Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ali Busthomi
"Tesis ini membahas tentang bentuk implementasi dari diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh Putin terhadap Uni Eropa dengan tujuan untuk mendapatkan perbandingan antara kebijakan keamanan energi masa Putin dengan masa Yeltsin. Diplomasi ekonomi ini menjadikan energi sebagai instrumen kebijakannya. Kemudian sengaja dikaitkan dengan peristiwa sengketa gas Rusia-Ukraina untuk lebih mempertajam analisis mengenai intensitas hubungan interdependensi Rusia- Uni Eropa dalam sektor energi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan jenis penelitian eksplanatori. Kemudian hasil kesimpulannya adalah teridentifikasinya penyebab lahirnya diplomasi energi Putin terhadap Uni Eropa, yang terdiri dari faktor internal dan eksternal, sebagai implementasi dari paradigma yang beranggapan bahwa energi adalah komoditas strategis.

The thesis is focused on the speaking about the implementation form of economic diplomacy which adopted by Putin towards European Union, in order to find the comparation between energy security policy in Putin era with Yeltsin era. This economic diplomacy was took the energy as its policy tool. Then, deliberately related with the incident of Russia-Ukraine gas conflict to exacerbate strongly the analysis about the intensity of Russia-Ukraine interdependency relations in energy sector. The research use the method of qualitative approach and explanatory research type. The result that can to be conclused is the identification about the cause of energy diplomacy emerging in Putin era towards European Union, which contained to both two factors, internal and external, as the implementation from the paradigm which assume that energy is a strategic commodity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27569
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Maharani
"Penyediaan layanan energi yang andal, memadai, dan berkelanjutan masih menjadi tantangan global hingga saat ini. Tanpa adanya ketersediaan energi, terutama untuk memasak dan penerangan maka kualitas hidup yang diharapkan akan sulit tercapai, khususnya bagi orang miskin yang belum terpenuhinya standar hidup minimum. Guna pemenuhan energi tersebut maka dibutuhkan sumber energi baru terbarukan dan ramah lingkungan, salah satunya melalui instalasi biogas. Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empirik terkait dampak dari pemanfaatan biogas terhadap kemiskinan, khususnya di daerah pedesaan, melalui perubahan jumlah orang miskin di suatu wilayah. Berbagai penelitian yang dilakukan di bidang ini menunjukkan adanya pengaruh pemanfaatan biogas terhadap kemiskinan, namun demikian studi tersebut masih belum cukup menyeluruh karena hanya mencakup beberapa rumah tangga di wilayah tertentu, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, atau bahkan desa. Sejalan dengan itu, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur yang ada dengan sampel yang lebih komprehensif yaitu menggunakan data panel yang terdiri dari 2.374 desa yang tersebar di seluruh Indonesia dan dalam rentang waktu yang panjang yang berdasarkan data Potensi Desa (Podes) 2008, 2011, 2014 dan 2018 dan data pembangunan Biogas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) tahun 2011-2017. Data penduduk miskin pada studi ini menggunakan proksi jumlah penerima bantuan program jaminan kesehatan karena dapat mewakili jumlah orang miskin di suatu desa. Dengan menggunakan metode difference-in-differences (DID), studi ini menemukan bahwa secara rata-rata, setelah adanya program pembangunan instalasi biogas, jumlah penerima bantuan iuran program jaminan kesehatan di desa yang memiliki instalasi biogas mengalami penurunan sebesar 136 orang jika dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki biogas.

The provision of reliable, adequate, and sustainable energy services remains a global challenge today. Without the availability of energy, especially for cooking and lighting, the expected quality of life will be difficult to achieve, especially for the poor who could not met the minimum standard of living. In order to fulfill this energy, renewable and environmentally friendly energy sources are needed, one of which is through the biogas installation. This study aims to find empirical evidence regarding the impact of biogas utilization on poverty, especially in rural areas, through changes in the number of poor people in an area. Various studies conducted in this area show the influence of biogas utilization on poverty, however, those studies are not comprehensive enough since it only covers a few households in certain areas, namely somes provinces, districts, sub-districts, or even villages. In line with that, this study contributes to the existing literature with a more comprehensive sample using panel data consisting of 2,374 villages spread accross Indonesia, and over a long period of time based on Village Potential (Potensi Desa/ Podes) data of year 2008, 2011, 2014 and 2018 and Biogas development data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) of year 2011 up to year 2017. In this study, proxy of the recipients of health insurance program is used as the data of the poor, since it can be considered as the representative number of the poor in a village. Using the difference-in-differences (DID) method, this study found that in general, after the biogas installation program was established, the recipients of health insurance program contribution assistance in the villages with biogas installations decreased by 136 people, compared to villages which has no biogas. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyayu Aisyah
"

Dalam beberapa tahun terakhir, pembahasan mengenai kebutuhan akan energi yang terus meningkat yang disertai dengan dampak penggunaan energi terhadap lingkungan, terutama energi fosil meliputi perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Upaya untuk menjaga ketersediaan energi dalam batas aman serta mengurangi permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi disebut sebagai tantangan yang harus dihadapi menuju masa depan yang berkelanjutan. Hingga saat ini sistem refrigerasi dan heat pump yang ramah lingkungan dinilai dapat menjadi salah satu teknologi yang menjanjikan untuk dikembangkan agar dapat mengatasi kedua persoalan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan suatu kajian dan pemodelan serta studi eksperimental sistem refrigerasi dan heat pump dengan menggunakan refrigeran yang ramah lingkungan dan menggunakan solar kolektor sebagai energi input. Refrigeran yang digunakan pada penelitian ini adalah R1224yd. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software Matlab 2017b dan REFPROP versi 10. Kemudian dilakukan analisis terhadap nilai energi, exergy, ekonomi dan dampak sistem terhadap lingkungan. Selanjutnya dilakukan optimisasi dengan menggunakan multi objective genetic algorithm untuk memperoleh kondisi optimum dari sistem yang dimodelkan.

 


In recent years, energy issues related to the use of fossil energy sources and renewable energy, as well as their impact on the environment which includes climate change, ozone layer depletion and global warming become hot topics to be discussed. Maintaining energy availability within the safe limits and reducing the contribution of energy use to environmental problems is a big challenge that must be faced towards a sustainable future. The use of environmentally friendly refrigeration technology could be an option in order to solve the energy and environmental problem. In this research, a modeling and an experimental study of refrigeration system are proposed. Modeling conducted by using Matlab 2017b and REFPROP version 10 software. Refrigerant used in this study is an environmentally friendly refrigerant R1224yd and solar collector as the energy input. Then analyses of energy, exergy, economic and the environmental impact are conducted. Further, optimization procedure is conducted by using multi objective genetic algorithm to obtain optimum condition from the modeled system.

"
2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnanto Anggoro
"A new, more assertive and confident Russia is emerging from the ashes of the old Soviet Union. Given its huge oil and gas reserves, energy policy could well be instrumental in the future of Russia's foreign policy. Under a strong leadership of President Vladimir Putin, the new Russia is gaining in influence through a series of strategic moves revolving around in geopolitical assets in energy. Developments Flaming of the Russian [gas and oil] pipelines, laid down in t.he Energy Strategy 2003, are all but indicative of how the Plan served both economic and strategic considerations. Westward, the Plan may widen the wedge between the old and new member of NATO and/ or the European Union. Eastward, the Russian may succeed to grasp the olive branch of japan and the Friendship of China. As an equal partner of the West and a nearly-dominant peer of the East, Russia managed well a balance- exchangeable-relation to shift preference from one to the other and, more importantly, to drive squabble inside the crowds. A Eurasian order is about to emerge, with the Russian Federation at the centre~stage."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
JKWE-4-1-2008-60
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Dewi
"The increasing demands on energy supply especially for natural gas and oil in the European Unions has made the bargaining power of Russia and Turkey stronger. Just before the raising oil prices, these country played a small part in the "giant" EU political-economic game. However, things turn to be interesting when Russia turns to act as the game - director using its superiority as the major supplier of EU energy. As well as Russia, Turkey's geopolitical advantage as the new East-West energy corridor, bridging the east energy producer and the west consumer, will become a key player actor for EU energy security supply. This paper will examine the European Union Energy Challenges and its dilemma in securing their energy supply."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
JKWE-4-1-2008-46
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Basudewo Jati Kusumo
"Di era kontemporer seperti sekarang, sumber energi merupakan salah satu aspek penting dalam kebijakan luar negeri serta kebijakan keamanan nasional. Negara melihat keamanan energi sama pentingnya seperti keamanan militer dan ekonomi. Kebijakan energi telah menjadi tidak terpisahkan dari kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan. Dalam melihat dinamika politik luar dan dalam negeri Rusia kita perlu memahami krusialnya peran energi. Rusia merupakan sebuah contoh dari negara yang dinamika ekonomi politiknya bergantung terhadap ekspor energi karena merupakan salah satu penghasil komoditas energi terbesar di dunia.Rusia bergantung terhadap pendapatan dari penjualan gas untuk menyokong perekonomiannya, walaupun begitu penjualan gas Rusia bergantung terhadap pasar Uni Eropa. Di sisi lain Uni Eropa terhadap pasokan gas dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan energinya yang menjadikan Uni Eropa rentan terhadap senjata energi Rusia. Tulisan ini bertujuan untuk memahami mengapa entitas sebesar Uni Eropa yang memiliki kekuatan agregat yang lebih besar tetap rentan terhadap senjata energi Rusia. Dengan melakukan tinjauan terhadap empat puluh satu literatur melalui metode taksonomi, ditemukan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan kerentanan energi Uni Eropa teerhadap Rusia, faktor pertama yaitu dominasi energi Rusia di Eropa, lalu faktor yang kedua adalah tidak adanya satu suara di Uni Eropa. Tulisan ini berargumen bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan energi Uni Eropa adalah faktor politik luar negeri Rusia di era Putin. Terlihat bahwa Rusia berusaha untuk menggunakan berbagai cara termasuk kekuatan cadangan energinya menjadi 39;instrumen 39; kebijakan luar negeri, dan dengan melihat contoh-contoh penggunaan energi sebagai instrumen kebijakan luar negerinya menjadikan dalam sejarahnya Rusia tidak segan-segan untuk menggunakan senjata energi melalui penaikan harga gas secara mendadak, dan gangguan pasokan gas kepada negara-negara konsumennya. Hal ini menjadikan Uni Eropa rentan terhadap serangan senjata energi Rusia karena Rusia memiliki political will untuk menggunakan keunggulan dalam bidang energinya untuk mencapai kebijakan luar negeri dan mengamankan kepentingan nasionalnya. Dengan tidak takutnya Rusia untuk menggunakan senjata energi meskipun dengan resiko kehilangan pendapatan energi dari penjualan energi dan rusaknya citra Rusia sebagai pemasok gas yang terpercaya maka tidak menutup kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata energinya.

In today's contemporary era, energy sources are an important aspect of foreign policy and national security policy. Countries see energy security as important as military and economic security. Energy policy has become inseparable from foreign policy and security policy. In looking at the dynamics of Russia's external and internal politics we need to understand the crucial role of energy. Russia is an example of a country whose dynamics of its political economy depend on energy exports because it is one of the world's largest producers of energy commodities. Russia is dependent on revenue from gas sales to support its economy. Russia's gas sales, however, depend on the European Union (EU) market. On the other side of the EU's gas supply from Russia to meet its energy needs that make the EU vulnerable to Russian energy weapons. This paper aims to understand why EU, who have larger aggregate powers remain vulnerable to Russian energy weapons. By reviewing forty-one literatures through taxonomic methods, it was found that there are two factors that caused the EU's energy vulnerability to Russia, the first factor is Russian energy dominance in Europe, and the second factor is the the split in the EU. This paper argues that the most influential factor on EU energy vulnerability is Russia's foreign policy factor in the Putin era. We can see Russia trying to use various means including the power of its energy reserves to 'instruments' foreign policy, and by looking at examples of energy use as its foreign policy instrument made history in Russia not to hesitate to use energy weapons through gas price increase abrupt, and disruption of gas supply to its consumer countries. This makes the EU vulnerable to Russian energy weapons attacks because Russia has the political will to use its energy advantage to achieve foreign policy and secure its national interests. With no fear of Russia to use energy weapons despite the risks of losing energy income from energy sales and damaging Russia's image as a reliable gas supplier, it is not impossible for Russia to use its energy weapons."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Said Muhammad Iqbal Fajri
"

Di akhir abad ke-20, Uni Eropa mulai menyusun kerangka kerja sama energi terbarukan guna menjawab masalah kolektif terkait suplai energi dan perubahan iklim. Berbagai literatur kemudian muncul beriringan dengan perkembangan kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau perkembangan literatur kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa dengan menggunakan 83 literatur yang terakreditasi secara internasional. Dengan menggunakan metode taksonomi, literatur-literatur tersebut dibagi ke dalam empat tema umum, yakni (1) konseptualisasi kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, (2) ragam kepentingan kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, (3) aktor berpengaruh dalam kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa, dan (4) persepsi aktor eksternal terkait kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa. Tinjauan pustaka ini berupaya untuk menganalisis konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur dari literatur-literatur yang dibahas. Tulisan ini menyingkap fakta bahwa kerja sama energi terbarukan di Uni Eropa menggambarkan kuatnya preskripsi intergovernmentalism dalam proses integrasi Eropa karena masih sentralnya peran negara dalam membentuk dan melaksanakan kerja sama energi terbarukan. Oleh sebab itu, kerja sama energi terbarukan akan memberikan tantangan bagi integrasi Eropa untuk dapat menyeimbangkan kepentingan negara anggota Uni Eropa dan solusi teknokratik terkait masalah suplai energi dan perubahan iklim.


At the end of the 20th century, the European Union has begun to develop frameworks for renewable energy cooperation to address collective problems related to energy supply and climate change. Various literatures then emerged along with the development of renewable energy cooperation in the European Union. This paper aims to review literature development regarding the renewable energy cooperation in the European Union by using 83 international accredited literatures. Using taxonomy method, the literatures are divided into four general themes, which are (1) conceptualization of renewable energy cooperation in the European Union, (2) variety of interests of renewable energy cooperation in the European Union, (3) influential actors within renewable energy cooperation in the European Union, and (4) the perception of external actors regarding renewable energy cooperation in the European Union. This literature review seeks to analyze the consensus, debates, and literature gap from the literatures that are being reviewed. This paper found that renewable energy cooperation in the European Union illustrates the strength of intergovernmental prescriptions in the European integration process because of state’s centrality in creating and implementing renewable energy cooperation. Accordingly, renewable energy cooperation will present a challenge for European integration in order to balance the interests of European Union’s member states and technocratic solutions related to the problem of energy supply and climate change.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deska Natalia
"Tesis ini membahas mengenai peranan Ukraina dan Belarus dalam hubungan perdagangan Rusia dan Uni Eropa di sektor energi selama periode 2004-2009. Peranan Ukraina dan Belarus dilihat dari fungsinya sebagai negara transit di dalam struktur perdagangan energi di kawasan, fasilitas infrastruktur dan jalur transportasi yang dimiliki, dan juga diplomasinya di sektor energi dinilai dapat menunjukkan peranan kedua negara tersebut terhadap perdagangan energi Rusia dan Uni Eropa. Penelitian ini adalah penelitian penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa fasilitas infrastruktur dan jalur transportasi energi transit yang dimiliki oleh Ukraina dan Belarus sangat berperan terhadap perdagangan energi Rusia dan UE. Selain itu, peranan Ukraina dan Belarus juga didukung oleh kondisi sistem politik, fasilitas energi transit, dan keadaan pasar energi domestik di kedua negara. Selanjutnya, diplomasi energi di antara negara-negara transit (Ukraina dan Belarus) dengan negara pemasok energi (Rusia) juga sangat berperan dalam kelancaran pengiriman pasokan energi dari Rusia ke UE. Konflik-konflik energi yang terjadi di antara keduanya dapat berpotensi menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kelancaran perdagangan energi Rusia dan UE.

This thesis analyses the role of Ukraine and Belarus in the energy trade between Russia and EU in the period of 2004-2009. Ukraine and Belarus are viewed based on their functions as the transit energy country within the regional energy trade structure, their energy infrastructures and transportation routes, and also their diplomacies in the energy sector are considered to be able to describe the role of the two countries on the energy trade between Russia and EU. This theis is using qualitative research with descriptive method. As the result of this thesis, it is concluded that energy infrastructure facilities and transportation routes play significant roles within the regional energy trade. Moreover, the roles of Ukraine and Belarus as energy transit countries are also supported by their political systems, domestic energy transit facilities, and also their domestic energy markets. Furthermore, energy diplomacies between transit energy countries (Ukraine and Belarus) and energy supplier country (Russia) also play an important role in ensuring the reliability of energy supply from Russia to EU. Energy conflicts that have happened show potential energy disturbances toward the regional energy trade."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30616
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Aseanthy Melala
"Pengamanan energi telah menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan Uni Eropa. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Bertambahnya permintaan energi mengakibatkan peningkatan harga energi di pasar energi Uni Eropa sebesar dua kali lipat dari tingkat harga di pasar energi global. Oleh knrena itu, demi mencakupi kebutuhan energinya, Uni Eropa harus melakukan impor energi dari pesar global sehingga mengakibatkan semakin tingginya tingkat ketergantungan Uni Eropa akan energi impor. Pada saat ini, Uni Eropa mengimpor energi sekitar 50 persen dari total kebutuhan energinya. Komisi Eropa memperkirakan bahwa jumlah tersebut akan meningkat menjadi 65 persen pada tahnn 2030, jika pemerintah Uni Eropa tidak melakukan sesuatu untuk menengah hal tersebut. Impor energi Uni Eropa didominasi oleb komoditas gas, yaitu sebesar 50 persen dari total impor energinya; dan komoditas minyak, yaitu sebesar 30 persen. Dari beberapa negara pemasok energi ke Uni Eropa, Rusia tetap mendominasi energi impor dari Uni Eropa Pengiriman energi dari Rusia ke negara-negara anggota Uni Eropa dilakukan melalui jalur-jalur pipa yang melalui kawasan 3 negara transit, yaitu Ukraina, Belarusia dan Moldova. Diantara ketiga negara transit tersebut, Ukraina merupakan satu-satunya negara dengan posisi yang sangat straregis mengingat sekitar 80 persen dari jalur transportasi energi Rusia ke Uni Eropa terlelak di kawasan Ukraina. Rusia dan Ukraina sering terlibat dalam konflik energi yang telah berlangsung sejak tahun 1962. Konflik terbesar antara keduanya terjadi pada tahun 2006 mengenai perselisihan harga gas transit untuk Rusia dan perihal pembayaran hutang Ukraina kepada Rusia. Pada akhirnya, Ukraina menghentikan penyaluran gas Rusia ke Uni Eropa sehingga negara-negara anggota Uni Eropa mengalami krisis energi selama kurang lebih dua minggu. Konsumen Uni Eropa tidak mendapatkan akses energi untuk mesin pemanas ruangan, sehingga seluruh kantor, sekolah, pabrik dan lainnya harus ditutup. Perekonomian Uni Eropa juga terhenti untuk beberapa waktu. Selain itu, krisis energi yang ketika itu terjadi juga merugikan Rusia dan Ukraina. Keduanya mengalami penurunan keuntungan dari hasil perdagangan energi dengan negara-negara Uni Eropa. Tesis ini menjelaskan proses penyusunan dan perumusan strategi energi Uni Eropa dalam rangka mengatasi konflik energi antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, kebijakan energi yang merupakan strategi energi Uni Eropa harus bertujuan untuk menciptakan energi yang berkesinambungan, kompetitif dan aman agar mampu mengurangi ketergantungan impor energi dari Rusia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sa`dan Mubarok
Jakarta : Departemen Ilmu Politik, FISIP UI, 2013
333.79 SAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>