Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The policy of Final National Examination (UN) standardization has caused madrasah to become trapped in practical efforts to help students pass by focusing on repetitive practice of test in the examination subjects. Learning was not a process of developing or maturing, but one of earning high test scores and passing the UN. Ironically, the development of student potential was not a priority for the teaching-learning process as a result of the high importance given to test scores. The deification of test scores and the application of the policy of standardization have resulted in the process of education causing fear in students. Finally, students experience stress and depression due to fear of failing the UN. Therefore, the policy of standardization of passing grades in the UN must be changed to reflect the spirit of decentralization and regional autonomy and appreciation of diversity of school quality and capacity for teaching and learning. Data collection methods were in depth interviews and document analysis."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gunadi H. Sulistyo
"The National Examination (NE) has been conducted for several times nation-wide. However, public debates always emerge over the importance of NE prior to the annual excecution of the examination. The government?s policy to raise the passing standard under the pretext of improving the quality of the national education has commonly triggered a heated controversy. This paper discusses the NE from the perspectives of expectations, challenges and opportunities. It attempts to provide an objective picture as to the need to hold NE. As such, it puts the attempts to improve the quality of the national education through NE in a proportionately wider perspective."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper attempts to portrait the journey of madrasah (religious school) during the last five years, i.e. since the enactment of Law of RI number 20 of 2003regarding the National Educational System which positions a madrasah as general school. This reposition is actually positive for the sustainability as well as improving the quality of madrasah. However, it should be noted that more than 90% of madrasah are managed by public. This means that madrasah still has to be developed according to the public requirements, not that of government. Thus, to create a policy on madrasah, it obviously is necessary to accomodate various public interests. Exactly, it is needed a harmonious and dynamics convergency between the government and the people."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sekolah (negeri dan swasta) dan kondisi geografis (sekolah yang berlokasi di wilayah dataran rendah, campuran, dan pengumuman) terhadap prestasi belajar siswa SD yang diukur dari hassil UN (Rerata Nilai UN SD). data yang dianalisis adalah sata populasi SD peserta UN sebanyak total 640 satuan pendidikan dengan memanfaatkan data hasil UN tahun pelajaran 2012/2013 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. metode analisis menggunakan ANOVA Dua Faktor dengan Rerata Nilai UN sebagai variable dependen dan status sekolah serta kondisi geografis wilayah sebagai variable independen. hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan faktor status sekolah dan kondisi geografis wilayah sekitar sekolah terhadap prestasi belajar siswa. secara umum terdapat kesenjangan prestasi yang signifikan antara siswa SD negeri dengan SD swasta dan perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar antara siwa-siswa yang lokasi sekolahnya berada di wilayah dataran rendah dengan yang berada di wilayah campuran (dataran rendah dan pegunungan) serta yang lokasi sekolahnya berada di wilayah pegunungan."
JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Globalisasi adalah keniscayaan yang dihadapi semua lembaga pendidikan. Ada tiga genda yang harus dihadapi oleh lembaga pendidikan. Pertama, lembaga pendidikan perlu mempertimbangkan nilai-nilai humanitas baru yang terkadang sekuler, seperti wacana demokrasi dan multikulturalisme sebagai sarana pembentukan nilai menghadapi modernitas. Kedua, lembaga pendidikan perlu semakin kompetitif untuk membuktikan eksistensinya diantara lembaga pendidikan yang lain. Ketiga, terkait dengan tuntutan pasar, lembaga pendidikan perlu mereview sistem pembelajarannya, sehingga lulusannya dapat berkompetisi di pasar kerja. Madrasah adalah salah satu lembaga pendidikan yang melayani kurang lebih 18-20% kebutuhan pendidikan anak Indonesia. Bagaimana praktisi madrasah menghadapi globalisasi? Bagaimana pula dengan persoalan politik identitas lembaga pendidikan madrasah. Studi ini mengambil kasus pada Madrasah Pembangunan Ciputat Tangerang, sebuah madrasah yang dianggap berhasil menghadapi tantangan global."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Furchan
Yogyakarta: Gama Indah, 2004
297. 64 ARI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Peningkatan kualitas Sekolah Islam di Indonesia bisa dilihat dari semakin meningkatnya jumlah pondok pesantren yang berdiri setiap tahunnya. Pesantren masa kini bukanlah pesantren yang hanya mengajarkan kitab kuning ataupun pengajian belaka, karena selain pelajaran agama diimbangi dengan kurikulum yang mengacu kepada kurikulum pendidikan nasional. Sehingga saat ini kualitas pesantren bisa disejajarkan dengan sekolah umum lainnya. Hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan setiap anak; terlebih lagi bagi para orangtua. Ada beberapa faktor internal yang bisa mempengaruhi prestasi belajar, seperti, inteligensi, sikap siswa, bakat, minat dan motivasi. Serta beberapa faktor eksternal seperti, para guru, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Hubungan antara murid dan guru, sikap-sikap yang dirasakan oleh murid bisa berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Pesantren menggunakan metode belajar mengajarnya selama duapuluh empat jam dengan sistem asrama, interaksi antara guru dan murid mempunyai frekuensi yang tinggi dengan segala pengaruhnya bagi santri. Terlihat dari jadwal kegiatan harian dan peraturan-peraturan yang diterapkan di pesantren, disiplin yang mengikat santri selama duapuluh empat jam merupakan pengganti pola asuh yang diterapkan pesantren pada para santrinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi masuk pesantren dan poia asuh di pesantren dengan prestasi belajar santri pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alas ukur berupa kuesioner yang diberikan kepada 65 responden, disamping itu dilakukan pula metode kualitatif berupa wawancara dengan metode focus group discussion (diskusi kelompok terfokus) pada sebagian kecil dari sampel untuk melengkapi basil penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif yang akan dipakai untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah multiple correlation untuk melihat hubungan antar variabel dengan menggunakan SPSS 12.0 for windows. Sedangkan untuk metode kualitatif menggunakan analisis isi.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi masuk pesantren dengan prestasi belajar santri di pesantren.
2. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh di pesantren dengan prestasi belajar santri di pesantren.
3. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi masuk pesantren dan pola asuh di pesantren secara bersamaan dengan prestasi belajar santri di pesantren.
Selain hipotesis diatas, dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan pada dimensi pola asuh otoriter dan memberikan pengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar santri. Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisis yang ada, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak terkait akan pentingnya motivasi masuk pesantren bagi santri dan pola asuh yang diterapkan di pesantren bagi para santri. Dengan pola asuh yang baikakan Iebih meningkatkan prestasi belajar santri.

The increasing of Islamic School quality in Indonesia can be seen from the growing of the pesantren amount every year. Nowadays, Pesantren is not only teaching ancient book or how to pray. Because. beside religion lessons there is curriculum which relate to national curriculum. So the quality of Pesantren can be with other public school. Hight achievement is every child dreams more over to parents. There are internal factors which influence student achievement, such as: intelligences, student attitude, talent, motivation and enthusiasm. And also some external factors such as: teacher and classmates who able to influence the spirit of student. The relation between teacher and pupil, attitudes felt by pupil can influence to their achievement. Pesantren use method of learning and teaching for twenty four hour by hostel system. which have high frequency with its influence to the student. It can be seen from daily activity schedule and applied regulations in pesantren, obligatory discipline of student during twenty four hour represent substitution of parenting style which is applied by pesantren to their student.
This research aim is to know pesantren entrance motivation and pesantren parenting style with student achievement of pesantren Darunnajah Ulujami, South Jakarta. This Research use quantitative approach by using measuring instrument in the form of passed to Questioner 65 sample, is despite fully done also method qualitative in the form of interview with method of focus discussion group in part a small than sample to equip result of quantitative research. The Quantitative method to wear to process data in this research is multiple correlation to see the relation between each variable by using SPSS 12.0 for windows. While for method qualitative use content analysis.
Result of research shall be as follows:
1.There is no relation which are positive and significant between pesantren entrance motivation with student achievement in pesantren
2.There is no relation which are positive and significant between pesantren parenting style with student achievement in pesantren
3.There no relation which are positive and significant between pesantren entrance motivation and pesantren parenting style concurrently with student achievement in pesantren.
Besides the hypothesis above in this research is found by the existence of relation which is significant at dimension of authoritarian style and give influence to lowering of student achievement. Pursuant to result of existing analysis result and conclusion, researcher give suggestion to various related parties for the importance of pesantren entrance motivation to parenting. style of which is applied in pesantren to all student with good pesantren parenting style will improve student achievement.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Muakip
"Madrasah menjadi salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Selain madrasah, terdapat juga pondok pesantren yang mayoritas berdiri bersama madrasah. Dengan perkembangan yang ada saat ini, madrasah menjadi salah satu pilihan oran tua dibanding sekolah umum. Fenomena Islamisasi ditambah lagi dengan berkembangnya modernisasi menjadi salah satu pendorong para orang tua untuk memasukkan anaknya ke madrasah. Namun, di sisi lain terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya. Aktor sosial yang bergerak dengan berbagai idiologi yang diyakininya menjadi satu poin utama yang merubah paradigma tentang tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sektor-sektor agama baik itu berupa organisasi dan ajaran agama telah banyak memengaruhi berjalannnya proses pengajaran di sebuah lembaga pendidikan. An-Nawawi Sarwodadi dengan tiga lembaga yang ada, menjadi salah satu Yayasan yang ikut dalam arus perkembangan pendidikan di Indonesia. Fenomena kesalehan dan proyek-proyek pendidikan yang ada akhirnya membuat pemahaman tentang pendidikan berbeda dibanding dengan pendidikan umum. Saya menggunakan metode kualitatif dan pendekatan etnografi untuk menghimpun data penelitian. Tulisan ini menggunakan konsep Educational Project dan Piety Project untuk menjelaskan berjalannya sistem lembaga baik pengajaran, kurikulum, aktor-aktor dan idiologi yang berjalan di An-Nawawi Sarwodadi.

Madrasah becomes one of an educational institution in Indonesia which has a long history, besides a madrasah, there’s also an Islamic boarding school which most of it was built along with the madrasah. With the current development, madrasah becomes one of parents choice compared to other public schools. Islamization phenomenon coupled with the development of modernization becomes one of a promoter to the parents to schooling their child to the madrasah. But on the other side, some factors could affect it. A social actor who moves with their various ideologies becomes one of the main points that could change the paradigm about educational purposes that wants to achieve. The religious sectors either in the form of organization and religious teachings have greatly influenced the teaching process in an educational institution. An-Nawawi Sarwodadi with the three institutions available becomes one of the institutions which takes part in educational development in Indonesia. The phenomenon of piety and the educational projects available make the understanding of education different compared to public education. I am using the qualitative method and ethnography approach to accumulate the research data. This writing uses the concept of educational project and piety project to explain the operation of the system either the teachings, curriculum, actors, and ideologies running in An-Nawawi Sarwodadi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abuddin Nata
Jakarta: Rajawali, 2012
297.77 ABU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Muhammad Ahmadi
"Pesantren yang merupakan subkultur bangsa Indonesia tentunya mempunyai struktur sosial sendiri yang unik. Kiai adalah tokoh sentral pesantren yang memimpin dan berdiri sebagai imam, guru juga pemilik lembaga pendidikan yang bernama pesantren. Sehingga kiai memiliki otoritas yang penuh terhadap persantren yang dipimpinnya. Tak berlebihan kalau kemudian kiai disebut sebagai salah satu dari agen perubahan sosial yang ada dalam pesantren dan juga cultural broker bagi pesantren. Sebagai sebuah organisasi, pesantren tidak hanya kiai yang disebut aktor. Ada beberapa aktor dalam pesantren, salah satunya adalah ibu nyai yaitu istri kiai pemilik atau pengasuh pesantren.
Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta adalah pesantren salaf yang didalamnya tradisi Islam NU sangat kental. Pendidikan klasikal masih menjadi metode pendidikan dalam pesantren tersebut. Peran kiai masih dominan sebagaimana layaknya pesantren pada umumnya. Tetapi ada beberapa ibu nyai dalam pesantren ini juga memiliki peran yang tidak kalah dengan kiai. Sebab ibu nyai tidak digambarkan sebagai pendamping kiai saja tetapi ada peranan yang ibu nyai mainkan karena ibu nyai termasuk dalam elit pesantren yang tentunya memiliki power sebagaimana layaknya elit sosial dalam masyarakat.
Seberapa ibu nyai dalam pesantren Al Munawwir ini turut serta untuk memberikan arti dalam perjalanan pesantren. Dimana ibu nyai turut berperan serta dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pesantren. Peran ibu nyai yang menonjol dalam pesantren merupakan basil dari proses yang berlangsung dalam diri ibu nyai. Adanya persepsi yang dimilikinya dan struktur sosial pesantren yang saling berinteraksi ditambah dengan adanya motif dan situasi serta kondisi yang mendukung membuat ibu nyai dapat melakukan reproduksi dan memainkan perannya dengan kesadarannya sendiri. Tak dapat dinafikan adanya dorongan dari aktor-aktor lain dalam pesantren yang mendorong ibu nyai.
Human capital yang dimiliki oleh ibu nyai membuat ibu nyai dapat memberdayakan dirinya dan membuatnya lebih berperan dalam komunitas pesantren. Saat ibu nyai telah mendapatkan tempat dan legitimasi dari komunitas pesantren sebagai alit ibu nyai dapat membawa angin perubahan bagi pesantren. Ibu nyai sebagai perempuan sanggup mengalokasikan power dalam tindakan sosialnya. Otoritas power yang dimiliki ternyata dimanfwkan sedemikian rupa oleh ibu nyai walaupun ibu nyai mendapatkan tantangan sebagai konsekuensi logis ketika ada sekelompok orang yang bplum siap.
Pesanlren salaf tidak seperti dibayangkan selama ini sebagai sesuatu yang ortodok dan kaku yang mengkungkung peran dan kebebasan perempuan. Di pesantren ini peran ibu nyai ternyata tidak lepas dari legitimasi yang diberikan oleh komunitas pesantren terlebih adanya kiai yang memberikan legitimasi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>