Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"A presentation of kerajaan sahuris a replacement program of Sahur Yuk Sahur, is one of the top programme at rans TV in Ramadhan 2006. The programme that has an empire embience pack in modern and traditional is interesting to discuss in the media sociology point of view. This paper discuss about the impact of the programme."
NIJUDKV
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wuwun Nafsiah
"Analisis Situasi
Hobi merupakan gerbang bagi anak menuju cita-cita mereka. Hobi merupakan titik awal bagi orang tua untuk mengenalkan cita-cita pada anak. Program “Dunia Anak” akan memperkenalkan anak pada berbagai macam hobi melalu berbagai metode seperti ulasan hobi atau melalui tokoh yang mempunyai hobi inspiratif. Selain itu program ini juga akan memberikan referensi gaya bagi anak agar anak tidak meniru gaya orang dewasa.
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak: member referensi hobi dan gaya bagi anak.
Manfaat bagi pengelola: Menambah citra positif stasiun televisi.
Tujuan sosial : mengajak anak lebih komunikatif, bersosialisasi, membuka diri, dan mencoba hal-hal baru di sekitar mereka.
Tujuan ekonomi : member keuntungan financial bagi perusahaan.
Prototype yang Dikembangkan
Program ini berjudul “Dunia Anak”. dengan format TV Magazine program ini mengangkat seputar hobi dan gaya hidup anak. Rencana tayang di Trans 7 setiap hari Jumat pukul 15.00 WIB. Durasi program 30 menit. Target khalayak anak-anak usia 9-12 tahun dari keluarga SES A, B, C.
Evaluasi
a. Pre-Test dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
b. Evaluasi dilakukan setelah penayangan program. Metode yang digunakan antara lain evaluasi internal (tim produksi) dan evaluasi eksternal (khalayak).
Anggaran
a. Jumlah total anggaran pembuatan prototype: Rp1.100.000,00
b. Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 3.098.000,00 (Jabodetabek) dan Rp11.598.000,00 (luar Jabodetabek)
c. Jumlah perkiraan pendapatan (slot iklan) per episode: Rp 236.902.000,00 (Jabodetabek) dan Rp 228.402.000,00 (luar Jabodetabek)
d. Jumlah anggaran evaluasi: Rp1.640.000,00

SITUATION ANALYSIS
Hobby is a gateway for children to their ideals. Hobbies is the starting point for parents to introduce the ideals to the children. Program "Dunia Anak" will introduce children to a wide range of hobbies through various methods such as hobbies or review through the inspirational figure who has a hobby. In addition this program will also provide a reference style for the children so that children do not imitate adult’s style.
Advantages and Purposes of Prototype Development Advantage for society: reference member hobbies and styles for children. Benefits for developer: to obtain a positive image of the television station.
Social purpose: to make children more communicative, sociable, open, and try new things around them. Economically to give benefits for TV station.
Developing Prototype
This program is called “Dunia Anak”, a TV Magazine. It talks about hobby and lifestyle for children. Planned to be broadcasted on TRANS7 every Friday at 03.00 PM. The program runs for 30 minutes. The target audience is children of 9-12 years from SES families A, B, C.
Evaluation
a. Pre-Test is conducted by the Focus Group Discussion (FGD).
b. Evaluation is conducted after the program aired. The methods is internal evaluation (production team) and external evaluation (audience).
Budgeting
a. Budget for prototype development: Rp 1.100.000,00
b. Budget for program production: Rp 3.098.000,00 (Jabodetabek) and Rp 11.598.000,00 (outside Jabodetabek)
c. Estimated total income (TVC): Rp 236.902.000,00 (Jabodetabek) and Rp 228.402.000,00 (outside Jabodetabek)
d. Budget of evaluation: Rp 1.640.000,00
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Dian Setia
"Runtuhnya kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998, memiliki dampak tersendiri bagi perkembangan industri media massa di Indonesia, baik industri media cetak, maupun industri media elektronik. Dengan dihapuskannya ketentuan memiliki Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), maka setiap orang di Indonesia, memiliki hak yang sama untuk mengeluarkan pendapatnya, termasuk dapat mengurus ijin untuk mendirikan media sendiri, seperti koran, radio, dan televisi. Peranan TVRI yang sudah mulai berkurang sejak adanya televisi swasta di Indonesia, lebih tidak terlihat lagi, sejak munculnya televisi-televisi baru yang kian menjamur, baik yang dapat beroperasi secara nasional, seperti Metro TV, Trans TV, Lativi, TV 7, dan Global TV, maupun yang beroperasi di daerah tertentu saja, seperti Jtv di Surabaya, Menado TV, Bali TV, dan kabarkan akan segera muncul Batam TV.
Persaingan yang kian ketat antar televisi, baik persaingan dalam merebut pemirsa, maupun persaingan dalam merebut pasar ikian, mengharuskan sebuah stasiun televisi memiliki kekhasan tersendiri dalam setiap tayangannya, yang berbeda dengan stasiun televisi lainnya. Saat ini hanya ada dua stasiun televisi yang memang benar-benar menghadirkan sesuatu yang berbeda, yaitu Metro TV, yang menggebrak dengan menjadi stasiun televisi berita pertama di Indonesia, dan Global Tv, yang hanya menayangkan program musik, yang diambil dari MTV Asia.
Program benta di sebuah stasiun televisi, sebenarnya merupakan salahsatu program yang dijadikan andalan bagi semua stasiun televisi, karena dapat mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit bagi perusahaan. Kendati bukanlah dijadikan sebagai acara utama, dan dipasang pada jam jam tayangan utama (prime time), namun beberapa stasiun televisi, menayangkan berita, justru pada jam tayang utama.
Seluruh program berita kriminal ini, rata-rata memiiiki rating yang tinggi untuk kategori program berita, terutama program kriminal Patroli dan Buser. Dengan tingginya rating yang dimiliki, tentunya membuat program ini semakin menghasilkan pendapatan bagi stasiun televisi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan banyaknya program kriminal yang ada, maka akan membuat persaingan antara satu televisi dengan stasiun televisi lainnya. Masing-masing program kriminal ini tentunya dituntut oleh pemilik perusahaan, dan para share holder, untuk mempertahankan rating yang telah dicapainya, agar pendapatan yang didapat dari iklan akan terus bertambah, karena tingginya rating yang didapat oleh sebuah program acara, tentunya menentukan harga iklan (rate card) di sebuah stasiun televisi. Banyaknya program serupa inilah yang akhirnya menimbulkan persaingan atau kompetisi antar stasiun televisi, dalam memperebutkan pasar audience (audience share) dan perebutan slot iklan.
Berbagai strategi dilakukan oleh stasiun televisi ini untuk meperoleh rating dan pendapatan yang baik. Strategi yang dibuat mulai dari penempatan jam tayang yang tepat, hingga penempatan acara yang diperkirakan memperoleh rating tinggi, dijadikan sebagai alat agar acara yang dibuat dapat bersaing. Untuk Buser SCTV misalnya, sebelum tayangan Buser, pihak programming menyiarkan acara infotainment yang memang sangat digemari dan mendapatkan rating yang tinggi.
Untuk menentukan harga rate card iklan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jam tayang program, jenis program, rating yang didapat oleh program, dan juga harga rate card program sejenis di stsiun televisi lain. Khusus untuk tayangan berita memang sedikit berbeda dengan tayangan yang bersifat hiburan. Hal ini lebih dikarenakan tayangan berita lebih mencerminkan image stasiun televisi dibandingkan tayangan hiburan. Seburuk apapun rating yang diperoleh tayangan berita, tetap saja tayangan berita dipertahankan oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Selain itu pendapatan yang diperoleh sebuah tayangan berita, termasuk tayangan berita kriminal, tidak terpengaruh dari besarnya rating. Dengan rating yang tidak tinggi, pemsukan yang didapat dari sebuah tayangan berita tidak akan berbeda jauh.
Kerjasama yang sangat baik haruslah dibina antar departemen yang bersangkutan, selain tentunya kerjasama di dalam departemen yang sama juga harus ditingkatkan. Rapat koordinasi dengan departemen-departemen terkait khususnya programming dan departemen sales dan marketing harus dilakukan secara kontinue dan berkesinambungan, agar mutu acara dan pendapatan perusahaan dari program yang bersangkutan dapat terkontrol dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalita Sari
"Analisis Situasi Masa anak-anak dan remaja adalah masa menyerap informasi paling banyak, terutama dari televisi. Sehingga informasi yang didapat sebisa mungkin merupakan informasi yang sehat. Televisi perlu menayangkan program yang sarat pengetahuan dengan kemasan yang ringan agar anak mudah mengerti. Salah satu cara belajar dengan cara yang menyenangkan adalah dengan berwisata. Wisata edukasi menjadi alternatif cara belajar bagi anak dengan mengenal apa yang ada di dekatnya sekaligus bersenang-senang. Oleh karena itu, program feature “Tiga Sekawan” diharapkan mampu menjadi alternatif tontonan anak yang menyajikan tayangan yang informatif dan menghibur bagi anak.
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe Manfaat bagi khalayak: menambah informasi seputar pengetahuan di sekitar khalayak, menambah wawasan alternatif tempat menarik untuk dikunjungi dan menumbuhkan budaya membaca. Manfaat bagi pengelola: memperoleh keuntungan secara finansial dan mengangkat citra perusahaan sebagai stasiun televisi yang menayangkan tayangan edukatif.
Tujuan: secara sosial memberi alternatif tontonan yang edukatif dan menghibur serta menumbuhkan budaya membaca. Secara ekonomis diharapkan dapat bernilai komersial tinggi dan mendatangkan keuntungan.
Prototipe yang Dikembangkan Program berjudul “Tiga Sekawan” ini berformat feature, mengangkat tema edukasi dengan wisata sebagai mediumnya, dirancang untuk tayang di Trans7 setiap Jumat pukul 14.00 WIB selama 30 menit dengan target khalayak anak usia 5-9 dan remaja 10-14 tahun dan berasal dari keluarga dengan SES A, B, dan C.
Evaluasi:
- Akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk pre-test. Terdiri dari 10 anak laki-laki dan perempuan usia 5-9 dan 10-14 tahun. Pre-test akan dilakukan setelah prototipe selesai dibuat.
- Evaluasi akan dilakukan usai program disiarkan. Evaluasi meliputi evaluasi internal yaitu antara tim produksi dan pascaproduksi dan evaluasi eksternal dengan melibatkan pemirsa.
Anggaran
- Jumlah total anggaran pembuatan prototipe: Rp 780.000,-
- Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 3.950.000,- (Jabodetabek) dan Rp 20.650.000,- (Luar Jabodetabek)
- Jumlah prakiraan pendapatan (slot iklan): Rp 3.291.500.000,-
- Jumlah anggaran evaluasi: Rp 1.400.000,-

The Situation Analysis Childhood and adolescence are periods when children and teenagers absorb most informations, particularly from television. Therefore the informations they get should be healthy informations. Television needs to air programs fulfilled with knowledge that packed in a simple way in order that children and teenagers can easily understand the contents. A convenient way of learning can be presented with traveling. Traveling education can be an alternatif way of learning for children and teenagers to experience the things are close to them and enjoy it at once. Hence, features program “Tiga Sekawan” is expected to be able to provide a good tv program that is informative and amusing for children and teenagers.
The Benefits & Purposes of Prototype Development Benefits for society: provides informations about knowledge that is close to society, gives alternative interesting place to visit and implant the reading habit. Benefits for company: helps company to get profit and build a positive image by airing educative program.
Purposes: presents an alternative educating tv program, entertains and implants a reading habit. Economically, this program is expected to have high commercial value and make much profits.
The Developed Program This program that is titled “Tiga Sekawan” formatted as features edutainment, specifically promotes education with traveling as the medium, planned to be broadcasted on Trans7 every Friday at 14.00 WIB for 30 minutes, and targeted for 5-9 and 10-14 years old audiences who come from families with SES A, B, and C.
The Evaluation
- Pre-test will be held using Focus Group Discussion (FGD) method in which the group consists of 10 boys and girls aged 5-9 and 10-14 years old. Pre-test will be done after the prototype is made.
- The evaluation will be done after the program is broadcasted. The evaluation includes Internal Evaluation between production team and post-production team and External Evaluation that involves the audiences.
Budget
- Total budget of prototype production cost: 780.000,- IDR
- Total budget of program production cost: 3.950.000,- IDR (In Jabodetabek) dan 20.650.000,- IDR (Outside Jabodetabek)
- Estimated total income (advertisement slot): 3.291.500.000,- IDR
- Total budget of evaluation: 1.400.000,- IDR
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Purnamasari
"Analisis Situasi
Semakin banyak perempuan yang berkecimpung di dunia kerja dan mereka berpotensi mengalami stres. Keterlibatan pada hobi yang mengasah potensi diri adalah cara terbaik bagi perempuan Jakarta untuk mereduksi stres akibat beban karier maupun konflik peran ganda. Namun, banyak perempuan yang bekerja di Ibu Kota tidak punya banyak waktu dan kesulitan dalam memperoleh informasi tentang hobi yang sesuai dengan kondisi diri mereka.
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype Manfaat pengembangan prototype ini adalah menjadi referensi seputar hobi pengasah potensi diri beserta komunitasnya bagi para perempuan yang bekerja di Jakarta dalam mencari alternatif pengalih stres. Tujuannya adalah membantu mereka menemukan kegiatan positif yang dapat mereduksi stres serta memotivasi untuk tetap berkarya dengan menekuni hobi yang digemari.
Prototype yang Dikembangkan
My Hobby and Me disajikan secara menarik, ringan, menginspirasi, serta sarat akan wawasan sosial-budaya. Program ini hadir dengan pengemasan yang dinamis dari segi format per item/rubric maupun pilihan hobi dan tema per episode. Penyajiannya mengedepankan kedekatan program dengan target penonton, yakni perempuan berusia 21 tahun ke atas dan bekerja di Jakarta. Materi yang dibahas, antara lain profil hobi beserta cara pengerjaan tahap demi tahap, tips dan trik, komunitas maupun para penggiatnya, serta wirausaha yang dapat dikembangkan.
Evaluasi
- Pre-test media akan dilakukan dengan metode survey melalui penyebaran kuesioner kepada 35 peserta riset khalayak yang telah dilakukan sekaligus menjadi target penonton program ini.
- Evaluasi program TV Magazine My Hobby and Me akan mengacu pada data rating dan share Nielsen Audience Measurement, hasil riset kuesioner terhadap 35 target khalayak, serta rapat redaksi mingguan.
Anggaran
Anggaran pembuatan prototype Rp 1.413.000
Rencana anggaran produksi program untuk satu epsisode (Jabodetabek) Rp 7.384.000
Perkiraan laba maksimal Rp 92.616.000
Rencana anggaran evaluasi Rp 4.412.000

Situation Analysis
More Indonesian women especially in Jakarta have involved in the work fields and this situation could make them experience stress. Involvement in hobbies which can sharpen self-potential is the best way for Jakarta’s female workers to solve their stress problems due to carrier pressure as well as dual role conflict. However, many female workers don’t have much time and are troubled in seeking information about hobbies suitable for their self-condition.
Benefit and Purpose of the Prototype
The benefit of this prototype development is to be the reference that much relates to productive hobbies including their communities for female workers in Jakarta who seek for alternatives to escape from stress. The purpose is to help Jakarta’s female workers to find positive activities which might reduce the stress and to motivate them to keep being creative through their favorite hobbies.
Prototype Developed
My Hobby and Me will be presented through the way which is interesting, light, inspiring, and rich of socio-cultural knowledge. This program exists with dynamic wrapping from its per item format as well as the choice of hobbies and themes in each episode. Its presentation prioritizes engagement and proximity between the program and the audience target who are female, aged over 21, and work in Jakarta. The materials covered are profiles on hobbies, process of doing, tips and tricks, the community as well as the hobbyists, also entrepreneurship that could be developed through the activity.
Evaluation
Media pre-test will be done with survey method through questionairre distribution to 35 respondents also audience target who participated in previous research. Program evaluation of TV Magazine My Hobby and Me will be based on the rating and share data of Nielsen Audience Measurement, questionairre result from 35 respondents, and editorial weekly meeting.
Budgeting
The budget for making the prototype is Rp 1.413.000
Budget plan of program production for each episode (Jakarta and its greater area) is Rp 7.384.000
Maximum profit estimation is Rp 92.616.000
Budget plan for program evaluation is Rp 4.412.000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bahrul Ulum
"Penelitian ini membahas fenomena komersialisasi tayangan olahraga di media penyiaran, khususnya televisi. Penelitian ini membahas konsep komersialisasi dalam hubungannya dengan produksi tayangan olahraga, khususnya bulutangkis yang disiarkan secara langsung di Kompas TV. Dalam penelitian ini, juga dikaji kebijakan suatu institusi media komersial di Indonesia dalam ranah industri media penyiaran swasta di Indonesia. Untuk mengkaji hal tersebut, peneliti menggunakan perspektif kebijakan komersialisasi dan keterkaitannya dengan ekonomi media untuk mengetahui perilaku insitusi televisi terkait produksi tayangan olahraga. Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun memilik tujuan ideal, media penyiaran televisi tetap meintikberatkan aspek-aspek komersial melalui berbagai kebijakan yang terkait produksi program tersebut.

This research will explore the phenomenon of the commercialization of sports in the broadcast media, especially television. Furthermore, this research willstudy the concept of commercialization in relation to the production of sports, especially badminton which was broadcasted live on Kompas TV. This study will also examinepolicies of a commercial media in the realm of private broadcast media industry in Indonesia. To study this, the researcher used a commercialization policy and economic perspective to determine the behavior of institution related to television?s sports program production. The results of this study indicate the interesting fact that the broadcasting media, television though it has an ideal goal but essentially keep doing commercialization through a variety of policies related to the production of the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wulandari
"Perkembangan stasiun televisi di Indonesia semakin marak setelah 10 stasiun TV Swasta dan TVRI melaksanakan siarannya setiap hari. Untuk mempertahankan eksistensinya, maka persaingan gencar antar stasiun TV Swasta pun terjadi.
TRANS TV sebagai salah satu stasiun TV Swasta yang relatif masih muda menunjukkan eksistensinya dengan menempati peringkat ke-4 di antara stasiun TV Swasta pada usianya 10 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana manajemen TRANS TV melaksanakan strategi programming untuk menarik pemirsa yang didukung faktor promosi, teknologi, dan masalah sumber daya manusia. Berkaitan dengan hal tersebut menarik untuk diketahui strategi penjualan slot iklan TRANS TV untuk memperoleh iklan semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai stasiun TV Swasta.
Metodologi yang dgunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui in depth interview dengan para narasumber/informan yang diambil dengan teknik snow ball. Dari hasil interview tersebut dan didukung oleh data-data sekunder diperoleh gambaran yang jelas dan terurai mengenai permasalahan dalam penelitian.
TRANS TV memiliki manajemen yang solid dengan mengandalkan budaya perusahaan yang diidentifikasikan sebagai good corporate governance. Perubahan yang mendasar dalam strategi programming yang semula mengutamakan acquisition program menjadi in-house production membawa implikasi pada perubahan kebijakan human capital dan strategi keuangan. Strategi penjualan yang 'menjemput bola' juga menghasilkan revenue yang tinggi, sementara overhead cost yang rendah. Hal ini berpengaruh pada bargaining position yang baik dalam bidang penjualan. Aktivitas promosi dilakukan baik dengan on air dan off air promo, sedangkan pemanfaatan teknologi digunakan serba digital. Selain itu sumber daya manusia yang digunakan TRANS TV adalah 80% berusia muda di bawah 27 tahun dan 20% tenaga yang sudah berpengalaman.
Setelah mendapatkan temuan-temuan penelitian, maka dibuatkan ikhtisar, kesimpulan dan implikasi baik dari sisi akademis, yaitu perlunya penelitian lebih lanjut mengenai strategi TV Swasta secara lebih mendalam, juga dengan membandingkan dengan stasiun TV Iainnya. Sedangkan implikasi praktis, penelitian semacam ini menjadi masukan dan pemahaman bagi pengelola media elektronik, khususnya televisi, maupun mitra kerja media televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yedi Supriadi
"Proses deliveri TV set yang panjang membutuhkan produk disimpan dan ditumpuk di gudang penyimpanan dalam waktu yang cukup lama sampai ke dealer negara tujuan. Selama pengiriman, perusahaan deliveri tidak mengindahkan aturan seberapa banyak TV set yang boleh ditumpuk sehingga produk menerima beban yang lebih besar. Penulis menganggap kegagalan yang timbul pada Cabinet Front TV kemungkinan terjadi selama proses pengiriman produk.
Dalam Tugas Akhir ini dibahas tentang analisa tegangan, regangan dan defomtasi yang teijadi pada Cabinet Front TV set. Tujuan dari analisa ini untuk mengetahui seberapa banyak tumpukan maksimum yang dapat dita han oleh Cabinet front sampai mengalami kegagalan.
Analisa yang dilakukan menggunakan perangkat lunak Pro-Engineer untuk pemodelan dan Pro-mechanica untuk Geometric element analysis. Metoda selanjutnya dilakukan pengujian mekanis Stacking test didalam chamber room dengan syarat-syarat sesuai standar pengujian JIS dan pengujian di warehouse pada suhu kamar. Penulis melakukan analisa terhadap pembebanan statis dengan menganggap produk yang paling bawah mempakan yang paling kritis karena menerima beban paling besar. Analisa awal diberikan beban sesuai dengan jumlah tumpukan yang diijinkan. Selanjutnya diberikan beban tumpukan yang jauh lebih besar melebihi beban awal untuk menemukan jumlah tumpukan maksimum sampai produk niengalami kegagalan.
Hasil akhir analisa Pro-mechanica menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi pada jumlah tumpukan sesuai standar safety (6 TV set) masih dibawah tegangan break. Kemudian dilakukan pengujian stacking 6 TV set di warehouse selama 2 minggu dan chamber room (temperature tinggi) selama 10 hari dan kondisi appearance Cabinet Front hasilnya OK. Analisa pro-mechanica dilakukan lagi dengan beban 16 tumpukan dengan hasil mendekati tegangan yield yang diijinkan. Penulis memprediksikan tegangan break terjadi pada jumlah tumpukan 20 TV set yang merupakan tumpukan maksimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>