Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jagatsyah Aminullah
"Perlakuan akuntansi pada instrumen keuangan telah menjadi perhatian bagi para pelaku bisnis, regulator, standard setters, maupun akademisi sejak akhir tahun 1980-an. Kecenderungan pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dengan pendekatan biaya historis (historical cost) dianggap sudah tidak relevan dengan semakin kompleksnya instrumen-instrumen keuangan yang ada. Industri perbankan merupakan salah satu industri yang merasakan dampak cukup besar dari setiap perubahan perlakuan akuntansi berkaitan dengan instrumen keuangan, termasuk juga industri perbankan di Indonesia. PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006, yang merupakan
adopsi dari IAS 32 dan IAS 39, sedikit banyak telah memperluas ruang lingkup sistem pelaporan keuangan pada institusi perbankan, khusunya berkaitan dengan instrumen keuangan, dari yang sebelumnya yang hanya diatur melalui peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI). Studi ini secara garis besar juga memperlihatkan
adanya kesesuasian prinsip antara Basel II dengan PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006, yang memiliki konsekuensi dan juga tantangan bagi BI dan Industri Perbankan untuk menselaraskan (balancing) antara penerapan dengan PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006 dengan implementasi Bassel II di Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti
"Dalam upaya perbankan menghadapi persaingan global dan internasional melalui implementasi PSAK - Pernyataan Standar Akuntansi 50 (revisi 2010) tentang "Instrumen Keuangan: Penyajian" dan PSAK 55 (Revisi 2011) "Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran" yang telah dilaksanakan, dalam proses penerapannya menghadapi tantangan dalam keseragaman penyajian informasi yang sesuai dengan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standards). Skripsi ini membahas tentang penerapan PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55 (revisi 2011) dan PAPI - Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (revisi 2008) atas klasifikasi aset dan liabilitas keuangan. Dengan demikian, pihak selain Bank dapat memahami pengaruh penerapan tersebut dari perspektif perbankan sehubungan dengan ketentuan yang berlaku.

In Bank's effort towards challenging global and international competition with recent SFAS 50/55 enforcement, in the process of implementation deals with challenges along with uniformity in the presentation of information in accordance with IFRS convergence. This study discusses the impact of SFAS ? Statement of Financial Accounting Standards 50 (revised 2010) and SFAS ? Statement of Financial Accounting Standards 55 (revised 2011) and PAPI - Indonesian Banking Accounting Guideline (revised 2008) application from the classification of financial assets and liabilities. Therefore, parties other than Bank to be able to understand the influence of implementation from banking perspective with respect to the applicable regulations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S53601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Claresta
"ABSTRAK
Salah satu hal yang diatur dalam PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi
2006) yang diberlakukan secara efektif mulai 1 Januari 2010 adalah mengenai
penurunan nilai dan tidak tertagihnya aset keuangan di mana perusahaan
melakukan penilaian penurunan nilai secara individu dan kolektif. Laporan
magang ini membahas mengenai siklus penjualan dan pencatatan piutang usaha
PT X, kebijakan akuntansi PT X, penentuan penurunan nilai piutang usaha yang
dilakukan PT X dengan menggunakan tabel umur piutang dan penentuan yang
seharusnya dilakukan PT X berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55
(Revisi 2006). Laporan ini juga membahas perbedaan jumlah cadangan
penyisihan piutang tidak tertagih menurut PT X dan menurut auditor. Karena
jumlahnya tidak material maka tidak dilakukan penyesuaian atas jumlah tersebut.

Abstract
One of the things that is governed by SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No.
55 (Revised 2006) which have been effectively started on January 1, 2010 is about
impairment and uncollectible of financial assets where the company has to do
impairment assessment individually and collectively. This internship report
discusses about sales cycle and recording of account receivable in PT X,
accounting policy of PT X, determination of account receivable impairment that is
done by PT X with aging schedule and the determination that should have been
done by PT X according to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55
(Revised 2006). This report also discusses about the difference in amount of
allowance for doubtful accounts according to PT X and auditor. Because the
amount is not material therefore no adjustment is made for that amount."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arthaingan H. Mutiha
Jakarta : Salemba Empat, 2019
657 ART a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Faradhisa
"Laporan magang ini membahas mengenai implementasi Management Letter tahun 2011 terhadap laporan keuangan tahun 2012 terkait penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) atas Kredit yang Diberikan dan perhitungan CKPN Kredit pada PT Bank XYZ. Dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006). Hal ini disebabkan oleh banyaknya kendala yang dihadapi oleh industri perbankan. Akan tetapi, per 1 Januari 2012, Bank harus sudah menerapkannya. Berdasarkan PSAK 50/55 (Revisi 2006), CKPN Kredit dievaluasi menggunakan dua penilaian, yaitu penilaian individu dan penilaian kolektif. Dari hasil, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 PT Bank XYZ baru menerapkan evaluasi terhadap perhitungan CKPN menggunakan penilaian kolektif.

This internship report discusses about the implementation of Management Letter in 2011 to the financial statements in 2012 related to PSAK 50/55 (Revised 2006) for loans and the calculation of allowance for impairment losses credit in PT Bank XYZ. It takes quite a long time in the implementation of PSAK 50/55 (Revised 2006). This is due to the many constraints faced by the banking industry. However, as of January 1, 2012, all of banking industry had to have them. Based on PSAK 50/55 (Revised 2006), the allowance for impairment losses credit evaluated using two assessment, that is individual assessment and collective assessment. From the results, it can be concluded that in 2012 PT Bank XYZ recently implemented evaluation of the calculations allowance for impairment losses credit using collective assessment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gede Indra Pramana
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi atas penerapan PSAK 71 dan PSAK 72 dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2020 oleh entitas, termasuk mengkaji bagaimana dampak pandemi dalam penerapan tersebut dan upaya entitas untuk memitigasinya. Pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini dan diarahkan pada industri olahraga, berdasarkan dampak pandemi terhadap industri tersebut, dengan objek pada PT XYZ. Sumber data penelitian mencakup data primer melalui wawancara serta data sekunder berupa laporan keuangan entitas. Studi kasus ini menemukan bahwa terdapat kesulitan untuk menerapkan PSAK 71 dan PSAK 72 pada usaha klub sepak bola, akibat kompleksitas dari pengaturan baru yang dimunculkan kedua PSAK tersebut, serta akibat fleksibilitas dalam pelaksanaan usaha PT XYZ. Perhatian entitas lebih ditujukan pada pengelolaan piutang usaha dan pengelolaan dokumentasi untuk pengakuan pendapatan, serta dengan mengandalkan temuan dan koreksi dari auditor eksternal untuk penerapan PSAK terkait. Kombinasi antara penerapan PSAK 71 dan PSAK 72 serta pandemi COVID-19 yang menyebabkan pembatalan liga memberikan pengaruh yang signifikan untuk penyusunan laporan keuangan tahun 2020, terkait penyisihan kerugian atas piutang usaha yang lebih besar dan pengakuan liabilitas kontrak secara signifikan.

This research aims to evaluate the implementation of PSAK 71 and PSAK 72 in the preparation of 2020’s financial statements by entities, including studying the impact of the pandemic in the preparation and the effort of the entity to mitigate it. A case study approach was used in this research and directed to the sports industry, based on the pandemic impact, with PT XYZ as the object. The sources of research data include primary data through interviews and secondary data of the entity’s financial statements. This case study found that there were difficulties to implement PSAK 71 and PSAK 72 in the football club business, due to the complexity of the new arrangements brought up by both of those PSAKs and to the flexibility of the business execution in PT XYZ. More attention was addressed to the management of trade receivables and the revenue recognition documentation, while also relying upon the auditors’ findings and corrections for the related PSAK implementation. The combination between PSAK 71 and PSAK 72 implementation and the pandemic which cancelled the football league gave a significant effect on the preparation of financial statements for the year 2020, concerning a larger loss allowance for trade receivables and the significant recognition of contract liability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wakhid Kurniawan Saputra
"Tujuan dari tesis ini untuk menilai dampak penerapan PSAK 5 (revisi 2009). Standar PSAK 5 (revisi 2009) menyaratkan pengungkapan segmen didasarkan pada pelaporan internal yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional. PSAK 5 (revisi 2000) menyaratkan perusahaan mengungkap informasi segmen berdasarkan pada format segmen primer dan sekunder yang diidentifikasi sesuai produk/jasa dihasilkan yang mempunyai tingkat risiko dan pengembalian sama. Enam kerangka analisis dikembangkan untuk penelitian ini, yaitu: (1) analisis penyajian informasi segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2000) vs PSAK 5 (revisi 2009), (2) analisis penentuan dan identifikasi pengambil keputusan operasional, (3) analisis definisi & identifikasi segmen operasi antar sektor industri, (4) analisis agregasi segmen, (5) analisis penentuan segmen dilaporkan, serta (6) analisis pengungkapan segmen dilaporkan. Kesimpulan, pada umumnya, pengungkapan informasi segmen berdasarkan standar PSAK 5 (revisi 2009) dengan menggunakan pendekatan manajemen menghasilkan laporan segmen yang lebih lengkap, dengan menyampaikan informasi segmen yang lebih relevan dari sudut pandang kinerja internal manajemen dibanding standar sebelumnya, yaitu PSAK 5 (revisi 2000). Ditemukan perubahan signifikan terkait peningkatan pengungkapan segmen terutama untuk pengungkapan segmen usaha, agregasi segmen, dan informasi dasar pengukuran kinerja segmen pada perusahaan terbuka di Indonesia.

The purpose of this thesis was to assess the impact of the application of PSAK 5 (revised 2009). PSAK 5 (revised 2009) requires segment disclosure based on the internal reporting reviewed by the operation decision maker. PSAK 5 (revised 2000) requires companies to disclose segments information based on the format of the primary and secondary segments as identified per products / services that generate the same level of risk and return. The six analytical frameworks developed for this thesis, namely: (1) analysis of the presentation of segment information based on PSAK 5 (revised 2000) versus PSAK 5 (revised 2009), (2) analysis of the determination and identification of operational decision-making, (3) the analysis of the definition and identification operating segments between industry sectors, (4) analysis of segment aggregation, (5) analysis of determination of the reportable segments, and (6) analysis of reported segment disclosures. In conclusion, generally, the disclosure of segment information based on PSAK 5 (revised 2009) by using the management approach yields a more complete segment report, by conveying more relevant segmental information from the standpoint of management's internal performance than the previous standard, which was PSAK 5 (revised 2000). This thesis found significant changes related to an increase in the disclosure of segment disclosure in business segments, segment aggregation, and basic information on the public company's segmental performance measurement in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Damarjati B. Rudita
"The Accounting Standard is needed by users to make easier in understanding the financial statements. The Accounting Standard is also used for a guidance preparing financial statement that can be applied and generally accepted by company?s management to be reported to related party. Without the accounting standard, financial statements will be hardly compared. At the moment, Indonesian Accounting Board (IAI) is trying to formulate and propose a new accounting standard which the main purpose is applied by Small Medium Entities (SME). In preparing this new accounting standard, IAI uses the IFRS exposure draft accounting for SME which compiled by IASB, as a reference. Accounting standard for SME is a simplification from General Accounting Standard. Hopefully it will give small medium entity an easier way to adopt the accounting standard. This final paper tries to analyze the comparability between accounting standard for SME and Indonesian PSAK."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayumi Ayudita
"ABSTRAK
Laporan magang ini membahas mengenai evaluasi atas pembaruan dokumen kebijakan
akuntansi penurunan nilai berdasarkan regulasi baru, yakni PSAK 71 yang berlaku efektif
mulai 1 Januari 2020, oleh Bank BBB. Laporan ini bersifat deskriptif dan kualitatif yang
disusun berdasarkan pengalaman serta pembelajaran yang didapat penulis selama
menjalani magang. Laporan magang ini menyajikan uraian mengenai proses pembaruan
dokumen kebijakan akuntansi penurunan nilai berdasarkan PSAK 71 sebagai pengganti
kebijakan akuntansi lama yang didasarkan pada PSAK 55. Dalam laporan magang ini
dituangkan kumpulan pengetahuan yang penulis dapatkan selama magang mengenai
proses menerjemahkan regulasi PSAK 71 kedalam instrumen kebijakan akuntansi
penurunan nilai. Selain itu juga disampaikan evaluasi mengenai kelengkapan poin-poin
regulasi PSAK 71 Paragraf 5.5. tentang penurunan nilai dalam dokumen kebijakan, dan
apakah hasil pembaruan dokumen kebijakan akuntansi telah memenuhi kriteria kebijakan
akuntansi yang baik."
2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Retno Eristianti
"Airline industry is characterized as capital intensive industry which assets are therefore commonly acquired through lease. Answering the growing concern of financial statements user towards off-balance sheet lease practiced by numerous entities for the past years, in 2017, Indonesian Accounting Standard Board published PSAK 73 which will be effective as of January 2020 to replace the existing lease standard. Under PSAK 73, there will only be one single model to recognize lease activities in lessees book which requires lessee to record lease in their balance sheets. Case study approach are used in this study to investigate the significance of the change in the lease accounting standard to Garuda Indonesia airline financial performance which 91% of its existing fleet are dominated by operating lease aircrafts. This study forecasted the Companys financial position of the period PSAK 73 becomes effective and incorporate the effect of the operating lease aircraft capitalization to the projected financial statements using modified retrospective transition approach. The projected financial statements reveals that despite the great deal amount of assets and liabilities recorded under PSAK 73, profitability is the most deeply affected aspect due to the change of the lease standard. Further analysis shows that operating efficiency in flight operation activities has the strongest effect on the Companys profitability due to its significance in total operating expenses. However, considering the wide range of services under the current business model, this study suggests for the Company to perform overall business process reengineering to improve its financial performance.

Industri penerbangan adalah industri padat modal sehingga umumnya aset diperoleh melalui mekanisme sewa. Untuk menjawab keprihatinan pengguna laporan keuangan sehubungan dengan maraknya praktik off-balance sheet dengan standar akuntansi sewa yang saat ini berlaku, maka di tahun 2017, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan PSAK 73 yang akan berlaku efektif mulai Januari 2020. Berdasarkan PSAK 73, hanya akan ada satu cara untuk mengakui aktivitas sewa dalam pencatatan penyewa dimana penyewa diharuskan untuk mengakui sewa dalam balance sheet. Pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini untuk memahami signifikansi perubahan standar akuntansi terhadap kinerja keuangan maskapai Garuda Indonesia yang sebanyak 91% dari armadanya dicatat sebagai sewa operasi. Studi ini memproyeksikan posisi keuangan maskapai Garuda Indonesia pada periode efektif berlakunya PSAK 73 dan memasukkan dampak kapitalisasi pesawat sewa operasi menggunakan pendekatan retrospektif dengan dampak kumulatif pada awal penerapan. Proyeksi laporan keuangan menunjukkan bahwa walaupun terdapat peningkatan signifikan pada aset dan liabilitas berdasarkan PSAK 73, profitabilitas adalah aspek yang paling terpengaruh oleh adanya perubahan standar akuntansi sewa. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa efisiensi dalam aktivitas operasional memiliki dampak yang paling kuat terhadap profitabilitas Garuda Indonesia karena signifikansinya dalam total beban operasi. Walaupun begitu, dengan mempertimbangkan beragamnya layanan dalam model usaha yang dijalankan oleh Perusahaan, studi ini menganjurkan untuk melakukan business process re-engineering secara menyeluruh untuk memperbaiki kinerja keuangan Perusahaan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>