Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sedriks, A. John
New York: John Wiley & Sons, 1979
620.172 SED c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McGuire, Michael F.
"This book contains everything engineers and designers need to make sound technical judgments about which stainless steels to use and how to use them. Extensive composition and property information on all five families of stainless steel, including newest alloys is included. Coverage addresses selection for corrosion resistance, processing, and major applications, FREE access to Thermo-Calc software for 3 element phase diagram simulation."
Materials Park, OH: ASM International, 2008
e20442168
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Klar, Erhard
"Progress in the understanding of corrosion and corrosion resistance properties of sintered stainless steels has lead to new applications that benefit from net shape processing and more efficient material utilization."
Materials Park, Ohio: ASM International, 2007
e20451748
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyan Tri Kusuma
"Ketahanan Korosi Sumuran pada 2205 Duplex Stainless Steels, ditentukan dengan uji elektrokimia dengan kadar 1 berat, 2 berat, 3,5 berat, 4 berat, 5 berat larutan NaCl dan 100ppm, 150ppm, 200ppm, 250ppm amonium molibdat pada 3,5 berat larutan NaCl. Hasilnya menunjukkan bahwa Baja tahan karat Duplex pada Larutan NaCl 3,5 berat memiliki ketahanan korosi yang paling rendah, diikuti oleh 4 berat, 5 berat, 2 berat, 1 berat. Sedangkan 100ppm, 150ppm, 200ppm, 250ppm amonium molibdat ditambahkan ke 3,5 berat larutan NaCl dan ditunjukkan bahwa penambahan amonium molibdat dapat meningkatkan Ketahanan pitting pada baja tahan karat Duplex 2205 pada larutan NaCl 3,5 berat.

Pitting Corrosion resistance of 2205 Duplex Stainless Steels, determined by electrochemical test at 1 wt, 2 wt, 3.5 wt, 4 wt, 5 wt of NaCl Solution and 100ppm, 150ppm, 200ppm and 250ppm of amonium molybdate at 3.5 wt of NaCl Solution has been investigated. The result show that Duplex Stainless Steels at 3.5 wt NaCl Solution had the most suspectible to pitting, followed by 4 wt, 5 wt, 2 wt, 1 wt. The 100ppm, 150ppm, 200ppm and 250ppm of amonium molybdate added to 3.5 wt NaCl Solution and its was shown that the addition of ammonium molybdate can increase pitting potential and reduce suspectibility on pitting of 2205 Duplex Stainless Steels at 3.5 wt NaCl solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR Reni Indraswari
"Baja tahan karat jenis austenitik tipe 316L banyak digunakan di berbagai industri. Untuk menyambungkan antar pipa dilakukan pengelasan, akan tetapi dalam penggunaannya sering terjadi korosi pada sambungan lasnya. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan pada logam SS 316L dengan ukuran 150 mm x 300 mm, tebal 1,5 mm dan 3 mm. Metoda pengelasan yang dilakukan adalah SMAW and GTAW dengan variasi jenis filler (ER316L dan TGX-R316LT1-5) dan penggunaan gas back purging/shielding argon. Gas pelindung yang digunakan untuk metoda GTAW adalah argon murni.
Setelah proses pengelasan, akan dilakukan beberapa pengujian seperti pengujian kekerasan, metallografi untuk melihat struktur mikro serta pengujian ketahanan pitting. Pengujian dilakukan dengan membedakan spesimen yang dipreparasi dan yang tidak dipreparasi sebelum dilakukan pengujian dengan mencelupkan ke dalam larutan ferric cholride.
Hasil dari penelitian ini yaitu data pengujian kekerasan yang menunjukkan bahwa daerah Weld Metal memiliki kekerasan yang paling tinggi dari daerah lainnya dan dari pengamatan struktur mikro ditemukan adanya presipitasi karbida. Pada pengelasan baja tahan karat jenis ini juga ditemukan adanya oksida-oksida permukaan karena temperatur tinggi dan fenomena sensitisasi yang tidak lepas mempengaruhi ketahanan korosi, khususnya korosi pitting.

Austenitic Stainless Steel type 316L is mostly used in various industries. Usually, joining between the pipes by welding. Although on the use often happened corrosion failure on the weld joint.
This research use SS316L materials with size 150 mm x 300 mm, thickness 1,5 mm dan 3 mm. Methods welding are SMAW and GTAW with variation in filler metals (ER316L and TGX-R316LT1-5) and using gas back purging/shielding. Than, will be researched by hardness test and metallography test to know microstructure and pitting resistance test. Tests carried out by distinguishing specimens that are not prepared and prepared prior to testing by dipping into a solution of ferric chloride.
The result of this analysis, hardness test which show that Weld Metal zone is the hardest from the other. From the microsturcture analize show carbide precipitation. In welding stainless steel types are also found the existence of surface oxides due to high temperature and sensitization phenomena that can?t be separated affecting corrosion resistance, particularly pitting corrosion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Henniwuriyama
"Stainless steel 316L dikenal sebagai salah satu material yang paling resistan terhadap korosi pada berbagai macam lingkungan. Ketahanan korosi ini disebabkan oleh lapisan tipis kromium yang terbentuk dan melapisi permukaan material secara spontan. Pada penelitian ini, stainless steel 316L mengalami perlakuan panas anil pada suhu 1000°C dengan empat variasi durasi waktu yaitu 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam, serta media pendinginan cepat yang digunakan yaitu air. Dari pola difraksi sinar-X diketahui bahwa ukuran kristal fasa austenitik mengalami perubahan yang tidak stabil karena material berada pada proses rekristalisasi dimana ukuran kristal tidak stabil sebelum kemudian berada pada fase grain-growth dimana ukuran kristal akan membesar. Pengamatan korosi dilakukan menggunakan metode voltametri linear (LSV) pada larutan 5 x M dengan pH = 2. Data yang sudah didapatkan akhirnya diolah menggunakan rumus laju korosi dan didapatkan hasil nilai laju korosi yang berubah-ubah sehingga tidak teramati pola peningkatan atau penurunan, namun nilai laju korosi paling kecil didapatkan pada sampel yang dianil pada durasi waktu terlama yaitu 2 jam.

Stainless Steel 316L is recognized as one of the most corrosion-resistant materials in a wide variety of environments. This corrosion resistance is caused by a thin layer of chromium that forms and coats the surface of the material spontaneously. In this study, 316L stainless steel underwent annealing heat treatment at 1000 ° C with four variations of time duration, namely 0.5 hours, 1 hour, 1.5 hours, and 2 hours, and the fast cooling medium used was water. From the X-ray diffraction pattern, it is known that the crystallite size of the austenitic phase experiences an unstable change because the material is in the recrystallization process where the crystal size is unstable before then going into the grain-growth phase where the crystal size will increase. Corrosion observations were carried out using the linear voltammetry (LSV) method in a solution of 5 x M with pH = 2.The data that has been obtained is finally processed using the corrosion rate formula and the results of the corrosion rate change change so that no pattern of increase or decrease is observed, but the smallest corrosion rate value is obtained in the samples annealed for the longest time duration of 2 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Aryadi
"Analisa kegagalan adalah suatu metode atau usaha untuk menyelidiki sebab-sebab kegagalan suatu komponen peralatan. Suatu komponen dikatakan gagal apabila komponen tersebut tidak dapat berfungsi seperti yang dirancang. Sucker Rod Pump sebagai salah satu dari metode produksi artificial lift memiliki beberapa keuntungan, beberapa diantaranya yaitu efisien dan mudah dalam pengoperasian di lapangan, masih bisa digunakan untuk megangkat fluida pada sumur yang mengandung pasir, dapat dipakai pada sumur bengkok (directonal), dapat digunakan pada sumur yang memiliki tekanan rendah, fleksibel karena kecepatan pompa dan stroke length dapat disesuaikan, dapat digunakan pada berbagai ukuran tubing. Namun tak jarang pula Sucker Rod Pump ini mengalamai masalah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan berproduksi suatu sumur minyak, bahkan menyebabkan terhentinya produksi (off). Masalah yang terjadi kebanyakan disebabkan oleh kerusakan yang dialami oleh ball, seat, and cage yang merupakan salah satu bagian vital dalam operasi stucker rod pump. Ball, seat, dan cage yang dipergunakan martensitic stainless steel. Dalam klasifikasi AISI termasuk dalam AISI 440. Banyak alternatif penanggulangan kerusakaan ball, seat, adn cage yang dapat dilakukan, namun perlu disesuaikan dengan kondisi sumur atau lapangan dimana sumur tersebut berada. Dari beberapa alternatif itulah akan dipih cara penanggulangan yang efisien baik secara pemilihan material maupun peralatan penunjang lainnya."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anshori Saga
"Tesis ini membahas hubungannya pengaruh durasi (umur pakai) stainless steel AISI 409 terhadap IGC (Intergranular Corrosion) yang dapat menurunkan kualitas lasan dan pengaruh penambahan proses post weld pada proses pengelasan terhadap terbentuknya IGC (Intergranular Corrosion). Penelitian ini menggunakan uji tarik, uji kekerasan, pengamatan metalografi dan SEM, serta uji korosi dengan metode weight loss. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perpustakaan perlu dilibatkan dalam pengembangan kurikulum; materi pendidikan pemakai perpustakaan harus dikembangkan sesuai dengan komponenkomponen yang ada dalam information literacy; perpustakaan juga harus menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan literacy mahasiswa.

This thesis discusses the relationship influences the duration (lifetime) of stainless steel AISI 409 on the IGC (intergranular corrosion) which can degrade the quality of welds and the effect of the addition of post-weld process on the welding process of the formation of the IGC (intergranular corrosion). This study used a tensile test, hardness test, metallographic and SEM observations, as well as corrosion test by the method of weight loss. The research concludes that the library should be involved in curriculum development; library user education materials should be developed in accordance with the components were present in the information literacy; the library must also provide facilities that support improved student literacy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Saputra
"Studi ini mempelajari tentang ketahanan korosi dari baja tahan karat duplex 2205 dan baja tahan karat feritik 410S terhadap konsentrasi larutan sodium klorida. Mekanisme korosi yang terjadi disebabkan oleh potensial breakdown Eb dan potensial proteksi Ep yang nilainya didapat selama pengujian polarisasi siklik. Variabel dari penelitian ini adalah konsentrasi dari larutan sodium klorida yang dipersiapkan pada konsentrasi 1 , 2 , 3,5 ,4 ,5 berat masa. Pengujian polarisasi siklik menghasilkan kurva untuk masing - masing material baja tahan karat pada setiap konsentrasi larutan NaCl dimana masing - masing kurva tersebut menunjukan nilai Eb dan Ep secara berurutan.Ketahanan korosi terbaik didapat pada konsentrasi 1 sodium klorida dan ketahanan korosi terburuk didapat pada larutan dengan konsentrasi 3,5 untuk kedua material baja tahan karat 2205 dan baja tahan karat 410S. Korosi sumuran terjadi pada baja tahan karat 410S namun tidak pada baja tahan karat 2205.

Corrosion resistance of duplex stainless steels 2205 type and ferritic stainless steel 410S type were investigated due to the influence of the concentration of sodium chloride solution. The corrosion mechanism was caused by the breakdown potential Eb and protection potential Ep during the cyclic polarization testing. Aqueous sodium chloride solution with concentration of 1 , 2 , 3.5 , 4 , 5 w.t were prepared as the variable of the investigation. The cyclic polarization testing results the curves for both stainless steels in every concentration of NaCl solution which showed potential that indicate the onset of Eb and Ep respectively.The highest corrosion resistance was achieved in 1 sodium chloride solution and the lowest was in 3.5 sodium chloride solution for both 2205 ss and 410S ss. Pitting corrosion occurred in 410S SS but not in 2205 SS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Badaruddin
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh prestrain terhadap perilaku korosi retak tegang stainless steel AISI 304 dalam larutan H2SO4 konsentrasi 10% dengan pembebanan kantilever statis (ASTM E-1681). Prestrain dilakukan dengan meregangkan spesimen hingga mencapai regangan merata 5% dan 10% diatas tegangan luluh bahan, menggunakan servopulser UTM 9506 dengan kontrol kecepatan 0,3 mm/sec.
Hasil pengujian menunjukan bahwa spesimen dengan 5% prestrain lebih cepat mengalami kegagalan daripada spesimen 10% prestrain dan tanpa prestrain. Hal ini disebabkan menurunnya keuletan dan periode inkubasi yang singkat. Perubahan defleksi hanya dapat diamati pada pembebanan 20% tegangan luluh bahan. Retak intergranular ditemukan pada spesimen 10% prestrain pada pembebanan statis 616 MPa. Sedangkan pada specimen 10% prestrain ditemukan retak transgranular pada pembebanan statis 554,4 MPa. Retak kombinasi ditemukan pada specimen 5% prestrain pada pembebanan statis 369,6 MPa. Semakin tinggi densitas dislokasi pada lapisan permukaan akibat deformasi plastis, semakin sulit difusi hidrogen pada ujung retak. Konsekuensinya, periode inkubasi dapat diperlama.

Stress Corrosion Cracking Behavior of Stainless Steel 304 in the Sulfuric Acid Environment Due to Prestrain. The aim of research is to investigate the effect of prestrain on the stress corossion cracking behavior of AISI 304 stainless steel in the sulfuric acid of 10% concentration under the static cantilever loading according to ASTM E-1681 standart. The specimen of 304 Stainless steel was strain up over the yield strength until reaching the uniform strain of 5% and 10% using servopulser UTM 9506 under the displacement control of 0,3 mm/sec.
The results of test show that the prestrain of 5% specimen is faster failure than both of the prestrain of 10% and unprestrain specimen. It was caused by both of the decrease of ductility and the short incubation period. The change of deflection could be only recorded under the loading 20% of yield strength. Intergranular crack was the prestrain of 10% specimen under the static loading of 616 MPa. Whereas, for the prestrain of 10% specimen transgranular crack was found under the static loading of 554,4 MPa. The prestrain of 5% specimen was mixed crack under the static loading of 369.6 MPa. Higher dislocation density on the layer surface due to plastic deformation with increasing the percentage of pre-strain, so more difficult hydrogen diffused into the crack tip. Consequently, The incubation period can be prolonged."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>