Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Duplex Stainless steel (DSS) 2205 is wedely used in shipbuilding industry as well as in gas and oil industry because its supenorit N in corrosion resistant and thoughness compared to other metals, during welding process, deformation may occur in DSS 2205. Line heating followed by quenching is often used to relieve deformation following welding process. Line heating applied to DSS 2205 may change microstructure and properties of the steel as well. There are many factors that affect the microstructure change during line heating process and one of them is the number of line heating passes applied to the material at the same location. This reseach examines microstructure and properties of DSS 2205 due to line heating process. Three samples of weld joints were line heated. Each sample were line heated once to and three times respectively in the direction perpendicular to thje weld line. Quanching in fresh water carried out following the line heating process. Each sample was cut into two pieces for metallography, hardness, and ferritescope test. Data obtained from metallography, hardness and ferrtescope tests showed that more line heating passes applied to the same location resulted in creasing ferrite contents increased 21.3% in base metal and 14.6% in weld metal. Ferritescope test showed that ferrite number (FN) increased 6.21 in base metal and 8.13% in weld metal. Hardness number of base metal increased 13 - 71%, 8.85% fusion line and 11.02% weld metal."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Martarizal
"Dalam industri penarikan kawat diperlukan suatu proses perlakuan panas untuk memulihkan struktur logam dengan tujuan untuk meningkatkan keuletau logam tersebut sehingga mampu reduksinya meningkat. Jenis perlakuan panas yang dilakukan untuk kawat SWRH-72A (baja karbon tinggi) dikenal dengan nama proses "patenting". Pada proses "patenting" struktur yang diinginkan adalah perlit halus, dimana Uansformasi perlit dipengaruhi oleh besar butir ausienit. Untuk itu proses austenisasi memegang peranan yang sangat panting. Hasil penelitian ini memmjukkan bahwa kondisi austenisasi optimum dihasilkan pada temperatur 850°C dengan waktu tahan 600 detik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Rudolf P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazid Mardiko
"ABSTRAK
Kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik, bagi industri otomotif terus berkembang. Pengembangan material ini diarahkan pada peningkatan ketangguhan dengan berat yang minimal. juga kemudahan dalarn prases produksi material tersebut. Salah satu material yang sedang dikembangkan adalah jenis besi tuang nodular yang dikenalkan perlakuan panas.
Material ini dikenal dengan nama Ausremper Ducrile Iron (ADD. Sifat mekanik material ini serum dengan baja tetapi dengan berat yang lebih ringan. Kekuatan material ini berasal dari struktur mikro yang terbentuk selama prases perlakuan panas. Tetapi hasil perlakuan panas tersebut tidak selalu menghasilkan struktur mikro yang rnenguntungkan bagi ADL ada strukrur mikro tertentu yang dapat mengubah karakteristik ADl yang diinginkan. Sifat mekanik ADI tergantung dari strukrur mikro yang dihasilkan selama proses perlakuan panas, dan ada proses perlakuan panas tersebut terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi strukfur mikro akhir dari ADI. Antara lain komposisi kimia, temperatur, jangka waktu pemanasan. Pengaruh variabel-variabel diatas yang akan diteliti pada penelitian ini, terutama pengaruh rendahnya unsur paduan berupa Ni dan Mo, serta pengaruh deformasi mekanik berupa tarik dan canai dingin.

"
2001
S41401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Virdhian
"ABSTRAK
Austempered Ductile Iron (ADI) adalah besi tuang nodular yang mengalami proses austemper yang memiliki kombinasi sifat ketangguhan, keausan dan keuletan yang baik. ADI memiliki struklur accicular ferit dalam matriks austenit. Kandungan austenit sisa sangat menentukan sifat mekanis ADI. Austenit sisa yang terdapat pada ADI tidak stabil dan dapat bertransformasi menjadi mariensit bila mengalami deformasi. Fraksi volume dan distribusi austenit sisa sangat tergantung pada perlakuan panas dan unsur paduannya. Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui pengaruh waktu tahan austemper terhadap karakreristik pembentukan austenit sisa pada ADI, kestabilan austenit sisa akibat proses deformasi plastis dan membandingkan perhifungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difraksi Sinar-X dan Point Counting.
Bahan penelitian ini adalah BTN FCD -15 dengan unsur paduan 0.27% Mo, 0.23% Mn dan 2.95% Ni. Proses austenisasi dilakukan pada temperazur 900°C dengan waktu tahan 90 menit, lalu proses austemper pada remperarur 400°C dengan waktu tahan 60,120,180 menit. Setelah itu dilakukan proses canai dingin dengan variasi reduksi 5,10, 15 % . Pengujian yang dilakukan adalah kekerasan, pengujiam heat tinting dan pengamatan strukrur mikro serta pengujian Difraksi Sinar-X.
Dari penelitian diperoleh bahwa faksi volume austenit sisa berkurang dari 29.25% ke 17.2% dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit, dengan metode Point Counting. Fraksi volume austenit sisa menurun dari 14.1% menjadi 9.95% (60 menit, 10.95% menjadi 7.25% ( 120 menit, 11.65% menjadi 11.1 % (180 menit dengan meningkatnya reduksi dari 5 hingga 15% dengan metode Point Counting. Kekerasan Bahan ADI meningkat dari 242.25 BHN menjadi 247.15 BHN dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit. Kekerasam Bahan ADI meningkat dari 256.33 BHN menjadi 307.41 BHN (60 mni, 270.64 BHN menjadi 308.7 BHN (120 mni), 272. 9BHN menjadi 313. 8.5 (180 mni dengan meningkatnya % reduksi dari 5 hingga 15%. Penghitungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difaksi Sinar-X dan merode Point Counting mengalami perbedaan sehingga dinerlukam penelitiam lebih lanjut untuk mencari hubungan antara keduanya."
2000
S41599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zainal Abidin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Chaiti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahimudin
"ABSTRAK
Austemper Ducrile Iron MDI) memiiiki sw! mekanis yang sangat komplek mulai dari Kekuatan tinggi, Kerangg-uhan, rahan aus, /cekuatan farik linggf dan Iain-Iain yang disebabican oleh struktur utama yang benqna malriks auwrir yang merupakan perpaduan antara austeni! karbon tinggi dan ferit.
penelitian ini dilakukan untuk mengerahuf bagaimana katakterisrik ausrenir sisa pada ADI. Ausrenit sisa adalah fasa yang sangat renran terhadap perubahan FISH, jiku diberikan beban mekanis maka ausrenit akan cendrung berubah menjadi martensir.
Material ADI hasil proses treatmen pada temperarur austenisasi 9000 C selama 90 menir dan proses austemper pada temperarur 4000C dengan 3 variabe! wahtu rahan yang berbeda 1, 2, 3 jam akan meng/zasilkan % austenit yang berbeda pula. Pengujian XRD dam Pain! Counting dilakulcan sebelum material ADI dilakukan pengzyian mekanis dan sesudah dilakukan pengzgian mekanis.
Hasil penelirian menyimpul/ran bahwa legfadi kecendnmgan penurunan kadar austenit dari [4,92% rnenjadi 11.26% seiring dengan bertambahnya wakfu rahan austemper mulai I sampai 3 jam. Penurzmnn kadar ini menyebabkan ADI mengalarni perubahan syfat mekanis akiba! terbentukrqya fasa marrensit dan karbida. Hasil pengujian raril: memperlihatkan adanya kenaikan nifai Kekuatan T arik Maksimumfl/TS)
dari 98,15 Kg/mm? pada wahlu taken I jan menjadi 108,26 Kg/mm? pada wakru tahan 3 jam. Terbentuknya fasa tersebu! akibai terjkzdinya rea/ui ausremper tahap ke 2 dimana ausienit berubah menjadi jérit dan lrarbfda dan juga di akibatlcan oleh pengzyian melcanis."
2000
S41574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosmy Nurliyany
"ABSTRAK
ADI (Austempered Ductile Iron) merupakan material besi tuang nodular (BTN) yang telah mengalami perlakuan panas austemper dan memiliki keunggukm dalam hal ketangguhan, kekuatan, ketahanan aus yang sangat baik, harga bahan baku serta biaya permesinannya yang jauh relatif lebih murah. Sifat mekanis pada material ADI sangat ditentukan oleh persentase austenit sim. Austenit sisa yang dihasilkan tergantung pada parameter perlakuan panas yang diberikan dan dapat bertransformasi merjadi martensit bila diberi tegangan.
Penelitian ini menyelidiki pengaruh waktu tahan austemper selama 1,2 dan 3 jam serta proses regangan dengan persentase elongasi 0,2%; 0, 6% dan 2% rerhadap karakteristik austenit sisa pada ADI dengan komposisi paduan Mo 0,249% dan Mn 0, 25%. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian ARD dan metalografi kuanritatif (point counting) pada material dengan prinsip perhitungan volume austenit sisa sebelum dan setelah proses regangan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi volume austenit sisa yang dihitung dengan XRD dan metalografi kuantitatf (point counting) dengan waktu selama 1,2, dan 3 jam menunjukkan penurunan sebelum dan setelah proses regangan.
Perhitungan fraksi volume austenit sisa sebelum proses regangan melalui XRD dengan waktu tahan austemper 1,2 dan 3 jam adalah 44,27%; 8,64% dan <8%. Sedangkan perhitungan melalui point counting adalah 26,2%,' 23,58%,' dan 19, 7%. Perhitungan kekerasan makro pada material ADI ini juga menunjukan penurunan pada waktu tahan austemper 1,2 clan 3 jam yaitu : 243,49,' 260,14 ,' 282, 94 kg/mmz. Sedangkan kekualan tariff nya bervariasi pada waktu tahan 1,2 dan 3 jam yailu .' 97,8,' 103,97,' 84,52 kg/mmz."
2000
S41492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>