Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Mulymalem Karina Alasen
"Penelitian ini berjudul “ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI UMUM DAN KHUSUS PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAN IV DAN KEBUTUHAN PELATIHAN DI DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI”. Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan metode penelitian
sensus(91 populasi).
Latar belakang pemilihan judul ini didasarkan pada fenomena empiris dan teoritis. Secara empiris Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual diindikasikan mengalami peningkatan permohonan HKI sehingga diperlukan SDM
yang handal. Selain itu belum terpetakannya kompetensi SDM yang ada di Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Berdasarkan latar belakan di atas, rumusan masalahnya adalah : (1) Bagaimanakah kesenjangan yang terjadi antara
kompetensi yang diperlukan (ideal) dan kompetensi yang tersedia (aktual) pada jenjang eselon III dan IV dalam organisasi Kantor Pusat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual saat ini;(2) Bagaimana kebutuhan pelatihan yang data dilakukan untuk mengatasi kesenjangan kompetensi tersebut. Metoda pengolahan data yang digunakan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah diatas mengarak pada metode Destriptif Statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kondisi actual kompetensi (umum dan khusus) pejabat eselon III dan IV masuk pada kategori comfort.
sementara itu kebutuhan pelatihan secara umum termasuk kategori cukup walaupun tidak begitu mendesak.
Memperhatikan hasil penelitian diatas, maka perlu dilakukannya analisis kesenjangan kompetensi dan kebutuhan pelatihan secara berkala, sehingga dapat
dilakukan perencanaan dan rancangan metode pelatihan yang tepat secara efektif dan efisien untuk menciptakan kualitas SDM yang handal."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyetni
"Penelitian ini berfokus pada kompetensi pejabat struktural di Biro Perencanaan. Dalam pembenahan kelembagaan Departemen Hukum dan HAM khususnya Biro Perencaan dimana permasalahan pengembangan sumberdaya manusia termasuk dalam upaya peningkatan kompetensi yang sangat diperlukan terlebih lagi dengan tuntutan tugas yang semakin kompleks yang akan membawa implikasi pada kepentingan kompetensi di dalam organisasi untuk memenuhi tuntutan pekerjaan. Penelitian ini termasuk penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner kepada pejabat struktural eselon III dan pejabat struktural eselon IV di lingkungan Biro Perencanaan. Data yang terkumpul diolah dengan SPSS 15.0.
Berdasarkan hasil analisis kompetensi umum, Kompetensi Khusus dan Kompetensi Teknis pejabat struktral eselon III dan eselon IV masuk dalam kategori comfort, menurut entegry Incorporated (1993) comfort adalah cukup baik pemahamannya namun kurang yakin dalam melaksankannya.Namun terdapat beberapa kondisi aktual di pejabat struktural eselon UI masuk dalam kategori exploralory yaitu sebanyak 7 item kompetensi umum yang mendapatkan nilai di bawah 6 dan pada kompetensi teknisnya juga mendapatkan nilai dibawah 6 sebanyak 3. Dimana menurut entegry Incorporate (1993), ezploratory adalah yang masih dalam upaya untuk memahami.
Untuk kebutuhan pelatihan pejabat eselon III dan eselon IV masuk dalam kategori pelatihan cukup meskipun terdapat beberapa kompetensi yang masuk dalam pelatihan tidak mendesak pada pejabat eselon IH yaitu sebaayak 6 kompetensi umum, 7 kompetensi khusus dan 4 kompetensi teknis yang masuk dalam kebutuhan pelatihan tidak mendesak, sedangkan pejabat eselon IV sebanyak 5 kompetensi umum, 2 kompetensi teknis dan 3 kompetensi teknis
Memperhatikan hasil penelitian di atas maka perlunya penyempurnaan terhadap manajemen atau sistem pendidikan dan pelatihan pegawai dalam ranka peningkatan kompetensi yakni penyusunan program pelatihan yang komprehensif, penyampaian materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang disusun lebih variatif, terprogram dan konkrit dengan cara implementasi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dengan stralisasi maupun disentralisasi yang dilakukan dengan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pelatihan non gelar maupun pelatihan teknis mengingat bhawa organisasi selalu berkembang maka sebaiknya penilaian pelatihan secara berkesinambungan.

The research have focus at structural functionary in planning bureau. Rearragement institutional of law & Human right depertment , especially for planning bureau which has problem of human development that be include was supporting competency which more needed suith demand complicated task that implicate in competency organisation to reach demant task.
The research is deskriptif analysis research that has quantity approaching . Collecting data has done using quetioner for structural functionary grade IH and grade IV in planning bureau . The data has collected and way of doing thing in SPSS 15.0
Based on analysis result for general competency specialy competeny and technis competency of structural functionary grade III and grade IV is comfort category. According to Entegry Incorportae (1993) comfort is enough comprehension but still believe to do it. But there is few actual conditions on the structural echelon IH entered in the exploratory category of general competence 7 items that have values below 6 and on technical competence is also a value below 3 as many as 6. For the training needs echelon echelon UI and IV into the category of training despite numerous enough competence in the training did not insist on the third echelon of 6 general competencies, specific competencies 7 and 4 technical competence in the non-urgent training needs, while IV echelon of general competence 5,2 and 3 technical competence technical competence.
Noting the results of research on the need to improve the management or the education system and training employees in order to increase the competence of preparation of a comprehensive training program, delivery of leaming materials and teaching methods more varied ananged, programmed and concrete implementation by the education and training conducted by centralization and centralized conducted with cooperation with third parties for non-degree training and technical training always remember that the organization develops the assessment should be continuous training.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26859
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Pujiantoro
"Analisis pemetaan kompetensi dan penilaian kebutuhan Diklat di Lembaga Administrasi Negara (LAN) merupakan satu kegiatan yang strategis dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan. kinerja seluruh pegawai LAN. Kegiatan ini merupakan suatu upaya untuk melakukan analisis terhadap kebutuhan organisasi dalam hal ini adalah kebutuhan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pejabat eselon III dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk menganalisis pemetaan kompetensi dan penilaian kebutuhan Diklat LAN dilakukan dengan mengelompokkan berbagai standar kompetensi menjadi suatu model kompetensi dengan mengacu pada management competencies clock yang dikemukakan oleh Kolb yang kemudian menjadi dasar (dimensi) di dalam menganalisis .kebutuhan Diklat. Standar kompetensi tersebut adalah kompetensi afektif, kompetensi perseptual, kompetensi simbolik, dan kompetensi perilaku yang dikategorikan sebagai kompetensi khusus, selain itu juga digunakan standar kompetensi umum yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara, dan kompetensi teknis untuk lebih mendukung hasil penelitian ini. Responden berasal dari para pemegang jabatan eselon III di lingkungan LAN Pusat yang berjumlah 32 jabatan
Analisis Kebutuhan Diklat terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pertama, analisis kesenjangan; kegiatan ini membandingkan antara kompetensi saat ini (aktual) dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki (ideal) dimiliki oleh para pemangku jabatan eselon III. Kedua analisis masalah-masalah Diklat, merupakan pemilahan antara masalah-masalah yang dapat diatasi dengan Diklat dan masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan Diktat. Dan kegiatan ketiga yaitu identifikasi kebutuhan Diklat.
Berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi, maka dapat diketahui secara umum terdapat kesenjangan kompetensi aktual dengan kompetensi ideal baik untuk kompetensi umum, kompetensi khusus maupun kompetensi teknis. Hasil penelitian menggambarkan bahwa: (1) Tingkat Pencapaian Kompetensi umum : untuk . eselon III. LAN, adalah 86%; (2) Tingkat Pencapaian Kompetensi Khusus adalah 85%, dan (3) Tingkat Pencapaian Kompetensi Teknis adalah 86%.
Berdasarkan pemetaan kompetensi, maka secara umum dapat digambarkan bahwa kompetensi aktual pejabat strukutral eselon III di lingkungan LAN tersebut berada pada tingkat comfort dari 4 tingkatan penguasaan kompetensi menurut entegrys corporation ' (introductory, exploratory, comfort, dan mastery). Meskipun secara umum berada pada tingkat comfort, tetapi berada pada level kategori yang berbeda yaltu kategori rata-rata (average performer) dan kategori tinggi (high performers).
Setelah dilakukan TNA test dengan mengunakan teori McCann, maka secara umum kompetensi berada pada daerah yang menyatakan bahwa Diklat telah cukup, walaupun ada beberapa kompetensi berada pada daerah dimana Diklat diperlukan tetapi. tidak mendesak. Berdasarkan hasil TNA test ini maka dapat dildentifkasi kebutuhan Diklat yang bertujuan untuk .meningkatkan kompetensi yang. kurang tersebut, yaitu:
1. Kelompok Diklat Kepemimpinan.Tingkat III yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi umum berkenaan dengan peningkatan pengetahuan dan sikap para pejabat struktural. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat yang harus dilakukan yaltu untuk meningkatkan kompetensi umum berkomunikasi dalam bahasa Inggris, kompetensi umum membangun jaringan kerja networking, dan kompetensi mendayagunakan teknologi informasi.
2. Kelompok Diklat Kepemimpinan yang didesain secara . khusus, ..berdasarkan 'kebutuhan (analisis jabatan) yang memperhatikan karakteristik kekhasan (uniqueness) di lingkungan LAN berupa Diklat kepemimpinan eksekutif/manajerial untuk LAN. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat yang harus dilakukan yaitu untuk meningkatkan kompetensi -..khusus dalam dimensi perencanaan, bekerjasama dengan orang lain, pendelegasian wewenang, keterampilan kewirausahaan, mengumpulkan dan menganalisis informasi - serta data kuantitatif, mengatasi ambiguitas.dan implementasi kebijakan.
3. Kelompok Diklat Teknis berupa peningkatan keterampilan teknis untuk masing-masing pejabat eselon III di lingkungan LAN. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat Teknis yang harus dilakukan yaitu teknik negosiasi, bahasa. asing; system thinking, dan merancang kebijakan.

Analysis Mapping of Competency and Assessment Requirement of Education and Training in National Institute of Public Administration (LAN) represent one strategic activity in order to improve, repairing and improving performance all LAN officers. This Activity represent an effort to analyze to organizational requirement in this case is requirement of knowledge, and ability skill of III echelon functionary in executing its duty.
To analyze mapping of competency and assessment requirement of education and training in LAN conducted by grouping various competencies standard become an competency model by relate at Clock Competencies Management told by Kolb which later; then become base in analyzing requirement of education and training. The Standard competency is affective competence, perceptual competence, symbolic competence, and behavioral competence which categorized as special competence, besides is also used by general competencies standard which released by National Board Personnel (BKN), and technical competencies to be more support result of this research. Responder comes from all III echelon position owners in LAN amounting to 32 positions.
Analysis Requirement of Education and Training consist of three activities that is first, difference analysis, this activity compare between competencies in this time with competency, which ought to have owned by all of III echelon position. Second, analysis is problem of Education and Training, representing between problem of able to overcome with education and training problems which cannot overcome with education and training. And third activity that is identifying requirement of training and education.
Pursuant to interest difference analysis, hence can know in general there are actual competencies difference with ideal competencies good to general competencies, special competencies and also technical competencies. Result of research depict that: (1). Storey; Level Attainment of General Competencies for the echelon of III LAN is 86°Io; (2) Storey; Level Attainment of Special Competencies is 85%, and (3) Storey; Level Attainment of Technical Competencies is 86%.
Pursuant to mapping of competencies, hence in general can be depicted that III echelon structural functionary actual competencies in the LAN institutional reside at comfort storey; level from 4 level domination of competencies according to corporation Entergy's (introductory, exploratory, comfort, and mastery). Though in general reside at comfort storey; level, but residing at different category level that is mean category (performer average) and high category (performers high).
After conducted by TNA test with McCann theory, hence in general competencies reside at area expressing that educational and training have enough, despite of some competencies reside at area where education and training needed by but do not insist on. Pursuant to result of TNA test this hence can identify by requirement of education and training with aim to increase less the interest, that is:
1.Group Education and Training Leadership Mount III with aim to increase general competencies with reference to make-up of attitude and knowledge all structural functionary. In this research is identified by requirement of educational and training which must be done that is to increase general competencies communicate in English, general competencies develop; build network work networking, and information technology competencies.
2.Group Education and Training Leadership which is design peculiarly, pursuant to requirement job analysis paying attention specification characteristic (uniqueness) in LAN of training and education leadership of executive for the LAN. In this research is identified by requirement of education and training which must be done that is to increase special competencies in planning dimension, work along with others, authority delegation, skill of business, collecting and analyzing information and also quantitative data, overcoming policy implementation and ambiguities.
3.Technical Group Education and Training in the form of technical uplifting of skill to the each III echelon functionary in LAN. In this research is identified by requirement of Technical Education and Training which must be done by that is negotiation technique, foreign Language, thinking system, and design policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Hantor
"The efforts of improving the quality of knowledge, skills and attitudes of human resources within the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through technical training and education programs have so far been implemented. However, there has not been any study on the effectiveness of their implementation, and the perception of participants regarding the curricula, lecturers/facilitators, organizers, training facilities including venues and room accommodation, as well as the benefits of the programs for the participants and their institutions. There has been an impression that training and education programs are conducted as a routine work. Further, it seems that the organizers of training and education programs do not fully realize and understand the weaknesses of the implementation of the programs due to the lack of inputs from the alumni that can be used to improve the implementation of next programs.
This research was based on a positivists paradigm where, according to this school, a research is regarded as an objective observer on the features of the nature on which researchers do not have any influence. Further, this research was conducted in order to find out the perception of the participants of the training and education programs by using a descriptive and quantitative approach. An analysis of descriptive statistics was used to analyze and describe the perception of the participants regarding the implementation of training and education programs including aspects of curricula, lectures/facilitators, organizers, and training facilities.
This research was conducted in the effort to describe and analyze variously relevant features by using a population of 194 alumni of 5 types of training and education programs as the focus of research, including training for civil servant investigators of immigration, training for intelligence officers of corrective institutions, training for senior officials of corrective institutions (2nd level), training on prime and excellent services, and training on the drafting of laws and regulations.
Having analyzed various data and facts, and information in the form of suggestion and inputs, the research can be summarized as follows:
1. Aspect on curricula as the key input factor in the implementation of a training course is valued / regarded by participants adequate but not yet focused.
2. Aspect on lecturers/facilitators as core resources in the implementation of a training course is valued/regarded average/good by participants of training for intelligence officers of corrective institutions, training for senior officials of corrective institutions (2nd level), and training on prime and excellent services. The uses of methods and supporting facilities by lecturers/facilitators are not adequate.
3. Aspect of organizers as the group that has the competency to conduct training and education programs is valued/regarded not adequate by participants of trainings for civil servant investigators of immigration. Meanwhile, participants of training for intelligence officers of corrective institutions, and training on the drafting of laws and regulations valued this aspect adequate. Lastly participants of training for senior officials of corrective institutions (2nd level) had a good evaluation on this aspect.
4. Aspect of learning facilities as means used in obtaining the purposes of training and education programs is valued/regarded not adequate by participants of trainings for civil servant investigators of immigration.
Meanwhile, participants of training for intelligence officers of corrective institutions, training on prime and excellent services and training on the drafting of laws and regulations valued this aspect adequate. Lastly participants of training for senior officials of corrective institutions (2nd level) had a good evaluation on this aspect.
5. Aspect of venue facilities including accommodation as supporting aspect for participants while attending the programs and in relation to physical and spiritual health so that all participants stay fit during the programs is valued/regarded adequate by almost all of participants except participants of trainings for civil servant investigators of immigration, and participants of training for intelligence officers of corrective institutions valued it not adequate.
Based the analysis of these 5 types of training and education programs, the implementation of training and education programs in the future needs better planning and preparation, which includes:
1. Trainings of program planning, curriculum preparation, methods and standards of training and education programs, and training evaluation;
2. Selection of lecturers/facilitators which is based on competency, abilities and talent, and experiences in certain fields, and based on the policies of head of institution;
3. The upgrading of formal education and TOC for the organizers of the training and education programs as well as the repositioning of staff;
4. The upgrading of quality and quantity of learning facilities including libraries, computer and Internet centers, as well as training materials; and,
5. The improvement of food quality and health facilities including doctors as well the upgrading of sport facilities that can accommodate all participants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardjoeki
"Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah, melalui pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku di dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan.
Tuntutan peningkatan profesionalisme di jajaran aparatur pemerintah itu menjadi sangat penting dan mutlak seiring dengan semakin meluasnya era globalisasi. Oleh karenanya sistem dan program pendidikan dan pelatihan khususnya pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil harus benar-benar secara efektif dapat memberikan kontribusi terhadap meningkatnya fungsi dan keprofesionalan birokrasi dalam melayanai masyarakat secara transparan, akuntabel dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.
Adapun untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, maka harus dilakukan evaluasi sebagai salah satu tahapan penting dalam proses pendidikan dan pelatihan. Evaluasi efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan menurut pendekatan model Kirkpatrick terdiri dari empat tingkatan yaitu, efektivitas reaksi, efektivitas pembelajaran yang merupakan evaluasi internal dan efektivitas perilaku serta efektivitas hasil (dampak) yang merupakan evaluasi eksternal.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka penelitian ini akan menguji efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (Diklatpim Tingkat III di Departemen Kehakiman dan HAM tahun 2003) dengan evaluasi internal yaitu evaluasi efektivitas reaksi dan evaluasi efektivitas pembelajaran.
Evaluasi efektivitas reaksi merupakan pengukuran efektivitas pendidikan dan pelatihan berdasarkan persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap aspek kurikulum, widyaiswara, penyelenggara dan aspek sarana prasarana. Sedangkan evaluasi efektivitas pembelajaran merupakan efektivitas yang diukur berdasarkan prestasi belajar peserta yang berkaitan derigan penguasan berbagai konsep, fakta yang diajarkan dalam pendidikan dan pelatihan selama periode tertentu.
Untuk memperoleh data berdasarkan persepsi, tehnik pengumpuian data dilakukan dengan membuat kuesioner kepada peserta dengan tehnik purposive sampling yaitu menentukan sampel dari peserta Diklatpim Tingkat III di Jakarta sebanyak 48 responden. Sedangkan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar peserta dilakukan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap peserta Diklatpim Tingkat III tahun 2003.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dari tanggapan peserta terhadap aspek-aspek pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang diukur, maka pelaksanaan Diklatpim Tingkat III yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Pegawai Departemen Kehakiman dan HAM secara umum berjalan secara efektif.
Meskipun demikian, terhadap reaksi responden yang menyatakan berimbang diperlukan penyempurnaan dan penyesuaian terhadap setiap komponen kebutuhan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dari peringkat reaksi peserta yang berimbang tersebut, yaitu aspek widyaiswara, sarana dan prasarana, maka hendaklah menjadi prioritas penyempurnaan atau perbaikan.
Sedangkan, dari hasil pengolahan data terhadap hasil pembelajaran, kendatipun terdapat peningkatan pengetahuan dari peserta, namun belum mencerminkan keberhasilan yang memuaskan.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan evaluasi Diklatpim Tingkat III tahun 2003 sudah dilaksanakan, namun hasilnya belum sepenuhnya dijadikan sebagai bahan perbaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pada komponen-komponen di setiap aspek yang masih belum memadai ketersediaannya serta perlunya studi evaluasi secara lebih terfokus terhadap proses pembelajaran pendidikan dan pelatihan guna memperoleh hasil keluaran peserta pendidikan dan pelatihan yang benar-benar memiliki kemampuan, keterampilan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan.

The Evaluation Study For The Effectiveness of The Leadership Grade III Training in Department of Justice and Human RightThe effort of enhancing human resources quality among government apparatus by way of education and training is aimed to improve their knowledge, skill and attitude in executing their assignment in development field and public service.
The demand for enhancing their professionalism is absolutely important side aside by the widening Globalization Era. Therefore, system and programme of education and training especially Leadership Training for Government Employees must be extremely effective in obtaining transparently and accountably birocracy functions and professionalism in which it is also free from corrupt- in serving public matters.
To know how effectiveness of the training is, that evaluation should be done as it is one important level in training process. The evaluation of training execution as Kirkpatrick's Four Level Evaluation Model, these steps can be defined as follows : The Effectiveness of Reaction, The Effectiveness of Learning which is an Internal Evaluation, The Effectiveness of Behavior, and The Effectiveness of Result which is an External Evaluation.
Based on the paradigm, the experiment would examine the effectiveness of The Training and Education (Diklatpim Tingkat Ill) on Department of Justice and Human Right 2003 by a way of Internal Evaluation Measurements, there were the Evaluation of Reaction and the Evaluation of Learning.
The Evaluation in terms of Reaction is the same as measuring the feeling of conferees to Curriculum Aspect, Expert (Widyaiswara) Aspect, Organized Committee Aspect and Facilities Aspect. The Evaluation of Learning is defined as measurement effectivity based on learning appreciation of conferees related to their understandings in concepts and facts studied during the training on the certain period.
To obtain the objective data based on perception, data finding method was done by distributing questionnaires to the trainees in the form of Purposive Sample that was determining samples from the trainees of Leadership Grade Ill Training (Diklatpim Tingkat III) held in Jakarta as many as 48 respondents. Moreover, learning appreciation data from the participants was done by executing pre-test and post-test to them.
Based on the processing data result, from which the trainees responded to the measured aspects of the training as whole, finally the training which was held by The Education and Training Centre of Department of Justice and Human Right was generally running effectiveness.
To those respondents reaction who determined equal, even though, we needed to complete and adapt every component of the training needs. Here, Experts (Widyaiswara) aspect and facilities aspect should become a priority of reconstruction and completing factors. Although, it had not reflected a satisfied goal of the data processing result to the learning result, in fact the knowledge of the conferees as a whole were obviously enhanced.
From the result indicating that the evaluation of the Leadership Grade III Training 2003 had been well done, even though the result had entirely not become reconstruction matters. Relating to the subject, the result of this experiment recommended the need of reconstructions and completing to the insufficient components of every aspect and the need of evaluation study which is more focused to the learning process of the training to produce capable and skillful participants fitted by the aim and the objective of the training.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdurrochman Zamzami
"Rencana pengembangan penianfaatan gas bumi yang dilakukan Pemerintah saat ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak di dalam negeri. Dalam kaitan ini sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PGN (Persero) mendapat tugas untuk ikut mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan masyarakat dan sekaligus mennlpuk keuntungan sehingga dapat berkembang sebagaimana lazimnya sebuah perusahaan. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh Perusahaan yaitu terbatasnya sumberdaya yang dimilikinya dan adanya perubahan lingkungan strategis Perusahaan. Kemudahan yang selama ini dinikmati oleh Perusahaan yang berupa "monopoli secara terbatas" secara berangsur akan hilang, beralih ke mekanisme pasar. Oleh karena itu dalam kondisi lingkungan strategis Perusahaan yang sedang berubah dan dengan sumberdaya yang tebatas, agar dapat inalaksanakan misinya diperlukan strategi pengembangan yang tepat.
Tujuan penulisan Tesis ini adalah untuk mencari alternatif strategi pengembangan usahayang tepat, yang dapat menumbuhkan kompetensi dan kapabilitas Perusahaan untuk memperkuat landasan keunggulan bersaing Perusahaan secara berkesinambungan. Analisis dilakukan secara kwalitatif dengan menggunakan metoda pendekatan analisis strategi bcrbasis sumberdaya.
Dari hasil analisis diketahui bahwa Perusahan memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah: a) Luasnya jaringan pipa yang dimiliki Perusahaan saat ini, yang telah terpasang pada daerah sentra-sentra industri memiliki entry barier yang tinggi.b) Kinerja Perusahaan cukup baik sebagai modal untuk membangun kepercayaan investor. c) Keunggulan laumya seperti kwalitas SDM, kapabilitas Perusahaan yang khas dll. Sedangkan kelemahan antara lain terbatasnya sumberdaya keuangan Perusahaan dan kurangnya pcngalaman dalam bidang transmisi gas.
Dan dari basil analisis juga didapat altematif strategi pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Meningkatkan pangsa pasar gas bumi, b) Mengembangkan kompetensinya di bidang distribusi dan teknik utilisasi gas. Hal ini diharapkan akan menjadi kompetensi atau kapabilitas yang khas bagi Perusahaan sehingga dapat menjadi keunggulan bersaing Perusahaan dimasa mendatang. Agar Perusahaan dapat berkonsentrasi pada kompetensi intinya perlu dilakukan outsourcing terhadap kegiatankegiatan atau sumberdaya yang tidak menunjang kapabilitas stratejiknya . c) Diversifikasi ke bidang transmisi gas sesuai dengan misinya. d) desentralisasi.
Dengan menerapkan langkah-langkah strategi di atas diharapkan Perusahaan dapat memperkuat landasan keunggulan bersaing sehingga mampu berkembang secara berkesinambungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmat
"ABSTRAK
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan merupakan unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pertahanan yang dipimpin oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan. Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan adalah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia pendukung pertahanan bagi Departemen Pertahanan Republik Indonesia, dalam rangka melaksanakan fungsi pemerintahan di bidang pertahanan sesuai Undang-undang RI nomor 34 tahun 2004.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa kesesuaian antara tingkat harapan peserta pendidikan dan pelatihan dengan tingkat kinerja yang telah ditunjukkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Jenis pendidikan dan pelatihan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XII Tahun Anggaran 2006. Penelitian ini menggunakan metode Importance and Performance Analysis, yaitu suatu pengukuran yang membandingkan tingkat harapan/kepentingan dengan tingkat kinerja/pelaksanaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey dengan pengukuran dan pengumpulan data dilakukan sesuai skala Liken (I - 5).
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja yang ditunjukkan PusdikIat Tekfunghan Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pertahanan dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV secara umum sudah sesuai harapan peserta pendidikan dan pelatihan dengan tingkat kesesuaian sangat baik antara 83 % sampai dengan 94 %. Hal ini dapat dilihat juga dari perhitungan tingkat kepuasan berupa nilai gap sebesar - 0,44 (lebih besar dari - 1). Namun demikian berdasarkan hasil pemetaan Diagram Kartesius terdapat factor-¬faktor yang sangat penting namun belum dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XII. Tahun Anggaran 2006, yaitu kurang dalam hal kelengkapan audiovisual dan alat-alat tulis, penerangan lampu, pengukuran jam belajar, kompetensi Widyaiswara, kompetensi karyawan administrasi, dan kompetensi pars Pembina, birokrasi yang tidak efisien, kurangnya pelayanan kesehatan, dan kurangnya lembaga dalam menghargai keberadaan peserta pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi terhadap faktor-faktor tersebut untuk lebih meningkatkan kinerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahnan dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.

ABSTRACT
Education and training center of Defense technical function is an institution which executes several duties and functions of the education and training section of the Department of Defense of the Republic of Indonesia. The center is led by the head of education and training who is in charge of administering education and training in the field of defense technical functions. Such education and training are aimed to meet the needs of human resources encouraging defense for the Department of Defense of the Republic of Indonesia in accordance with the governmental functions in the field of defense which is stated in the statute no. 34 year 2004.
This research is aimed to identify and analyze the suitability between the expectancy level of education and training participants and the performance level of the education and training center of defense technical function as the executor of the education and training. The object of this research is the leadership education and training level N, I2th Batch, Fiscal year 2005. The research uses the importance and performance analysis method- a measurement that compares the expectancy/importance level with the performance/execution level. The research also uses survey method for the data measurement and collection based on Likert scale (1-5).
The result of the research shows that the performance indicated by the education and training center of defense technical function in managing the leadership education and training level IV generally meets the participant' expectancy with a satisfactory level of suitability from 83% to 94%. It can be observed from the calculation of the satisfaction level in a form of gap score reaching -0,44 (higher than - 1). However, according to Cartesian diagram, there are some important elements which have not been implemented in the leadership education and training lever IV, 12th Batch, Fiscal year 2004. They are lack of audiovisual devices and stationary, poor lighting, unorganized training schedule, lecturer competence, administration staff competence, mentors' competence, inefficient bureaucracy, insufficient healt service, lack of institution's appreciation towards the participant' existence. Therefore, an evaluation to those element is required to enhance the performance of the education and training center in organizing Leadership Education and Training Level IV.
"
2007
T20784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamat Rachmat
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) pegawai Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan penulisan kehumasan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai, khususnya pada pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah untuk mengetahui sistem diklat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya digunakan metode deskriptif kualitatif, sedangkan untuk mengetahui pengaruh diklat terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan menggunakan metode hipotesa t-test yaitu dengan membandingkan kedua mean dari nilai pre test dan post test pada pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Sistem diktat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari;
1) perencanaan, yang meliputi : (a) penyusunan kebutuhan diktat, (b) penyusunan program diktat dan (c) persiapan pelaksanaan;
2) pelaksanaan diktat;
3) evaluasi diktat, yang meliputi : (a) evaluasi sebelum pelaksanaan, (b) evaluasi pada saat pelaksanaan dan (c) evaluasi pada saat berakhirnya diktat.
b) Pendidikan dan pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa program pelatihan menunjukkan efektivitasnya. Efektivitas ini ditunjukkan oleh level signifikansi dari t-test bagi pre test dan post test.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Small and medium enterprises (SMEs) have been playing significant role since economic crisis emergred in 1997 due to the facts that they have been offering a large number of employments and absorbing huge capital...."
KAJ 13(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Salah satu industri yang memiliki keunggulan komparatif di Indonesia adalah industri kerajinan rotan, di mana keunggulan dalam industri kerajinan rotan ini terletak pada berlimpahnya bahan mentah rotan di Indonesia. Namun faktor keunggulan komparatif tersebut tidak sepenuhnya dapat mendorong laju pertumbuhan ekspor, mengingat lingkungan persaingan yang kompetitif.
Dalam tulisan ini penulis ingin meneliti mengenai salah satu industri kerajinan rotan Indonesia yaitu CV.TIC. Permasalahan yang terjadi adalah kecenderungan untuk kurang memfokuskan diri kepada kompetensi yang dimiliki, aktor yang berperan, skenario yang akan dicapai, persoalan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan, serta strategi dalam mencapai keunggulan bersaing yang menjadi tujuan utama.
Untuk dapat menjawab permasalahan yang ada dalam tujuannya mencapai keunggulan bersaing CV.TIC, analisis dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchical Process (AHP). Responden penelitian terdiri dari 6 orang dari jajaran manajemen CV.TIC, dengan maksud mencapai kesepakatan melalui suatu konsensus dalam menjawab permasalahan yang ada dalam bentuk suatu hirarki keputusan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian mutu merupakan kompetensi yang paling berpengaruh terhadap keunggulan bersaing CV.TIC dengan bobot nilai 40,73%. Pelaku yang paling berperan dalam meningkatkan daya saing CV.TIC adalah pemilik I pimpinan perusahaan CV.TIC (46,60%). Prioritas skenario yang akan dicapai oleh CV.TIC adalah peningkatan produksi (45,25°%). Persoalan yang paling berpengaruh adalah persoalan kualitas sumber daya manusia (57,71%). Persoalan kualitas sumberdaya manusia yang menjadi sorotan utama adalah kurang tersedianya tenaga-tenaga yang handal dan berkualitas dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan desain. Alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah mengadakan pelatihan pemasaran (46,09%).
Pilihan strategi ini didasari kepentingan untuk menutup kelemahan yang ada di CV.TIC, dimana untuk mendukung keunggulan CV.TIC dalam pengendalian mutu perlu ditunjang oleh kegiatan pemasaran yang handal.
Sedangkan rekomendasi yang diberikan kepada CV.TIC adalah melakukan pengembangan terhadap desain produknya melalui strategi aliansi dalam upaya membangun kompetensi dalam pengembangan desain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>