Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemalang adalah sebuah kabupaten yang secara admistratif termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Di sana ada sebuah kesenian yang disebut sebagai terbang kencer...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budiana Setiawan
"Masyarakat di lereng barat gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, meskipun telah memeluk agama-agama resmi yang diakui pemerintah, namun masih tetap melaksanakan upacara-upacara tradisional yang dipusatkan di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti: mata air, punden, dan situs cagar budaya. Upacara-upacara tersebut, yakni: Julungan, Mondosiyo, Dhukutan, dan Dawuhan, Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah: (1) Hal-hal apakah yang mendasari masyarakat masih melaksanakan upacara-upacara tradisional tersebut, meskipun dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang mereka peluk? (2) Apakah penyelenggaraan upacara-upcara tradisional tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat? Tujuan dari tulisan ini adalah mengetahui aspek-aspek yang mendasari masyarakat tetap melaksanakan upacara tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun dan mengetahui manfaat yang dirasakan masyarakat dari penyelenggaraan upacara-upcara tradisional tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan upcara-upacara tradisional tersebut bukan ditujukan kepada makhluk-makhluk gaib yang menguasai tempat-tempat keramat, melainkan sebagai wujud interaksi antara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Penyelenggaraan upacara tradisional juga tidak terlepas dari keberadaan tokoh-tokoh mitos yang menguasai tempat-tempat keramat. Tokoh-tokoh mitos tersebut diperlukan keberadaannya untuk memberikan makna terhadap penyelenggaraan upacara tradisional tersebut. Sesaji-sesaji yang digunakan sebagai persembahan adalah bentuk komunikasi nonverbal anatara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat merasakan manfaat dengan memperoleh hasil bumi dan kebutuhan air yang berlimpah"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Hasroel Thayib
"Solusi begbagai masalah lingkungan hidup banyak kali justru memunculkan dan menambah masalah baru lagi. Merosot dan bahkan hancurnya lingkungan hidup di Nusantara Indonesia akan dapat dicegah jika kearifan lingkungan tradisional masyarakat dijadikan dasar teknik merekayasa upaya solusi dan bukan hanya menerapkan yang dilakukan di tempat lain dengan ciri ekologik dan lingkungan yang berbeda. Kearifan tradisional dan lokal terancam tergerus budaya instan, tidak berpikir jangka panjang. Usaha manusia meningkatkan kesejahteraan hidup telah menimbulkan kesengsaraan berupa bencana alam karena ketamakannya. Dikemukakan beberapa pemikiran dan contoh kearifan tradisional masyarakat Badui Dalam, Dayak Ngaju dan lainnya dalam pengelolaan lingkungan yang terpelihara ratusan bahkan ribuan tahun."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985
306 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hasroel Thayib
"Solusi begbagai masalah lingkungan hidup banyak kali justru memunculkan dan menambah masalah baru lagi. Merosot dan bahkan hancurnya lingkungan hidup di Nusantara Indonesia akan dapat dicegah jika kearifan lingkungan tradisional masyarakat dijadikan dasar teknik merekayasa upaya solusi dan bukan hanya menerapkan yang dilakukan di tempat lain dengan ciri ekologik dan lingkungan yang berbeda. Kearifan tradisional dan lokal terancam tergerus budaya instan, tidak berpikir jangka panjang. Usaha manusia meningkatkan kesejahteraan hidup telah menimbulkan kesengsaraan berupa bencana alam karena ketamakannya. Dikemukakan beberapa pemikiran dan contoh kearifan tradisional masyarakat Badui Dalam, Dayak Ngaju dan lainnya dalam pengelolaan lingkungan yang terpelihara ratusan bahkan ribuan tahun."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Fananie
Surakarta: Muhammadiyah, 2000
306 Fan i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Proyek Pengembangan Permuseuman, 1982
306 TAB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK
Debus merupakan suatu bentuk permainan kekebalan yang dilakukan seseorang terhadap benda tajam. Permainan tersebut, kini lebih dikenal sebagai suatu bentuk kesenian yang unik dan langka, yang hanya dimiliki oleh beberapa wilayah tertentu saja di Indonesia. Adapun wilayah tersebut, diantaranya adalah Jawa Barat, Sumatera Barat dan Aceh.
Debus, timbul dan muncul di Jawa Barat sejalan dengan awal masuknya agama Islam. Debus sendiri sebenarnya lahir dari kebudayaan Islam untuk menarik, masyarakat memeluk agama Islam. Oleh karena itu, debus dikembangkan oleh para guru agama atau syeh yang menjadi pimpinan sLlatL(kelompok tarekat tertentu. Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, aliran tarekat yang mengembangkan debus ini adalah aliran tarekat Qadiriyah dan Pi-raiyah.
Pada masa kini, debus tetap eksis dan dapat disaksikan peragaan permainannya. keberadaan debus yang cukup unik ini, menarik untuk dikaji dan diamati. Da1am penelitian ini, pokok kajian tertuju pada masalah fungsi debus dalam sistem budaya masyarakat Banten dan proses perubahan yang dihadapi debus masa kini.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberadaan debus hingga kini dilandasi pada keberlangsungan fungsi debus sendiri yang masih dipertahankan, baik ke dalam sistem debus maupun ke luar yaitu sistem budaya masyarakat pendukungnya, Debus melakukan perubahan dan modifikasi, untuk tetap debus dapat bertahan dan menarik untuk disaksikan oleh masyarakat pada masa kini."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Desak Putu Damayanti
"Rumah adat Balai Padang merupakan hunian tradisional Suku Dayak Bukit, yang masih dapat ditemui di Pegunungan Meratus, Provinsi Kalimantan Selatan. Namun kini, keberadaan rumah adat Balai makin sulit ditemui, karena masyarakat lebih memilih untuk membangun rumah kayu dibandingkan rumah adat Balai. Fungsi hunian komunal pada rumah adat Balai telah berubah menjadi fungsi hunian pribadi pada rumah kayu. Hal ini menjadi penyebab rumah kayu sering diasumsikan sebagai rumah tradisional suku Dayak Bukit. Fokus pada tulisan ini untuk menganalisis proses dan penyebab terjadinya transformasi dari rumah adat Balai Padang yang merupakan fungsi hunian komunal menjadi rumah kayu yang merupakan fungsi hunian pribadi. Aspek yang dianalisis meliputi transformasi fisik yang terjadi dari rumah adat Balai Padang menjadi rumah kayu, dan faktor-faktor penyebabnya. Transformasi fisik yang terjadi diperoleh melalui metode observasi lapangan, sedangkan faktor-faktor penyebab transformasi diperoleh dari hasil wawancara mendalam. Dari observasi lapangan ditemukan bahwa terdapat perubahan mendasar pada konsep ruang dan fungsi bangunan antara rumah Adat Balai Padang dengan rumah kayu. Faktor penyebab transformasi tersebut adalah keinginan penghuni sendiri. Keleluasaan gerak yang terbatas menjadi faktor dominan pemicu masyarakat memilih untuk mmebangun hunian pribadi, hal ini dapat dilihat dari sempitnya ruangan menjadi alasan tersebar yang dipilih responden untuk pindah ke rumah kayu. Pada proses membangun ditemukan bahwa 80% rumah kayu yang ada dibangun oleh tukang yang hanya menguasai metode membangun rumah konvensional, sehingga menghasilkan desain rumah kayu yang berbeda dengan rumah adat Balai Padang."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>