Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuri Annisa
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Barunagri, Lembang. Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belakar siswa melalui penerapan metode inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart sebanyak tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN barunagri Lembang yang berjumlah 47 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan hasil belajar siswa pada masing-masing siklus. Pada siklus 1 perolehan nilai rata-rata keklas adalah 61,1 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM hanya dua orang dan nilai tertinggi 85. Pada siklus 2 perolehan rata-rata siswa meningkat menjadi 73,5 dengan jumlah siswa mencapai KKM meningkat menjadi 31 orang dengan perolehan nilai tertinggi 100 sebanyak 2 siswa. Pada siklus 3 pencapaian rata-rata siswa mencapai 82,3 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 36 orang dan perolehan nilai tertinngi yaitu 100 sebanyak 8 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa penerapan metode inkuiri pada pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah , 2014
370 TAR 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shane, Harold G.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002
370 SHA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Indera Warman
"Tugas akhir ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat di RW 20 Kampung Lio Depok untuk melaksanakan program intervensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pemilihan program ini didasarkan oleh analisa kebumhan serta kesepakatan bersama para warga setempat. Dengan adanya ngaji lekar dan Taman Pendidikan A1-Qur?an (TPA) yang berkembang di RW 20 Kampung Lio, maka aset tersebut dipandang sebagai potensi yang dapat dikembangkan dengan mcngintegrasikan program PAUD di dalamnya.
Intervensi ini diawali dengan sebuah baseline study yang menggunakan konsep Parricqzalmy Rural Appraisal (PRA) yaitu dengan melibatkan masyarakat secara aktif mulai dari perencamaan, pelaksanaan dan evaluasi program intervensi. Kegiatan sepenzi Focus Group Discussion (FUD) adalah salah satu cara melibatkan masyarakat umuk mcnganalisa serta merencanakan program intervensi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam konsep PRA juga ditekankan tentang kedekatan seorang intervensionis dengan masyarakat agar dapat mcnggali informasi lebih dalam sekaligus membangun sebuah kemitraan yang solid.
Sebuah intervensi membumhkan agen perubahan. Dengan adanya aset TPA ini maka peran guru TPA sangat strategis unnzk menjadi seorang agen perubahan. Selanjutnya agen perubahan ini perlu mendapatkan pembangunan kapasitas. Pada intervensi ini pembangunan kapasitas dilakukau sebuah pendekatan normatif bempa transfer pengelahuan dan pelatihan. Maka sosialisasi tentang pentingnya PAUD serra program pclalihan metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) pada TPA merupakan imsur pokok dalam intewensi di RW 20 Kampung Lio.
Dari hasil intervensi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di RW 20 Kampung Lio sudah rnempunyai pcrsepsi yang baik terhadap pnogram PAUD terbukri dengan munculnya beberapa lcmbaga PAUD, sena para guru TPA yang sudah menerapkan metode BCM di tempat ngaji Iekar atau di TPA mereka masing-masing. Sebagai diskusi di sini adalah terdapat potensi terjadinya gesekan diantara para pcngelola PAUD tersebut, dan dikhawatirkan akan tcrjadi perebutan lahan. Untuk itu disarankan agar para pengelola PAUD dapat duduk bcrsama untuk membuat kcsepakatan dalam pengelolaan PAUD di RW 20 Kampung Lio. Saran yang kedua adalah untuk intervcnsi berikutnya perlu diadakan pelatihan tambahan berbenmk TOT (training of rrainers) agar para gum ngaji dan TPA di sekitar RW 20 Kampung Lio juga mendapat pengetahuan Serta pengalaman yang sama tentang program PAUD berbasis TPA. Diharapkan dari ko-2 saran tersebut program imervensi ini dapat terus berlanjut di RW 20 Kampung Lio.

This study is focusing on empowering the community of Area No. 20 Kampung Lio Depok to implement the Early Childhood Education (ECE) intervention program. This program has selected based on a need assessment and also a covenant with the community. Considering with the improvement of Koran Education Center (KEC) on Area No. 20 Kampung Lio, these assets are a potential part to integrate them with ECE.
The intervention is beginning with a baseline study using the concept of Participatory Rural Appraisal (PRA), which is involving the community actively hom planning, action, and evaluating the progam. Activity like Focus Group Discussion (FGD) is one of the techniques to involving the community on analyzing and also make a plan of an appropriate program based on their needs. In PRA concept, it is also emphasize about the relationship between the interventionist and the community. With good relationship we can both elaborate the information and also to build a strong partnership.
An intervention needs an agent of change. With the KEC as an asset, therefore, the KEC teachers appear as a strategic agent of change. Hence, these agents need a capacity building. On this intervention the capacity building is using the nonnative strategy, it is about transfer knowledge and training. Thus, the socialization about the important of ECE and the training program with the playing, story telling, and singing (PSS) method are the important part of intervention in Kampung Lio.
As a result from the intervention, the community already has an excellent perception about the ECE, It proves when the community built the ECE center, and all the KEC teachers have implemented the PSS method. As a discussion, there is a potential diction between the ECE administrators, because they have the same area to work with. Therefore they need to sit together and make an agreement to manage the ECE programs in Area No. 20 Kampung Lio. The next input is for the next intervention the KEC teachers need to have TOT (training of trainers), they have to transfer their knowledge to another KEC teachers next to there are. From these inputs, hopefully the intervention program will be sustained.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan generasi yang berkualitas. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagammaa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak yang mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pramesti JW.
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui peranan komputer sebagai alat bantu peralaran menggambar pada anak usia sekolah dasar yang duduk di kelas 4 dan 5, khususnya usia 10 - 11 tahun beserta variabel-variabel terkait yang mempengaruhi hasil gambar anak dengan komputer; mengetahui perbedaan hasil "treatrnent" antara kelompok yang diberi ?treatment" menggambar secara manual dan kelompok yang diberi pelatihan "treatment"menggambar dengan komputer.
Penelitian dilakukan di kabupaten Kudus dengan dipusatkan pada kota Kudus. Jumlah subyek penelitian adalah 100 orang siswa kelas 4 yang berusia antara 10 - 11 tahun. Penelitian dilangsungkan sejak tanggal 15 Juni 1992 sampai 5 Juli 1992. Disain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok. kelompok pertama (kelompok eksperimen 1) menenma "treatment" menggambar secara manual dan kelompok 2 (ketompok eksperimen 2) menerima "tneatment? manggambar dengan komputer. Sebelum dan sesudah "treatment", masing-masing kelompok menerima pretes dan postes.
Penelitian ini melibatkan vanabel bebas lntetigenst, Kreativitas Figural, Sikap Anak Terhadap Komputer (Prates dan Postes). Sikap Anak Terhadap Komputer (Pretes dan Postes), Hasil Gambar secara Manual Awal, Hasil Gambar dengan Komputer Awal. Variabet tenkat yang diteliti adalah Has Gambar secara Manual Akhir. Hasil Gambar dengan Komputer Akhir.
Hasil penelitlan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara inteligensi dengan hasil gambar dengan komputar (r=0.3-495),antara sikap anak terhadap komputer dengan hasil gambar dengan kompuler(r=0.4936). Korelasi tunggal variabel bebas lain terhadap variabel lenkat lidak menghasilkan korelasi yang positif dan signifikan.
Dari keterkaitan antara varlabel hasil gambar anak secara manual awal (pretes), lnteliensi, kreativitas figural, sikap terhadap pelajaran menggambar awal (preles) dan sikap terhadap pelajaran menggambar akhir (postest). variabel yang memberikan propofsi kontribusi terbesar adalah variabel hasil gambar manual awal (pretes) (F=6.4924 dan R2= 0.119?l4) dan kreatlvitas figural (KF) dengan nilai P=a.e9a2 can R2=O.27003.
Apabila dllihat keterkaitan antara variabel hasil gambar anak secara manual awal (pretes), intellensi, krealivitas figural, sikap terhadap pelajafan menggambar awal (pneles), sikap terhadap pelajaran menggambar akhir (posles), hasil gambar dengan komputer awal (pretes), sikap anak lerhadap komputer awal (pnetes) dan sikap analg terhadap komputer akhir (postes) dengan hasil gambar anak dengan komputer akhir (posles), maka yang memberikan proporsi kontribusi terbesar adalah variabel hasil gambar anak dengan komputer awal (pretes)>- nialai= 60.5173 dan R2= .55792 dan sikap terhadap komputer akhir (posles) dengan nilal F = 40.3561 dan R2'-= 63198.
Tujuan akhir penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil gambar manual akhir (posles) antara kelompok eksperimen 1 ("treatment" menggambar secara manual) dengan kelompok yang memperoleh "treatment" gambar dengan kornpuler (F=4.604 pada taraf signifikansi p=.O02). meski pun pada masing-masing kelompok diketahui adanya perbedaan hasil yang berarti antara tes gambar secara manual awal dan tes gambar secara manual akhir.
Diskusi mengenai hasil penelitian diuraikan berdasarkan susunan hipotesis yang telah diajukan. Hubungan antara lnteligensi dengan Hasil Gambar Secara Manual tidak ditemukan signifikan, meski pun sebenarnya dalam kegiatan menggambar tetap diperlukan kemampuan inteligensi.
Secara logis hal ini dapat dljelaskan bahwa untuk menghasilkan gambar secara manual, khususnya dalam kaitannya dengan proses adaptasi anak terhadap media gambar yang digunakan, proaes analisa media, bahan dan situasi dalam menggambar secara manual tidak diperlukan kemampuan khusus, karena kegiatan menggambar secara manual ini sudah merupakan kegiatan yang tidak asing lagi bagi anak. Anak tidak lagi harus menterjemahkan kode-kode yang dilihat pada media gambar (dalam hal ini adalah krayon dan kertas), melainkan langsung menuangkan apa yang ada dalam pikirannya menjadi bentuk-bentuk geometris dan gratis sesuai dengan imajinasinya.
Sedangkan dalam penelusuran hubungan antara inteligensi dengan hasil menggambar dengan kompuier, ternyata memegang peranan penting dalam menentukan hasil menggambar dengan komputer. Tes CPM sebagai tes inteligensi yang digunakan dalam penelitian ini ini lebih bersifal non verbal, yaitu mengukur penalaran dengan stimulus gambar an digunakan untuk mengevaluasi kemampuan subyek dalam memahami dan melihat hubungan antar gambar yang berbentuk geometris. Dari penjelasan tersebut tampak jelas bahwa tes ini diperlukan untuk melihat kemampuan siswa dalam menganalisa bentuk dan simbol yang ada dalam program gambar Pelangi. lnstruksi dalam program gambar Pelangi menggunakan simbol-simbol tertentu. Oleh karena itu diperlukan kemampuan penalaran agar dapat menterjemahkan slmbol-simbol tersebut, ' sehingga dapat menggunakan program ini dengan baik serta menghasilkan gambar sesuai dengan keinginannya.
Tergambarnya hubungan lnteligensi dengan kegiatan menggambar dengan komputer ini sebenamya berproses melalul dua tahapan perlama adalah penguasaan media gambar. yaitu kompuier beserta program gambamya, dalam penelitian ini adalah program Pelangi. Dalam penguasaan media, anak melakukan proses belajar - yaitu menguasai mesin, mengkoordinasikan antara kemampuan otak dan kemampuan motoriknya, serta menterjemahkan kode-kode atau simbol-simbol dan program yang digunakan agar dapat diterima oleh otaknya. Setelah anak menguasai tahap pertama, barulah anak belajar untuk mengkoordinaalkan simbol-simbol yang ada dengan menggunakan kemampuan motorik sena imajinasinya agar menghasilkan gambar sesuai dengan keinglnannya.
Tidak terbuktinya hubungan antara Sikap Anak Terhadap Pelajaran Menggambar dengan Hasil Gambar Secara Manual lebih disebabkan karana banyak faktor lain yang menentukan hasil menggambar anak secara manual; antara lain oleh persepsi anak tentang kemampuannya, kondisi lingkungan baik di sekolah maupun di tempat penelitian serta juga adanya anggapan bahwa pelajaran menggambar ini tidak penting apabila dibandingkan dengan pelajaran lainnya di sekolah.
Hubungan positif antara Sikap Anak terhadap Komputer dengan Hasil Menggambar dengan Komputer terlihat signifikan dalam penelitian ini. Ini erat kaitannya dengan respons yang ada apabiia saseorang melihat obyek tertentu, dalam hal ini komputer. Seseorang yang bersikap posiiif terhadap obyek atau stimulus tertentu akan cenderung mendekati obyek tersebut Sikap positif mendorong timbulnya motivasi untuk melakukan sesautu yang menyenangkan sesuai dengan kecenderungan yang dirasakannya. Komputer sebagai media gambar mempakan obyek sekaligus stimulus yang mempengaruhi proses penciptaan gambarnya. Sikap positif ini juga dipengaruhi oleh persepsi anak tentang media yang digunakan. Apabila anak merasa bahwa media tersebut menyenangkan serta mudah digunakan, maka penyesuaian terhadap media tersebut akan baik dan memperlancar anak untuk menggambar yang juga ditunjang dengan program gambar yang digunakan. Program gambar yang memudahkan anak untuk menggambar semudah menggambar secara manual, akan mendorong anak untuk melakukan kegiatan dengan lebih aktif dan memberikan hasll yang lebih baik.
Tidak terlihatnya korelasi antara Kreativitas Flgural dan Hasil Menggambar Secara Manual dan dengan menggunakan komputer lebih banyak disebabkan karena pada dasarnya Tes Kreativitas Figura! yang digunakan tidaklah mengukur hasil gambar secara manual. karena tes Kreativitas Figural tujuannya adalah mengukur gagasan-gagasan yang dimiliki individu, mencakup aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif, orislnalitas, kelancaran dan kelenturan dan kemampuan mengelaborasi gagasan-gagasan. Apabila dihubungkan dengan alat tes untuk menilai hasil gambar anak secara manual dan menggambar dengan komputer, maka aspek kreativitas yang dinilai dalam flat tes tersebut sudah tercakup dalam unsur gambar yang hams dipenuhi anak. Hasil gambar anak dinilai dari kemampuannya untuk membuat gambar tertentu berdasarkan pengetahuan, kreativitas dan kemampuannya mengenai unsurwarna, tekstur, dan disain gambar.
Keterkaitan Antar Variabel Bebas yang Terlibat Dalam Penelitian dengan Hasil Gambar Manual Anak melibatkan seluruh kelompok dalam penelitian. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Analisis Multiple Regression, secara keseluruhan dapat dibuktikan adanya keterkaitan antar variabel bebas terhadap hasil gambar anak sacara manual dengan kontribusi yang signifikan diperoleh dari variabel hasil gambar secara manual awal (preles) dan variabel Kreativitas figural (KF). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hasil seni tidaklah terlepas dan kraativilas seni yang dimiliki saseorang. Variabel-valiabel bebas lain seperii sikap anak terhadap pelajaran menggambar, sikap anak terhadap komputer dan intelgensi tidak terllhat keterkaitannya dalam konteks hubungan antar variabel bebas terhadap varlabel terikat.
Keterkaitan Antar Variabel Bebas yang Tertibat Dalam Penelitian dengan Hasil Gambar Anak Dengan Komputer-sacara keseluruhan dapat dljumpai. meski pun apabila dilihat lebih lanjut maka variabel yang memberikan kontribusi yang signifikan diperoleh dari variabel hasil gambar dengan komputer awal (pretes) dan variabet sikap terhadap komputer - akhir (postes). Variabel hasil gambar dengan komputer- pretes memberikan kontribusi besar karena anak telah mengalami proses ?treatment? menggambar dengan komputer, meski pun juga tidak dapat menggambarkan secara jelas seberapa tinggi tingkat kemampuan gambar komputer' awal. Perbedaan ini lebih disebabkan karena proses belajr pada diri anak. Sedangkan sikap anak terhadap komputer yang memberikan kontribusi adalah sikap anak terhadap komputer akhir (postes) dan bukan sikap awal anak, kanena pada awal "treatment" anak belum secara jelas mengetahui apa dan bagaimana sesungguhnya komputer khususnya untuk kegiatan menggambar; sedangkan pada proses treatment anak semakin mengetahui apa dan bagaimana penggunaan komputer untuk menggambar. Pengetahuan dan pengalaman belajamya membuat anak memiliki sikap yang positif pada akhirnya terhadap komputer.
Efektivitas Penggunaan Komputer Sebagai Sarana Bantu Pelajaran Menggambar tidak ditemukan secara signifikan. Tidak adanya perbedaan hasil menggambar secara manual antara kedua kelompok yang menerima treatment berbeda ini menunjukan bahwa media apapun yang digunakan untuk menggambar, yang paling panting adalah kemampuan dasar gambar. Kemampuan dasar yang akan semakin Berperan apabila ditunjang oleh media yang sesuai. Dalam penelitian ini, media tampak kurang penting karena kemungkinan besar adalah belum terjadinya penguasaan media komputer dan program gambar Pelangi secara interal sehingga menjadi bagian dan diri anak.
Saran-saran yang diberikan untuk panyempurnaan penelitian sejenis di masa mendatang mencakup tentang pencarian teori yang lebih spesifik dan mengarah pada penggunaan komputer sebagai sarana bantu pelajaran menggambar. Faktor waktu penelitian cukup memegang peranan panting.
Selain itu dalam kaitannya dengan kesiapan anak menghadapi tuntutan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam bidang komputer, maka perlu dikembangkan program-program komputer yang dapat mengarahkan anak untuk bekerja sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya misalnya dalam dunia seni grafis.
Dalam kaitannya dengan penggunaan program-program komputer yang sesuai untuk anak Indonesia, maka sudah saatnya dipikirkan penggembangan program komputer yang mendidik, menarik, mudah digunakan serta tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan program yang digunakan pada orang dewasa; sahingga anak akan lebih mudah mengadakan penyesuaian dangan program yang diperlukan dalam dunia pekerjaannya kelak. Begitu juga dengan program gambar sejenis program Pelangi (buatan Indonesia) yang lebih dapat mendekati kemampuan gambar manual anak, misalnya dengan membuat program yang tetap menggunakan fasilitas minimal komputer yaitu menggunakan keyboard namun dengan kemampuan maksimal sebagai pengganti pinsil."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Qudrat Nugraha
"Stasiun televisi di Indonesia, sampai saat ini sudah ada 6 (enam) stasiun, yaitu TVRI, TPI, RCTI, SCTV, AN TV dan Indosiar yang baru setahun mengudara (on air). Ada sisi positifnya dan ada sisi negatifnya. Positifnya pemirsa alam diberi suguhan hiburan dan informasi edukasi semakin bervariasi. Stasiun televisi tayangannya harus makin bermutu, agar tidak ditinggalkan pemirsanya. Sisi negatifnya adalah membanjirnya sinetron dan/film televisi asing yang mengurangi peluang pasar sinetron dan/film produk lokal yang dianggap lebih mahal. Sementara budaya bangsa dipertaruhkan, karena tidak sedikit yang alur cerita dan perilaku kehidupan dari asal negara pengekspor kurang cocok dengan budaya Indonesia. Misalnya adegan kekerasan yang berlebihan (sadis), pemujaan terhadap kebendaan (tamak), pornografi dan yang bermuatan politik tertentu.
Pembahasannya penulisan ini berkaitan dengan Pustekkom Dikbud yang diantara salah satu fungsinya memproduksi sinetron dan/filem televisi, stasiun televisi sebagai konsumennya, dan Production House sebagai pesaing sekaligus pembandingnya. Adapun pokok temuannya ialah, temuan pertama; melalui analisis SWOT diketahui peluang pasar sinetron dan/film televisi dapat dihitung kondisinya sangat terbuka lebar. Pustekkom Dikbud salah satu satuan kerjanya sangat potensial untuk dijadikan unit kerja usaha swakelola yang dapat menciptakan benefit ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Pokok temuan kedua; kecenderungan bisnis sinema elektronik bergerak semakin menggairahkan sejalan dengan kebutuhan pasar yang semakin tinggi. Peluang bisnis seperti saat ini siklusnya sangat jarang atau bisa mencapai 25 tahun sekali.
Pokok temuan ketiga; Pustekkom Dikbud perlu mengundang consultant atau membentuk "task force" untuk merumuskan ulang tujuan jangka panjangnya; Dengan semakin terbatasnya kemampuan anggaran pemerintah, kebutuhan akan peralatan teknik VTR agar selalu mutakhir tidak bisa terus menerus mengharapkan subsidi pemerintah. Beberapa pengalaman pada titik tertentu pemerintah tidak sanggup mensubsidi secara berkesinambungan.
Pokok temuan keempat; sumber daya manusia yang dirniliki Pustekkom pada sisi akademiknya potensial untuk dikembangkan agar lebih profesional. Sementara kondisi sumber daya peralatan teknik yang dimiliki kondisinya sangat mendukung yaitu kuantitatif jumlahnya cukup dan kualitatif variasinya lengkap dan mutakhir.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif meskipun ada beberapa angka-angka sekedar membantu agar mudah dipahami. Tetapi pendekatan yang dominan adalah kualitatif. Dilihat dari segi tujuannya penelitian ini bersifat penelitian kebijakan (policy research) atau penelitian terapan. Sedang sampel penelitiannya menggunakan teknik sampling secara purposive disertai beberapa rasionainya. Sementara teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara mendalam, serta dilengkapi angket atau daftar isian. Untuk analisis datanya dilakukan deskriptif kualitatif yang disajikan dalam bentuk narasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Tosaini
"Indonesia merupakan negara terbesar yang mempunyai jumlah anak jalanan atau anak terlantar, di mana umumnya mereka tidak bersekolah atau putus sekolah. Krisis ekonomi yang terjadi diyakini berpengaruh besar terhadap peningkatan jumlah anak ini. Pada tahun 1998, Menteri Sosial menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah anak jalanan sekitar 400%. Pengaruh globalisasi yang berkembang dengan pesat, serta teknologi yang berkembang pesat, transfer ilmu pengetahuan dapat berkembang dan berpengaruh pada sistem pendidikan yang ada, baik antar negara maupun antar bangsa. Hal ini dapat dilihat dari realitas masalah pendidikan anak di Indonesia.
Berdasarkan Iatar belakang tersebut, pokok pemasalahan dalam tesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana mengaitkan konsep pedagogi pengharapan Paulo Freire dengan solusi pemecahan masalah pendidikan anak jalanan? Permasalahan pokok tersebut akan diuraikan menjadi dua masalah, yaitu: Pertama, apa konsep pendidikan Paulo Freire tentang pedagogi kaum tertindas itu? Kedua, kenapa pedagogi pengharapan Paulo Freire dapat digunakan sebagai transformasi sosial anak jalanan?
Kerangka teori yang digunakan, yaitu konsep pendidikan Paulo Freire didasarkan pada pandangan mengenai manusia dan dunia Menurutnya, kodrat manusia itu tidak hanya "berada-dalamm-dunia", melainkan juga "berada-bersama-dengan-dunia" (being in and with the world) (Paulo Freire, 1972: 71). Di samping itu, bahwa pengharapan sebagai kebutuhan ontologis, menurut Paulo Freire, memerlukan praktik supaya dapat menjadi sesuatu yang konkret historis (Paulo Freire, 1999: 8).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertama, berdasarkan filsafat pendidikan kontemporer dan paradigma pendidikan kritis Paulo Freire, konsep pendidikan Paulo Freire tentang kaum tertindas dapat dijelaskan dengan memahami empat unsur, yaitu dengan memahami budaya bisu kaum tertindas, konsientisasi pedagogi kaum tertindas, pendidikan hadap-masalah sebagai pembebasan kaum tertindas, dan pendidikan pengkodean sebagai praksis kaum tertindas.
Kedua, pedagogi pengharapan, menurut Paulo Freire, mempunyai dua unsur. Pertama, sikap kritis, atau tidak puas, dengan kenyataan yang sudah ada Kalau kita tidak kritis dan sudah puas, pengharapan tidak dibutuhkan, hanya menyesuaikan diri dengan status quo. 2) Kepercayaan. Dalam pendidikan kaum tertindas, kepercayaan dipahami sebagai dunia yang penuh dengan penderitaan orang tertindas yang dapat berubah. Karena itu, konsep pedagogi pengharapan Paulo Freire dapat menjadi altematif pemecahan masalah pendidikan anak jalanan melalui munculnya kesadaran dan pengharapan yang didasarkan pada transformasi sosial dari struktur-struktur yang tidak adil kepada dunia yang lebih adil dan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Setyawan
"Tesis ini menempatkan pendidikan dalam suatu kerangka besar, yaitu masyarakat sistem kapitalisme. Apakah pendidikan benar-benar sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang didengung-dengungkan selama ini, ataukah hanya untuk meyediakan sumber daya manusia untuk keperluan pemutaran roda-roda produksi demi keberlangsungan sistem kapitalisme yang mendominasi dunia sekarang? Untuk melihat itu, diperlukan pemikiran-pemikiran aliran baru dalam bidang pendidikan, misalnya Philip Combs, Ivan Illich, Paulo Freire, Everett Reimer, dan lain-lainnya.
Pendidikan, layaknya sebuah produk (sebagai cultural product), sekarang gencar dipromosikan melalui media massa yaitu iklan yang tentu saja sudah tidak sederhana lagi dalam penampilannya, namun sudah menggunakan teknik-teknik periklanan yang modern. Dalam meng-iklan-kan, tidak hanya melalui media cetak saja, namun sudah merambah ke media televisi. Tesis ini memfokuskan pada iklan perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS di media cetak. Penelitian ini dibuat pada kurun waktu dimana perguruan tinggi sedang gencar-gencarnya melakukan iklan guna menerima mahasiswa baru tahun akademik 2002/2003 (23 April sampai dengan 4 Juli 2002) pada surat kabar harian Kompas.
Penelitian hendak menjawab pertanyaan:
  1. bagaimana mendeskripsikan iklan penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi dalam suatu sistem masyarakat kapitalis ?
  2. bagaimana menginterpretasikan praktek wacana, baik produksi dan konsumsi teks, iklan penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi dalam konteks masyarakat kapitalis ?
  3. bagaimana menjelaskan konteks sosial budaya mempengaruhi wacana pendidikan kepada khalayak melalui iklan penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi?
Penemuan tentang pola-pola iklan perguruan tinggi beserta kerangka konteks ideologisnya, dianalisis dengan menggunakan critical discourse analysis dari Norman Fairclough. Dengan melihat pada tiga tataran, yaitu teks, praktek wacana, dan sosiokultural dalam konteks historical situatedness.
Ditemukan 108 iklan penerimaan mahasiswa baru (31 iklan PTN dan 77 iklan PTS) pada kurun waktu tersebut. Pada tataran teks dan praktek wacana ditemukan iklan-iklan PT tersebut banyak menggunakan slogan-slogan yang bernuansa globalisasi sebagai istilah sekarang yang menjelma dalam kapitalisme. Gencarnya iklan PT dapat dilihat sebagai semangat persaingan dalam memperebutkan konsumen. Globalisasi yang sekarang sedang berlangsung seiring dengan angin neo-liberalisme, dapat dilihat dengan memudarnya peran negara sebagai regulator. Ideologi neoliberalisme hanya percaya kepada pasar sebagai satu-satunya pengaturnya. Negara harus dikurangi perannya di dalam kehidupan masyarakat, dengan dalih deregulasi ataupun desentralisasi yang sekarang menjadi 'makanan' sehari-hari, termasuk dalam urusan pendidikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Universitas Negeri Padang,, 2004
FOPEN 29:2 (2004)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>