Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inani Puspitasari
"Perusahaan X merupakan perusahaan kontraktor bagi hasil Perusahaan penghasil minyak bumi di Indonesia yang telah memulai kegiatan operasi pengeboran dan proses produksi lepas pantai sejak tahun 1969. Manajemen Perusahaan X memiliki kepedulian yang tinggi akan pelestarian lingkungan, pencegahan polusi, konserpasi energi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai dan pekerja kontraktor. Secara terintegrasi manajemen menempatkan hal tersebut diatas sebagai prioritas yang sama dengan semua aktivitas bisnis lainnya.
Pada data sekunder dari Perusahaan X ditemukan bahwa adanya ketidaksesuaian hasil audit PTW terhadap Prosedur OGP. Maka, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana implementasi hasil audit PTW di Perusahaan X tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran implementasi permit to work di Perusahaan X baik dari sisi penyelenggara izin maupun dari pekerja. Desain studi penelitian ini adalah studi evaluasi yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis implementasi pelaksanaan permit to work dengan membandingkan international oil and gas procedurs (OGP Prosedur). Penelitian pada perusahaan X yang sudah menerapkan permit to work pada setiap pekerjaan yang berpotensial bahaya/hazard. Pengumpulan data lebih diarahkan pada pengumpulan data sekunder. Populasi penelitian yaitu kegiatan izin kerja di perusahaan X. unit iv yang dianalisis yaitu proses izin kerja dengan membandingkan izin kerja prosedur Oil and Gas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari data sekunder dengan membandingkan OGP Prosedur didapatkan banyaknya ketidaksesuain dalam menjalankan sistem Permit To Work yang berkisar hasilnya 0 ? 40%. Pada tahap persiapan 33,3% yang sesuai, tahap persiapan hanya 40% yang sesuai dengan prosedur. Tahap proses hanya 60% yang sesuai dengan prosedur. Dan tahap general hanya sebesar 58,3% sesuai dengan prosedur. Upaya pengendalian yang direkomendasikan antara lain : Pelaksanaan Permit To Work tidak hanya dilakukan sebagai aktivitas rutin tetapi harus dipahami dan dijalankan sesuai prosedur PTW karena adanya PTW dapat mempermudah menganalisis atau menginvestigasi apabila di perusahaan tersebut ada kecelakaan serta meminimalkan kecelakaan kerja di perusahaan tersebut, peningkatan pemahaman yang baik dan akurat terhadap prosedur PTW, pelatihan yang terkait dengan evaluasi penggunaan sistem PTW, Pembuatan alur permit (Flow of Paper) dari awal pembuatan hingga Close out permit guna memudahkan pengurusan serta pemahaman ?Hazard Control? sebelum memulai pekerjaan, Perlu dilakukan kunjungan lapangan (site visit) guna memastikan bahwa pekerjaan telah dapat diclose out dan pengoperasiaan selanjutnya berjalan aman untuk terus ditingkatkan lagi, Perlunya sosialisasi yang intensif tentang cara pengisian dan pentingnya PTW dalam penulisan dan penjabaran pekerjaan (Task Discription) agar terus ditingkatkan sesuai Prosedur PTW, mempertajam tugas dan tanggung jawab para authorized AA, PA, AGT maka diperlukan penunjukkan secara resmi oleh pejabat yang berwewenang, Perlu dievaluasi agar tugas-tugas yang terkait dengan pelaksanaan PTW, Pemahaman dan implementasi prosedur PTW pegawai perusahaan dan kontraktor agar terus ditingkatkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aptika Gusani
"Penelitian ini membahas analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Penyamakan Kulit X tahun 2012. Penelitian mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif. Penilaian risiko menggunakan metode W.T Fine yaitu nilai risiko merupakan hasil kali antara faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan pada setiap tahapan proses di Penyamakan Kulit X.
Hasil penelitian adalah tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan proses meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Hasil penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan program pengendalian risiko di Penyamakan Kulit X.

This research describes risk assessment of occupational health and safety in Tannery X 2012. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard and used semi-quantitative risk analysis. Risk Assessment used W.T Fine method. Risk score was got from multiplication of the consequence, exposure and probability factors. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every step process in Tannery X.
The results state the level of risk in every step process includes very high, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable. This results can use for judgment of risk control program in Tannery X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Rivai
"Ruang Lingkup dan Metodologi:
Penelitian tentang upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi cacing usus yang penularannya melalui tanah dilaksanakan pada bulan Mei, Juni, Juli 2003 terhadap pekerja pemetik teh. Masalah yang dihadapi adalah target kerja yang tidak tercapai. Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi penyakit cacing usus di PT."X".
Desain penelitian ini adalah studi intervensi, besar sampel sebanyak 104 orang pekerja pemetik teh. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan kuesioner, wawancara, pemeriksan fisik, pemeriksaan tinja pertama dengan tehnik Kato Katz terhadap 104 orang pekerja. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan, terapi antihelminthes terhadap pekerja yang positif menderita infestasi cacing usus. Pemeriksaan tinja ke dua untuk pekerja yang positif dan pemeriksaan tinja ke tiga untuk melihat adanya reinfestasi terhadap 104 pekerja. Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan pengetahuan dan perilaku, prevalensi penyakit cacing usus dan hasil kerja pada pekerja.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan:
Pemeriksaan tinja pertama dari 104 subyek penelitian didapatkan 65 orang (62,5%) positif terinfestasi cacing usus. Seteiah dilakukan intervensi dengan terapi albendazol 400 mg single dose, semua penderita sembuh dan tidak ada reinfestasi pada pemeriksaan tinja ketiga. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang casing usus dan perilaku bila semula nilai pre-test 3,09 setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 8,65. Terjadi peningkatan hasil kerja, bila rata-rata hasil kerja sebelumnya dibawah target (64,76%), setelah di intervensi meningkat menjadi rata-rata di atas target (117,8%). Kebiasaan buang air besar, kondisi WC, pola makan, dan pemakaian alat pelindung diri tidak mempunyai hubungan bermakna.
Intervention Research Increasing Productivity of Workers In Tea Plantation by Reducing Prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java
Scope and Methodology:
A study of increasing productivity product of workers in tea plantation by reducing prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java, has been conduct to improve the health of workers. The design of study is an intervention study with specific objective to identify the prevalence of Soil Transmitted Helminthes infestation to reducing the prevalence and to asses the relationship between prevalence of several risk factors, beside to seek relationship between knowledge, behavior, productivity and prevalence of Soil Transmitted Helminthes.
Results and Conclusions:
Out of 104 subject, 65 person (62,5%) were tested positively in the first stool examination. Post intervention by giving appropriate antihelminthes therapy, there was a reduced in the prevalence of STH, that all cases showed negative; at Second stool examination also at third stool examination to seek reinfestation of STH is also negative. Knowledge and behavior before intervention have average value is 3,09 after intervention by information the average value is 8,65, outcome product of workers before intervention the average of outcome product is 64,76% below the target, after intervention the average of outcome product is 117;8% upper target. There is no correlation was found between the prevalence of STH and the habit of defecation, the habit of using self protector equipment, the habit of eaten, WC condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Ferlisa
"Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi.
Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winona Salsabila Sunukanto
"PT. Cibaliung Sumberdaya merupakan sebuah perusahaan pertambangan bawah tanah dan pabrik pengolahan bijih emas dan perak yang tergolong sebagai industri berisiko dan bermodal tinggi. Berdasarkan riwayat kecelakaan kerja PT. Cibaliung Sumberdaya sejak tahun 2017-2019, penerapan manajemen risiko yang baik dibutuhkan oleh PT. Cibaliung Sumberdaya. Sebagai salah satu proses dari manajemen risiko, penilaian risiko dapat dilaksanakan untuk menganalisis risiko keselamatan kerja sebagai bentuk penilaian risiko perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan pada sampel proses kerja yang terpilih di PT. Cibaliung Sumberdaya, yakni proses produksi tambang bawah tanah dan sianidasi pabrik pengolahan. Metode yang digunakan dalam penelitian dilakukan dalam bentuk penilaian risiko melalui observasi dan pengisian formulir penilaian risiko yang menggabungkan formulir IBPR-PK PT. Cibaliung Sumberdaya dengan penggolongan jenis bahaya berdasarkan Makin dan Winder (2008) yang kemudian dianalisis secara kualitatif melalui penggunaan model matriks risiko yang dimiliki oleh PT. Cibaliung Sumberdaya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 143 risiko teridentifikasi dari kedua rangkaian proses, dengan 55 risiko pada proses produksi tambang bawah tanah dan 88 risiko pada proses sianidasi pabrik pengolahan. Dari 143 risiko yang teridentifikasi, 75 risiko (52,45%) tidak dapat diterima dan membutuhkan pengendalian lebih lanjut menurut Tabel Penerimaan Risiko Formulir IBPR-PK PT. Cibaliung Sumberdaya. Selain itu, berdasarkan penggolongan jenis bahaya Makin dan Winder (2008), prioritas risiko dari PT. Cibaliung Sumberdaya adalah risiko yang berhubungan dengan physical workplace. Terdapat 11 komponen bahaya yang berhubungan dengan physical workplace dengan total jumlah risiko sebanyak 120 risiko. Dari 120 risiko yang teridentifikasi, 3 risiko tergolong High Risk dan 64 risiko tergolong Medium Risk. PT. Cibaliung

Sumberdaya is an underground mining and processing plant of gold and silver ores company that is classified as a high risk and high budget industry. According to PT Cibaliung Sumberdayas work accident record since 2017-2019, good implementation of risk management is needed by PT. Cibaliung Sumberdaya. As one of the risk management process, risk assessment could be conducted to analyse occupational safety risks as a form of companies risk assessment towards its workers safety and health. The aim of this research is to discover the safety risk levels on selected PT. Cibaliung Sumberdaya work process samples, which are underground mining production process and processing plant cyanidation process. Method that is used in this research is done in a risk assessment form through observation and filling out risk assessment forms that combines PT. Cibaliung Sumberdaya HIRA-DC form with hazard classification based on Makin and Winder (2008) that is later on analysed qualitatively using a risk matrix model owned by PT. Cibaliung Sumberdaya. Results showed that there were 143 risks identified form both series of process, with 55 risks on underground mining production process and 88 risks on processing plant cyanidation process. From 143 identified risks, 75 risks (52.45%) of them could not be accepted and needs further control based on Risk Acceptance Table of PT. Cibaliung Sumberdaya HIRA-DC Form. Moreover, based on Makin and Winder hazard classification (2008), the risk priority of PT. Cibaliung Sumberdaya are risks related with physical workplace. There are 11 components that is related with physical workplace with the total number of 120 risks. From 120 identified risks, 3 risks are classified as High Risk and 64 risks are classified as Medium Risk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Tumbur Saut P.
"Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bersifat preventif dan ruang lingkupnya sangat luas yaitu mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Sementara kajian ataupun tinjauan mengenai implementasi terhadap undang-undang tersebut serta peraturan pelaksanaannya sampai saat ini belum pernah dilakukan sejak dikeluarkannya pada tahun 1970. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap implementasi Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini . Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran analisis terhadap implementasi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan hanya menggali informasi tentang implementasi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Lokasi penelitian diambil di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA sebagai perusahaan besar berskala internasional namun memiliki risiko kecelaaan yang tinggi. Sebagai informan adalah pimpinan PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA pada tingkat pembina, dan pegawai / pekerja di lapangan pada tingkat pelaksana dengan berjumlah 6 orang baik tingkat pembina maupun pelaksana dengan masa kerja di institusi terebut minimal 3 tahun.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) kepada para informan kunci dan dengan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion). Sebagai data pendukung digunakan data sekunder dengan cara telaah dokumen dengan waktu pengumpulan data pada bulan Desember 2001 sampai dengan Januari 2002. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam dan pedoman diskusi kelompok terarah serta tape recorder sebagai alat perekam pada saat wawancara dan diskusi.
Gambaran implementasi terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja baik di PT. Garuda Indonesia maupun PERTAMINA pada tingkat pembina adalah bahwa secara keseluruhan pembina cukup memadai memahami Undang-undang No. 1 tahun 1970 dan gambaran implementasi terhadap Undang-undang No. l tahun 1970 tentang keselamatan kerja baik di PT. Garuda Indonesia maupun PERTAMINA pada tingkat pelaksana adalah sangat tidak memadai.
Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat diberikan saran-saran yaitu untuk PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA perlu melakukan sosialisasi terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 serta peraturan pelaksanaan lain yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada tingkat pembina maupun pelaksana sehingga dapat dipahami secara utuh Undang-undang No. 1 tahun 1970 tersebut. Untuk pemerintah sebagai pembuat Undang-undang disarankan agar lebih sering melakukan sosialisasi, evaluasi dan pengkajian terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja maupun melaksanakan pembuatan Peraturan Pemerintah yang lintas sektoral maupun departemental yang diikuti juga dengan peningkatan reward and punishment system.

Analysis of Implementation Regulation of Act No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety at PT. Garuda Indonesia and PERTAMINAAct No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety is preventive by nature and has very wide range of coverage including all working places/sites namely in land, under ground, on water surface, as well as on the air within the legal territory of the Republic of Indonesia. Meanwhile, there is no analysis or overview on the implementation of the mentioned Act and its operational regulations since its date of issuance in 1970 up to the recent time has never been carried out. In this respect, analysis on the implementation of Act No. 1 of 1970 at PT Garuda Indonesia and PERTAMINA is regarded necessary.
This research is carried out in term of qualitative and focused on gaining information relating with the implementation of Act No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety. The chosen location is at PT Garuda Indonesia and PERTAMINA as international scale companies with high risk of occupational accidents. Total number of informants for this research is 6 (six) people consisting of high level officials and employees/workers at operational levels who have been working for 3 (three) years for PT Garuda Indonesia and PERTAMINA. Data compilation in this research is carried out through in-depth interview with the mentioned key informants and through Focus Group Discussions. Meanwhile as supporting data, this research is using secondary data complied from the relevant documents within period of December 2001 to January 2002. The research instrument is checklist of In-depth Interview and Focus Group Discussions recorded using tape recorder.
Description of the implementation of Act No. I of 1970 concerning Occupational Safety at both PT Garuda Indonesia and PERTAMINA within the scope of high level officials is that most of them well understand the Act. However, at operational level employees/workers, understanding of the Act is insufficient.
Analysis of this research comes to recommendation that PT Garuda Indonesia and PERTAMINA shall carry out social awareness on Act No.l of 1970 and its operational regulations concerning occupational safety and health for their officials and employees/workers in order to obtain well understanding about the Act. On the other side, government as executive body shall do the same social awareness to the industrial community (employers and workers), carry out evaluation and review of the Act and the related operational regulations and to set up new inter-sector and inter-departmental Government Regulation followed by establishment of reward and punishment system.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Resa Azhari
"Industri baja memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan karyawannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui iklim keselamatan di area rolling mill PT X dengan besar sampel 166 orang. Hasilnya dimensi iklim keselamatan yang paling kuat adalah dimensi individu 3,21, dengan faktor iklim keselamatan tertinggi adalah komitmen pekerja 3,28. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan dan semakin lama orang bekerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya.

Steel industry has a high risk to the health and safety of its employees. The purpose of this research is to know the safety climate in rolling mill area of PT X with a large sample of 166 people. The result of the most robust dimension of the safety climate is the individual dimension 3.21, with the highest safety climate factor being workers 39 commitment 3.28. The higher the level of education, position and the longer the people work the higher the safety climate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartiena Darmadi
"Ruang Lingkup dan Metodologi:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stresor kerja dengan gangguan daur haid, dengan mempertimbangkan faktor-faktor risiko lain. Telah dilakukan penelitian cross-sectional pada 100 orang pramugari udara status menikah dari satu perusahaan penerbangan. Untuk mengukur stresor kerja digunakan instrumen Diagnosis Stres, sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan daur haid digunakan kuesioner lain. Gangguan daur haid sendiri diketahui dari kartu catatan daur haid. Teknik analisis yang digunakan : univariat, bivariat dan multivariat secara kai kuadrat dan regresi logistik muitinomial, dengan menggunakan program SPSS.
Hasil dan Kesimpulan:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gangguan daur haid 53% (lebih tinggi dibandingkan surveilans Pusat Kesehatan). Dari ke enam jenis stresor kerja hanya beban kerja kuantitatif tinggi (OR=3,79, 95%CI:1,04;13,76) yang mempunyai hubungan bermakna terhadap risiko gangguan daur haid. Ketaksaan peran yang tinggi dan indeks massa tubuh tidak berhubungan terhadap risiko gangguan daur haid.
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa timbulnya gangguan daur haid pada pramugari udara status menikah terutama berhubungan dengan beban kerja kuantitatif tinggi dan tidak berhubungan dengan ketaksaan peran dan indeks massa tubuh, hal ini karena mekanisme penanggulangan. terhadap stres kerja maupun manajemen stres yang kurang baik pada waktu penerbangan padat dan singkat.
The Relationship between Work Stressors and Menstrual Dysfunction among Of Married Airline Stewardesses PT ?X' In the Year 2001-2002
Scope and Methodology:
The objective of this study is to know the relationship between work stressors and menstrual dysfunction in correlation with other risk factors. A cross-sectional study has been carried out using one hundred married status stewardesses of an airline company. The instrument used in the study is Stress Diagnostic Survey questionnaire to measure work stressors and other questionnaires regarding risk factors of menstrual dysfunction. The menstrual dysfunction it self was diagnosed by using a menstrual recording charts. Univariate, bivariate, multivariate analysis and multinomial logistic regression were used for statistical analyses by using SPSS.
Result and Conclusion:
The prevalence of menstrual dysfunction was 53%. These figures are higher compared to Medical Centre Surveillance. From six work stressors, only one stressor is quantitative over load work (OR=3,79, 95%CI : 1,4;13,76) indicate a significant correlation with menstrual dysfunction. The role ambiguity and body mass index stressor showed no correlation with menstrual dysfunction.
In general the study has shown that the prevalence of menstrual dysfunction among the stewardesses was correlated to quantitative over load work and has no correlation with role ambiguity and body mass index stressor. These finding may be caused by improper stress release coping mechanism or in sufficient stress management in crowded and short flight.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T11289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Hendriyadi
"Kegiatan maintenance dan operational produksi crude oil pasca pemboran merupakan salah satu aktivitas yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja di industri minyak dan gas bumi lepas pantai. kecelakaan yang terjadi bisa menyebabkan cidera ringan, serius dan bahkan sampai menyebabkan kematian, kerusakan peralatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pembuatan analisa keselamtan kerja pada pekerja di departemen Produksi dan Perawatan di anjungan lepas pantai PT X. Desain penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pelaksanaan analisa keselamatan kerja dilapangan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dilapangan selama periode 2013-2014. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pelatihan penyegaran yang berhubungan dengan pelaksanaan analisa keselamatan kerja, melakukan evaluasi secara berkala oleh para pimpinan dilapangan, meningkatkan kesadaran pekerja dalam melakukan analisa keselamatan kerja dengan baik dan konsisten. Dan membuat formulir analisa keselamatan kerja yang lebih sederhana agar setiap pimpinan tim kerja lebih mudah dalam membuat analisa keselamatan kerja lebih berkualitas.

Maintenance and operational activities of crude oil production after drilling is one of the activities that have potential accidents in the oil and gas industry offshore. Accidents that occur can cause minor injury, serious and even cause death, damage to equipment and the environment. The purpose of this study is to discover the quality of job safety analysis in production and maintenance departments at offshore PT X. The research method used descriptive and observational through in-depth interviews and observation of secondary data.
The results showed a relationship between the implementation of the job safety analysis in the field with the accidents that occur during the period 2013-2014. The result of this study suggest for the company to conduct and refresh training related to the implementation of job safety analysis, conduct regular review and evaluation by the leaders in the field, increasing the awareness of workers in performing job safety analysis properly and consistently, and create a job safety analysis form simpler in order to help the team leaders easier to make a higher quality of job safety analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raih Zenita Imami
"Perilaku selamat adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan (Heinrich, 1931). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan perilaku kerja selamat pada pekerja bagian warehouse dan workshop di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner, observasi, dan wawancara dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumen perusahaan dan literatur. Sampel pada penelitian ini berjumlah 79 responden, 62 responden dari bagian warehouse dan 17 responden dari bagian workshop. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dengan menggunakan α = 0,05 dan CI = 95%.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 53,2% pekerja berperilaku selamat, dan 46,8% pekerja berperilaku tidak selamat. Faktor-faktor yang secara statistik memiliki hubungan dengan perilaku selamat adalah peran rekan kerja dan lingkungan. Faktor-faktor yang secara statistik tidak memiliki hubungan dengan perilaku selamat adalah pengetahuan, sikap, peraturan, pengawas, dan ketersediaan APD.

Safe behavior is an act or behavior from someone or some workers who reduce the possibility of accident to employees (Heinrich, 1931). The purpose of this research is to determine factors associated with the safe behavior on workers at warehouse and workshop department of PT X. This research is a quantitative research, using cross sectional study method. This research use primary and secondary data. Primary data is collected with questionnaire, observation, and interview the management. Secondary data is collected from documents and literatures. This research has 79 samples, 62 respondents from warehouse department and 17 respondents from workshop department. Bivariat analysis is done with chi square test, using α = 0,05 and CI = 95%.
The result showed that 53,2% of workers have done safe behavior, while 46,8% of workers have done unsafe behavior. Factors that were proven have significant relationship with safe behavior are working relation and environment. Factors that were not proven have significant relationship with safe behavior are knowledge, attitude, regulation, supervising, and Personal Protective Equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>