Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE et III A
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE et IV A
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1987
661.806 GUE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Widya Sandi
"Tesis ini menganalisa pengaruh daya saing terhadap kinerja ekspor minyak atsiri Indonesia pada sepuluh negara tujuan ekspor. Metode yang digunakan adalah regresi data panel dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing mempengaruhi kinerja ekspor minyak atsiri Indonesia pada sepuluh negara tujuan utama secara positif. Berdasarkan perhitungan RCA Dinamis pada negara Amerika Serikat, India, Cina, Perancis, Belanda, Spanyol, Swiss, Inggris dan Jerman diketahui minyak atsiri Indonesia masuk dalam kategori Rising Star, artinya minyak atsiri Indonesia memiliki keunggulan daya saing pada negara-negara tersebut. Di Singapura, minyak atsiri Indonesia masuk dalam kategori Lagging Opportunity, artinya minyak atsiri Indonesia kehilangan peluang pasarnya.

This thesis analyzes competitive effects of Indonesian essential oil exports performance in ten export destinations. By using regression panel data and interviews. The results showed that the competitiveness influence the Indonesian essential oil export performance in ten main destination countries. Based on RCA Dynamic calculations on the United States, India, China, France, the Netherlands, Spain, Switzerland, the UK and Germany are known Indonesian essential oil in the category of Rising Star, which means the essential oil Indonesia has a competitive advantage in these countries. In Singapore, Indonesia essential oil into the category Lagging Opportunity, means the essential oil Indonesia lost market opportunities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adang Rusdaya
"Minyak atsiri merupakan minyak yang diekstrak dari tanaman yang memiliki banyak kegunaan, terutama dalam industri farmasi, kosmetik, dan aroma terapi untuk kesehatan. Untuk itu perlu dikembangkan alat penyuling minyak atsiri agar minyak atsiri lebih memasyarakat dan sumber daya alam dalam bidang perkebunan dapat lebih termanfaatkan.
Untuk tujuan tersebut di atas, maka dibuat alat penyuling minyak atsiri skala kecil/lab dengan menggunakan bahan yang lebih murah agar terjangkau oleh masyarakat yang ingin memproduksi sendiri minyak atsiri atau melakukan percobaan-percobaan dalam rangka pengembangan proses penyulingan minyak atsiri.
Dari hasil percobaan proses penyulingan menggunakan alat yang telah dibuat, dapat simpulkan bahwa kualitas dan kuantitas minyak tergantung dari kondisi bahan baku, kepadatan bahan baku, jenis material alat dan lamanya waktu penyulingan.
Bahan bakar briket lebih murah digunakan daripada minyak tanah, tetapi waktu penyulingan menjadi lebih lama. Alat penyuling skala kecil kurang ekonomis untuk keperluan produksi massal / bisnis, sehingga lebih tepat digunakan untuk percobaan-percobaan atau produksi sendiri dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku.

Essential Oils are extracted from plants which very useful, especially in farmacy, cosmetics industries and aroma theraphy for health.
So, it is very important to develop essential oil distiller in order to make the essential oils more popular and get more benefits from our nature recources in botanical/plantations.
For those purposes, mini essential oil disstiller was made using cheaper material, so it can be reached by people who want to produce essential oils by themselves or to do experiments in order to develop essential oils distillation process.
From essential oil distillation experiments used this mini distiller, can be concluded that the quality and quantity of essential oil depend on raw plantation condition, it's density, kind of material which is used to make distiller and how long the distillation process is.
The use of coal briquet is more economical than kerosine, but it takes longer time to do distillation process. This mini essential oil distiller is not economical for mass production or business, so it is more appropriate for experiments or self production uses many kind of raw plantations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sellar, Wanda
London: Safron Walden, 2001
615.1 SEL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Baruji
"Pestisida nabati berbasis minyak atsiri (essential oils) dapat dijadikan alternatif sebagai protektan tanaman terhadap serangan hama. Senyawa eugenol dalam minyak atsiri cengkeh menunjukkan beberapa aktivitas sebagai insektisida, anti jamur dan anti bakteri, namun bersifat sensitif terhadap degradasi oleh cahaya, panas, oksigen dan masa simpan yang pendek jika disimpan dalam kondisi tidak tepat. Enkapsulasi senyawa eugenol dirasa sangat penting untuk melindungi senyawa yang sensitif dari degradasi, menutupi sifat yang tidak diinginkan dari suatu senyawa, mengurangi kerugian akibat penguapan, mencegah terjadinya ikatan atau interaksi dengan komponen matriks lainnya dan memfasilitasi pelepasan yang terkontrol pada kondisi yang diiinginkan sehingga sesuai untuk dijadikan formula pestisida nabati. Proses optimasi nano enkapsulasi minyak cengkeh menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Central Composite Design (CCD) digunakan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi cengkeh, buffer fosfat dan kalsium klorida terhadap loading capacity dan efisiensi enkapsulasi produk nano-cengkeh. Persamaan kuadratik terhadap respon loading capacity didapatkan Y= 60,46+ 7,06A + 6,81B - 0,088 C ?2,26AB + 1,75AC + 2,49BC - 4,99A2 - 2,39B2 -2,36C2, dan terhadap respon efisiensi enkapsulasi Y= 57,65 - 20,67A - 1,13B + 10,68 C -5,32AB + 13,59AC + 0,65BC ? 1,00A2 + 11,85B2 -0,50C2.
Optimasi variabel bebas untuk mendapatkan kondisi optimal respon loading capacity dan efisiensi enkapsulasi berturut-turut sebesar 64,67% dan 79,64% dengan volume cengkeh, fosfat dan kalsium masing-masing sebesar 9,82 ; 75 dan 18 ml. Diameter rata-rata nanocengkeh terbaik yang didapatkan 179,83 nm. Dari uji sitotoksisitas dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) didapatkan data LC50 minyak cengkeh tanpa enkapsulasi sebesar 7,35 ppm (konsentrasi eugenol 4,445 μg/ml) sedangkan sediaan nanocengkeh sebesar 11,50 ppm (konsentrasi eugenol 0,264 μg/ml ) menunjukkan secara statistik efek enkapsulasi berbeda sangat signifikan terhadap kematian larva Artemia salina Sp. dibandingkan tanpa enkapsulasi dengan tingkat kepercayaan 95%.

Essential oils based pesticides can be used as an alternative as crop protectant against pests. Eugenol in clove essential oil showed some activity as insecticides, anti-fungal and antibacterial but it is sensitive to degradation by light, heat, oxygen and short shelf life when stored in improper conditions. Encapsulation of eugenol was considered very important to protect sensitive compound from degradation, covering undesirable properties, reducing losses due to evaporation, prevent bonding or interaction with other matrix components, and facilitate the controlled release conditions, so meet the requirement of a plant based pesticides. Optimization process of nano encapsulation of clove oil extract using Response Surface Methodology (RSM). Central Composite Design (CCD) employed to study the effect concentration of clove oil, phospat buffer and calcium chloride on the loading capacity and encapsulation efficiency of nano-clove product. Quadratic equation of the loading capacity response was obtained Y= 60,46+ 7,06A + 6,81B - 0,088 C ?2,26AB + 1,75AC + 2,49BC -4,99A2 ? 2,39B2 -2,36C2, dan encapsulation efficiency response was obtained Y= 57,65 -20,67A - 1,13B + 10,68 C -5,32AB + 13,59AC + 0,65BC - 1,00A2 + 11,85B2 -0,50C2.
Optimization of independent variables to obtain optimum conditions loading capacity and encapsulation efficiency response respectively for 64.67% and 79.64% by volume clove oil, phospat buffer and calcium chloride respectively 9.82; 75 and 18 ml. The average diameter of the obtained nano-clove was 179.83 nm. The cytotoxicity assay using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) LC50 data obtained, clove oil without encapsulation was 7.35 ppm (eugenol concentration 4.445 μg/ml), while preparations nano-clove was 11.50 ppm (eugenol concentration 0.264 μg/ml) showed that a statistically encapsulation effects different very significantly on mortality of larvae Artemia salina Sp. compared without encapsulation with a confidence level of 95%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffodil Murni Manirano
"Bau mulut atau halitosis adalah kondisi yang mengacu pada bau tidak menyenangkan dari rongga mulut dan dapat memengaruhi kepercayaan diri hingga kemampuan bersosial seseorang. Kasus bau mulut—yang berasal dari dalam mulut (intra-oral)—disebabkan adanya senyawa sulfur yang menguap (Volatile sulfur compounds) hasil dari interaksi bakteri dalam rongga mulut. Penanganan bau mulut dapat dilakukan dengan mengatasi bakteri penyebab bau mulut menggunakan zat antibakteri seperti minyak esensial. Minyak esensial dari kenanga, kayu manis, cengkeh, jeruk nipis, dan jeruk lemon diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri bau mulut. Dalam mengatasi bau mulut, bentuk sediaan semprot atau spray oral menjadi pilihan dengan penggunaan yang cukup praktis dan dapat menjangkau area mukosa mulut. Dengan demikian minyak esensial yang sebagai zat aktif dalam sediaan spray dapat berpotensi mengatasi bau mulut. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula sediaan spray oral kombinasi dari minyak esensial yang efektif terhadap bakteri penyebab bau mulut. Pada penelitian ini, sejumlah lima jenis minyak esensial komersil dari tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum), kayu manis (Cinnamomum burmannii), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), jeruk lemon (citrus medica limon), dan kenanga (Cananga odorata) dilakukan uji aktivitas antibakteri secara tunggal dan juga kombinasi. Untuk mendapatkan konsentrasi yang digunakan, dilakukan uji potensi antibakteri dan KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) terhadap bakteri penyebab bau mulut Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, dan Porphyromonas gingivalis. Formulasi sediaan spray yang mengandung kombinasi minyak esensial dilakukan evaluasi meliputi organoleptis, viskositas, densitas, volume tiap penyemprotan, pola dan juga sudut semprotan, uji pH, serta dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan uji KBM. Hasil uji antibakteri menunjukkan minyak cengkeh, kayu manis, dan jeruk nipis (6:4:1) dapat dikombinasikan sebagai kombinasi minyak esensial dalam formulasi sediaan spray dengan total konsentrasi kombinasi sebesar 4%. Evaluasi sediaan spray dengan kandungan kombinasi minyak esensial tersebut menunjukkan hasil organoleptis, viskositas, kemampuan penyemprotan, dan uji pH yang sesuai. Nilai KBM yang diperoleh dari sediaan spray adalah sebesar 31,2 μL/mL terhadap P. gingivalis dan 6,25 μL/mL terhadap S. aureus. Adapun ditunjukkan nilai penghambatan dari sediaan terhadap S. mutans pada konsentrasi 50 μL/mL. Berdasarkan hal tersebut, sediaan spray oral dengan kombinasi minyak esensial cengkeh, jeruk nipis, dan kayu manis berpotensi untuk dikembangkan sebagai sediaan antibakteri terhadap bakteri penyebab bau mulut.

Halitosis, or bad breath, is a condition characterized by an unpleasant odor originating from the oral cavity, which can significantly affect an individual's self-esteem and social interactions. This intra-oral issue is primarily caused by volatile sulfur compounds (VSCs) resulting from bacterial interactions within the mouth. Management of halitosis typically involves addressing the bacteria responsible for the odor using antibacterial agents, such as essential oils. Essential oils derived from ylang-ylang, cinnamon, clove, lime, and lemon have been shown to possess antibacterial activity against oral bacteria associated with bad breath.To effectively address halitosis, the formulation of an oral spray is a practical option that allows for convenient application to the mucosal surfaces of the mouth. Thus, essential oils can serve as active ingredients in this spray formulation, potentially providing a solution for combating bad breath. The aim of this research is to develop an effective oral spray formulation combining essential oils that target bacteria responsible for halitosis. In this study, five commercially available essential oils from clove (Syzygium aromaticum), cinnamon (Cinnamomum burmannii), lime (Citrus aurantifolia), lemon (Citrus medica limon), and ylang-ylang (Cananga odorata) were evaluated for their antibacterial activity both individually and in combination. To determine the appropriate concentrations for use, tests for antibacterial potency and minimum bactericidal concentration (MBC) were conducted against halitosis-causing bacteria including Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, and Porphyromonas gingivalis. The evaluation of the spray formulation containing a combination of essential oils included assessments of organoleptic properties, viscosity, density, spray volume, spray angle and pattern, pH testing, and antibacterial activity through MBC testing. Results indicated that a combination of clove oil, cinnamon oil, and lime oil in a ratio of 6:4:1 could be effectively formulated into a spray with a total concentration of 4%. The evaluation of this spray formulation showed satisfactory results in terms of organoleptic properties, viscosity, spraying capability, and pH levels.The MBC values obtained from the spray formulation were recorded at 31,2 μL/mL against P. gingivalis and 6,25 μL/mL against S. aureus. Additionally, inhibition against S. mutans was observed at a concentration of 50 μL/mL. Based on these findings, the oral spray formulation containing a combination of clove oil, lime oil, and cinnamon oil shows significant potential for development as an antibacterial treatment targeting bacteria responsible for halitosis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ilham Attharik
"Pada penelitian ini, pembentukan deposit dari biodiesel B20-NA dengan penambahan Bioaditif Atsiri dengan variasi berbeda, yaitu B20 Atsiri 1:2000, B20 Atsiri 1:3000, B20 Atsiri 1:4000 dan B20 Atsiri 1:5000 yang dilakukan dengan metode tetes plat panas untuk mengetahui karakteristik dan mekanisme pembentukan deposit pada masing-masing variasi bahan bakar. Penelitikan dilakukan dengan proses deposisi dan evaporasi bahan bakar Diesel yang dilakukan secara berulang pada sebuah pelat panas. Pelat dipanaskan dengan variasi temperatur di dalam ruang tertutup sehingga kondisinya mendekati kondisi riil pada engine. Pengujian ini menggunakan hot chamber test rig. Penggunan bioaditif essential oil atsiri yang memiliki kandungan terpentin berperan mengikat kadar air dan residu pada bahan bakar biodiesel diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya pelepasan deposit yang berlebih didalam ruang bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variasi bahan bakar dan temperatur yang optimal agar proses pelepasan deposit dapat dipercepat.

In this study, the deposit formation of B20 NA biodiesel with the addition of bioadditive Essential Oil with different variations, B20 Essential Oil 1 2000, B20 Essential Oil 1 3000, B20 Essential Oil 1 4000 and B20 Essential Oil 1 5000 method of hot plate drops to know the characteristics and mechanisms of deposit formation on each variation of fuel. The research is carried out by the deposition process and evaporation of Diesel fuels carried out repeatedly on a hot plate. The plate is heated with temperature variations inside the enclosed space so that the conditions are close to the real conditions of the engine. This test uses a hot chamber test rig. The use of bioadditive essential oils atsiri which have turpentine contents bind water content and residues in biodiesel fuel is expected to accelerate the process of excessive deposit release in the combustion chamber. This study aims to find the optimum fuel and temperature variations so that the deposit release process can be accelerated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>