Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Longman Group, 1994
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
"Penelitian ini membahas tentang kesalahan intralingual dalam tataran morfosintaksis yang dibuat oleh peserta ujian bahasa Jerman lisan. Korpus yang digunakan yaitu tiga video ujian lisan telc tingkat A1, A2, dan B1 yang bersumber dari YouTube Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan induktif. Adapun pada tahap peneltian digunakan dua teori: pertama, teori morfologi dan sintaksis bahasa Jerman untuk mengklasifikasikan kesalahan berbahasa dan selanjutnya teori kesalahan intralingual Jack C. Richard (1971) untuk meneliti lebih lanjut tentang akibat dari munculnya kesalahan ini. Hasil akhir menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan berbahasa tidak dapat terhindarkan dan terjadi sebagai akibat kecenderungan peserta ujian untuk melakukan penyederhanaan aturan tata bahasa dengan cara menghilangkan unsur-unsur sulit dalam bahasa target ketika berkomunikasi secara lisan.

This study is focused on the intralingual errors specifically the morphosyntax errors. These linguistical errors are made by examinees during the oral German proficiency test. The research datas are collected from three telc exam videos at level A1, A2, B1 from YouTube. Qualitative-descriptive method and inductive approach are applied in this research. Moreover, in examining the datas, two theories are used, namely the theory of German morphology and syntax to classify language errors and the theory of intralingual errors by Jack C. Richard (1971) to further examine the causes of these errors. The final result shows that most of the errors are unavoidable and caused by the tendency to simplify grammar rules by eliminating difficult elements in the target language when it comes to oral communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Felia Puteri Roosseno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bentuk interaksi sosial (Sozialform) antara pembelajaran bahasa Jerman secara luring dan daring pada lembaga kursus Belajar Bahasa Jerman level A1. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk interaksi sosial oleh Haß dan oleh Rösler. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi pada tiga sesi kelas luring dan tiga sesi kelas daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua interaksi sosial yaitu pengajaran frontal, kerja kelompok, kerja berpasangan dan kerja individu ditemukan pada pembelajaran luring dan daring. Guru dan murid dapat lebih leluasa berinteraksi pada pembelajaran luring, sedangkan pada pembelajaran daring sering dijumpai masalah pada jaringan internet. Proporsi bentuk interaksi sosial kerja berpasangan pada pembelajaran luring lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran daring karena durasi kelas luring lebih panjang. Agar pembelajaran dapat berjalan maksimal dan memberikan manfaat yang banyak bagi para murid, guru perlu mengantisipasi permasalahan yang muncul dalam setiap bentuk interaksi sosial, khususnya pada pembelajaran daring.

This research aims to figure out the difference between the form of social interaction in offline and online German learning at the german language course Belajar Bahasa Jerman level A1. The theories used in this research are the theories of form of social interaction by Haß and by Rösler. The data in this research had been collected using observation techniques in three offline class sessions and three online class sessions. The result of this research showed that all form of social interactions, namely frontal teaching, group work, pair work and individual work were found in online and offline learning. Teachers and students can interact more freely in offline learning, whereas in online learning they often encounter problems with the internet connections. The proportion of form of social interaction pair work in offline learning is bigger than its online learning counterpart due to the former's longer duration. In order for learning to run optimally and provide many benefits for students, teachers need to anticipate problems that arise in every form of social interaction, especially in online learning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wilkes, Angela
Chicago: A Division of NTC Pub., 1987,
R 430 Wil g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Rinda Faradilla
"Penelitian ini membahas jenis pembentukan kata kompositum exozentrisch dan endozentrisch dalam buku Tschick - In einfacher Sprache (2013) karya Wolfgang Herrndorf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kata exozentrisch dan endozentrisch serta penggunaannya dalam buku Tschick - In einfacher Sprache (2013). Kompositum exozentrisch dan endozentrisch merupakan jenis pembentukan kata dalam bahasa jerman yang berhubungan dengan proses pembentukan makna baru pada kompositum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat dua kata exozentrisch dan 24 kata endozentrisch dalam buku Tschick - In einfacher Sprache.

This research discusses type of wort formation, exocentric and endocentric compound on Tschick - In einfacher Sprache (2013) by Wolfgang Herrndorf. This research aims to find out how many exocentric and endocentric compound words and their uses on Tschick - In einfacher Sprache (2013). Exocentric and endocentric compound are type of word formation in german that is related to the process of forming new meanings in compound. The research method is qualitative method. The result of this research shows that there are two words exocentric and twenty-four words endocentric on Tschick - In einfacher Sprache.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ariani
"Proses nominalisasi merupakan salah satu cara membentuk nomina yang terdapat di dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. bahasa Jerman membedakan pemakaian istilah nominalisasi, yaitu Nominalisierung untuk tatatran frase dan kalusa, dan substantivierung untuk tataran kata; bahasa Indonesia hanya memiliki satu istilah untuk tataran kata, frase dan klausa yaitu nominalisasi.
Berdasarkan penelitian, terdapat perbedaan penggunaan alat pembentuk, yaitu afiks. Dalam bahasa Jerman hanya sufiks yang dapat mengubah kelas kata, sedangkan bahasa Indonesia dapat dilakukan oleh prefiks, sufiks, konfiks dan kombinasi afiks.
Kedua proses nominalisasi tersebut masing-masing diuraikan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapat digambarkan dalam bentuk tabel.
Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan dan persamaan bentuk serta makna semantis dari hasil proses nominalisasi.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses nominalisasi dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia walaupun berbeda bila ditinjau dari segi bentuk tetapi memiliki persamaan dari segi makna.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yogo Rahardja
"Di dalam bahasa yang berbeda seperti bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dapat kita temukan kosa kata serapan yang seasal, seperti Aspekt = aspek, Favorit = favorit dan Imitation = imitasi. Kosa kata serapan seasal itu sebenarnya sudah ada padanan atau sinonimnya dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Sinonim kata serapan seasal itu membentuk pola sinonim yang dapat dirumuskan. Walaupun kata serapan itu seasal ternyata pola sinonim yang dimilikinya tidaklah selalu sama, seperti menurut jumlah anggota perangkatnya kata Jerman Aspekt mengikuti pola dua yaitu Aspekt, Gesichtspunkt sedangkan kata Indonesia aspek mengikuti pola empat yaitu aspek, faset, segi, sudut. Berdasarkan hal ini maka dilakukan penelitian untuk melihat sejauh mana persamaan dan perbedaan semantis pola sinonim kosa kata serapan seasal yang terdapat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Kosa kata serapan dan sinonimnya diperoleh dari dua buah kamus yang menjadi sumber utama penelitian ini, yaitu: kamus Duden Jilid 8 Die sinn-und sachverwandten Worter untuk bahasa Jerman dan Kamus Sinonim Bahasa Indonesia untuk bahasa Indonesia. Kosa kata serapan seasal tersebut masing-masing dianalisis pola sinonimnya menurut jumlah anggota perangkat, asal-usul dan perbedaan makna anggota perangkatnya. Kemudian dari hasil analisis itu dilakukan analisis kontarstif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa menurut jumlah anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak mengikuti pola dua sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak mengikuti pola tiga; menurut asal-usul anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki anggota yang berasal dari bahasa Jerman sendiri. Sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak memiliki sinonim yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri dan juga dari kata serapan bahasa asing. Menurut perbedaan makna anggota perangkatnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan kosa kata serapan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yulianti Rusdi
"
ABSTRAK
Penelitian skripsi ini adalah mengenai eufemisme dalam bahasa politik. Sebagai data digunakan pidato Helmut Kohl pada tanggal 2 Oktober 1990. Pidato tersebut disampaikan dalam rangka menyambut penyatuan kembali Jerman. Landasan teori utama dalam skripsi ini adalah teori Leinfellner mengenai eufemisme dalam bahasa politik. Teori lainnya yang juga digunakan adalah teori dari Hannapel Melenk mengenai eufemisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frase atau kata yang merupakan eufemisme dalam pidato berdasarkan analisis makna kontekstual eufemisme yang dikaitkan dengan konteks sejarah,dan menganalisis bentuk semantis serta tema eufemisme tersebut.
Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa ada tujuh buah frase yang merupakan eufemisme politis dalam pidato tersebut. Bentuk semantis eufemisme politis yang ditemukan ada tiga buah, yaitu pemakaian kata-kata yang kabur atau bermakna ambigu, metafer, dan penambahan kata-kata. Bentuk semantis yang tidak ditemukan adalah penggunaan kata-kata yang asing; penghilangan kata-kata yang penting, litotes; ungkapan yang terdiri dari gabungan kata yang saling bertentangan secara semantis dan deskriptif, dan pertentangan tersebut disembunyikan; serta pemakaian satu ungkapan dari banyak pilihan ungkapan. Konteks sejarah yang berperan dalam analisis penelitian ini adalah perbedaan sistem pemerintahan dan perekonomian di kedua negara Jerman. Oleh karena berada dalam satu konteks, seluruh eufemisme ini mempunyai tema yang sama, yaitu masalah politik dalam negeri Jerman yang berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial, dan masyarakat.
"
1998
S14663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Agus Setianingsih
"Skripsi ini meneliti kesalahan pelafalan yang dilakukan para mahasiswa Indonesia yang mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Fremdsprache). Tujuannya adalah untuk memerikan dan menganalisis kesalahan pelafalan bunyi segmental yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan induktif yang berbentuk studi kasus. Data yang ada direkam dengan bantuan sebuah tape perekam kecil untuk dianalisis dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan umum. Kesimpulan akhir dari penelitian menunjukkan bahwa para responden melakukan kesalahan dalam mengucapkan bunyi bahasa Jerman. Kesalahan pelafalan terjadi akibat pengaruh bahasa sumber (Ausgangsprache) terhadap bahasa yang sedang dipelajari (Zielsprache)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohadi Triatmono
"Die analysierten Passivsatze sind Vorgangspassiv, Zustandspassiv und Passivvarianten. Wean Passivsatze nut funktionale Grammatik von Eisenberg nicht direkt analysiert werden kann, wird eine andere Teori als Erganzung namlich Konverse Theori von Pape-Muller verwendet, um eine Losung zu finden. Als Korpus werden Passivsatze aus CHIP Magazine, August 1993 genornmen. Die Satzanalyse umfalit Struktur von Passivsatz ( im Baumdiagramm ), Analyse mit funktionale Grammatik von Eisenberg and Erklarung der Analyse. Schlu_folgerung : (1) Vorgangspassiv and Zustandspassiv konnen mit funktionale Grammatik direkt analysiert werden. (2) Passiwarianten kann rnit funktionale Grammatik nicht direkt analysiert werden. Also mu_ man den Passivsatz durch Konverse entweder gramatikalisch Oder lexikalisch umformen. (3) Ajektive muff zu Adj gehoren, nicht zu Nomen / N ( im Theori von Eisenberg gehort Adj zu Nomen / N )."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S16211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>