Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The decreasing rate of involvement in organized groups and with voting by young people is a disturbing trend that perhaps can be turned around. Becoming Citizens: Deepening the Craft of Youth Civic Engagement brings together civic education, experiential education, and political theory to provide a revealing multiple-perspective examination of the new alternative way of practice in the youth work field called civic youth work. This helpful resource bridges the theory of civic engagement with education, ground both in extensive data, and then discuss various youth civic engagement init."
London: Routledge, 2009
323.042 BEC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Beaumont, Elizabeth
Oxford: Oxford University Press, 2014
342.73 BEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Anindita
"Makalah ini membahas tentang kasus kampanye online “I am an AIESECer” yang dijalankan oleh organisasi AIESEC UI untuk mempersuasi khalayak sasaran agar berpartisipasi di dalam program exchange Youth Ambassador. Kasus ini dibahas menggunakan teori kampanye dan model AISAS milik Dentsu. Dari pembahasan kasus menggunakan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kampanye yang telah dilakukan AIESEC telah sesuai dengan teori yang ada sehingga tujuan kampanye dapat tercapai.

This paper discusses about the online campaign “I am an AIESECer” by AIESEC UI which aims to persuade the targetted public to participate in the Youth Ambassador Exchange Program. The case itself is analyzed using the campaign theory and AISAS model by Dentsu. From the anaylisis, we may conclude that the campaign is aligned with the theory and thus the initial objectives can be pursued.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayah Sukmaraga
"Dalam mewujudkan cita-cita Nasional yang terdapat di dalam pembukaan UUD 1945 maka Indonesia membutuhkan Pemimpin Bangsa yang memiliki Ideologi yang sesuai dengan Konstitusi dan mewarisi nilai-nilai yang diamanatkan oleh para Pendiri Bangsa. Pemuda sebagai Calon Pemimpin Masa Depan harus dipersiapkan untuk mewujudkan hal tersebut. Untuk mendapat nilai-nilai yang dapat dijadikan dasar Pengembangan Kepemimpinan Pemuda ini, maka dilakukan analisis terhadap Pidato Sukarno 1 Juli 1945 tentang "Lahirnya Pancasila". Nilai-nilai ini diharapkan dapat ditanamkan pada generasi muda dan dapat menjadi dasar dalam Pengembangan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia sehingga dapat menggantikan nilai-nilai (liberalisme,individualisme dan kapitalisme) yang merupakan pengaruh dari Globalisasi saat ini.

In realizing national ideals contained in the preamble to UUD 1945, Indonesia requires a leader who has the ideology of the Nation in accordance with the Constitution and the inherited values that are mandated by the Founders of the Nation. Youth as Future Leaders Candidates should be prepared to make this happen. To get the values that can be used as the basis of the Youth Leadership Development, then performed an analysis of the July 1, 1945 Sukarno's speech on "Lahirnya Pancasila". These values are expected to be inculcated in young people and can be the basis of the Youth Leadership Development in Indonesia so it can replace the values (liberalism, individualism and capitalism) which is the effect of globalization today.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Syaiful Bahri Ali
"Ketahanan pangan merupakan bagian yang sangat penting dari ketahanan nasional. Karena krisis pangan bukan saja menimbulkan krisis ekonomi, melainkan juga krisis sosial-politik. Sasaran pembangunan ketahanan pangan Indonesia adalah terwujudnya kemandirian pangan yang bertumpu pada produksi dalam negeri dan berbasis pada kearifan sumberdaya lokal. Salah satu kendala serius dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut adalah lemahnya kualitas SDM pertanian. Kondisi tersebut menjadi semakin sulit karena rendahnya minat generasi muda untuk bekerja pada sektor pertanian.
Upaya untuk menumbuhkembangkan minat dan peran serta generasi muda terhadap pembangunan sektor pertanian perlu menjadi prioritas untuk mewujudkan kemandirian pangan. Sementara itu, peran penting dan strategis yang dimiliki oleh Organisasi Kepemudaan sebagai wadah pengembangan potensi pemuda belum terstruktur dalam upaya pembangunan ketahanan pangan.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal Organisasi Kepemudaan dalam menunjang pembangunan ketahanan pangan serta merumuskan strategi pemberdayaannya.
Berdasarkan hasil penelitian, meskipun Organisasi Kepemudaan menghadapi tantangan/hambatan dari faktor eksternal, tetapi masih terdapat potensi kekuatan internal yang dimiliki Organisasi Kepemudaan dan dapat dioptimalkan untuk meminimalisasi tantangan/hambatan tersebut. Sehingga strategi yang dapat digunakan dalam pemberdayaan Organisasi Kepemudaan untuk pembangunan ketahanan pangan adalah mengoptimalkan kekuatan untuk meminimalisasi hambatan/tantangan.

Food security is a part of the national security, where the crisis of food is not only become a cause of economic crisis but also will be a cause of sosio-politic crisis. The target of the Indonesian food security development is to realize self-sufficiency food which established by domestic production and local wisdom. One of the main obstacle to realize it is the poor quality of human resources in agricultural sector. This condition is compounded by the low interest of Indonesian youth to work in agricultural sector.
In order to realize the food security development, effort that can be done to grow the interest of youth to participate in the agricultural development should be a priority. Unfortunately, the strategic role of youth organization has not been developed well in the food security development.
This study is designed by using SWOT analysis tool to identify the internal and external factors of youth organizations in supporting the food security development and formulating its empowerment strategies.
The result of this study shows that the youth organizations have several external obstacles in food security development but there are still internal strong potentials in youth organizations which can be optimalized to minimize this obstacles. Consequently, the strategies that should be used in this study is to oplimalize the strong that youth organizations had to minimize its obstacles.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Fuadi
"Perjalanan bangsa Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga kini telah mencatat kekuatan pemuda sebagai sebuah kekuatan pelopor yang mendorong perubahan besar dengan semangat kolektif memunculkan metode alternatif melalui pendirian organisasi pergerakan nasional. Pemuda masa kini perlu memiliki semangat kepeloporan yang sama. Salah satu stakeholders kepemudaan yang berperan dalam memfasilitasi pengembangan kepeloporan pemuda adalah organisasi kepemudaan. Organisasi kepemudaan telah diakui eksistensinya sebagai salah satu tempat bagi pemuda dalam mengembangkan potensi dan kapasitas pemuda. Dalam rangka mendorong penumbuhan nilai-nilai kepeloporan pemuda diperlukan suatu strategi yang tepat dalam pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan agar pemuda dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan kepemudaan.
Penelitian ini memiliki pembahasan mengenai pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan. Fokus kajian penelitian ini yaitu pada upaya merumuskan model pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan dan strategi organisasi kepemudaan dalam upaya pengembangan kepeloporan pemuda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pengurus organisasi kepemudaan tingkat pusat dan studi dokumen organisasi kepemudaan mengenai upaya organisasi kepemudaan dalam pengembangan kepeloporan pemuda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi kepemudaan memiliki peran besar dan strategis dalam pengembangan kepeloporan pemuda di berbagai bidang. Model pengembangan kepeloporan pemuda yang dilaksanakan oleh organisasi kepemudaan dikembangkan dari analisis terhadap aktivitas pengembangan kepeloporan yang selama ini dilaksanakan oleh organisasi kepemudaan dan harapan organisasi kepemudaan kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenpora. Model pengembangan kepeloporan pemuda ini didasari oleh perlunya pembagian peran dari masing-masing pihak yang terkait. Pemerintah baik di level kordinasi maupun kementerian teknis berperan menyiapkan perangkat regulasi dan peran kordinasi yang menunjang kepeloporan.
Pendekatan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan adalah pendekatan bottom up. Strategi pengembangan kepeloporan di organisasi kepemudaan dilakukan melalui pendekatan strategi intensif di mana organisasi kepemudaan perlu melakukan upaya-upaya intensif dalam pengembangan kepeloporan pemuda melalui strategi penetrasi sasaran kepeloporan pemuda, strategi pengembangan bidang kepeloporan pemuda, dan strategi pengembangan program kepeloporan pemuda.

The course of Indonesian nation before the freedom until now has recorded youth strength as a pioneering force that drives major change with a collective spirit to rise an alternative method through the establishment of national movement organizations. Youth today need to have the same pioneering spirit. One of youth stakeholders who play a role in facilitating the development of yotuh pioneering youth is youth organization. Youth organizations have been recognized their existence as place for youth to develop the potential and capacity of youth. In order to encourage the growth of youth pioneering values needs appropriate strategies in pioneering the development of youth in youth organizations for young people to contribute to the development of youth.
This study has a discussion of the development of youth pioneering in youth organizations. The focus of this research study is to formulate a model of development of youth pioneering in youth organizations and the strategy of the development of youth pioneering efforts in youth organizations. The method used in this study is a qualitative approach. In this research, data collection conducted by researcher by in-depth interviews with the central committee of youth organizations and study of youth organizations’ documents in the development of youth pioneering.
Results showed that youth organizations have a major and strategic role in developing youth pioneering in various fields. The model of the development of youth pioneering implemented by youth organizations was developed from an analysis of the development of pioneering activity which is carried out by youth organizations and the expectations of youth organizations to the government, in this case Kemenpora. The model is based on the need for the division of roles of each of the parties concerned. Government either at ministerial level or technical coordination has a role to prepare the coordination of regulation and support pioneering.
The approach taken by the youth organization is a bottom up approach. The strategy of the development of youth pioneering in youth organizations implemented through an intensive strategy approach where youth organizations need to make intensive efforts in the development of youth pioneering through penetration strategy of targeting youth pioneering, the strategy of developing the field of youth pioneering, and the strategy of developing youth pioneering programs.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Nur Handayani
"Sebagai Ibukota negara Republik Indonesia, DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk yang besar tentu menyisakan berbagai masalah sosial. Pemuda dengan potensinya yang besar diharapkan dapat memberikan pembaruan dan perubahan terhadap permasalahan yang terjadi. Kerelawanan merupakan sumbangan masyarakat bagi pembangunan masyarakat sipil. Masyarakat sipil yang kuat dapat dipastikan memiliki tingkat kerelawanan yang tinggi. Kerelawanan pun memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Pemuda menggambarkan sebuah potensi besar dalam pembangunan. Terdapat kebutuhan yang mendesak dalam membangun potensi ini, yang melibatkan partisipasi pemuda termasuk kerelawanan. Tesis ini bertujuan untuk menggali pengembangan pemuda dalam organisasi kerelawanan yang dilakukan di organisasi massa, Masyarakat Relawan Indonesia dan organisasi bentukan pemerintah, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan).
Berdasarkan penelitian melalui pendekatan kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa keterlibatan pemuda dalam organisasi kerelawanan MRI mencapai 85% - 90%, sedangkan keterlibatan pemuda dalam PNPM Mandiri Perkotaan hanya mencapai 2%. Sedikitnya keterlibatan pemuda di PNPM MP disebabkan karena kurangnya kapasitas fasilitator pendamping dalam melakukan pendekatan dengan pemuda/ komunitas kepemudaan dan tidak dilibatkannya pemuda dalam kegiatan fase pembelajaran. Berkebalikan dengan PNPM MP, MRI menggunakan media promosi sosial media sebagai pendekatan kepada pemuda. Selain itu, pelibatan yang dominan bagi pemuda pada kegiatan kerelawanan mendorong relawan pemuda tersebut merasa memiliki saran aktualisasi dan pengembangan diri. Selain itu, pemuda menjadi merasa tertantang dan memiliki tanggung jawab yang besar. Keterlibatan relawan pemuda yang tinggi menyebabkan gerakan kerelawanan akan semakin bergerak cepat dan luas, sehingga masyarakat yang mandiri dan sejahtera akan tercapai.

As the capital of the Republic of Indonesia, Jakarta has a large population so that leaves many social problems. Youth with great potential that is expected to provide inovations and changes to the problems that occurred. Voluntary give contributions for the development of civil society. Strong civil society is certain to have a high level of volunteerism. Volunteerism also has a huge influence on a country's economic condition. Youth described a huge potential for development. There is an essential need to build this potential, which involves the participation of youth including volunteerism. This thesis aims to explore the development of youth in volunteer organizations conducted in mass organizations, Community Volunteer Indonesian and government organization, the National Program Community Empowerment of Independent Urban.
Based on a qualitative research approach, the conclusion that youth involvement in voluntary organizations MRI was 85% - 90%, while youth involvement in PNPM MP only reached 2%. At least the youth involvement in PNPM MP due to lack of capacity of the facilitator in engaging with young people/ youth community and youth involvement in the activities of the learning phase. Otherwise to PNPM MP, MRI uses social media as a promotional media approaches to youth. In addition, the dominant involvement for youth in volunteer activities that encourage youth volunteers have suggestions feel actualization and self-development. In addition, youth are challenged and have a great responsibility. High involvement of youth volunteers led volunteer movement will increasingly move quickly and widely, so that an independent and prosperous society will be achieved.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flacks, Richard
New York: Columbia University Press, 1988
323.042 FLA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhoni
"Partai politik memiliki peranan strategis untuk mendistribusikan kader menjadi wakil di pemerintahan. Faktanya, partai politik terjebak dalam arus korupsi dan dinilai sebagai lembaga yang paling tidak dipercaya oleh publik, khususnya di kalangan milenial. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan upaya revitalisasi agar partai politik menjadi modern, inklusif dan dapat memberikan akses kepada pemuda untuk berkontribusi secara strategis. Perbaikan citra partai politik dapat berimbas terhadap menguatnya kepercayaan milenial untuk terlibat lebih jauh dalam partai politik. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipan dalam penelitian ini adalah Ketua Umum DPP PSI, Ketua DPP PSI, Tenaga Ahli PSI, Anggota PSI, serta narasumber pembanding seperti Direktur Eksekutif Perludem. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan PSI menjadi partai politik yang berbadan hukum dan menjadi peserta pemilu tahun 2019 tak dapat dilepaskan dari kepemimpinan Grace Natalie dan pengurus lainnya dalam memberdayakan partisipasi politik kalangan milenial. Komposisi kepemimpinan pengurus PSI terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu jenis dan gaya kepemimpinan, komunikasi politik, serta modal sosial yang dimiliki. Partisipasi politik yang telah diakomodir oleh PSI untuk kader dan anggotanya berjumlah 10 jenis partisipasi politik yang masuk dalam kategori electoral participation, consumer participation, party participation, protest activity, dan contacting Tantangan dalam pemberdayaan pemuda di PSI ada empat, yaitu intimidasi fisik, korban hoax dan fitnah, dilema ekonomi, dan ketidakpercayaan diri dalam berpolitik.

Political parties have a strategic contribution to distribute their cadres until they represent as part of the government. In other hands, political parties were in the flow of corruption and regarded as the most unreliable institution by the public, especially among millennial generation. Based on these conditions, it is necessary to revitalize the political party become modern, more inclusive and should provide access for youth to have strategically contributed to the party. Based on these conditions, it is necessary to revitalize the political party become modern, more inclusive and should provide access for youth to have strategically contributed to the party. we assumed by Improving the image of political parties can impact developing millennial beliefs to engage further in political parties. The research method used in this research is descriptive qualitative method with case study approach. Participants in this study consisted of the General Chairman of the DPP PSI, the Chairman of the DPP PSI, PSI Staff, PSI Members, and the expert opinion from Perludem Executive Director. The results of this study found that the leadership of Grace Natalie and other committee of PSI were success make PSI into become a legal party for being a participant in the 2019 and also empowering millennial generation to contribute in political participation. Grace Natalie and other commitee of PSI leadership aspect were divided into three aspects, namely the type and style of leadership, political communication, and social capital owned. Political participation had been accommodated by PSI for their cadres and members in the form of electoral participation, consumer participation, party participation, protest activity, and contacting. Unfortunately, in order to the empowerment of youth in PSI, they still have to face four big challenges such as physical intimidation, hoax and defamation, economic dilemmas and low self confidence in politics.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menunjukkan bahwa kaum muda terlibat dalam budaya pengaturan yang sangat dinamis di Indonesia yang berlangsung terutama melalui organisasi kepemudaan. Dalam prakteknya kekuasaan negara di tingkat lokal disalurkan melalui organisasi pemuda dan tidak melalui suatu relasi kuasa yang bercorak langsung. Kasus pemuda Kampung di Ternate merupakan sebuah contoh bagaimana agensi kaum muda diwujudkan melalui negosiasi terus menerus, yang hasilnya lebih banyak berupa perebutan wacana dan kepentingan teritori."
JSP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>