Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Scavengers refer to people that have an activity of collecting used thing. They are workforces that have low payment by industries.Their activity is not protected and developed by the Departemen of manpower bacause it does have not have wrok relation and guarantee of work continuity...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ling X, 1935-
Jakarta: Museum Bank Mandiri, 2006
741.598 9 LIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Intan Adella
"Pemulung bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mengumpulkan sampah melakukan pemilihan lokasi yang menghasilkan lokasi utama dan lokasi alternatif. Pilihan yang diambil dipengaruhi oleh karakteristik lokasi dan faktor pertimbangan. Karakteristik lokasi yang memengaruhi pilihan lokasi pemulung adalah waktu operasional pemulung, kebiasaan masyarakat memilih sampah, dan aturan serta pengemanan lokasi tersebut. Faktor pertimbangan pemulung memilih lokasi adalah jarak, waktu dan persaingan. Pilihan lokasi tersebut dikaitkan dengan identitas gender dan lama pengalaman pemulung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam dan observasi lapangan.
Hasil yang ditemukan adalah pemulung yang lebih berpengalaman bergerak menuju lokasi mengambil sampah pada waktu-waktu sampah banyak, sedangkan pemulung yang cukup berpengalaman memilih lokasi yang berbeda untuk menghindari persaingan namun lokasi yang ditujunya lebih banyak dibandingkan yang kurang berpengelaman.

Scavengers move from one location to another to collect garbage to choose the location that produces the main location and alternative location. The choices taken are influenced by location characteristics and consideration factors. The location characteristics that influence the choice of scavenger location are the operational time of the waste picker, the community 39 s habit of choosing the waste, and the rules and the location of the location. Scavenger consideration factors to choose the location is distance, time and competition. The choice of location is linked to gender identity and the length of scavenger experience. The method used is qualitative method by in depth interview and field observation.
The results found are more experienced scavengers moving to the location of picking up garbage at many garbage times, whereas experienced scavengers choose different locations to avoid competition but the location of the target is more than the less experienced.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fu Xie (Siat)
"Konflik antar golongan akhir-akhir ini, terutama konflik yang berlatar belakang agama, membuktikan bahwa pembangunan sosial di Indonesia masih sangat kurang. Untuk bisa hidup rukun di Indonesia, yang terdiri dari banyak agama, perlu dikembangkan sikap dan perilaku inklusif. Seorang yang bersikap inklusif, tidak perlu berkompromi terhadap nilai-nilai kepercayaan yang dipegangnya. Dia tetap berpegang teguh terhadap kepercayaan agamanya, namun dalam hidup bermasyarakat dia terbuka terhadap kelompok-kelompok yang lain.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi inklusivitas seseorang Kristen, dan bagaimana cara meningkatkannya, Penulis memilih kota Bandung karena kota ini adalah kota yang multi kultur.
Variabel yang diteliti yaitu lnklusivitas, Sikap maupun Inklusivitas, Perilaku dari orang-orang Kristen sebagai variabcl dependen. Sedangkan variabel independen yaitu: Aliran gereja, Struktur Gereja, Sistem Pemerintah Gereja, lnteraksi Antar Umat, Keterlibatan Orang Awam, lnklusivitas dari Gembala Sidang, dan juga latar belakang pribadi dari umat. Unit analisis dari penelitian ini yaitu orang Kristen Populasi target yaitu orang-orang Kristen yang ada di Kota Bandung, sedangkan populasi sampelnya yaitu orang-orang Kristen yang menjadi anggota gereja yang ada di Bandung. Kerangka sampel yang dipakai yaitu daftar gereja yang ada pada Departemen Agama Kota Bandung dan daftar anggota yang ada di gereja.
Untuk mendapatkan alat ukur yang reliable dan valid dilakukan uji coba yang dilaksanakan dua kali di Bogor. Setiap kali uji coba, dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas. Hasil uji coba yang kedua menunjukkan bahwa alat ukur sudah valid dan reliable. Pengambilan data dilakukan terhadap 19 gereja yang terpilih secara acak, dan dari setiap gereja dipilih 4 - 5 orang sehingga terkumpul 92 responden.
Untuk menyederhanakan pengolahan data dan memudahkan penarikan kesimpulan, variabel-variabel inklusivitas jemaat maupun inklusivitas gembala direduksi menjadi masing-masing 3 variabel dengan menggunakan analisis-faktor. Analisis step-wise regression dipakai untuk mengetahui variabel-variabel mana saja yang berpcngaruh terhadap variabel dependen.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi lnklusivitas-sikap-umat yaitu Aliran gereja, Lama Pendidikan, Punya Famili Agama Katolik, dan Aktif di Organisasi Rohani Aliran gereja Karismatik/Pentakosta lebih eksklusif dibanding aliran yang lain. Semakin lama pendidikan seseorang, maka dia akan semakin inklusif. Orang yang mempunyai famili orang Katolik, akan lebih inklusif dibandingkan dengan yang tidak. Dan orang yang aktif dalam organisasi rohani (kecuali gereja) akan lebih inklusif dibandingkan dengan yang tidak.
Sedangkan variabel yang mempengaruhi Inklusivitas-perilaku-jemaat yaitu lnklusivitas-Perilaku-Gembala dan Tokoh-Idola-Rohani. Semakin tinggi inklusivitas-perilaku-gembala, maka akan semakin tinggi pula umatnya. Dan orang yang hanya mempunyai tokoh idola rohani saja akan lebih eksklusif dibandingkan dengan yang mempunyai tokoh idola yang Iain (bukan hanya rohani).
Variabel-variabel yang mempengaruhi Inklusivitas-Perilaku-Jemaat-terhadap-Gereja-Lain yaitu Ink!usivitas-Perilaku-Gembala-terhadap-gereja-lain, etnis umat, dan Pernah-Sekolah-Katolik. Semakin tinggi lnklusivitas-Perilaku-gembala-terhadap-gereja-lain, maka semakin tinggi pula umatnya. Orang Kristen etnis Tionghoa kurang inklusif dalam perilakunya terhadap gereja lain dibanding etnis yang lain. Sedangkan orang Kristen etnis Sunda lebih inklusif dibandingkan dengan lain. Dan orang Kristen yang pemah bersekolah di sekolah Katolik, akan lebih inklusif dalam perilakunya terhadap gereja lain dibandingkan dengan yang tidak.
Dari hasil wawancara bisa disimpulkan: Orang yang eksklusif umumnya adalah orang yang kurang mau berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Orang-orang Kristen di Bandung umumnya memiliki tipifikasi yang negatif terhadap Orang Islam-Sunda. Hubungan orang Kristen terhadap Islam lebih tegang dibandingkan terhadap agama lain. Kelompok eksklusif minoritas akan semakin eksklusif jika dilarang dan dikucilkan oleh masyarakat.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan ini, ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan berikut ini. Pemerintah harus memfasilitasi pola interaksi antar umat sehingga umat dari agama yang berbeda bisa saling berinteraksi dan jangan ada segregasi dalam bentuk apapun. Pemerintah perlu meninjau lagi larangan terhadap kelompok eksklusif minoritas supaya kelompok tersebut berkurang (hilang) eksklusivitasnya. Gereja harus memperdulikan masalah-masalah yang ada pada lingkungan dengan memberikan bantuan, namun bentuk bantuannya jangan hanya "melempar" saja tapi dalam bentuk yang bisa berinteraksi dengan masyarakat. Umat Kristen harus mengasihi semua orang tennasuk tetangganya dengan motif yang tulus dan bukan supaya mereka nanti jadi Kristen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Khoiriana
"Kota Bandung sering disebut-sebut sebagai "Kota Kembang", "Kota Taman", "Kota Wisata Kuliner", "Kota Fashion" atau "Paris Van Java" dan lain sebagainya adalah bagian dari brand image Kota Bandung. Terdapat keterkaitan atau persepsi masyarakat pada suatu merek kota yang dilandasi pada banyaknya pengalaman dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan pembentukan citra untuk mewujudkan city branding yang optimal, guna mendukung citra sebuah kota menjadi lebih baik dan berdayasaing. Dua aspek pembentukannya adalah aspek komunikasi secara langsung dan tidak langsung.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial brand image Kota Bandung yang terbentuk berdasarkan klasifikasi area pusat, peralihan dan pinggir kota serta menganalisis faktor apa yang mempengaruhi brand image Kota Bandung.
Metode penelitian ini adalah metode analisis spasial dan komparatif deskriptif berdasarkan klasifikasi area sampling yaitu area pusat, peralihan dan pinggir kota dengan pengambilan sampel dilakukan secara teknik accidental sampling.
Pola spasial brand image Kota Bandung berdasarkan klasifikasi area di pusat kota terbentuk lima brand image yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Belanja", "Kota Taman", "Kota Wisata", "Kota Kuliner" dan "Kota Fashion".
Berbeda dengan area peralihan dan pinggiran Kota Bandung, dimana brand image Kota Bandung yang terbentuk diarea peralihan kota yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Wisata" sedangkan diarea pinggir kota terbentuk dua brand image yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Taman" dan "Kota Wisata". Faktor yang mempengaruhi brand image Kota Bandung adalah aspek komunikasi, yang keberadaanya bersifat tangible dan intensif diarea pusat kota. Sementara itu, diarea peralihan dan pinggir kota dipengaruhi oleh aspek komunikasi secara tidak langsung yang didasarkan pada banyaknya pengalaman masyarakat Kota Bandung dalam mengkomunikasikan brand image Kota Bandung.

Bandung City is often known as "Kota Kembang", "Kota Taman", "Kota Wisata Kuliner", "Kota Fashion" or "Paris Van Java" and so forth is part of the brand image Bandung City. There is a correlation or perception of society in a city brand based on many experiences in communicating it. Therefore, we need an image formation plan to realize the optimal city branding, in order to support the image of a city to be better and competitive. Two aspects of its formation are the aspects of communication intentional and unintentional.
The purpose of this research is to know the spatial pattern of brand image Bandung City that is formed based on the classification of downtown area, transition and periphery and to analyze what factors affect the brand image Bandung City.
This research method is spatial analysis and comparative descriptive based on classification of sampling area consist of downtown area, transition and periphery with sampling is done by accidental sampling technique.
Spatial pattern of Bandung City s brand image based on downtown area classification formed five brand image of Bandung as Kota Belanja Kota Taman Kota Wisata Kota Kuliner dan Kota Fashion.
In contrast to the transition area and peripheryof Bandung, where the brand image of Bandung City is formed in the transition area of Bandung City as Kota Wisata while the periphery are formed two brand image of Bandung as Kota Taman and Kota Wisata. Factors affecting the brand image of Bandung is the aspect of communication, which existence is tangible and intensive in downtown area. Meanwhile, the transition area and periphery is influenced by unintentional communication aspects based on Bandung society experiences in communicating the brand image of Bandung City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertens, Kees
Yogyakarta: Kanisius, 2004
170 BER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
303.4 AGU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Kayam
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
899.221 3 UMA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Pahlefi
"Harus kita akui bahwa paradigma pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan melalui peningkatan ekonomi telah memberikan berbagai kemajuan, namun dibalik keberhasilan itu pembangunan tersebut telah membawa berbagai dampak yang negatif. Momentum pembangunan dicapai dengan pengorbanan (at the expense of) deteriosasi ekologis, penyusutan sumber daya alam, timbulnya kesenjangan sosial dan dependensi.
Nampak dengan jelas bahwa pembangunan yang hanya berorientasi pada upaya mengejar pertumbuhan yang sering disebut dengan pembangunan konvensional dilakukan semata-mata untuk kepentingan manusia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia tanpa memperhatikan masalah lingkungan. Dengan demikian pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan yang didalamnya memuat keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan faktor penting dalam menunjang lajunya pembangunan, diarahkan untuk mengatasi dampak negatif dari pola pembangunan dengan pendekatan pertumbuhan (pola konvensional).
Demikian halnya dengan pembangunan waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan sumber energi listrik, tanpa disadari telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan masyarakat yang berada di sekitar waduk. Oleh karena itu masalah yang diteliti dalarn penulisan tesis ini adalah apa dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan waduk PLTA Koto Panjang terhadap kehidupan masyarakat di sekitar waduk khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian.
Penelitian ini didasarkan pada beberapa kasus yang terjadi di beberapa daerah, seperti di Kedung Ombo. Dimana di daerah tersebut telah dibangun waduk/bendungan yang akhirnya telah menimbulkan dampak terhadap masyarakat yang berada di sekitar waduk. Dampak yang ditimbulkan antara lain hilangnya mata pencaharian, hilangnya tempat tinggal, hilangnya fasilitas kesehatan dan pendidikan, terganggunya pola kekerabatan, perubahan sistem nilai dan perubahan budaya. Pembangunan waduk PLTA Koto Panjang diyakini juga telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar waduk khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian.
Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak pembangunan waduk PLTA Kota Panjang terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian masyarakat di sekitar waduk dan juga mengkaji jenis-jenis mata pencaharian yang muncul setelah pembangunan waduk PLTA Koto Panjang serta mendeskripsikan/menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi akibat perubahan mata pencaharian sebagai dampak dari pembangunan waduk PLTA Kota Panjang.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, telah terjadi perubahan jenis-jenis mata pencaharian masyarakat setelah pembangunan waduk PLTA Kota Panjang. Yang dulunya sebelum pembangunan waduk mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani karet, setelah pembangunan waduk mata pencaharian mereka terjadi perubahan, diantaranya adalah peternak ikan, tukang ojek, pedagang, tukang bangunan dan penjahit pakaian. Kedua, telah terjadi beberapa perubahan akibat perubahan mata pencaharian masyarakat, diantaranya adalah perubahan keterampilan, perubahan wawasan bisnis dan keterlibatan wanita, perubahan penghasilan dan pola konsumsi serta perubahan kebiasaan hidup.
Dengan demikian pembangunan waduk PLTA Koto Panjang telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, hal ini ditunjukkan dari perubahan jenis-jenis mata pencaharian dan perubahan-perubahan akibat perubahan mata pencaharian, diantaranya perubahan keterampilan, perubahan wawasan bisnis dan keterlibatan wanita, perubahan penghasilan dan pola konsumsi serta perubahan kebiasaan hidup.
Oleh karena itu diperlukan program dari pemerintah daerah untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pembangunan waduk PLTA Koto Panjang. Program-program tersebut dapat berupa pemberian penyuluhan di bidang perikanan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat, pemberian bantuan modal bagi pedagang yang kekurangan modal usaha, pemberian sembako bagi yang berpenghasilan rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Daldjoeni
Bandung: Alumni, 1992
307.76 DAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>