Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Banyu Adiputra K. U.
"Penelitian ini membahas tentang kemampuan Inflation Targeting Framework dalam menurunkan derajat Exchange Rate Pass-Through di Indonesia dari tahun 1998 hingga tahun 2008. Penulis ingin mengetahui apakah penerapan Inflation Targeting Framework yang dilakukan oleh Bank Indonesia dapat menurunkan derajat pass-through baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Metode penelitian yang digunakan adalah Ordinary Least Squares. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan Inflation Targeting Framework terbukti dapat menurunkan pass-through dalam jangka pendek, tetapi tidak terbukti dapat menurunkan pass-through dalam jangka panjang.

This study discusses about the ability of the Inflation Targeting Framework in lowering degree of Exchange Rate Pass-Through in Brazil from 1998 until 2008. The author would like to know whether the application of the Inflation Targeting Framework conducted by Bank Indonesia could reduce the degree of pass-through in both the short term and the long term. Research method used was Ordinary Least squares. The results indicate that the application of the Inflation Targeting Framework can lower pass-through in the short term, but cannot lower the pass-through in the long term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Arif Hartanto
"Kebijakan moneter dengan kerangka kerja penargetan inflasi adalah sebuah kerangka baru dalam kebijakan moneter yang dewasa ini telah umum digunakan di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Kerangka ini pertama kali diterapkan di Selandia Baru pada tahun 1990 dan semakin lama semakin banyak dianut oleh berbagai negara seiring dengan terjadinya perubahan pada pendekatan yang digunakan dalam kebijakan moneter, dari pendekatan kuantitas ke pendekatan harga, yang semakin mengemuka. Perubahan strategi kebijakan moneter dari kerangka kerja penargetan uang beredar menuju penargetan inflasi didasari suatu temuan bahwa semakin lama semakin sulit ditemukan hubungan yang stabil antara uang dengan pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam jangka panjang. Di sisi yang lain, perubahan juga terjadi pada sistem nilai tukar yang digunakan. Kecenderungan yang terjadi adalah perubahan sistem nilai tukar tetap menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas. Perubahan ini terjadi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dari semakin meningkatnya derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan di hampir semua negara. Derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan serta sistem nilai tukar yang mengambang bebas ini akan meningkatkan pengaruh eksternal, yang muncul dari perubahan yang terjadi pada nilai tukar, terhadap inflasi domestik. Seperti yang dijelakan oleh Preposisi Taylor (2000) bahwa terdapat hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara Inflation Targeting Framework (ITF) dengan Exchange Rate Pass-through (ERP). Taylor menyatakan bahwa penerapan ITF akan menurunkan derajat ERP, derajat ERP yang rendah pada gilirannya akan menurunkan tekanan inflasi eksternal yang dapat membantu terjaganya inflasi domestik pada tingkat yang rendah dan stabil. Melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk menganalisis dan membahas bagaimana dampak atau pengaruh penerapan ITF terhadap derajat exchange pass-through to domestic inflation dengan mengambil ruang lingkup pembahasan tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand. Lebih jauh lagi, studi ini dimaksudkan untuk menguraikan pengaruh penerapan Inflation targeting Framework (ITF) terhadap besaran koefisien exchange rate pass-through jangka pendek dan jangka panjang untuk inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Producer Price Index (PPI). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode persamaan simultan Two Stage Least Squares (2 SLS) dalam mengestimasi hubungan antara penerapan ITF dan exchange rate pass-through. Penulis melakukan estimasi 2 SLS dengan menggunakan dua indikator harga, yaitu inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Price Producer Index (PPI). CPI merupakan proksi atas tingkat harga barang non-tradables. Dengan demikian, dampak depresiasi nilai tukar terhadap inflasi CPI menunjukkan efek langsung dari shock nilai tukar yang terjadi terhadap inflasi domestik. PPI digunakan sebagai proksi atas tingkat harga barang tradables sehingga pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap inflasi PPI menunjukkan indirect effect atas yang shock yang terjadi pada nilai tukar terhadap inflasi domestik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
S26370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Ariastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (i) bagaimana pengaruh perubahan langsung (direct pass-through) dan perubahan tidak langsung (indirect pass-through) nilai tukar rupiah per dolar AS terhadap inflasi IHK di Indonesia, (ii) besarnya derajat direct pass-through dan indirect pass-through nilai tukar rupiah per dolar AS terhadap IHK Indonesia, dan (iii) apakah penerapan kombinasi antara FFER dan kebijakan moneter ITF berpengaruh dalam mengendalikan inflasi Indonesia selama periode penerapan IT. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu selama periode 2005.7 - 2011.6 atau selama awal penerapan ITF hingga 2011.9. Model diestimasi dengan menggunakan metode Vectorautoregresion (VAR) yang terdiri atas analisis Impulse Response dan Variance decomposition.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Variabel nilai tukar rupiah per dolar AS signifikan berpengaruh secara tidak langsung terhadap IHK di Indonesia pada derajat α=5% dan secara bersama seluruh variabel dalam model VAR berpengaruh signifikan terhadap inflasi IHK pada derajat α = 5% baik pada direct pass-through maupun indirect pass-through. (ii) Derajat pass-through Indonesia adalah rendah dan positif atau berada dalam kategori incomplete pass-through, yaitu derajat pass-through yang berada pada selang nilai 0 - 1 untuk periode 6 bulan pada direct pass-through dan sampai 24 bulan pada indirect pass-through. Incomplete pass-through mengimplikasikan bahwa perubahan nilai tukar rupiah per dolar AS tidak seluruhnya ditransmisikan ke harga konsumen di dalam negeri. (iii) Penerapan ITF yang dikombinasikan dengan FFER berpengaruh dalam mengendalikan inflasi di Indonesia selama periode penerapan ITF (2005:7-2011:6).

The objectives of this study are (i) to investigate the influernce of direct and indirest exchange rate pass-through effect of rupiah/US dollar on consumer price index in Indonesia, (ii) to determine the magnitude of the degree of pass-through for rupiah/US dollar exchange rates in Indonesia (iii) To investigate whether the application of the combination of Free Floating Exchange Rate and Inflation Targeting as a monetary policy framework has impluence on declining inflation in Indonesia during the Inflation Targeting era. The data used in this study are time series data to presents the evidence on exchange rate pass-through (ERPT) for Indonesia after the adoption of Inflation Targeting (IT) during 2005.7 - 2011.6. The model estimated by Vector autoregresion (VAR) which consist of Impulse Response dan Variance decomposition.
The results of this research show that (i) rupiah/US dollar exchange rates have significantly influenced Consumer Price Index ata  = 5% via indirect pass-through and with all the other variables used in VAR model have significantly influenced Consumer Price Index ata  = 5% via both direct pass-through and indirect pass-through. (ii) The degree of pass-through during the implementation period of IT in Indonesia is known as having incomplete pass-trhough (0 - 1), imply that prices react less proportionately to exchange shock in Indonesia. (iii) The implementation of IT during the period of 2005-2011 combined with the application of FFER during the periode of 2005:7-2011:6 has supported the achievment of inflation control in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29561
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Aviandry Syahril
"Karya akhir ini meneliti efek perubahan dari pendapatan riil dunia, ekspektasi nilai tukar rupiah pada nilai ekspor riil dari komoditi-komoditi yang diekspor Indonesia ke dunia. Karya akhir ini menggunakan autoregressive distributed lag - error corection mechanism (ARDI-ECM) yang diperkenalkan pada pesaran-pesaran (1997) dan modifikasi dari model Klaassen serta model autoregression conditional heterocedasticity in mean (GARCH-M). Secara khusus, dianalisis presentase perubahan dari nilai ekspor riil sebagai akibat dari satu persen perubahan pada ekspektasi nilai tukar riil demikian pula halnya dengan regresor lainnya seperti pendapatan riil dunia dan volatilitas nilai tukar riil. Data yang digunakan adalah data sembilan sektor komoditi perdagangan berdasarkan satu digit kode SITC rev.4 (2007) periode Januari 2000 hingga April 2008 dalam deret waktu (time series) bulanan. Penelitian ini menemukan bahwa secara umum baik dalam level agregate maupun sub agregat, nilai ekspor riil dipengaruhi secara signifikan dan positif oleh ekspektasi nilai tukar riil dan pendapatan riil dunia. Tapi efek dari votalitas pada penelitian ini tidak memberikan hasil yang pasti. Pada level agregat volatilitas mempengaruhi nilai ekspor riil secara signifikan dan positif, tetapi memberikan hasil yang beragam pada level sub agregat: volatilitas dapat berpengaruh positif atau negatif bergantung pada karakteristik dari komoditi yang diperdagangkan.

The focus of this study is to analyze the effect of changing world real income, expected real exchange rate of rupiahs on real export value of Indonesia's exported commodities to the world. The study utilizes the autoregressive distributed lag - error correction mechanism (ARDL-ECM) introduced by Pesaran and Pesaran (1997) and its modified version of Klaassen (1999) combined with generalized auto regression conditional heterocedasticity in Mcan (GARCH-M) modeling. Specifically, we investigate the effect of percentages change of real export value as a result of one percent change in expected real exchange rate as well as world real income and volatility of real exchange rate. We apply data on nine sectors of goods traded commodities based on one digit SITC code rev. 4 (2007) for the period of January 2000 to April 2008 as monthly time series. We discover that in general both at aggregate level and sub aggregate level, real export value is effected significantly and positively by expected real exchange rate and by world real income. However, the effect of volatility is inconclusive. While it effects the real export value significantly and positively in aggregate level, the effect vary at sub aggregate level: they can be positive or negative depending on characteristic of the traded commodities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27324
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asia Miscolayati Hasanah
"Sebagai konsekuensi global value chains GVC , nilai tukar dan volatilitasnya menjadi semakin penting dalam memengaruhi output suatu negara. Sebuah pertanyaan menarik yang kemudian mengemuka adalah mengenai perubahan hubungan nilai tukar terhadap output dalam tren GVC.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi bagaimana nilai tukar dan volatilitasnya dalam memengaruhi output, dan juga untuk mengekplorasi dampak partisipasi GVC terhadap output. Penelitian ini menggunakan data panel yang mencakup lima negara di Asia, meliputi Indonesia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia, dengan data deret waktu tahunan periode 1990-2015. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan ekonometrika dengan System Generalized Method of Moment SYS-GMM.
Hasil penelitian mengungkap bahwa, pertama, volatilitas nilai tukar memiliki hubungan negatif terhadap output. Kedua, ditemukan bahwa apresiasi nilai tukar meningkatkan output secara signifikan. Ketiga, peningkatan partisipasi GVC secara signifikan meningkatkan output. Oleh karena itu, dampak nilai tukar terhadap output sangat bergantung pada pola GVC masing-masing negara.

As a consequence of the global value chains GVC , exchange rate and its volatility becomes more important in influencing the output of a country. An interesting question that then surfaced was regarding the alteration of exchange rate relationship towards output in the GVC trend.
This study aims to investigate how the exchange rate and its volatility affect output, and also explores the impact of GVC participation on output. We employed panel data which covers five countries in Asia, including Indonesia, Thailand, Japan, South Korea, and Malaysia, with annual data series through 1990 2015. The analytical method used in this study is the econometric approach with System Generalized Method of Moment SYS GMM.
The result reveals that, first, the exchange rate volatility has a negative relationship to output. Second, the appreciation of exchange rate is found to increase output significantly. Third, the increase of GVC participation is significantly lead to increase output. Therefore, the impact of exchange rate on output depends very much on the GVC pattern in respective country."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Arivani
"Hubungan diantara harga saham dan nilai tukar memiliki implikasi penting dalam memengaruhi pembangunan sebuah perekonomian negara, seiring pesatnya integrasi pasar keuangan sehingga mendorong hubungan interaktif antara faktor makroekonomi. Tesis ini membahas hubungan antara harga saham dengan nilai tukar di Lima Negara yakni China, Jepang, Korea, Singapura dan Indonesia, pada saat Pra Krisis dan Pasca Krisis Keuangan Global.
Penelitian ini mengkaji dua permasalahan utama yakni hubungan kausal granger antara harga saham dan nilai tukar, dan mengkaji hubungan jangka panjang antara harga saham dan nilai tukar pada saat Pra Krisis dan Pasca Krisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Granger Causality test, Cointegration test, Vector Error Correction Model (VECM), impulse response dan variance decomposition.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan kausal antara harga saham dan nilai tukar pada saat Pra dan Pasca Krisis. Kemudian, dalam jangka panjang ditemukan adanya hubungan antara harga saham dan nilai tukar dengan arah yang berbeda pada masing-masing negara. Untuk China dan Jepang mendukung pendekatan portofolio balance effect, sedangkan Korea, Singapura dan Indonesia mendukung pendekatan internasional trading effect.

The relationship between stock price and exchange rate has an important implication for the a nation-economic-development. As the effect of the integration of money markets will force the interactive relation between macroeconomic factors.
This thesis analyzes the relation between stock price and exchange rate before and after crisis in five East Asian countries which are China, Japan, Korea, Singapore and Indonesia. This research analyzes two main problems which are the Granger Causality relation and long run relationship between stock price and exchange rate before and after global financial crisis. This research uses Granger Causality test, Cointegration test, Vector Error Correction Model (VECM), Impulse Response and Variance Decomposition.
The results of this reasearch are showing a granger causality relation between stock price and exchange rate before and after global krisis. Our result support longrun relationship between stock price and exchange rate with different direction for each country. China and Japan support portofolio balance effect hypothesis, meanwhile Korea, Singapore and Indonesia support international trading effect hypothesis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Menta Basita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perubahan diskon/premium ADR dari saham asal Indonesia yang sudah melakukan cross-listing/dual-listing di BEI dan NYSE dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Hubungan tersebut digambarkan kedalam sebuah model regresi dan selanjutnya digunakan untuk memprediksi niai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dimasa mendatang. Dalam penelitian ini juga mengevaluasi model tersebut dan menganalisis akurasi prediksinya. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pasangan saham dan ADR Indosat dan Telkom diperoleh kesimpulan bahwa hasil bahwa prediksi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dengan menggunakan diskon/premium ADR menghasilkan prediksi yang lebih tepat ketimbang random walk.

The purpose of this research is to analyze the relation between ADR discount/premium change of Indonesian stocks that have been listed in IDX and NYSE with IDR/USD exchange rate change. The relation described on regression model is proceed to make prediction of future IDR/UDS exchange rate. This research is continued by evaluation the regression model and also the predictive quality. Based on research using pair of stock and ADR Indosat and Telkom we can conclude that prediction of IDR/USD excgane rate with using ADR discount/premium produce more accurate prediction that random walk."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31749
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, HTSP
"Tesis ini membahas pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah-dolar AS terhadap perdagangan Indonesia-Amerika. Peristiwa krisis ekonomi |997 memporakporandakan perekonomian Indonesia. Melemahnya rupiah mengganggu kinerja ekonomi nasional. Bagaimana pengamh flulctuasi nilai tukar dolar AS-rupiah terhadap intemasional Amerika-Indonesia? Penelitian ini benujuan umuk mengetahui bagaimana hubungan fluktuasi nilai tukar dolar AS-nlpiah terhadap nilai ekspor-impor barang Indonesia-Amerika. Penelitian ini bersifat lcuantitatif dengan rentang data |990-2006 dan menggunal-can double log mutlmle regression model.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh positif terhadap nilai ekspor dan negatif terhadap impor barang Indonesia-Amerika. Setiap terjadi apresiasi/depresiasi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sebesar I%, maka nilai ekspor barang Indonesia ke Amerika naik/turun 0,30%. Sementara setiap rupiah menguat sebesar I%, import barang Indonesia dari Amerika turun sebesar 0,40% dan sebaliknya
This thesis discusses on the influence ofthe fluctuation of the exchange rate of rupiah-US dollar on export-import of Indonesia-America. The purpose of this study is to understand how the influence of the fluctuation of rupiah-US dollar on the trade between Indonesia-America. The research method is quantitative analysis using 1990-2006 time series data quarterly. The method is double log multiple regression model.
The result of research shows that the fluctuation of exchange rate rupiah-US dollar influences the value of Indonesia-US? trade. Every appreciation/depreciation of 1% of rupiah to US dollar, then the value of goods export of Indonesia toUS increase/decrease as big as 0,30%. Every appreciation of rupiah to US dollar I%, teh value of goods import of Indonesia from US decreases 0,40% and the other way.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herina Prasnawaty Dewayany
"Perubahan sistem nilai tukar yang terjadi sejak krisis ekonomi dari sistem nilai tukar mengambang terkendali ke sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? menyebabkan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap USD menjadi lebih besar. Volatilitas nilai tukar yang cenderung berfluktuasi ini dikhawatirkan mempengaruhi stabilitas makroekonomi antara lain inflasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan mempengaruhi target inflasi yang akan dicapai. Di satu sisi, sejak Juli 2005 Bank Indonesia menganut Inflation Targeting Framework (ITF) sebagai konsekuensi dari diberlakukannya UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah sehingga inflasi diharapkan terkendali. Terkait dengan hal tersebut, akan dilakukan analisis dampak fluktuasi nilai tukar rupiah pasca penerapan sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? dan dampak penerapan kebijakan ITF terhadap inflasi di Indonesia selama periode triwulan III-1997 s.d. Triwulan II-2011. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Nilai tukar rupiah pasca penerapan sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? berpengaruh signifikan terhadap inflasi dan berkorelasi positif. (2) Dummy Kebijakan ITF berpengaruh signifikan dalam menurunkan inflasi.

Exchange rate system changes that have occurred since August 1997 from the floating exchange rate system to flexible exchange rate system made volatility of the rupiah against the USD becomes larger. Exchange rate volatility which is feared likely to fluctuate affecting macroeconomic stability, among others, inflation, either directly or indirectly and affect the inflation target to be achieved. On the one hand, since July 2005 Bank Indonesia adopted Inflation Targeting Framework (ITF) as a consequence of the enactment of Law No.23 of 1999 concerning Bank Indonesia. With this framework, Bank Indonesia announced explicit inflation target of monetary policy to the public and directed to achieve the inflation target set by the Government so that expected inflation under control. In this regard, will be carried out analysis of the impact the exchange rate fluctuations after the application of flexible exchange rate system and the impact of the ITF policy on inflation in Indonesia during quarter III-1997 until Quarter II-2011. Results analysis indicate that (1) The rupiah after the application of flexible exchange rate system have a significant effect on inflation and positively correlated. (2) Dummy ITF policy have a significant effect in lowering inflation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29477
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viany Indah Anggryeny
"Sejak krisis ekonomi di Asia Tenggara tahun 1997-1998, Indonesia mengubah sistem nilai tukar dari sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate) menjadi sistem mengambang bebas (free floating exchange rate). Dengan penerapan sistem free floating rate, maka nilai tukar rupiah menjadi lebih fluktuatif. Sehubungan dengan tingginya exchange rate pass through di Indonesia dan ITF yang diterapkan di Indonesia, intervensi pada nilai tukar pun diperlukan. Intervensi bank sentral dalam pasar valuta asing tersebut merupakan salah satu tanda suatu negara melakukan fear of floating. Studi ini meneliti apakah benar praktek fear of floating terjadi di Indonesia. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model OLS yang diadopsi dari model Frankel dan Wei (1994).

Indonesian government has changed its exchange rate system from managed floating exchange rate to free floating exchange rate since the economic crisis hit most of the south east asian country in 1997-1998. This has led the exchange rate of Indonesian rupiah to became more fluctuatif against other currency. As exchange rate pass through is higher and the application of ITF, the exchange rate intervention by the central bank is needed to secure rupiah against other currency. This method, known as Fear Floating, is the method that used by country which applied the central bank?s intervention to the foreign exchange market. This study, using OLS model which is adapted from Frankel and Wei (1994), reveals the detail of whether Fear of Floating method is applied within Indonesian monetary system."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>