerah juga memiliki korelasi positif dengan belanja daerah kabupaten/kota di Indonesia.

In Cobb-Douglas production function, the term A(t) reflects not only technology but also difference in resource endowments and institutions across regions and over time (Lin & Liu, 2000). This study assumes that A(t) is reflected by local expenditure as decentralization measure and central expenditure spent in local. This study examines not only the effect of local expenditure but also the effect of central expenditure spent in local to economic growth. Using panel data of regencies/cities in Indonesia for 2010-2019 period and fixed effect model (FEM) methodology, the result shows that decentralization expenditure as measured by local expenditure, together with central expenditure spent in local has positive effect on local economic growth in Indonesia. Furthermore, central expenditure spent in local also has positive correlation with local expenditure of regencies/cities in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichi Shintia Laksani
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pro-poor growth di Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan pendapatan dan kemiskinan, serta menganalisa apakah pertumbuhan ekonomi tersebut berpihak pada penduduk miskin (pro-poor growth). Analisa dilakukan melalui data panel 26 propinsi di Indonesia periode 1980-2008. Hasil analisa menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pada periode 1980-2008 dan 1999-2008. Namun demikian, pengurangan kemiskinan kurang didorong oleh efek ketimpangan pendapatan. Pengurangan kemiskinan akibat perubahan ketimpangan pendapatan yang ditimbulkan pertumbuhan ekonomi hanya terjadi pada periode 1999-2008. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada seluruh periode, signifikan berpengaruh terhadap pengurangan kemiskinan. Meskipun demikian, elastisitas bruto dan neto kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi semakin tidak elastis. Sementara itu, hasil perhitungan Pro Poor Growth Index (PPGI) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi di semua periode tergolong pro-poor growth. Sayangnya, nilai elastisitas kemiskinan (baik bruto maupun neto) terhadap pertumbuhan ekonomi tergolong rendah. Selain itu, pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan melalui efek ketimpangan pendapatan pun tidak besar. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mempertahankan pro-poor growth yang telah dicapai dengan memberikan perhatian pada upaya peningkatkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan kemiskinan dan mendorong pemerataan distribusi pendapatan sehingga mendorong pengurangan kemiskinan.

This research aimed to analyze pro-poor growth in Indonesia. Related with it, this research attempts to analyze impact of economic growth on income inequality and poverty. This research also analyze whether the economic growth has respect to poor people (pro-poor growth). Analysis is conducted through panel data of 26 provinces in Indonesia for 1980-2008 periods. The result shows that economic growth is significantly affecting the income inequality for period of 1980-2008 and 1999-2008. Nevertheless, poverty reduction is not driven sufficiently by income inequality effect. The poverty reduction caused by change of the inequality by economic growth only happens in 1999-2008. Economic growth in all period is significantly affecting poverty reduction. Even tough, gross and net elasticity of poverty to economic growth become more inelastic. In the other side, calculation of Pro Poor Growth Index (PPGI) shows that economic growth in all period is included to be pro-poor growth. Unfortunately, poverty elasticity (either gross or net) to economic growth is low. Besides, impact of economic growth on poverty through income inequality effect is not high. Therefore, government needs to maintain achieved pro-poor growth by paying attention on effort to increase economic growth effect on the poverty reduction and support equal income distribution in order to stimulate poverty alleviation."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27617
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinanda Ardhi Swasono
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh defisit fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1990-2012. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square dan Vector Error Correction Model. Tes-tes ekonometri yang dilakukan adalah Dickey Fuller, Augmented Dickey Fuller, dan Philip Perron unit root test, serta uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan dari defisit fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah disarankan untuk mengambil kebijakan fiskal yang ekspansif dengan implementasi berupa peningkatan belanja negara sehingga mendorong permintaan agregat. Namun, pemerintah perlu mewaspadai berkurangnya dampak investasi yang diakibatkan dari naiknya suku bunga riil (crowding out). Kebijakan defisit dengan sumbersumber pembiayaan yang mendorong peningkatan jumlah uang beredar pun harus dilaksanakan secara hati-hati. Pemerintah juga perlu meningkatkan penerimaan sektor perpajakan.

This research is conducted to know the influence of fiscal deficit to economic growth in Indonesia from 1990 to 2012. Ordinary Least Square and Vector Error Correction Model are used as research method. Dickey Fuller (DF), Augmented Dickey Fuller (ADF), and Philip Perron unit root test are used as econometric test. Other diagnostic tests like multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation are performed. The result showed that there is a significant influence of fiscal deficit to economic growth. Based on this result, government should take expansive fiscal policy by implementing increase in public expenditure that can encourage agregat demand. However, expansive fiscal policy through fiscal deficit from financing resources that support the increase the amount of money in circulation must be conducted prudently. Government should also increase the capacity of national revenue from tax."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>