Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adsty Anggraeni
"Sebagai salah satu industri kesehatan, rumah sakit telah mengalami berbagai peningkatan yang dapat dilihat dengan bertambah banyaknya jumlah dan jenis rumah sakit, khususnya di kota Jakarta. Kondisi demikian menimbulkan persaingan di antara pengelola rumah sakit untuk mendapatkan pangsa pasar konsumen yang lebih besar. Orientasi rumah sakit tidak lagi hanya sebatas fungsi sosial, tetapi bahkan beberapa rumah sakit cenderung menuju ke arah pencapaian profit. Pada umumnya kalangan konsumen yang mereka bidik adalah konsumen dengan kelas sosial ekonomi menengah ke atas, karena aliran keuntungan yang didapatkan bisa lebih cepat. Hal ini membuat masing-masing pihak manajemen mulai membenahi sistem pelayanannya menjadi yang terbaik sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya yaitu dengan mengetahui karakteristik konsumen yang menjadi pasiennya agar pihak manajemen rumah sakit dapat lebih tepat menyusun strategi manajemennya terhadap para pesaingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan efektifitas dan efisiensi kualitas pelayanan rumah sakit, mengidentifikasikan prilaku pasien yang sedang menggunakan jasa pelayanan Instalasi, mengidentifikasikan atribut-atribut apa saja yang dapat mempengaruhi pasien dalam memilih rumah sakit, mengetahui segmentasi pasien rumah sakit terhadap atribut yang perlu dimiliki oleh rumah sakit, dan mengidentifikasikan proses pengambilan keputusan yang sebaiknya dijalankan oleh pihak rumah sakit.

As one of the medical industries, hospital has undergone many improvements which can be seen from the increase of numbers and types of hospitals, especially in Jakarta. This condition emerges competition between hospital manager to get bigger consumer market. Hospital`s orientation is no longer only social functions, some hospitals even tend to get profit. Generally, consumers they are looking for is consumers with middle to high social economic class. This makes every management start to improve the service system to suit the consumer`s demand better, one of the improvements is by knowing consumer`s characteristic who will be the patient so that hospital management can be more accurate in making it`s management strategy to it`s competitors. This research aims to identify effectivity and efficiency hospital`s service quality, identify patient`s habits who use hospital service, identify essential atributes which can influence patient in choosing hospital, know hospital patient`s segmentation based to atributes which must be owned by hospital, and identify decision making process which should be run be hospital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tasyah Syahriyah Ningsih
"Digitalisasi layanan publik menjadi bentuk konsep inovatif yang diambil pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan publik di Indonesia. Terkhusus dalam bidang kesehatan, pemerintah mencoba menghadirkan e-Health. RSCM sebagai salah satu rumah sakit umum pusat yang memiliki garis vertikal di bawah Kemenkes RI menghadirkan aplikasi RSCMKu sebagai system center layanan kesehatan. Namun, implementasi ini masih menimbulkan beberapa kendala dalam penggunanya, seperti error system, fitur yang belum optimal, masalah integrasi data, dan lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas aplikasi RSCMKu dengan menggunakan perspektif pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan deskriptif melalui teknik pengumpulan data survei, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori dasar E-Government Quality Theory dengan dasar lima dimensi, yakni ease of use, trust, reliability, content and appearance of information, dan citizen support. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas e-Health pada aplikasi RSCMKu sudah menunjukkan indikator yang baik. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa dari kelima dimensi tersebut, dimensi reliability dan citizen support menjadi dimensi yang mendapatkan penilaian terendah.

Digitalization of public services has become an innovative concept adopted by the government to enhance the quality of public services in Indonesia. Specifically in the healthcare sector, the government is introducing e-Health. RSCM (Cipto Mangunkusumo Hospital), as one of the central public hospitals under the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, has launched the RSCMKu application as a system center for healthcare services. However, the implementation of this application has encountered several issues for its users, such as system errors, suboptimal features, data integration problems, and others. This research aims to analyze the quality of the RSCMKu application from the user's perspective. This study employs a quantitative approach with a descriptive aim, utilizing data collection techniques such as surveys, in-depth interviews, and literature studies. The research is based on the E-Government Quality Theory, focusing on five dimensions: ease of use, trust, reliability, content and appearance of information, and citizen support. The findings of the study indicate that the quality of e-Health in the RSCMKu application shows good indicators. The research also reveals that among the five dimensions, reliability and citizen support received the lowest ratings."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniana
"Kualitas pelayanan dari suatu rumah sakit adalah salah satu faktor yang akan membuat pasien atau pelanggan untuk datang kembali berobat atau bahkan meninggalkannya seumur hidupnya. Semakin banyak rumah sakit kini bersaing untuk mendapatkan pelanggan di pasar dan kualitas manajemen customer driven kini menjadi metode yang dipilih untuk meningkatkan kualitasnya. Instrumen SERVQUAL memiliki 5 dimensi yang mengukur 25 pasang pernyataan. Satu pasang pernyataan dari tiap pasang merefleksikan persepsi, sedangkan yang lainnya merefleksikan harapan.
Pengukuran dilakukan dengan melakukan substraksi harapan pelanggan dari persepsi yang dituangkan dari hasil persepsi mereka terhadap suatu mutu pelayanan. Nilai nol atau positip akan merefleksikan kualitas pelayanan yang ideal atau pelayanan yang tepat. Sedangkan jika skornya negatif akan mengindikasikan bahwa pelayanan yang diberikan tidak memenuhi harapannya. Menggunakan kuesioner SERVQUAL akan didapatkan hasil-hasil dari penelitian dari tiap-tiap dimensi secara obyektif. Sejumlah pertanyaan penelitian dapat dipergunakan untuk melakukan investigasi atas area permasalahan yang akan diteliti.
Penelitian ini akan mengukur perbedaan (gap) antara pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit terhadap harapan dari pelanggan itu sendiri. Dari pengukuran tersebut akan diketahui tingkat kepuasan dan mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Skala pengukuran terdiri dari aspek pelayanan kesehatan yang dibagi menjadi 5 dimensi yaitu : Tangible (fasilitas fisik, peralatan, penampilan staf, dll), Reliability ( kemampuan untuk menunjukan pelayanan prima secara mandiri dan tepat), Responsiveness (keinginan untuk membantu dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan), Assurance (kemampuan petugas untuk memberikan kepercayaan dan menjaga rahasia), Empathy (memberikan lanjutan pelayanan kesehatan secara pribadi).
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional , data dikumpulkan melalui penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner). Sebelum dilaksanakan pengumpulan data, daftar pertanyaan yang telah disusun diberikan kepada 20 orang pasien untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. 100 (seratus) pasien rawat inap di Rumah Sakit Husada Jakarta diinterview dengan menggunakan kuesioner tersebut. Untuk mengembangkan indikator, data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon Match Paris Test.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan total jumlah dari gap yang kecil adalah 120, total gap yang kecil lebih besar dari tabel T yaitu 89. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara harapan serta kenyataan dari pelayanan yang telah diberikan. Dari penilaian dengan menggunakan Gap Analysis, Kartesius dan Wilcoxon Match Pairs Test antara persepsi dan harapan dari pelanggan/pasien untuk tiap dimensi pelayanan, kinerja dari Rumah Sakit Husada telah memenuhi harapan pelanggan.

The quality of service from a hospital is the number one factor that will either turn a customer/patient away or make one for life. More and more hospitals are competing for greater shares in the market and customer-driven quality management is becoming the preferred method for improving their performance. The SERVQUAL instrument has five dimensions that were measured by 25 pairs of item statements. One statement from each pair reflects perceptions, the other expectations.
Measurement was accomplished by subtracting expectation from perceptions resulting in aservice quality score. Positive or zero scores would reflect ideal or adequate service quality offered by the hospital. A negative score would be indicative of a service experience that did not meet customer expectations. Using the SERVQUAL questionnaire provided, quantifiable reasoning to the research questions in each dimension could be obtained so that precision, objectivity and rigour replaced hunches, experience and intuition as a means of investigating problem areas.
This study will be measured gap between services which has been given from the hospital with the perceived of the patient theirself. From that measured will be known the level of satisfaction and quality of services from this hospital. The scale decomposes the notion of service quality into five constructs as follows: Tangibles (physical facilities, equipment, staff appearance, etc.), Reliability (ability to perform service dependably and accurately), Responsiveness (willingness to help and respond to customer need), Assurance (ability of staff to inspire confidence and trust), Empathy (the extent to which caring individualized service is given).
This study was a cross sectional study, the data was collected through questioner. Before collecting data, questioner was applied to 20 patients to conduct validity and reliability test. One hundreds (100) patients in Husada General Hospital Jakarta were interviewed. To develop the indicators, data was analized by Wilcoxon Match Paris Test. The findings of this study the total amount of small gap is 120, small total gap greater than T table is 89.
The conclusion of this study there is no significancy between perceived and reality of services. From the assesment of Gap analysis, Kartesius and Wilcoxon Match Paris test between Reality and perceived of the patients for each dimension, the performance of Husada General Hospital could be fulfill of patient perceived."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25119
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soeratno
"Salah satu terobosan strategis yang telah dilakukan pemerintah adalah memberikan izin kepada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen/ Lembaga menjadi Unit Swadana. Maksud pemberian izin adalah pemerintah ingin meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, namun pemerintah menghadapi kendala keterbatasan dana untuk meningkatkan mutu pelayanan umum tersebut. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan, tujuan dibentuknya Unit Swadana juga untuk meningkatkan kemandirian dalam membiayai kegiatan operasional dan melaksanakan fungsi Unit Pelaksana Teknis tersebut.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang diberi izin dan ditetapkan sebagai Unit Swadana adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tegalyoso Klaten. Dengan demikian RSUP T egalyoso Klaten harus mampu meningkatkan mutu pelayanannya dan meningkatkan kemandirian dalam melaksanakan fungsinya.
Karena masih sering terdengar keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit pemerintah pada umumnya, maka pada penelitian ini penulis ingin mengetahui peningkatan mutu pelayanan yang diberikan RSUP Tegalyoso Klaten ini dan berbagai faktor yang mempengaruhi upaya tersebut.
Mengingat banyaknya jenis pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit, dan peneliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, maka penelitian dilakukan hanya pada lnstalasi Rawat Darurat RSUP Tegalyoso Klaten. Pertimbangan dipilihnya lnstalasi Rawat Darurat, karena di lokasi itulah yang merupakan "Show Window" nya suatu rumah sakit.
Faktor-faktor yang diteliti adalah berbagai variabel yang mempengaruhi mutu pelayanan pada lnstalasi Rawat Darurat . Variabel tersebut mencakup profesionalisme petugas, motivasi profesional, insentif, masa kerja, budaya kerja, struktur organisasi dan strategi kebijakan yang didasarkan pada berbagai pendapat/teori tentang suatu organisasi dapat memberikan pelayanan yang prima yang memberikan kepuasan kepada pelanggan/pengguna jasa.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada kenyataannya para pengguna jasa belum seratus persen menerima kepuasan atas mutu layanan yang diharapkannya dari lnstalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Tegalyoso Klaten. Oleh karena itu pada bab terakhir tesis ini penulis menyarankan, baik kepada pemegang/penentu kebijakan maupun kepada pimpinan RSUP Tegalyoso Klaten, perlu mengambil langkah lebih lanjut agar mutu pelayanan bagi pengguna jasa oleh rumah sakit dapat ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Diliasari
"Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Lean Six Sigma sebagai strategi untuk mengurangi waktu tunggu di klinik anak Rumah Sakit X, yang merupakan aspek kritis dalam memengaruhi kepuasan pasien dan mutu layanan rawat jalan. Waktu tunggu yang berkepanjangan telah menjadi isu utama yang perlu diperbaiki, terutama di klinik anak yang memiliki kunjungan tertinggi namun belum mencapai target Indikator Nasional Mutu (INM). Penelitian ini menggunakan pendekatan action research selama satu minggu dengan mengamati 60 pasien yang memiliki janji temu di klinik tersebut. Perbaikan seperti peningkatan waktu pemeriksaan dokter, pengaturan ulang ruang pengkajian dan pengurangan pemborosan telah signifikan dalam mengurangi waktu tunggu dari 55.94 menit menjadi 29.60 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Lean Six Sigma berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan di Klinik Anak Rumah Sakit X. Langkah-langkah ini diharapkan dapat terus meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan di lingkungan Klinik Anak Rumah Sakit X serta menunjukkan potensi Lean Six Sigma  dalam konteks pelayanan kesehatan.

This study aims to evaluate the implementation of Lean Six Sigma as a strategy to reduce waiting times at the pediatric clinic at X Hospital, which is a critical aspect in influencing patient satisfaction and the quality of outpatient services. Prolonged waiting times have become a major issue that needs to be improved, especially in pediatric's clinic which have the highest number of visits but have not yet reached the National Quality Indicator (INM) target. This study used an action research approach for one week by observing 60 patients who had appointments at the clinic. Improvements such as increasing doctor examination times, reorganizing assesment rooms, and reducing waste have been significant in reducing waiting times from 55.94 minutes to 29.60 minutes, The results of this research show that the implementation of Lean Six Sigma has succeeded in increasing the efficiency and quality of services at the pediatric's clinic at X Hospital. It is hoped that these steps will continue to improve operational efficiency and service quality in the pediatric clinic environment at X Hospital and demonstrate the potential of Lean Six Sigma in the context of heath services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rulyawan
"Rumah Sakit Pendidikan pada sistem kesehatan nasional mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu selain sebagai pusat rujukan regional dan nasional, juga merupakan tempat dihasilkannya sumber daya manusia di bidang kesehatan, khususnya menjadi sarana pendidikan untuk melaksanakan dan membina sikap keterampilan profesional kedokteran. Dengan posisi yang penting serta misi strategis yang diembannya rumah sakit pendidikan senantiasa perlu diupayakan pengembangannya sehingga dapat berfungsi lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil pertemuan CHS, Sirektur RS Pendidikan, Dekan Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia serta Depkes pada tahun 1996, disusunlan Standar RS Pendidikan Tingkat Pengembangan Awal, untuk memberikan kejelasan arti dan strategi bagi sebuah rumah sakit pendidikan dalam rangka menunjang dan meningkat fungsi Rumah Sakit Pendidikan. Tetapi Standar tersebut hanya mempersiapkan instrumen apa Saja yang dibutuhkan oleh suatu Rumah Sakit apabila mengembangkan dirinya menjadi RS Pendidikan Tingkat Awal saja, belum untuk tingkatan yang selanjutnya. Standar tersebut juga belum memperlihatkan bagaimana aspek organisasi dan manajemen dari suatu organisasi RS Pendidikan yang dilihat dengan cara pendekatan sistem.
Standar RS Pendidikan yang dilihat berdasarkan konsep pendekatan sistem yaitu dari input, proses dan outputnya menjadi sangat penting untuk menjawab dan mengantisipasi masalahah-masalah yang timbul akibat adanya perubahan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis input dari sistem manajemen pelayanan dan pendidilian dokter di RSUPN Cipto Mangunkusomo dan FKUI sebagai institusipelayanan dan pendidnkan dokter.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneliti membatasi diri hanya untuk mendapatkan gambaran input dari sistem manajemen pelayanan / pendidikan dokter Rumah Sakit RSUPN/FKUI dengan analisis thematic approach untuk melihat kecukupan dan kesesuaian faktor input tersebut. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara pengumpulan data sekunder dan wawancara mendalam sebanyak 8 informa.
Hasil penelitian mem[erlihatkan bahwa input RSUPN yang sudah cukup dan sesuai dengan berdasarkan Standar RS Pendidikan yang ada, dengan tujuan dan renstra rumah sakit serta dari kepustakaan yang ada adalah dokter, sarana dan prasaranan serta kerjasama antara RSUPN dan FKUI tetapi dari segi keuangannya kerjasama ini sudah tidak sesuai lagi bagi RSUPN, sementara input RSUPN yang masih belum cukup dan sesuai adalah peraturan, keuangan dan pasien. Sedangkan input dari FKUI yang sudah cukup dan sesuai adalah dari peraturanm star pengajar, sarana dan prasarana, mahasiswa serta kurikulum. Keuangan untuk proses pelaksanaan program PPDU masih belum cukup sehingga masih harus disubsidi dana yang bersumber dari PPDS dan program D3 FKUI.
Kesimpulan hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sebagian input yang dimiliki RSUPN dan FKUI ternyata sulit dipisahkan. Input tersebut adalah dokter dan staf pengajarnya, serta sarana dan prasarana RSUPN dan FKUI. Melihat hubungan antara RSUPN dan FKUI yang sudah berlangsung cukup lama sekali (77 tahun) apabila kedua institusi tersebut akan pisahkan seharusnya dengan berdasarkan status badan hukumnya masing-masing, akan menjadi sangal sulit.
Saran dari hasil penelitian ini adalah perlunya peninjauan ulang kerjasama RSUPN dan FKUI yang lebih bcrdasarkan pada fakta, memperkuat hubungan antara RSUPN dan FKUI dengan mengoptimalkan inputnya masing-masing dan perlunya penyempurnaan Standar RS Pendidikan yang Iebih baik lagi. Sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan oleh peneliti lain dengan melihat proses dan output dari sistem rumah sakit pendidikhn yang ada, sehingga diharapkan mendapat masukan yang lebih lengkap lagi dan berguna bagi penyusunan konsep Sistem Rumah Sakit Pendidikan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza`i
"Instalasi Gawat Darurat IGD adalah gerbang utama masuknya pasien gawat darurat,sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan alur proses yang lancardan bebas hambatan. Yang menjadi hambatan pelayanan pasien IGD adalah adanyabottleneck proses mulai dari pasien datang sampai dengan pasien keluar sehinggaberdampak pada turn arround time TAT melebihi dari standar yang dtetapkan olehrumah sakit yaitu le; 8 jam.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis alurproses pelayanan pasien gawat darurat dengan menggunakan lean six sigma tools.Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan metode observational actionprocess research dan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyse, Improve .Pengambilan data dengan observasi alur proses pelayanan pasien, telaah dokumen danwawancara mendalam di Instalasi Gawat Darurat RSUP Nasional Dr. CiptoMangunkusumo.
Hasil penelitian dari 369 pasien terdapat 166 44.98 memilikiTAT > 8 jam dengan rata ndash; rata waktu pelayanan pada saat datang 5.30 menit, triage4.09 menit, registrasi 7.10 menit, evaluasi dan tatalaksana awal 60.10 menit, zonapelayanan 535.14 menit, permintaan obat ke satelit farmasi 34 menit, pemeriksaanlaboratorium 66.47 menit, pemeriksaan radiologi 98 menit, dan pasien pulang 20.24menit, rawat 50.30 menit, rujuk 110 menit dan meninggal 72.50 menit. Persentase NonValue Added 59 dan perhitungan Six Sigma berada di level sigma 3 yangmemungkinkan terdapat 66.807 melebihi TAT dari 1 juta kesempatan.
Hasil analis fishbone menunjukkan adanya bottelneck di setiap proses terutama di zona pelayanandengan penyebab yaitu menunggu diperiksa, menunggu hasil pemeriksaan penunjang,menunggu alat, obat dan alat kesehatan, menunggu disposisi, menunggu discharge danmenunggu ruang rawat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa alur proses pelayananpasien IGD tergolong un-lean dan berada di level sigma 3 sehingga diperlukan upayaperbaikan terus menerus Kaizen dengan desain ulang pelayanan mulai dari pro aktiftriage, mengaktifkan zona hijau, advanced patient tracking, ruang intermediate warduntuk pasien boarding dan layanan ambulans melalui anggota tim gerak Lean SixSigma.

Emergency Room ER is the main gate of emergency patients that required a fast,precise, and careful service. One of challenges in ER is bottleneck process start frompatients arrived until patients discharged. This may cause to the Turn Around Time TAT exceeds the standard of 8 hours.
This research aimed to analyse the flowprocess of patient's care in ER using Lean Six Sigma Tools. Design used in this studyis qualitative analysis by method of observational action process research andreference of DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Data were collected byobservation to process of patient's care, document review and in depth interview inER of National Referral Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results of this study,166 44,98 from 369 patients have TAT 8 hours with average service time patients arrived 5.30 minutes, triage 4.09 minutes, registration 7.10 minutes,evaluation and initial treatment 60.10 minutes, service zone 535.14 minutes, takingmedicines to pharmacy 34 minutes, laboratory check 66.47 minutes, radiologyexamination 98 minutes, patients discharge 20.24 minutes, to be admission 50.30minutes, refer to another hospital 110 minutes, death 72.50 minutes. Percentage ofNon Value Added is 59 and calculation of Six Sigma is in Level Sigma 3 thatallows there to be 66,807 over TAT of 1 million occasions.
Fishbone analysis shows that there is bottleneck in each process, especially in service zone with varietiescauses of waiting to be checked assessed, waiting for laboratory check or radiologyexamination, waiting for medicines and medical devices, waiting for disposition,waiting to be discharged and waiting for admission.
This study concludes that theflow processes of patient's care in ER is classified as un lean and stand in level sigma3. Therefore it is required continuous improvement Kaizen by re design of servicesstart from pro active triage, green zone activation, advanced patient tracking, intermediate ward for boarding patients and ambulance service through Lean SixSigma team.Keyword Flow Process, Emergency Room, Lean Six Sigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Mahardika
"

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien dan merekayasa ulang proses bisnis pada proses pengobatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan yang diterapkan pada salah satu rumah sakit di Kota Depok. Pengambilan data dilakukan melaluikuesionerservice qualityyang diisi oleh 123 responden serta wawancara dengan pihak rumah sakit. Digunakan metode Servqual dan metode Business Process Reengineering pada penelitian ini.

Kecepatan pelayanan dan proses yang panjang merupakan gap tertinggi yang terjadi pada proses pelayanan pasien.

Melalui simulasiproses Business Process Reengineering didapatkan peningkatan sebesar 76% pada proses administrasi, 71% pada proses pemeriksaan dan 94% pada proses penebusan obat.


This study was conducted to determine patient’s satisfaction and re-engineer of business processes in the treatment of Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan which applied to the one of hospital in Depok. Data were collected through service quality questionnaires which filled out by 123 respondent and interviews with the officers of the hospital. This study used ServQual method and Business Process Reengineering method. Speed of the service and long process is the highest gap that occurs in the process of patient care.

Through simulating the Business Process Reengineering,obtained increase of 76% in the administrative process, 71% on the examination and 94% on the redemption of the drug.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Chandra Sukma Kelana
"Penelitian ini membahas hubungan antara kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas pasien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden berjumlah 96 orang dan merupakan pasien yang harus melakukan kunjungan ulang. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penilaian kualitas layanan dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pasien (pvalue > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara loyalitas pasien dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan pasien (p-value = 0,000).Terdapat hubungan antara kepuasan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,0002). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,037). Kembalinya pasien dapat dikarenakan kepercayaan terhadap dokter. Tidak kembalinya pasien dapat dikarenakan pasien kecewa pada pelayanan atau beralih ke sarana pelayanan lain.

This research discussed the relationship of service quality, satisfaction, and patient loyalty. This was a quantitative research with cross-sectional design of study. Data was acquired from 96 respondents who were required to do control by physician. Statistical findings demonstrated that there was no difference of satisfaction service quality with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of satisfaction with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of patient loyalty with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was relationship between each dimension of service quality with patient's (p-value > 0.000). There was relationship between of satisfaction with patient loyalty (p-value > 0.0002). There was relationship between service quality with patient loyalty (p-value > 0.037). Actual return behavior could be influenced by the patient's trust to physician. Unreturned behavior of patient due to disappointment ni service quality or switch to another service of facility."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Helena Paulina
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>