Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okun, D.A.
Geneva WHO 1975 ,
WA788 Oku N75c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novalia
"Berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan penyehatan dan pemeliharaan lingkungan Bandara Soekarno Hatta, salah satunya dengan konsep eco-airport. Komponen yang patut diperhatikan pada konsep eco-airport yaitu pada pengolahan limbah. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan kualitas parameter limbah cair hasil olahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini mengunakan desain studi kualitatif menggunakan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukan Pengolahan Air Limbah Bandara soekarno Hatta melalui tahap Pengolahan Pendahuluan, Pengolahan Tahap pertama, Pengolahan Tahap Kedua dan Pengolahan Tahap Ketiga. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan yaitu karakteristik fisik terdapat padatan tersuspensi.
Karakteristik kimia yaitu terdapat bahan organik seperti protein, lemak, minyak, ditemukan pula kandungan logam berat, nitrogen dan fosfor pada limbah Bandara Soekarno Hatta. Parameter yang tidak memenuhi syarat sepanjang tahun 2015 yaitu parameter pH pada bulan April dan November, nilai pH dibawah baku mutu < 6 bersifat asam, serta parameter Nitrit pada bulan Agustus diatas nilai baku mutu yaitu 7,38 mg/L, maka perlu adanya peninjaun kembali kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah, memperbaiki saluran pipa IPAL, penambahan larutan kapur, soda kostik serta memperlama waktu tinggal limbah di kolam pengendapan.

Various ways in which to improve sanitation and environmental preservation Soekarno Hatta Airport, one of them with the concept of eco-airport. Components that should be considered at the concept of eco-airport is on the processing of waste. The purpose of this study is to describe the quality parameters of wastewater processed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport. This research uses qualitative study design using primary data and secondary data.
The results showed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport through the processing stage introduction, the first stage of processing, the processing of the second stage and third stage processing. Characteristics of wastewater produced that contained the physical characteristics of the suspended solids.
Chemical characteristics of which are organic materials such as proteins, fats, oils, also found heavy metals, nitrogen and phosphorus in wastewater Soekarno Hatta Airport. Parameters that do not qualify throughout 2015 that the parameters pH in April and November, the pH value below the quality standard <6 acidic, as well as the parameters of Nitrite in August on the quality standard value is 7.38 mg / L, it is necessary to re peninjaun Wastewater Treatment performance, improve pipeline WWTP, the addition of a solution of Gentiles, caustic soda and lengthen the residence time of sewage in settling ponds.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Muis
"Penelitian ini membahas implementasi pemungutan retribusi pelayanan analisis laboratorium lingkungan untuk penilaian mutu air limbah di Provinsi DKI Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data secara studi lapangan dan studi literature dengan teknik analisis data secara kualitatif.
Hasil penelitian menyarankan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan pengkajian ulang terhadap ketentuan mengenai pemungutan retribusi dan penyelenggaraan pelayanan laboratorium; meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah tentang dampak pencemaran air; menetapkan target penerimaan retribusi yang tinggi namun tetap realistis.

This study discusses the implementation of charges collection levied upon analysis service from environmental laboratory for quality assessment of waste water in Jakarta. The approach used in this study is a qualitative approach using field and literature studies as data collection methods with qualitative data analysis techniques.
The results suggest that the DKI Jakarta Provincial Government should conduct a review of the rules regarding charge collection and the organization of laboratory services; increase public and government awareness of the impact water pollution may cause; set a high collection target that is still attainable goal and realistic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Werdhani
"Di Jakarta sebesar 71% masyarakat membuang air limbah rumah tangga ke tangki septik yang tidak aman dan mencemari permukaan air terdekat. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) komunal yang memiliki rencana dan biaya operasional dan pemeliharaan yang mencukupi dapat berjalan berkelanjutan. Namun, IPALD komunal yang terbangun dan beroperasi di Rukun Warga 01 Kelurahan Menteng Jakarta Pusat tidak memiliki rencana dan biaya operasional dan pemeliharaan yang mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas IPALD komunal, mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap responden dengan persepsi responden mengenai operasional dan pemeliharaan IPALD komunal, mengetahui kesediaan membayar masyarakat untuk biaya operasional dan pemeliharaan, serta merumuskan strategi untuk IPALD komunal yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah uji kualitas effluent IPALD komunal melalui uji laboratorium, korelasi spearnan, regresi linear berganda, Contingent Valuation Method (CVM) dan Systematic Strategic Planning (SSP). IPALD Komunal unit 1 termasuk kategori cukup baik, dan unit 2 dan 3 termasuk kurang baik. Terdapat hubungan sikap dengan persepsi masyarakat pada unit 1 dan terdapat hubungan pengetahuan dengan persepsi masyarakat pada unit 2 dan unit 3. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan masyarakat dan tingkat kepuasan dengan kesediaan membayar masyarakat. Kesediaan membayar retribusi biaya operasional dan pemeliharaan instalasi tersebut adalah sebesar Rp 15.273. Strategi untuk IPALD komunal dapat beroperasi adalah dengan menjalankan perkuatan lembaga di pemerintah daerah dan lembaga kelompok pengelola, bekerja sama dengan PALjaya untuk penyambungan IPALD komunal ke pengolahan air limbah skala perkotaan, dan penambahan teknologi aerator dan media filter

One of solution to improve the quality of the environment is the construction of a communal domestic wastewater treatment (WWTP) with a community-based sanitation (CBS) program. Communal WWTP has a plan operational and maintenance costs can run sustainably. However, the communal WWTP that was built and operates in Rukun Warga 01 Menteng Kelurahan, Central Jakarta, does not have a plan and sufficient operational and maintenance costs. This study aims to evaluate the quality of communal WWTPs, determine the relationship between knowledge and attitudes of respondents with respondents' perceptions of the operation and maintenance (O&M) of communal WWTPs, determine community's willingness to pay for )&M costs, and formulate strategies for sustainable communal WWTPs. The research method used is the effluent quality test in communal WWTPs through laboratory tests, Spearnan correlation, multiple linear regression, Contingent Valuation Method (CVM) and Systematic Strategic Planning (SSP). Communal WWTP unit 1 is categorized as good enough, and units 2 and 3 are not good. There is a relationship between attitude and community perception in unit 1 and there is a relationship between knowledge and public perception in unit 2 and unit 3. There is no relationship between people's income and level of satisfaction with people's willingness to pay. Willingness to pay a retribution for operating and maintaining the installation is Rp 15,273. The strategy for communal WWTPs to operate is to strengthen local government institutions and management group institutions, collaboration with PALjaya to connect communal WWTPs to urban scale WWTP, and replenishment aerator technology and filter media."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Bebassari
"Sistem pengelolaan sampah secara garis besar terdiri dari: subsistem pengumpulan, subsistem pengangkutan, subsistem pengelolaan, subsistem pengolahan dan subsistem pembuangan sampah. Lingkup penelitian ini dilakukan khusus dalam hal subsistem pengumpulan sampah yang merupakan Subsistem terdepan yang berkaitan langsung dengan partisipasi masyarakat yang merupakan sumber penghasil sampah.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam memilah sampah basah dan sampah kering dari sumbernya, yang merupakan bagian dari sistem pengelolaan sampah.

Solid Waste Management system is derived into four subsystems. These are Collection, Transportation, Treatment and Disposal subsystems. The scope of the study is particularly focused on the subsystem of waste collection, of which directly related to the community as waste generators.
The general objective of this research is to know the level of community participation in waste separation collection at source between wet and dry solid waste."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T1027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huriya
"Teknologi membran saat ini sudah banyak diaplikasikan untuk mengolah limbah berbagai industri, salah satunya dapat industri tahu. Namun di Indonesia, pengolahan limbah industri tahu masih menggunakan metode konvensional dan belum memenuhi baku mutu pemerintah, sehingga dibutuhkan metode pengolahan yag lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan preparasi serta menguji kinerja membran polisulfon dengan proses filtrasi untuk pengolahan limbah cair industri tahu. Penelitian ini diawali oleh preparasi membran polisulfon (PSf) dengan pelarut n-metil-2-pirolidon (NMP) dan aditif polivinilpirolidon (PVP) dengan metode inversi fasa dan teknik imersi presipitasi, dengan variasi massa PVP sebanyak 0,15 gram; 0,25 gram; dan 0,35 gram. Membran yang telah dipreparasi kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, serta sudut kontak. Limbah cair tahu sebagai umpan filtrasi telah melalui proses pre-treatment dengan metode koagulasi-flokulasi. Kemudian limbah umpan tersebut difiltrasi menggunakan membran PSf/NMP/PVP dengan variasi umpan 4, 5, 6, dan 7 bar. Penambahan konsentrasi PVP meningkatkan porositas dan hidrofilisitas, namun penambahan PVP yang berlebihan akan meningkatkan viskositas membran sehingga membuat membran menjadi lebih padat. Hal ini yang menyebabkan fluks air dan fluks permeat mengalami kenaikan pada membran PSf/NMP/PVP0,15 dan PSf/NMP/PVP0,25 namun namun menurun pada PSf/NMP/PVP0,35. Rejeksi COD dan TDS yang dihasilkan pada penelitian berkisar antara 8,3% hingga 60,53% dan 4,77% hingga 28,57%; sedangkan rejeksi TSS dan kekeruhan yang dihasilkan berkisar antara 16,67% hingga 75% dan 8,3% hingga 75%; dan pH berkisar antara 7,28 hingga 7,58.
.....Membrane technology nowadays is applied for wastewater treatment in multiple industries, one of them is the tofu industry. However in Indonesia, tofu industrial wastewater treatment still uses the conventional method that has yet to meet the government’s quality standards, so a more effective treatment method is needed. This research aimed to prepare and examine the performance of polysulfone (PSf) membrane using n-methyl-2-pyrrolidone (NMP) solvent and polyvinylpyrrolidone (PVP) additive according to phase inversion method by immersion precipitation technique, with PVP mass variation of 0,15; 0,25; and 0,35 grams. Membrane that has been prepared is then characterized by undergoing several tests of SEM, FT-IR, and contact angle. First, tofu wastewater as feed has been through the pre-treatment process using coagulation-flocculation method. The feed is then filtrated using prepared PSf/NMP/PVP membranes with pressure variation of 4, 5, 6, and 7 bars. The addition of PVP concentrations increases porosity and hydrophilicity, but the excessive addition of PVP will increase membrane viscosity thereby making the membrane denser. This is what causes the water flux and permeate flux to increase in PSf/NMP/PVP0,15 and PSf/NMP/PVP0,25 membranes but decrease in PSf/NMP/PVP0,35 membrane. The COD and TDS rejection percentages resulted in this research ranged from 8,3% up to 60,53% and 4,77% up to 28,57%; the TSS dan turbidity rejection percentages ranged from 16,67% up to 75% and 8,3% up to 75%, meanwhile the pH varies from 7,28 to 7,58."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Dahlia
"Sampah telah menjadi permasalahan nasional yang masih saja terjadi hingga saat ini sehingga penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Peran perilaku masyarakat dalam penanganan sampah menjadi salah satu aspek sangat penting dalam mengatasi permasalahan sampah yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku penanganan sampah rumah tangga serta faktor yang berkontribusi terhadap perilaku tersebut pada masyarakat di wilayah RW 04 kelurahan Kamal Muara Penjaringan Jakarta Utara tahun 2015. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode Rapid Assessmengt Procedure (RAP). Pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder menggunakan data wilayah dan kependudukan Kelurahan Kamal Muara serta data kesakitan Puskesmas Kelurahan Kamal Muara.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam melakukan pemilahan dan membuang sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sikap tak acuh dengan lingkungan, sarana prasarana dan fasilitas pengelolaan sampah termasuk laut yang menjadi bagian fasilitas tempat pembuangan sampah. Semua faktor-faktor ini menimbulkan niat bagi masyarakat dalam melakukan perilaku pemilahan dan pembuangan sampah. Berdasarkan kesimpulan, maka direkomendasikan terutama kepada pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan implementasi program pengelolaan sampah secara regular kepada masyarakat terutama dalam perilaku pemilahan dan pembuangan sampah.

Waste has been a national problem up to date that requires a comprehensive management. It is expected that there will be benefits such economical, healthy community, and safe environment, and also behavior change. The role of community behaviour is necessary and one of the crucial aspects in dealing and solving the problems of waste management. This research aimed to analyze household waste management behavior to people in the Community Area (RW) 04 Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan District North Jakarta in 2015. This was a qualitative research with the method used Rapid Assessmengt Procedure (RAP). The Data were gathered using in-depth interview and observation. In addition, it also used data about area and demographic of Kelurahan (Subdistric) Kamal Muara and community health status from Public Health Centre of Kamal Muara.
Result of the study showed that people's behavior was affected by several factors such as environment ignorance, infrastructure and facilities including the image of people on the ocean as a place for waste disposal. Therefore it is recommended for the regional and district government to regularly socialize and implement the programs related to waste management especially on waste separation or segregation and waste disposal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Edhi Budhi Soesilo
"Kegiatan industri yang semakin meningkat di Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas, menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Salah satu dampak negatif akibat adanya kegiatan industri tersebut adalah menumpuk dan tidak terolahnya limbah, baik padat maupun cair sehingga meningkatkan peluang pencemaran lingkungan.
Untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah cair kegiatan industri, dilakukan pengukuran beberapa parameter, baik parameter fisik, parameter kimia (organik dan anorganik), maupun parameter biologi. Satu di antara sejumlah parameter air limbah industri adalah fenol dan senyawa-senyawa turunannya (senyawa fenolik) (Metcalf & Eddy, 1991).
Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam air limbah pabrik (efluen) sampai saat ini antara lain adalah dengan cara oksidasi, baik secara kimia maupun secara biologi. Salah satu oksidator yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi senyawa fenolik dalam air limbah adalah ozon (03) (Besselievre & Schwartz, 1976; Jorgensen, 1979; Rice & Browning, 1981; Eckenfelder, 1989; Bablon et at. dalam Langlais et at., 1991; Freshour et al., 1996).
Sebagai studi awal/studi kelayakan teknologi proses ozonasi untuk pengolahan air limbah, khususnya air limbah pabrik tekstil, penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar penyisihan (removal) senyawa fenolik dalam air limbah pabrik tekstil setelah diproses dengan ozonasi dalam kolom aerasi berganda (multiple injection bubbling column, MIBC).
Berdasarkan reaksi oksidasi langsung antara ozon (03) dengan senyawa fenolik dalam air limbah, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : Senyawa fenolik yang terdapat dalam air limbah akan terdegradasi melalui proses oksidasi dengan ozon sebagai oksidator kuat.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium teknik separasi Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sampel berupa limbah sintetik larutan fenol dan limbah asli yang diambil dan saluran inlet dan outlet pabrik tekstil PT. Texmaco Jaya Karawang. Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif dan terhadap beberapa parameter utama dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara parameter-parameter tersebut.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap senyawa fenolik dari bagian inlet didapat hasil sebesar 4,10 mg/L, dari bagian outlet sebesar 1,84 mg/L, dan setelah proses ozonasi adalah 0,5 mg/L. Hasil analisis terhadap sampel yang diambil dari bagian outlet dan dari proses ozonasi belum memenuhi syarat (menurut Surat Keputusan Gubernur KDH Jawa Barat Nomor 660.31/SK/694.BKPMD/ 1982), karena masih berada di atas baku mutu yang ditetapkan sebesar 0,05 mg/L.
Proses ozonasi selama 6 jam mendapatkan hasil penyisihan senyawa fenolik sebesar 87,8% sedangkan dengan proses biologi dan aerasi selama 5 hari (waktu tinggal) seperti yang sekarang dijalankan di PT. Texmaco Jaya penyisihan hanya sebesar 55,1%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi proses sebesar 32,7%, disamping adanya keuntungan lain dengan menggunakan proses ozonasi yaitu mempersingkat waktu tinggal yang berarti pada pengurangan kapasitas atau volume instalasi.
Penurunan konsentrasi senyawa fenolik dari 4,1 mg/L pada awal percobaan menjadi 0,5 mg/L pada akhir percobaan diikuti dengan penurunan COD dari 323,81 mg/L menjadi 98,04 mg/L. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai COD didapatkan hasil R2 sebesar 0,970. Hasil ini menunjukkan 97% penurunan nilai COD secara liner berhubungan dengan penurunan konsentrasi senyawa fenolik.
Penurunan konsentrasi senyawa fenolik seperti disebutkan di atas juga diikuti dengan penurunan BOD5 dari 103,0 mg/L pada awal percobaan menjadi 27,7 mg/L pada akhir percobaan. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai BOD5 didapatkan hasil R2 sebesar 0,913.
Lebih lanjut penurunan konsentrasi senyawa fenolik juga diikuti dengan penurunan pH dari 9,0 pada awal percobaan menjadi 7,0 pada akhir percobaan. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai pH didapatkan hasil R2 sebesar 0,927.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (i) enyisihan senyawa fenolik dalam air limbah pabrik tekstil. PT. Texmaco Jaya Karawang yang diolah dengan menggunakan proses ozonasi secara kontinyu selama 6 jam adalah sebesar 87,8%, dan (ii) penurunan senyawa fenolik dalam air limbah berpengaruh kuat terhadap penurunan nilai beberapa parameter lain yaitu : COD (R2 = 0,970); BOD5 (R2 = 0,913); dan pH (R2 = 0,927).

Development of industrial activities in Indonesia recently, produced many polluted wastes to the environment. Measurement of some parameters those of physical, chemical, and biological on wastewater is a way to investigate effect of such wastes. One of severe parameters on industrial waste is phenolic compounds or its derivatives. Oxidation is the common treatment of industrial waste to decrease phenolic compounds on factory effluent. Although the difficulties of reducing the phenolic compounds in wastewater by oxidation, but there are oxidators commonly used for this purpose, like ozone (03) and peroxides (-OOH). This work has been using ozone in reason of some interesting aspects, including the ease of producing ozone in situ or close the installation.
As a preliminary study of ozonation process for wastewater treatment, especially textile mills wastewater, the aim of the research is to determinate removal of phenolic compounds in textile mills wastewater by simultaneous ozonation techniques in multiple injection bubbling column (MIBC).
Based on direct oxidation using ozone upon phenolic compound in wastewater, the hypothesis of this research is that phenolic compound could be degradated or disintegrated by oxidation reaction with such strong oxidator.
This research has been carried out in Separation Process Technology Laboratory, Department of Gas and Petrochemical Engineering Faculty of Engineering University of Indonesia. Compounds of synthetic phenol and real wastewater from textile factory effluent of PT. Texmaco Jaya Karawang were used as parameters. Obtained data were analyzed descriptively and compared by other main parameters to investigate the correlation among them.
The analyzed of factory effluent showed that inlet concentration of WWTP is 4.10 mg/L and outlet is 1.84 mg/L. After ozonation there is only 0.5 mg/L.
Six hours ozonation could removed 87.8% of phenolic compound, compared with 55.1% by biological and aeration process for five day long as is done by PT. Texmaco Jaya. This process could spent 32.7% more efficient and only took less time.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofuan
"ABSTRAK
Salah satu dampak negatif kegiatan pembangunan diberbagai sektor dan daerah adalah dihasilkannya limbah yang semakin meningkat, baik jumlah maupun jenisnya. Limbah tersebut apabila tidak dikelola secara baik akan menimbulkan pencemaran yang dapat merusak fungsi kelestarian lingkungan hidup.
Beberapa akibat yang merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah adalah: 1. Gangguan terhadap kesehatan; 2. Gangguan terhadap kehidupan biotik; 3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan, dan 4. Gangguan terhadap harta benda.
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit,dapat berbentuk padat, cair maupun gas, yang dapat digolongkan menjadi limbah domestik dan limbah klinik.
Dari berbagai penelitian tentang pengelolaan limbah rumah sakit di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya pengolahan limbah cairnya, ternyata belum banyak rumah sakit yang mengelola limbah cairnya dengan baik. Hal ini ditandai dengan kualitas limbah cairnya yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Bahkan di Jakarta (1993) tidak satu pun rumah sakit yang air limbahnya memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan (untuk DKI Jakarta BOD5 < 100 mg/L dan COD ? 75 mg/L).
Prinsip pengolahan air limbah organik secara biologis adalah pemanfaatan peran mikroorganisme dalam kaitannya memperoleh energi untuk kelangsungan hidupnya. Ada dua cara pengolahan air limbah organik secara biologis yaitu aerob dan anaerob, tergantung pada kondisi air limbah dan tujuan pengolahan, beban air limbah, dan sarana yang dimiliki.
Penguraian secara aerobik, bertujuan untuk menguraikan secara sempurna senyawa organik atau nutrien anorganik hasil proses perombakan yang berasal dari air limbah dengan cara yang aman. Pada proses metabolisms, mikroorganisme membutuhkan sumber nutrien dan oksigen. Selama sumber nutrien dan oksigen cukup, mikroorganisme akan berkembang secara baik dan menghasilkan energi untuk mengurangi senyawa pencemar. Ketersediaan oksigen dalam air limbah ditentukan oleh beban masukan air limbah, proses dekomposisi, fotosintesis dan respirasi. Semakin besar beban masukan, maka semakin besar pula oksigen yang dibutuhkan, sehingga pasokan oksigen secara alami tidak cukup untuk dapat menurunkan kandungan BOD dan COD air limbah dan untuk itu diperlukan aerasi.
Seringkali aerasi terhadap air limbah belum dapat menghasilkan kualitas efluen sebagaimana yang diharapkan. Tidak memadainya kualitas limbah cair ini antara lain disebabkan oleh: 1. Perlakuan aerasi belum mempertimbangkan beban total BOD yang terdapat di dalam air limbah yang seringkali mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu, sehingga efektivitas perlakuan aerasi masih rendah; dan 2. Lama aerasi yang berkaitan dengan transfer oksigen belum sesuai dengan yang dibutuhkan.
Percobaan aerasi tekanan tinggi, mencoba untuk memasok oksigen ke dalam air limbah dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat, sehingga diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya. Percobaan mengambil sampel limbah cair Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr.Mintohardjo, Jakarta. Tekanan yang dicobakan adalah 2,3,4 dan 5 atm dengan lama aerasi 1,2,3,4 dan 5 jam.
Dari percobaan didapatkan bahwa: 1. Aerasi tekanan tinggi mempunyai pengaruh terhadap BOD5, COD dan kandungan mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah. Tekanan dan waktu yang dapat menurunkan kandungan BOD5 dan COD yang tertinggi adalah tekanan 2 atm, selama 1 jam (BOD5 = 63,24 0, COD = 65,41 °s). Apabila perlakuan aerasi tekanan 2 atm ini dilanjutkan sampai 5 jam, maka hasilnya adalah BOD5 = 80,52 a dan COD = 82,32 a.; 2. Aerasi tekanan tinggi praktis tidak mempengaruhi perubahan pH; dan 3. Aerasi tekanan tinggi dapat menurunkan bilangan bakteri sebanding dengan tekanan yang digunakan. Hal ini disebabkan makin tinggi tekanan yang digunakan, maka oksigen yang dipasok akan semakin besar pula, sehingga semakin besar pula kemampuan bakterisidanya. Dari percobaan didapatkan kandungan bakteri yang mati akibat aerasi tekanan tinggi adalah : 2 atm = 51,78 %, 3 atm = 58,33 °s, 4 atm = 80 dan 5 atm = 83,33 %.

ABSTRACT
One of by-product of development activities in various sectors and regions are increasing waste in terms of quantity and types. The waste may cause pollution which Deteriorates the environment function.
Some perilous results due to the waste is 1. Deteriorates health; 2. Deteriorates the biotic life; 3. Deteriorates beauty and convenience, and 4_ Deteriorates assets.
The waste produced by the hospital may be in the form classified into domestic and clinic waste.
Form research regarding the hospital waste management in big city in Indonesia, especially wastewater processing its turns out that there are not many hospital that is well managed which is characteristic with waste quality that not comply with required standard quality. Even in Jakarta (1993), there is no hospital who reach the standards in his wastewater quality (BOD5 ? 75 mg/L and COD c 100 mg/L).
The low wastewater quality among other is due to: 1. Low aeration treatment effectiveness and 2. Length of aeration which related with oxygen transfer have not met the requirement.
The oxygen avaibility in the wastewater is determined by load of wastewater input, decomposition process, photosynthesis and respiration. The greater input discharge, the greater the oxygen needed, thats the natural intake of oxygen is not sufficient for degrading organic material in such wastewater. In this case aeration is needed in order to maintain the waste not turning into anaerob, because anaerobic condition may produce toxic materials as ammonia and hydrogen sulphide.
Hyperbaric aeration is aeration in high pressure by a high pressure chamber as device and its meant to get a quick aeration. The experiment is performed by taking sample of wastewater of Dr.Mintohardjo Navy Hospital, Jakarta. The pressure applied is 2, 3, 4, and 5 atmosphere with aeration duration of 1, 2, 3, 4, and 5 hours.
From the experiment it turns out that a hyperbaric aeration has impact toward BOD5, COD and microorganism content which exist in the wastewater. We found out from the experiment performed that: 1. The pressure and time which will decrease the BOD5,and COD content to a maximum level is 2 atm for an hour (BOD5 = 63,24 % and COD 65,41 0). If the aeration treatment of 2 atm is continued for 5 hours, the results is that BOD5 = 80,52 % and COD = 82,32 %.; 2. Hyperbaric aeration practically didn't influence on pH; and 3. Hyperbaric aeration reduce microorganism content by proportionally to operation time and pressure. By the other sentence, the bactericide capability of hyperbaric aeration is higher in higher pressure and longer time. The bactericide capability of hyperbaric aeration in 5 hours treatment are 2 atm = 51,78 %, 3 atm = 58,33%, 4 atm = 80 % and 5 atm = 83,33 %.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Christiana
"ABSTRAK
Banyak kebutuhan utama manusia hanya bisa dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan oleh industri. Industri mengekstrak material dari basis sumber daya alam dan memasukkan produk sekaligus limbah pencemar ke dalam lingkungan hidup. Agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat terlaksana maka harus dilakukan upaya meminimumkan jumlah limbah melalui pendekatan tata ruang, administratif, maupun teknologi.
Pendekatan teknologi dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan terbentuknya limbah pada sumbernya dan juga penanggulangan berupa antara lain pengolahan limbah cair. Suatu kajian terhadap salah satu jenis industri yakni Industri Kecil (IK) Lapis Listrik telah dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh jenis industri ini telah melakukan upaya pengolahan limbah cair.
Hal ini dianggap sangat penting mengingat kenyataan bahwa limbah cair yang dikeluarkan jenis industri ini mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) berkadar tinggi, dalam pada itu masih banyak industri kecil enggan melakukan pengolahan limbah cair karena dianggap biayanya terlalu mahal dan juga kurang memadainya teknologi tepat guna. Untuk itu telah dilakukan penelitian terhadap 10 IK Lapis Listrik yang secara umum tujuannya ialah untuk mendapatkan metode pengolahan limbah cair yang sederhana. Secara khusus tujuannya ialah untuk memperoleh data-data tentang kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik dan dampaknya terhadap badan air penerima serta air tanah di sekitarnya. Selain itu juga untuk mendapatkan data tentang kondisi optimum pengolahan limbah cair sehingga kualitasnya sebelum dibuang ke badan air penerima telah memenuhi syarat baku mutu (Kep-03/MENKLH/II/1991).
Hasil yang diperoleh ialah bahwa umumnya kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik sangat buruk karena kadar pencemar Cu, Ni, Zn, Cr(VI), Cr(Total), dan CN sangat tinggi, berkisar antara 1-5000 kali nilai baku mutu, sedangkan pH 1-7. Dari kesepuluh IK Lapis Listrik hanya 2 (dua) yang telah memiliki Unit pengolahan Limbah (UPL) sedangkan hasilnya masih perlu disempurnakan melalui pengkondisian proses pengolahan.
Limbah cair tanpa disegregasi langsung dibuang kesaluran yang berada di luar lokasi pabrik. Saluran ini umumnya terbuat dari saluran semen yang kurang terpelihara atau hanya berupa saluran tanah biasa. Kondisi demikian ini sangat memungkinkan terjadinya peresapan limbah cair ke dalam tanah di sekitarnya sehingga mencemari air tanah. Perkiraan ini didukung oleh hasil pengukuran beberapa sampel air sumur yang diambil dari lokasi dekat pabrik yang menunjukkan tingginya kadar Cr(VI) sampai lebih kurang 25 kali di atas kadar baku mutu air bersih. Jadi hal ini memberi indikasi bahwa IK Lapis Listrik kajian telah mencemari air tanah di sekitarnya.
Hasil pengukuran sampel air sungai yang diambil dari Sungai Leduk sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari CV Glalie, ternyata sungai tersebut sebelumnya sudah tercemar oleh Cu, Zn, dan CN yang kadarnya berkisar antara 2-3 kali kadar baku mutu (PP.20/1990-Gol.D), dan kadar ini meningkat lagi sebesar 5-20% setelah bercampur dengan limbah cair dari CV Glalie.
Hasil percobaan pengolahan limbah cair secara eksperimental adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan limbah cair sianida secara klorinasi menggunakan klor dengan kadar sebesar 5 kali kadar awal sianida, pH 9-10, dan waktu 60 menit dapat menurunkan kadar sianida menjadi < 0,01 mg/l, Cu < 0,72 mg/l, dan Zn tidak terdeteksi
2. Pengolahan limbah cair krom yang dicampur dengan limbah cair organik, secara reduksi pada pH 2-3 menggunakan pereduksi NaHSO3 dengan kadar 8 (enam) kali kadar awal Cr(VI) atau Na2S2O5 dengan kadar 5,48 kali kadar awal Cr(VI) dalam waktu 10-30 menit, kemudian ke dalamnya dicampurkan limbah cair nikel dan sang dan bersama-sama diendapkan dengan kapur pada pH 8,5-9. Pengolahan ini dapat menurunkan kadar pencemar menjadi sebagai berikut Cr(VI) < 0,03 mg/1, Cr(Total) < 0,80 mg/1, COD, bilangan KHnO4, dan zat warna 21-28 mg/l, sedangkan Ni dan 2n tidak terdeteksi.
3. Radar aluminium pada limbah cair dapat diturunkan dengan pengendapan pada pH 5,8-7,4 dari 1300 mg/l menjadi lebih kurang 3 mg/1.
4. Pemadatan/pemantapan endapan lumpur dengan bahan pengikat campuran 25% semen PC dan 10% zealit memberikan padatan yang pada uji peluluhan menunjukkan angka peluluhan (mg Cr/kg padatan) paling rendah dibandingkan dengan bahan pengikat yang lain.
Jadi sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah bahwa dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh IK Lapis Listrik kajian ialah tercemarnya air tanah di sekitar lokasi pabrik dan peningkatan pencemaran air sungai sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari IK Lapis Listrik bersangkutan. Agar peningkatan pencemaran lingkungan tidak terjadi. namun dapat dikendalikan maka beberapa upaya harus dilakukan yaitu antara lain pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air, yang harus dilakukan terlebih dahulu dengan Cara segregasi limbah cair, kemudian masing-masing diolah pada kondisi optimum. Selanjutnya endapan lumpur hasil pengolahan terlebih dahulu harus dipadatkan/dimantapkan sebelum dibuang agar tidak menimbulkan pencemaran baru.

ABSTRACT
There are many main human requirements that can be fulfilled by goods and services produced by industries. Industries extract material from natural resources basic and supply the products together with wastes polluting the environment. To perform the ecodevelopment, the effort of the lay out, administrative and technology approaches must be done. Technological approaches must be done by dealing with prevention of waste production at its sources and also repressive actions such as wastewater treatment.
A study about a sort of industry that is a small electroplating industry had been performed in order to realize how far those industries have performed the wastewater treatment effort. It is considered to be very important realizing that liquid-waste from those industries contain hazardous materials in high concentration whilst most of the small industries are unwilling to treat their liquid waste by reasoning the high wastewater treatment cost and also by unavailability of its appropriate technology. For those reason a research of ten small electroplating industries had been performed. The main purpose of this research is to obtain a simple wastewater treatment method suitable for such industries. The specific purposes are in addition to obtain liquid waste quality data, getting its impact to the receiving water body and the surrounding ground water and also getting the wastewater treatment optimum conditions in order to fulfill the wastewater standard conditions (Rep-03/HENKLH/II/1991) before it is released to the river.
The results of the research of those ten small industries are: generally wastewater quality are very poor because of the concentrations of pollutants such as Cu, Ni, 2n, Cr(VI), Cr(Total) and cyanide are very high 1-5000 times the standard concentrations, and the pH 1-7 is very different compared to the standard pH (6-9). Only two of those ten industries have performed wastewater treatment, but the product has to be improved by conditioning the process.
The various kinds of liquid waste from each unit process, without being segregated are mixed and released through small channels and let into the receiving river. The condition of the channels are very bad, making it possible to occur the infiltration of the heavy metals contaminants to the surrounding ground and make the ground water be polluted by heavy metals. The high Cr(VI) concentration in samples taken from a few nearby dug wells which is about 25 times the standard concentration is an evident of the pollution impact of the studied Small Electroplating Industries to its surrounding environment.
The analysis of sample taken from River Leduk which is a receiving river to the liquid waste from CV Glalie gave the result that the river has been polluted before mixing with the CV Glalie liquid waste especially with Cu, 2n, and CN with the range of concentration of 2-3 times higher than the standard concentration, and after mixing it will becomes higher around 0,5-20%.
The wastewater treatment experimental research hat been done using the CV Glalie wastewater samples, and the results are
1. The condition of cyanide liquid waste chlorination treatment are the chlorine is 5 times the initial cyanide concentration, at pH 9-10, in 80 minutes, and the final cyanide concentration is < 0,01 mg/l, Cu is < 0,72 mg/1 and Zn is undetectable.
2. The condition of reduction treatment of chromic liquid waste mixed with organic waste are : the reducing agent NaHSO3 is 6 times the initial Cr(VI) concentration or Na2S205 is 5,48 times the initial Cr(VI) concentration, at pH 2-3, in 10-30 minutes. After this reaction the nickel and zinc liquid waste are added and the whole mixture is precipitated by adding lime at pH 8,5-9,00. The results of this treatment are, the final the parameters concentrations : Cr(VI) < 0,03 mg/1; Cr(Total) < 0,6 mg/1, organic (COD, KMnO4 or color) up to 21-28 mg/l, while Ni and 2n are undetectable.
3. Aluminum can be reduced from the initial concentration 1300 mg/1 to 3 mg/l by precipitation at pH 5,8-7,4.
4. Solidification and stabilization of the produced mud from the wastewater treatment can be obtained by adding a mixture of binding materials of 25% Portland cement and 10% zeolite producing a solid with the lowest leaching concentration (mg Cr/kg solid) compared to the other binding materials.
The conclusions of this research are that the impact of the studied Small Electroplating Industries are the heavy metals pollution of the ground water of the nearby location, and the increasing of the heavy metals pollution to the river.
To control the pollution impact the liquid waste of those industries must be segregated and then be treated with the optimum condition. The solid waste produced after the treatment has to be solidified/stabilized before it is dumped to the land. If all those Small Electroplating Industries do the good and right treatment, then it is one of the so many efforts that can be done to control the environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>