Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rulien Switanty
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T27159
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Sri Imelda
"Proteksi merupakan salah satu alat kebijakan pemerintah untuk melindungi industri-industri baru atau industri strategis dari segala sesuatu yang dapat menghambat proses produksi dan pada gilirannya akan mengurangi output. Industri dasar besi dan baja merupakan suatu industri yang memberikan kontribusi besar bagi industri-industri lain yang menggunakan output industri dasar besi dan baja dalam proses produksinya, seperti industri otomotif, alat berat, pipa konstruksi, dan sebagainya. Jadi performance industri dasar besi dan baja akan mempengaruhi performance industri-industri yang menggunakan output industri dasar besi dan baja dalam proses produksinya. Dengan alasan tersebut, maka industri dasar besi dan baja dilindungi pernerintah dan mulai dikurangi secara bertahap pada akhir tahun 1992, dan sampai akhir tahun 1994 industri ini sudah tidak mendapat fasilitas proteksi lagi. Pemberian proteksi ini mengakibatkan industri dasar besi dan baja merupakan suatu contoh penerapan infant industry argument. Jika dihubungkan dengan efisiensi, maka proteksi yang berlebihan membawa dampak inefisiensi bagi industri yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka semakin tinggi tingkat proteksi maka semakin rendah tingkat efisiensi industri tersebut. Demikian juga halnya dengan industri dasar besi dan baja, yang efisiensinya sangat rendah selama mendapat proteksi. Dan memang fasilitas proteksi ini akan membawa dampak high cost economy. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika pemerintah menyeleksi terlebih dahulu industri-industri yang akan diberikan fasilitas proteksi di samping menetapkan batas waktu pemberian fasilitas proteksi tersebut dengan wajar sehingga membuat industri tersebut mandiri serta dapat mengurangi kerugian ekonomi secara nasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Fitri
"Industri manufaktur sebagai penghasil devisa negara, berperan penting dalam memperkuat struktur perekonomian Indonesia. Kuatnya struktur industri hulu dan antara (termasuk pertambangan, pengolahan, pertanian, kehutanan, dan barang modal lainnya) sebagai penghasil bahan baku yang berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara, serta penyelaras faktor pertumbuhan sub sektor ekonomi, akan memperkuat dasar dan mendukung percepatan pertumbuhan industri turunan/hilirnya. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan negara Asia lainnya pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan penutupan industri yang mengandalkan bahan baku impor. Penguatan struktur industri melalui pengisian kekosongan pohon industri diharapkan mampu mengisi peluang perluasan dan pengembangan industri hilir yang berimplikasi pada penguatan struktur industri, pertumbuhan kesempatan berusaha, pertumbuhan tenaga kerja, serta alternatif penambahan devisa negara. Melalui penelusuran pohon industri petrokimia dan besi baja diharapkan akan ditemukan peluang penumbuhan industri yang kompeten dalam menyediakan bahan baku/pendukung bagi industri hilir sesuai resource base (kekayaan sumber daya) Indonesia, added value dan prospek pasar yang cerah, sehingga menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan daya tahan di pasar internasional didukung strategi dan kebijakan yang kondusif.
Penelitian bertujuan menggali peluang usaha industri turunan petrokimia dan besi baja yang berpotensi ditumbuhkembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku (local content) dan permintaan (demand) produk industri. Penelitian dilakukan dengan metode kajian kepustakaan/survei dokumentasi, metode wawancara (dan pengisian kuesioner) dari narasumber terkait, serta metode evaluasi. Analisis metode deskriptif menggunakan SWOT (Strength - Weakness - Opportunities- Threat) analysis untuk mendapatkan posisi kekuatan dan kelemahan struktur industri secara internal-eksternal, selanjutnya dievaluasi dengan uji AHP (Analytical Hierarchy Process) melalui pengolahan data primer hasil wawancara/kuesioner narasumber dari DJ-ILMEA (Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka), DJ-IKAH (Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agra, dan Hasil Hutan), DJ-KLIPI (Direktorat Jenderal Kerjasama Lembaga Industri dan Perdagangan), serta DJ-IKDK (Direktorat Jenderal industri Kecil dan Dagang Kecil), Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Skenario prioritas pengembangan industri dengan pendekatan konsep Porter's Diamond, mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing industri meliputi : kondisi faktor, kondisi permintaan; industri terkait/pendukung; struktur dan persaingan; serta kebijakan pemerintah. SWOT analysis terhadap posisi industri didapat turunan petrokimia dan besi baja yang sangat berpeluang dikembangkan meliputi : Acetic Anhydride; Acrylonitrile; Aniline (phenyl amine, ammobenzene); Monoethanolamine; (Ethanol amine); 0-, M- , P-Phenylenediamine; Poly methyl methacrylate; serta Vinyl acetat (Ethanyl ethanoat); Industri turunan besi baja : Alloy Pig Iron, Shaft Bars dan Semi-finish Stainless Steel. Optimalisasi sumber daya industri dalam rangka meningkatkan daya saing industri dilakukan melalui pemanfaatan potensi internal berupa maksimalisasi kekuatan struktur industri serta minimalisasi kelemahan/dampak eksternal industri. Faktor internal meliputi : optimalisasi pemanfaatan sumber daya bahan baku, orientasi pasar, penguatan ketrampilan sumber daya manusia, fasilitas manufaktur, dan jalur distribusi. Faktor eksternal meliputi : pertumbuhan permintaan, pengguna, teknologi, harga produk, serta persaingan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 1804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randita Dwianggri Poetri
"Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi salah satu sarana untuk melindungi hak-hak konsumen yang dijamin dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK). Dalam upaya penegakan perlindungan konsumen, pemerintah merupakan pihak yang memiliki peranan penting. Peran pemerintah Indonesia terkait dengan produk besi baja, salah satunya dengan cara mengendalikan impor besi baja. Pemerintah memfokuskan pada pengawasan terhadap besi baja beredar non SNI yang sering ditemui di pasaran. Pemeriksaan impor besi baja semula dilakukan di border, namun sekarang pemeriksaannya bergeser ke post border. Peraturan tersebut membuat baja impor masuk dengan mudah, namun yang menjadi kelemahannya adalah besar potensi adanya besi baja yang di impor tidak sesuai dengan SNI yang berlaku. Dalam pengawasan yang dilakukan, pada tahun 2018 ditemukan banyak besi baja beredar yang tidak sesuai dengan SNI. Pemerintah melakukan pengawasan baik sebelum produk dipasarkan, maupun setelah produk beredar di pasar, termasuk untuk produk-produk impor. Penelitian ini membahas mengenai keterkaitan SNI dengan perlindungan konsumen dalam UUPK dan pengawasan peredaran besi baja wajib SNI hasil impor post border dan produksi dalam negeri. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah keterkaitan SNI dengan perlindungan konsumen adalah bahwa SNI menjadi salah satu sarana untuk melindungi hak-hak konsumen, SNI menjamin konsumen untuk mendapatkan barang-barang yang layak dan berkualitas di pasaran sesuai dengan standarnya, sebagaimana hak konsumen dalam UUPK yaitu hak atas keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, SNI akan berperan dalam perlindungan konsumen apabila pengawasan dilakukan dengan benar. Dalam melakukan pengawasan yang bertanggungjawab adalah pemerintah atau instansi yang terkait, dan salah satu upaya pemerintah dalam penerapan SNI besi baja adalah melalui pengawasan besi baja beredar dari hasil impor maupun hasil produksi dalam negeri.

The National Standardization (SNI) is an instrument to protect consumer rights as guaranteed in The Law of the Republic of Indonesia concerning Consumer Protection. In its enforcement, the government has an important role such as controlling iron and steel import. Government focuses on supervision to iron and steel without SNI requirement which often circulated in the market. Imported iron and steel used to be inspected in the border area but recently changed to post border inspection. This new regulation eases the entry of iron and steel to Indonesia however, one of its shortcomings is increasing risk of circulation of non-SNI iron and steel. Inspection in the year of 2018 found many poor iron and steel quality under the safety standards circulated in the market. The government undertakes supervision both before and after product circulation in the market, including import products. This research discussed the relation and relevance of SNI and consumer protection in Consumer Protection Law and circulation supervision of iron and steel requiring SNI license from post border import and domestic production. This is a normative and empirical legal research. In the end, there is a linkage between SNI and consumer protection, particularly that SNI is a concrete form of consumer protection by guaranteeing consumer right to obtain high-quality goods in the market on the basis of prevailing standards. Considering the right to security and safety in using goods/services as one of consumer rights in Consumer Protection Law, SNI will play the role if it well supervised. Supervision over SNI shall be undertaken by the government or relevant institution, and implementation of SNI on iron and steel shall be done by supervising its circulation, for both imported products and domestic products."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sovian Aritonang
"ABSTRACT
Jumlah cadangan pasir besi sebagian besar tersebar di wilayah pesisir perairan Indonesia,dari pesisir sebelah barat Sumatera, pesisir pantai selatan Jawa juga Bali, pesisir Sulawesi, pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT), serta pesisir Papua. Jumlah cadangan keseluruhan untuk bijih sebanyak 173.810.612 ton dan logam sebanyak 25.412.652,62 ton. Tetapi pemanfaatannya belum optimal,karena PT. Krakatau Steel, dan PT. Krakatau Posco baru memproduksi plat baja sebanyak 24.000 sampai dengan 36.000 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan plat baja untuk industri perkapalan tiap tahunnya dibutuhkan 900.000 ton per tahun. Dengan kebutuhan bahan baku plat baja berupa besi spons dengan Fe ≥ 60%, PT. Krakatau Steel masih mengimpor dari luar negeri. Buktinya, PT. Krakatau Steel sebelum dan selama tahun 2000-an masih mengimpor Pellet Bijih Besi dari negara Swedia, Chilli, dan Brazil sebesar 3.500.000 ton per tahun. Kondisi ini merupakan penyebab industri baja nasional tidak bisa bersaing dengan industri baja luar negeri, karena bahan baku yang diimpor dikenakan bea masuk. Ini peluang untuk membangun perusahaan bahan baku baja, karena selama ini industri bahan baku baja di Indonesia hanya ada dua perusahaan. Kondisi ini mendorong dilakukannya pembuatan besi spons, dengan proses pembuatan besi spons dengan teknologi yang disesuaikan dengan kapasitas produksi terpasang. Penelitian ini menganalisis pembuatan besi spons dengan menggunakan pasir besi Cipatujah, sebagai bahan baku untuk pembuatan besi spons, dengan hasil yang didapat berupa besi spons dengan kadar tertingginya Fe ≥60,44%. Ini dapat dipakai untuk keperluan bahan baku pembuatan baja PT. Krakatau Steel (PT. KS), karena selama ini PT. KS mengklaim bahwa produk besi spons lokal Fe<60%. Ini dapat mendorong kemandirian bahan baku baja, yang dampak pada kemandirian industri pertahanan. Tetapi pemerintah juga harus melakukan proteksi dan memprioritaskan bahan baku baja produksi nasional untuk produksi baja nasional. Dengan jalan industri baja nasional milik pemerintah membina konsorsium vendor pemasok bahan baku (besi spoin) agar kualitas dan pasokan besi spons berkesinambungan."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Munandar
"Tingginya konsumsl besi dan baja dunia menjadi awal dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dan berbagai macam surat khabar diketahui bahwa tingginya tingginya konsumsi baja dunia tldak dapat dipenuhi oleh industri besi dan baja nasional. Bahkan menurut data Bank Indonesia nilai net ekspor besi dan baja dalam beberapa tahun terakhir adalah negative yang artinya nilai ekspor Iebih rendah daripada nilai impor. Bahkan data-data dari BPS juga menunjukkan adanya penurunan jumlah faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan output.
Menumnnya penggunaan faktor produksi bias dikarenakan beberapa alasan. Sa\ah satunya adalah telah meningkatnya peranan kemajuan ineknologi dalam menghasilkan output. Selaln itu faktor kebijakan pemerlntah seharusnya dapat meningkatkan produktivitas industri besi dan baja nasional. Bentuk kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan teknologi dalam industri baja adalah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 mengenai Penanaman Modai Asing. Dengan peraturan ini diharapkan bertarnbah tingginya modal asing yang masuk dan terjadi juga transfer teknologi dan modernisasi sumber daya manusla sehingga kemajuan teknologi njleresap ke dalam dlrl manusla dan mendorong penlngkatan efisiensi.
Hasil penelltian periode 1980 - 2004 ternyata menunjukkan bahwa peran kebijakan PP Nomor 20 tidak sesuai dengan yang diharapkan. Krisis ekonomi yang terjadi mulai tahun 1997 telah menyebabkan industri ini mengalami penurunan penggunaan faktor produksi. Karena sulitnya menembus pasar internasional dan melemahnya perekonomian dl dalam negeri menyebabkan industri besi dan baja nasional mengalami ketidakstabifan. Walaupun pengaruh kemajuan teknologi cukup tinggi setelah dikeluarkannya PP Nomor 20 Tahun 1994, namun tetap saja rendahnya tingkat konsumsi besl dan baja nasional dan tingginya nilai impor mengharuskan pemerintah untuk membuat kebijakan baru yang sesuai dengan kondisi sumber daya yang dimiliki."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T32108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Padmono
"Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan besi spons halus limbah proses reduksi langsung (direct reduction) menjadi komponen logam industri melalui teknik metalurgi serbuk. Untuk membuat produk melalui teknik metalurgi serbuk, diperlukan bahan baku berupa serbuk besi. Serbuk logam ini dibentuk menjadi bahan konstruksi dalam suatu cetakan dengan proses penekanan (dingin). Penekanan dilakukan secara hidraulik. Produk hasil penekanan diberi perlakuan panas pada suhu tinggi, tetapi masih dibawah temperatur lebur logam, yang disebut sebagai proses penyinteran. Bentuk partikel serbuk besi spons giling ini berupa granular sedangkan ukuran dan distribusi partikel hasil penyaringan diambil ukuran dibawah 100-mesh (-150 mikron) yang baik dalam teknik metalurgi serbuk. Penekanan dilakukan dalam cetakan silinder berdiameter 25 mm dengan tekanan 3,37; 4,72; 7,08 t/cm2 , kemudian diberikan penyinteran pada temperatur 850; 950; 1050 ° C Hasil penekanan dan penyinteran tersebut mempunyai nilai kekerasan antara 45 - 60 HRB pada densitas 4,4 - 4,9 gr/cc atau 56 - 62,5 %. Struktur mikro yang didapat berupa perlit yang berbatasan dengan pori-pori."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Okthory Sucianto
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>