Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Yuliastanti
"Lingkungan bisnis telah menjadi global dan kompetitif menuntut perusahaan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer. Value disini termasuk diantaranya adalah harga yang kompetitif sehingga kebutuhan akan informasi kalkulasi biaya yang terinci menjadi hal yang penting. Ketika biaya overhead menjadi cukup tinggi diperusahaan, penggunaan satu tarif overhead atas produk yang berbeda menghasilkan biaya produk yang tidak akurat. Disisi lain manajemen tidak mempunyai pemahaman secara jelas bagaimana biaya-biaya dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Sebagai alat bantu untuk mendapatkan penghitungan biaya produk yang lebih akurat salah satunya adalah melalui penerapan sistem Activity Based Costing (ABC). PT. XYZ yang menerapkan sistem biaya tradisional mengalami hal yang sama seperti diatas. Terdapat selisih yang signifikan antara alokasi biaya overhead yang menggunakan sistem tradisional dengan sistem Activity Based Costing (ABC). Beberapa produk yang dilaporkan menguntungkan ternyata merugikan perusahaan ketika dianalisa menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC). Produk-produk yang memberikan kerugian ini akan berpengaruh besar pada tingkat margin keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sistem Activity Based Costing memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat atau menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan perhitungan biaya produk, yang secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan.

Business environment become globalize and competitive forces the company to create its best value for customer. Value in this case including competitive price, so the need for detail cost calculation becomes important thing. When overhead cost high in the company, implementation of single overhead tariff for the products create inaccurate product cost. On the other side, management doesn?t have clear understanding about how to trace back the costs to every product. As a tool to get more accurate product cost calculation, we can implement Activity Base Costing (ABC) system. PT XYZ which implements traditional cost system experience the same thing as mentioned above. There is significant difference when allocating overhead cost using traditional system compare to ABC system. Some products are reported as profitable, in fact is loss when analyzing using ABC system. Some un-profit products give significant impact for company profit margin in general. ABC system refining accuracy of product cost calculation by committing lots of fixed overhead cost, in fact are proportionally variable with changes in besides of production quantity. By understanding what make the costs are increase or decrease, the costs could be traceable to its products. This cause-Impact relation make possible for management to enhancing accuracy of product cost calculation which significantly improving decision making process."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28301
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Sarwin
"Activity Based Budgeting (ABB) merupakan pengembangan lebih lanjut dan Activity Based Costing (ABC) yang menyatakan bahwa biaya timbul karena adanya aktivitas yang memicunya (cost driver). Dengan pemahaman mengenai perilaku biaya atau cost behavior tersebut akan lebih mudah menetapkan dan lebih efektif memantau budget karena memperhitungkan tingkat aktivitas dan sifat keanekaragaman biaya. Lebih lanjut, pendekatan ini memberikan kerangka pemahaman mengenai keterkaitan keputusan yang dibuat manajer (sebagai penyebab timbulnya aktivitas) dengan sumber daya yang dibutuhkan. Tahapan dalam Activity Based Budgeting mencakup penentuan strategi, yang diselaraskan dengan tujuan jangka pendek yang terdapat dalam budget tahunan, penggunaan analisa value-chain dan analisa aktivitas untuk meneliti aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, dilanjutkan dengan pengurangan atau pengeliminasian aktivitas yang tidak memberi nilai tambah tersebut, mempertimbanglcan prioritas yang ada sehingga selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan, mengajukan proposal budget setelah memperhitungkan situasi yang akan dihadapi dalam periode budget, seperti tingkat inflasi, trend pasar, permintaan terhadap produk, elastisitas permintaan produk dan sebagainya. Budget kemudian diterapkan dan manajer hams selalu mengawasi dan bersedia menerima masukan serta melakukan perbaikan yang berkesinambungan, melalui perbandingan hasil aktual dengan budget yang telah disetujui tersebut. Activity Based Budgeting sebaiknya diterapkan pada perusahaan yang memproduksi beberapa jenis produk atau jasa, dimana penggunaan sumber daya masingmasing jenis produk tidak sama proporsinya. ABB sebaiknya digunakan untuk analisa jangka menengah dan panjang dimana biaya-biaya akan berubah sesuai dengan aktivitas yang menimbulkannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sunardi
"Dalam suatu produk, bahan baku dan upah langsung dengan mudah dapat ditelusuri, sedangkan biaya tidak langsung sangat sulit untuk ditelusuri. Salah satu konsep yang dikembangkan untuk membebankan atau mengalokasikan biaya tidak langsung secara lebih akurat ke dalam suatu produk adalah system Activity Based Costing (ABC).
Perbedaan mendasar antara system ABC dengan sistem tradisional terletak kepada tahapan pembebanannya atau pengalokasiannya. Dalam sistem tradisional pengalokasian biaya tidak langsung hanya dilakukan dengan satu tahapan saja, yaitu dari biaya atau sumber daya kepada unit produk. Dalam system ABC pembebanan biaya tidak langsung dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama adalah mengalokasikan biaya atau sumber daya ke dalam aktivitas-aktivitas. Tahap kedua adalah mengalokasikan aktivitas-aktivitas ke dalam suatu cost pool, yang bisa berupa unit produk, customer atau jenis produk dan sebagainya. Dengan system pengalokasian secara dua tahap, diyakini pembebanan akan menjadi jauh lebih akurat, yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada perhitungan harga pokok produksi suatu produk.
Manfaat dalam hal keakuratan sistem ABC dibandingkan dengan sistem tradisional itulah yang membuat karni merasa perlu untuk mengusulkan aplikasinya di PT X. PT X adalah sebuah perusahaan manufaktur dan eksportir produk produk furniture terbuat dari rotan dan kayu. Perubahan lingkungan eksternal yang ditandai dengan tingkat persaingan global yang semakin ketat, memaksa PT X untuk melakukan langkah-langkah strategic guna menjamin eksistensinya di kemudian hari. Langkah peningkatan kualitas produk yang mampu bersaing secara global telah dilakukan oleh PT X dengan mengarah kepada system manajemen mutu ISO. Sedangkan dalam hal perhitungan harga jual, PT X belum melakukan langkah apapun. Pada titik inilah system ABC dapat merupakan salah satu alternatif yang mungkin dapat mengisi kekosongan langkah strategic dari PT X tersebut di atas.
Dengan jumlah item produk yang mencapai ribuan, maka penerapan system ABC akan sulit seandainya langsung mengacu kepada item per item produk. Oleh karena itu dalam tulisan ini, cost pool bukanlah item produk melainkan jenis produk yang dihasilkan oleh PT X, yaitu jenis produk mebel terbuat dari rotan, jenis produk mebel terbuat dari kayu dan jenis produk keranjang rotan. Alokasi biaya tidak langsung ke dalam ketiga jenis produk tersebut selama ini belum dilakukan dengan cara perhitungan yang sistematis akan tetapi masih berdasarkan kepada pengalaman semata.
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ABC menunjukkan perbedaan mencolok dengan sistem tradisional yang sedang eksis sekarang ini, untuk jenis produk mebel kayu. Sedangkan untuk jenis produk mebel rotan dan keranjang rotan menunjukkan hasil yang hampir setara dengan perhitungan berdasarkan system ABC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Iman Santoso
"Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat, perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas melalui pengelolaan aktivitas. Laporan biaya kualitas berdasarkan aktivitas (activity-based cost of quality report) menggabungkan konsep biaya kualitas konvensional dengan konsep informasi berdasarkan aktivitas. Dengan demikian, laporan ini dapat berfungsi sebagai dasar untuk menilai tingkat performa kualitas dan untuk mengelola aktivitas guna meningkatkan kualitas secara berkesinambungan. Laporan yang disusun dengan menggunakan analisa process value ini, menginformasikan tiga hal utama yaitu, masalah kualitas, aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan biaya kualitas atau biaya yang timbul karena terjadinya masalah kualitas. Skripsi ini membahas penerapan laporan biaya kualitas berdasarkan aktivitas pada perusahaan manufaktur "X" dan menganalisa lebih jauh manfaatnya dalam pengelolaan aktivitas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Advin Sidharta
"Memasuki millenium ketiga, derasnya revolusi sistim informasi dan persaingan ketat pasar global mensyaratkan dunia akuntansi beradaptasi dengan tuntutan para pelaku bisnis akan informasi akuntansi yang akurat. Sistem biaya Activity-Based Costing (ABC) menjadi salah satu alternatif pengukuran biaya produk secara lebih akurat dan berkembang menjadi alat bantu akuntansi manajemen seperti perencanaan, budgeting dan continuous improvement. Skripsi ini bertujuan memberi gambaran atas situasi tersebut pada salah satu perusahaan multinasional. Dalam penyusunannya, penulis menelaah segi literatur dan menggabungkannya dengan kondisi aktual PT X. Sistem ABC mengasumsikan aktivitas sebagai pijakan dalam menentukan biaya produk. Karenanya identifikasi karakteristik pemacu biaya produk kemudian berkembang menjadi informasi lebih luas seperti evaluasi kinerja aktivitas usaha mereka sekaligus memproyeksikan perencanaan yang lebih reliable. Penulis mendapati bahwa PT X belum jua mengambil manfaat dari modul Activity Costing, software untuk pengimplementasian ABC, yang telah terpasang dalam sistem informasi mereka. Penulis kemudian mencoba mensimulasikan data aktual dan mengadaptasi kerangka teori ABC kedalam modul tersebut. Penulis menemukan bahwa sesungguhnya modul tersebut mampu menghasilkan biaya produk yang lebih akurat dibanding yang sekarang dipergunakan. Selain itu, analisa produktivitas masing-masing cost center lebih jelas memberi gambaran jenis aktivitas dan level operasi yang sebaiknya diperbaiki atau dihapus. Pada sisi lain, proses planning seperti penentuan biaya produk standar, sales planning, master budget akan sangat terbantu dengannya. Penulis menyarankan agar manajemen PT X tidak membuang waktu lagi untuk menerapkan sistem tersebut mengingat keunggulan manfaat yangg bisa diambil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Trisnawati
"Dengan semakin berkembangnya industri otomotif di Indonesia, diperlukan komponen-komponen otomotif yang diproduksi oleh perusahaan pihak ketiga. Sebagai pemasok, perusahaan komponen otomotif ini harus dapat menentukan harga jual yang dapat menutup biaya produksi serta memberikan Iaba yang diinginkan. Tujuan studi dari penulisan ini adalah untuk memberi gambaran bagaimana merancang suatu sistem informasi akuntansi biaya untuk mengumpulkan dan mengolah data biaya yang diperlukan, untuk menentukan harga pokok produksi per unit dari tiap jenis produk komponen. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah dengan telaah kepustakaan, wawancara dan pengamatan Iangsung ke Iokasi pabrik untuk penelitian yang menyeluruh mengenai cara pengumpulan dan pengolahan data biaya yang diperlukan dalam pembuatan Iaporan biaya produksi. Dari penelitian yang dilakukan penulis, secara umum PT "X" telah dapat melakukan pencatatan untuk perhitungan harga pokok produksi dari tiap-tiap jenis produknya. Metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan adalah berdasarkan biaya produksi pesanan mengingat produksi dilakukan atas dasar pesanan dan masing-masing pesanan mempunyai spesifikasi tertentu. Prosedur pencatatan biaya produksi sudah cukup baik. termasuk prosedur pengadaan bahan baku dan prosedur penjualan. Karena jenis yang diproduksi selalu bertambah yang memerlukan proses produksi yang berbeda sebaiknya diatur bagaimana prosedur pencatatannya dan dokumen yang dibutuhkan agar cukup fleksibel namun tetap menjamin adanya pengendalian internal yang baik. Untuk mendapatkan hasil perhitungan harga pokok produksi yang lebih akurat bagi perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk. disarankan agar menggunakan cara perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang mengalokasikan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Gerald
"Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang subkomponen elekronik dan otomotif, sebagai pemasok sub komponen bagi perusahaan elektronik dan otomotif. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan sistem lean manufacturing. Permasalahan pada perusahaan tersebut yaitu adanya pemborosan pada lintasan produksi dalam bentuk inventori, sehingga berdampak pada adanya tambahan inventory cost dan peningkatan lead time perusahaan. Hal ini merupakan kerugian pada perusahaan yang sepanjang waktu dituntut untuk terus berkembang agar bisa bersaing dengan kompetitornya. Penggunaan value stream mapping sebagai langkah awal penerapan lean manufacturing pada perusahaan berfungsi untuk mengidentifikasi non-added value activity lainnya pada lintasan produksi perusahaan. Dimulai dengan perancangan current value stream mapping mengidentifikasi adanya waste dalam bentuk penumpukan inventori bahan baku , work in process, dan barang jadi. Penelitian dilakukan dengan bantuan metode activity based costing sebagai pengukur biaya-biaya yang disebabkan oleh value added activity dan non-value added activity, dan berperan sebagai alat pembantu dalam memilih keputusan dalam perbaikan lintasan produksi. Pemilihan produk base comp sebagai objek penelitian dilakukan karena produk tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi dan juga melalui banyak proses produksi pada perusahaan. Pada perancangan proposed value stream map, perbaikan didapatkan melalui implentasi sistem milk run dengan pengiriman material per hari, continuous flow, metode supermarket, dan leveled production , dan pembuatan simulasi untuk menentukan usulan perbaikan dengan hasil terbaik. Perbaikan pada pengurangan lead time sebesar 57%, pengurangan total cycle time sebesar 46 %, penurunan non-value added cost sebesar 59.8% dan peningkatan value added cost sebesar 0.09%.

The research was conducted on electronical and automotive sub component company, acting as the supplier for the electronical and automotive company. The purpose of this research is to implement lean manufacturing system. The problem for this company is there was a waste in form of excessive amount of inventory on the production line of the company resulting to the increased lead time of the company and additional inventory holding cost. This means that company are facing a loss caused by the additional inventory that can harm the competitiveness of the company between its competitor. . This research are being helped by activity based costingg method as the decision making tool and measurement of the costs generated ny non value added acitvity. The selection of base comp as the research object was done by product selection because the product are having significant impact to the company and having a good economic value, the product itself has a long manufacturing process. At the designing of the proposed value stream map, the improvement gained from implementing milk run system with daily shipping of raw material, continuous flow, supermarket method, dan leveled production, resulting the decreased of total lead time by 57%, decreased of total cycle time by 46 %, increased vallue added cost by 0.09% and decreased of non-value added cost of 59.8%."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus A. Prasetya
"Sistem biaya tradisional yang selama ini dianut dalam penghitungan biaya produksi sering menimbulkan distorsi dalam informasi biaya suatu produk. Skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan suatu akternatif prnggunaan metode penghitungan biaya produksi yang lain agar informasi yang dihasilkan lebih akurat dan tepat. Penelitian dilakukan dengan mengadakan tinjauan lapangan di lokasi pabrik PT XYX dan juga dengan mengadakan wawancara dan diskusi dengan staf di bagian Akunting perusahaan tersebut. Di samping itu juga diadakan studi literatur di Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk memperoleh bahan-bahan acuan dalam penyusunan karya tulis ini. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa metode Activity-Based Costing dapat memberikan informasi biayan yang lebih tepat dan akurat sehingga dapat dijadikan alat bantu pengambilan keputusan, di antaranya adalah kepustusan penetapan harga jual produk. PT. XYZ akan dapat mengetahui biaya produknya dengan lebih tepat sehingga dalam proses penetapan harga jual produk akan didapatkan harga yang benar-benar mencerminkan biaya produk tersebut. Metode ABC memang dapat memberikan informasi biaya yang akurat dan tepat. Namun dem,ikian implementasi dari sistem ini juga harus memperhitungkan biaya yang ditimbulkannya. Sebab apabila biaya untuk menerapkan metode ini lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh, tentu saja hal ini justru akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, penerapan sistem ABC membutuhkan suatu penelitian lebih lanjut tentang biaya yang harus dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Najuwa Mustafa
"Sistem pengadaan bahan baku pada perusahaan manufaktur dari pemasok ke pabrik produksi dituntut untuk menjadi sangat efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan jarak tempuh truk yang mengambil komponen dari pemasok berdasarkan sistem milkrun sehingga diperoleh rute dan penggunaan jumlah truk yang optimal pada perusahaan. Optimasi rute dihasilkan dengan menggunakan metode algoritma Differential Evolution. Keunggulan Differential Evolution adalah strukturnya yang sederhana, mudah diimplementasikan, cepat dalam mencapai tujuan, dan tangguh. Dengan menggunakan metode ini sistem transportasi dapat dioptimalkan sehingga biaya logistik dapat diminimalkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penurunan jarak tempuh 1,230.4 km atau sebesar 15.23%.

Materials procurement system in a manufacturing plant is demanded to be very effective and efficient. The purpose of this research is to minimize truck's travelled distance based on Milkrun system in order to achieve optimum routes and truck utilization in the company. The optimization was obtained using the implementation of Differential Evolution Algorithm method. DE is a population based and direct stochastic search algorithm (minimizer or maximizer) which simple, yet powerful and straightforward. The preliminary results indicated that the proposed method could provide a practical tool to significantly reduce the travel distance which also means reduce the cost of logistic. The result of this research is the decreased of truck's travelled distance by 15.23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>