Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Penelitian ini berjudul, "Identitas Islam dan Amerika Pada Tokoh Utama Dalam Novel The Girl in the Tangerine Scarf". Islam dan Amerika memiliki pola hubungan yang unik. Munculnya pandangan negatif dari Muslim terhadap Amerika dan pandangan negatif Amerika terhadap Islam, menimbulkan banyak kesalahpahaman di kedua belah pihak. Tokoh utama novel The Girl in the Tangerine Scarf, hidup di Amerika di tengah kondisi kesalahpahaman ini. Sebagai Muslim, Khadra membentengi dirinya dengan Islam dan berusaha menjauhkan diri dari pengaruh Amerika dan mengklaim dirinya sebagai bukan orang Amerika walaupun ia memiliki kewarganegaraan Amerika. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya identitas Islam dan Amerika dalam karakter tokoh utama novel ini. Perkembangan karakter tokoh utama novel ini menunjukkan terdapatnya kedua pengaruh tersebut yang tercermin dalam tindakan dan keputusan besar yang diambil dalam hidupnya. Sebagai seorang Islam generasi kedua di Amerika, Khadra memiliki identitas Islam dan Amerika dengan orientasi individu yang lebih dominan. Konflik dan keputusan yang diambil menunjukkan adanya pencarian identitas islam dan Amerika dari tokoh utama. Ia pernah sangat tidak ingin menjadi orang Amerika, tapi setelah proses pendewasaan diri, ia sadar bahwa memang ada sesuatu dalam dirinya yang memang berasal dari Amerika. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori politics of recognition oleh Charles Taylor untuk menganalisis novel The Girl in the Tangerine Scarf Sumber utama penelitian ini antara lain novel The Girl in the Tangerine Scarf, bacaan kepustakaan, websites dan literatur lainnya.

This thesis is entitled Islam and American identity in the Main Character in the Novel The Girl in the Tangerine Scarf. Islam and America were developing unique relationship. The emergence of negative speculations regarding Islam by Americans and negative speculations regarding Americans by Muslims has induced misunderstanding in both parties. The main character of the novel lived in the middle of this misunderstanding. As a Muslim, Khadra protected herself from the so-called destructive values of America, kept herself away from it and claimed that she was not an American even though she held the American citizenship, This thesis is almed to prove the existence of Islam and American identities in the main character of the novel. The character development of the main character shown the existence of these identitieses as reflected in the major decisions she made in her life. As a second generation of Muslim in America, Khadra has both identity of islam and America with a more dominant individual orientation. Conflicts and decisions made by Khadra have shown the search of these two Identities of the main character. Khadra once refused to be an American, but as she grew up, she realized that there was something in her that came from America. In this research, the writer has used the qualitative approach by applying the theory of politics of recognitions by Charles Taylor to analyze novel The Girl in the Tangerine Scarf The main sources for this research are the novel the girl in the tangerine scarf, literary reviews, websites and other documents."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rasus Budhyono
"Tesis ini berusaha menjabarkan bagaimana tradisi dan modernitas mengonstruksi identitas tokoh utama novel The Bonesetter's Daughter Karya Amy Tan. Metode yang digunakan adalah metode Strukturalisme yang dipadukan dengan pendekatan yang berfokus pada isu identitas, tradisi, dan modernitas. Ruth, tokoh utama novel ini, melewati beberapa tahapan konstruksi identitas. Di setiap tahap tersebut identitas ini diposisikan oleh dirinya sendiri, tokoh lain, dan narator serta teknik narasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi-posisi identitas yang diambil Ruth di tahapan-tahapan tersebut mencerminkan bahwa ada variasi sikap dalam memandang tradisi dan modernitas.

This thesis attempts to describe the ways in which tradition and modernity affect the identity construction of the main character of the novel The Bonesetter's Daughter by Amy Tan. The method employed in this research is the Structuralist method, which is combined with an approach that focuses on the issues of identity, tradition, and modernity. Ruth, the main character of the novel, undergoes several phases of identity construction. In each phase, her identity is positioned not only by herself, but also by other characters, the narrator, and the narrative techniques used. The results of the analysis show that the identity position assumed in each phase reflects the presence of variations in the attitude towards tradition and modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37537
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Merlina Guspita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis gej ala beserta faktor penyebab skizofrenia yang dialami oleh tokoh Sarah dalam film Horse Girl. Penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dianalisis berdasarkan kriteria dari Panduan Asosiasi Psikiatri Amerika, yaitu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders versi DSM-IV-TR (2000). Gejala-gejala yang tercerminkan pada tokoh utarna Sarah, yaitu (l) waham; (2) halusinasi; (3) berbicara tidak teratur; (4) perilaku tidak teratur; dan (5) gejala perilaku negatif. Selain itu, diternukan pula beberapa faktor penyebab skizofrenia menurut Kapor dan Selten yang tercerminkan pada tokoh utama Sarah, yaitu faktor genetika dan faktor disfungsi keluarga."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Heryana
"Derdasarkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh tokoh-tokoh wanita dalam peranannya di dalam novel, maka dapat dikatakan bahwa wanita telah mencapai satu perkembangan yang menyolok bila dibandingkan dengan jaman Sitti Nurbaya. Pergeseran nilai dengan masuknya pemikiran baru dari luar, telah membawa pengaruh dan meletakkan dasar-da_sar kebebasan bagi kemajuan wanita. Namun kemajuan yang di_capai oleh tokoh-tokoh wanita ini bukan merupakan hadiah atau pemberian, melainkan dicapai dengan perjuangan. Perju_angan emansipasi tersebut diwujudkan dengan bekerja keras, menuntut ilmu serta menegakkan prinsip hidup dan harga diri.Perjuangan yang pertama kali, dilakukan oleh tokoh Sitti Nurbaya yang pergi dari karapungnya menuju tanah Jawa, untuk melepaskan diri dari tekanan-tekanan yang berasal da_ri Datuk Maringgih. Namun kebebasan yang ingin dicapai oleh Nurbaya belum saatnya untuk dinikmati..."
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S10758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah
"Tesis ini membahas pergerakan tokoh utama Ahmad Ashmawy Mulloy sebagai teroris Muslim-Amerika di Amerika dalam novel Terrorist (2006) karya John Updike. Tesis ini juga membahas sikap Updike terhadap terorisme yang tercermin dalam novel ini. Dengan menggunakan teori unsur-unsur novel dan konsep Pierre Bourdieu mengenai arena (field), habitus, dan kapital, hasil analisis menunjukan Ahmad menjadi teroris karena dipengaruhi oleh ruang sosialnya di Amerika yaitu kelompok Muslim, non-Muslim, dan kelompok teroris. Pergerakan Ahmad sebagai teroris berada dalam arena teroris dan posisi Ahmad bergerak mendekati pencapaian posisi syahid (kapital simbolik) melalui beberapa upaya dan strategi yang dilakukannya untuk melaksanakan rencana jihad dengan bom bunuh diri. Pergerakan ini berhenti karena ia mengurungkan niatnya, menyadari kekeliruannya (insaf), dan memutuskan keluar dari arena teroris sehingga tidak terjadi pengeboman dan posisi syahid tidak tercapai. Berdasarkan analisis pergerakan ini, perspektif posisi tiga tokoh yang membangun tema terorisme, dan alur novel tanpa pengeboman, sikap Updike terhadap terorisme dalam novel ini yaitu anti-terorisme.

This thesis describes the movement of the main character named Ahmad Ashmawy Mulloy as Muslim-American terrorist in America in the novel of Terrorist (2006) by John Updike. This thesis also discusses the attitude of Updike towards terrorism that is reflected in this novel. By using theories of the elements of novel and Pierre Bourdieu?s sociological approach with the concepts of field, habitus, and capital, the result of the analysis shows that Ahmad becomes a terrorist because he is affected by his social space in America namely groups of Muslim, non-Muslim, and terrorist group. Ahmad?s movement as a terrorist is in the field of terrorist and Ahmad?s position moves closer to the achievement of martyr position (shahid) (symbolic capital) through some efforts and strategies done by him to implement a plan of jihad with suicide bombing. This movement is stopped because he canceled his intention, realized his mistake (converted, insaf), and decided to get out of the field of terrorist, as a result there is no terrorist bombing and the position of a martyr is not achieved. Based on the study of the movement, the perspective of the position of the three main characters that build the theme of terrorism, and the plot of the novel without bombing, Updike?s attitude towards terrorism in this novel is anti-terrorism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Yulianti
"Dua bidang ilmu yang berkaitan erat dengan bahasa, yakni ilmu linguistik dan ilmu susastra, seringkali dipandang sebagai dua disiplin yang bertolak belakang dan tidak dapat disatukan. Ilmu linguistik dengan pendekatan ilmiahnya terkesan lebih sistematis dan objektif, sementara ilmu susastra dianggap lebih bersandar pada penilaian dan interpretasi subyektif. Kemudian, berkembanglah ilmu stilistika yang menjembatani perbedaan di antara kedua bidang tersebut, dengan cara menggabungkan pendekatan ilmu linguistik dan ilmu susastra untuk meneliti style atau gaya bahasa yang digunakan dalam karya sastra. Kritik terhadap karya sastra dalam analisis stilistika menjadi kuat karena didasarkan pada metode penelitian linguistik yang sistematis.
Analisis stilistika dapat difokuskan pada aspek tertentu dalam karya sastra, seperti alur cerita, tema atau penokohan. Dalam analisis penokohan, salah satu unsur yang menarik untuk dilihat lebih dalam adalah relasi kuasa antarjender yang seringkali bersifat tidak seimbang, terutama dalam karya-karya sastra berbahasa Inggris tradisional.
Dalam penelitian ini, yang ditelaah adalah relasi kuasa antara tokoh pria dan wanita dalam novel The Awakening (1899) karya Kate Chopin, yang berkisah mengenai seorang wanita yang ingin membebaskan diri dari kungkungan tradisi dan konvensi masyarakat. Edna Pontellier, tokoh utama wanita dalam novel ini, menjalin hubungan dengan tiga tokoh pria, yaitu Leonce Pontellier, Robert Lebrun dan Alcee A-robin.
Penelitian ini bertujuan membandingkan relasi kuasa di antara Edna dan ketiga tokoh pria di atas, serta mengungkap penyebab di batik bentuk relasi kuasa tersebut. Relasi kuasa di antara tokoh wanita dan tokoh-tokoh pria diteliti melalui data narasi dan dialog yang menggambarkan interaksi antartokoh. Untuk meneliti narasi digunakan teori transitivitas Halliday, sedangkan untuk meneliti dialog digunakan teori pragmatik, yaitu teori analisis percakapan dan teori FTA atau tindakan mengancam muka yang dikemukakan Brown dan Levinson.
Hasil analisis narasi dan dialog menunjukkan bahwa relasi kuasa yang ada bersifat tidak setara. Dalam relasinya dengan Robert Lebrun, Edna Pontellier memegang kuasa yang lebih besar karena posisinya yang lebih tinggi daripada Robert berdasarkan usia dan status. Akan tetapi, ia menjadi pihak yang lemah dan terdominasi dalam relasinya dengan dua tokoh, yaitu Leonce Pontellier yang unggul dalam hal usia, harta dan peran dalam keluarga, serta Alcee Arobin yang lebih aktif dalam tindakan dan ucapan. Dengan demikian, penelitian stilistika ini mengungkap bahwa ketidakseimbangan dalam relasi kuasa antara tokoh utama wanita dan tokoh-tokoh pria dalam novel The Awakening yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayanti
"ABSTRAK
Dalam skripsi ini saya membandingkan perilaku berbahasa tokoh utama perempuan pada novel Der geteille Himmel karya Christa Wolf dan Pada Sebuah Kapal karya N.H. Dini. Fokus penelitian saya adalah menganalisis perilaku berbahasa tokoh perempuan pada saat mengungkapkan cinta dari aspek sintaksis, semantis, dan pragmatis.
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam Bab II terdiri dari teori perilaku berbahasa laki-laki dan perempuan, teori tindak tutur Austin, realisaasi sintaksis bahasa Jerman menurut Engel dan bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, serta teori maknanva Blanke.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa ciri-ciri ragam bahasa perempuan masih terlihat pada kedua novel tersebut. Pada novel Pada Sebuah Kapal ciri-ciri itu didominasi oleh penggunaan tindak ilokusi verdiktif yang banyak mengandung keraguan dan ketidaktegasan perrempuan (dengan cukup banyaknya kata mungkin dan kalau), pemilihan kata yang banyak berasal dari ranah cinta dan lebih halus, serta banyaknya penggunaan bentuk-bentuk pengecilan. Sedangkan pada karya Christa Wolf, keraguan dan ketidaktegasan serta penggunaan bentuk-bentuk pengecilan tersebut tidak terlihat. Hal ini menunjukkan, bahwa gerakan feminis memiliki pengaruh dengan gradasi yang berbeda pada kedua novel itu. Perbedaan ini tentu saja tidak lepas dari faktor-faklor lain, seperti faktor biografis, sosio-kultural, dan historis yang melingkupi masyarakat Jerman dan masyarakat Indonesia.

"
2001
S14666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Arifiana
"Penelitian terhadap novel-novel Mira Widjaja, khususnya novel Dari Jendela SMP, Galau Remaja di SMA, Di Tepi Jeram Kehancuran, dan Ketika Cinta Harus Memilih memiliki ber-bagai tujuan. Pertama, untuk mengetahui kedudukan novel-novel tersebut sebagai karya sastra populer dengan cara menerapkan teori Abraham Kaplan tentang ciri-ciri karya populer. Kedua, untuk memperoleh tema serta amanat cerita yang didapat melalui analisis terhadap permasalahan tokoh utama masing-masing novel. Tujuan ketiga, untuk mendapatkan gambaran terhadap obsesi pengarang yang tercermin melalui sikap masing-masing tokoh utama sehubungan dengan permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat di dalamnya, menunjukkan hasil bahwa ke-empat novel Mira W. merupakan karya sastra populer. Masing-masing novel memiliki seluruh ciri karya populer baik dari segi bentuk maupun dari segi perasaan. Tema novel menunjukkan adanya keragaman dan tidak semata-mata mengenai percintaan tokoh-tokoh utamanya. Novel DJSMP memiliki tema pencarian jati diri seorang remaja dan novel GRSMA bertemakan kehidupan remaja yang labil. Keduanya mengisahkan kehidupan remaja.
Novel DTJK dan KCHM mengisahkan kehidupan rumah tangga dengan tema nilai keluhuran budi manusia untuk novel DTJK dan tema kepicikan pandangan manusia dalam novel KCHM. Sikap tokoh-tokoh utama menampakkan harapan Mira W. kepada pembacanya agar tetap berpegang teguh pada kebenaran keyakinan hati dan agar pembaca bersikap dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Azura
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana banlieue sebagai lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kontruksi identitas dan menjadi penyebab terkonstrukisnya identitas Dounia sebagai tokoh utama dalam Film Divines (2016) karya Houda Benyamina. Film ini menceritakan kehidupan remaja perempuan keturunan Afrika sebagai imigran di Prancis yang bertempat tinggal di sebuah banlieue. Dounia yang merupakan seorang remaja perempuan keturunan imgiran memiliki ambisi untuk meninggalkan banlieue dan memiliki kehidupan di luar banlieue yang ia impikan. Banlieue yang menjadi latar tempat di film Divines ini memperlihatkan penggambaran sebuah tempat tinggal yang jauh dari pusat kota dengan kondisi kehidupan yang kurang memadai. Banlieue adalah salah satu bentuk segregrasi sosial yang diciptakan oleh pemerintah Prancis yang menyimpan berbagai permasalahan sosial di dalamnya bagi masyarakat yang menetap. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk meneliti aspek naratif dan sinematografis dalam film digunakan teori kajian film dari Boggs & Petrie. Kemudian, digunakan konsep tentang identitas oleh Stuart Hall dalam tulisan ini untuk mengungkap permasalahan identitas tokoh. Hasil analisis memperlihatkan terkonstruksinya identitas Dounia dengan perubahan-perubahan antara lain, tidak mengikuti sistem pendidikan, meninggalkan nilai-nilai budaya dan ketuhanan yang melekat pada dirinya, serta melakukan tindakan kriminal. Adapun penyebab dari terkonstruksinya identitas Dounia adalah disebabkan oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan banyaknya tindakan kriminal yang terjadi di banlieue. Banlieue dalam film ini hadir sebagai tempat yang sulit untuk dihuni sehingga menjadi penyebab tokoh utama berkeinginan untuk melarikan diri dan terjadinya konstruksi identitas. Dounia berfantasi akan kebebasan dan kemewahan yang dapat ia temukan di luar banlieue. Identitas Dounia terkonstruksikan dari upayanya untuk mewujudkan impian utamanya yaitu untuk memulai kehidupan baru di luar banlieue.

This article is intended to reveal how living quarters can influence identity construction and become the identity of Dounia as the main character in Film Divines (2016) by Houda Benyamina. The film tells the life of teenage girls of African descent as immigrants in France who live in banlieue. Dounia who represents teenage girls has the right to get banlieue andhave a life outside the banlieue she dreamed of. The Banlieue which is the setting for the Divines movie returns the depiction of a residence far from the city center with inadequate life situations. Banlieue is one of the forms of social segregation created by the French government that stores various kinds of social services that are available to sedentary communities. The methodology used in this research is qualitative research. To study the narrative and cinematographic aspects of the film, film scoring theory is used from Boggs & Petrie. Then, the concept of identity was used by Stuart Hall in this paper to uncover the question of character identity. The results of the analysis choose the construction of a Dounia identity with changes, among others, not following the education system, taking inherent cultural and divine values to oneself, and committing criminal acts. As a cause of the construction of world identity caused by various factors such as poverty, injustice, and many crimes that occurred in banlieue. But in this film it is present as a difficult place to inhabit so that the main character wishes to break away and change identity construction. Dounia fantasizes about freedom and luxury that can be found outside the banlieue. Dounias identity is constructed from her efforts to realize dreams that are intended to start a new life outside of the banlieue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Setiawanty
"Pascaperang kemerdekaan dan pascakolonialisme, kesusastraan Aljazair berkembang pesat dengan ciri khas yang mengangkat tema identitas, resistensi, dan kebebasan. Adanya hubungan yang erat dengan Prancis tersebut mengakibatkan identitas yang tumpang tindih pada masyarakat Aljazair, khususnya pada perempuan Aljazair. Artikel ini membahas konstruksi identitas yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Vaste est la prison karya Assia Djebar (1995). Novel ini menceritakan perjuangan perempuan di tiga generasi (nenek, ibu, dan anak) dalam menentang struktur patriarki tradisional untuk membela anaknya, hidupnya, perempuan di negerinya, dan tanah airnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi konstruksi identitas tokoh utama yang terbentuk sebagai seorang perempuan muslim Aljazair yang submisif, kemudian berkembang menjadi liyan yang resisten melalui fokalisasi “Aku” sebagai narator dan wakil dari suara perempuan Aljazair. Dengan metode kualitatif, konsep naratif Roland Barthes, teori struktur alur Gustave Freytag, dan kajian struktur teks Genette digunakan untuk membedah struktur teks. Selanjutnya, dibantu oleh konsep écriture féminine Hélène Cixous untuk menganalisis konstruksi identitas yang terjadi pada tokoh utama. Hasil analisis mengidentifikasi bahwa tokoh utama pada novel atau perempuan Aljazair telah mengonstruksi identitasnya dalam upaya resistensi dari dominasi patriarki yang dianalogikan sebagai penjara yang sangat luas, di negaranya sendiri.

Algerian literature developed rapidly following post-war independence and post-colonialism, with a characteristic that raised the themes of identity, resistance, and freedom. Algerian society, especially Algerian women, experience overlapping identities as a consequence of the country's close relationship with France. This article describes the main character's identity construction in Assia Djebar's novel, Vaste est la prison (1995). This novel tells of the struggle of a women in three generations (grandmother, mother, and daughter) in a traditional patriarchal structure to defend her child, her life, the women in her country, and her homeland. This study aims to determine the identity of the main character who is formed as a submissive Algerian Muslim woman, then develops into a resistant other through the focalization of "I" as the narrator and representative of the Algerian female voice. The author's structure was analyzed using qualitative methodologies, including Roland Barthes' narrative concept, Genette's analysis of text structure, and Hélène Cixous's concept of écriture féminine were used to evaluate the main character's construction of identity. The results of the study showed that Algerian women have constructed their identities in order to survive as oppressed women and to resist patriarchal domination, which is analogous to a large prison within itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>