Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: 577, 2000
341.522 RAJ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Liahatin Nur Laila
"Masyarakat Jawa memiliki sudut pandang religi dan panduan religius sangat kuat yang diaplikasikan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Laku adalah bagian dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Laku (Endraswara, 2014) merupakan upaya untuk mengendalikan diri dari nafsu duniawi dan menyadari kordinasinya dengan alam semesta. Kesadaran terhadap alam semesta pada hakekatnya merupakan upaya manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk menggali laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat serta apa yang membedakan kedua laku tersebut. Penelitian ini didasarkan atas konsep laku yang diuraikan dalam buku Guru Sejati karangan Suwardi Endraswara tahun 2014.Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang mendasarkan pada data tertulis yang ada dalam naskah Cariyosipun Ki Agung Tnggulwulung Kebon Agung Karya R.M. Jayengwiharja. Naskah tersebut merupakan koleksi naskah Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Data tersebut akan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada bagian akhir dilakukan interpretasi terhadap data untuk mengungkapkan hal yang ada dibalik teks tersebut. Dari hasil penelusuran ditemukan bahwa teks ini berisi tentang aspek-aspek laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat. Aspek-aspek laku tersebut dibagi menjadi dua, yaitu laku Ki Agung yang terdiri dari lelana, puasa, semadi, salat, tapa, dan ngelmu atau ngangsu kawruh, dan laku Ki Sirat yang terdiri dari tafakur, tahlil, salat, slametan atau wilujengan, dan nyekar. Laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat terjadi titik temu antara budaya Jawa dan budaya Islam. Dalam naskah ini, laku dilakukan untuk menyucikan diri dari hawa nafsu dan memusatkan diri kepada Tuhan.

Javanese society has a very strong religious perspective and religious guidance is applied continuously in everyday life. Laku is part of daily activities carried out by Javanese people. Laku (Endraswara, 2014) is an attempt to control oneself from worldly desires and realize their coordination with the universe. Awareness of the universe is essentially an attempt by humans to draw closer to God. The purpose of this study is to explore laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat and distinguish laku both of them. This research is based on the concept of Laku described in the book GuruSejati by Suwardi Endraswara in 2014. The method used is a qualitative research based on written data in the Cariyosipun Ki Agung Tunggulwulung Kebon Agung Manuscript by R.M. Jayengwiharja. It is a manuscript collection of Central Indonesian University Library. The data will be classified according to research needs. At the end, interpret the data to reveal thing behind the text. In the finding, text contains aspects of laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat. The aspects of laku are divided into two, namely Ki Agung's laku consists of lelana, fasting, semedi, prayer, tapa, and ngelmu or ngangsukawruh, and Ki Sirat's laku consists of tafakur, tahlil, prayer, slametan or wilujengan, and nyekar. Laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat became a meeting point between Javanese culture and Islamic culture. In this text, laku is done to purify oneself from lust and to focus on God.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kusasi
"

Kerajaan Indragiri di Pulau Sumatra dikenal sebagai kerajaan yang berperan penting dalam sejarah kerajaan di Nusantara. Di bagian timur, Kerajaan Indragiri berbatas langsung dengan Selat Malaka, sebuah kawasan yang dikenal sebagai pusat perdagangan sejak abad ke-14. Selain itu, Sungai Indragiri dapat dilayari dari pesisir timur hingga pedalaman Sumatra bagian tengah. Faktor geografis yang strategis membuat kerajaan tersebut berhubungan dengan kerajaan-kerajaan lain. Mereka juga membina hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda. Hal tersebut terekam dalam sejumlah naskah yang saat ini disimpan di ANRI sebagai mana yang dicatat dalam Katalog 86 ANRI berjudul “Daftar Arsip Kontrak antara Pribumi di Kalimantan, Bali, Surakarta dan Sumatera”. Berdasarkan topiknya, ada enam naskah yang berisi tentang kontrak yang dibuat oleh Kerajaan Indragiri dengan Pemerintah Kolonial, yaitu Katalog 86 ANRI sub-bab Sumatra, bernomor 166, 167, 168, 170, 173 dan 174.  Keenam naskah berasal dari abad ke-19 dan ditulis dalam aksara jawi berbahasa Melayu. Keenam teks dialihaksarakan dengan cara kerja filologi. Hasil alih aksara digunakan untuk menganalisis isi kontrak tersebut. Tulisan ini membahas teks enam kontrak dari segi hukum antarbangsa yang dikemukakan Brierly (1996). Menurut Brierly, hukum antarbangsa adalah kaidah dan asas tindakan yang mengikat bagi negara beradab dalam hubungan mereka antara satu negara dengan lainnya.  Dalam kasus Kerajaan Indragiri dengan Pemerintah Hindia Belanda, hubungan tersebut diikat dalam bentuk kontrak. Berdasarkan analisis pada pasal-pasal yang terdapat dalam keenam kontrak, terlihat bahwa Kerajaan Indragiri telah berstatus sebagai negara protektorat/vasal dari Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1838 sehingga yurisdiksi negara pemberi perlindungan lebih dominan dibanding negara yang dilindungi.


 

Located in the Island of Sumatra, the Kingdom of Indragiri was famous of its role on the history of the kingdom in Indonesia. The Straits of Malacca, known as a commercial center since the 14th century, bordered the Kingdom of Indragiri in the east. The Indragiri River can be navigated from the east coast to the inner part of Central Sumatra. Its strategic location strengthens the Kingdom of Indragiri’s association with other kingdoms. Furthermore, the Kingdom also maintains its relationship with the Dutch colonial government, which is evidenced from the manuscripts stored in ANRI and recorded in Catalog 86 ANRI entitled "List of Archives of Contracts between Indonesian Society in Kalimantan, Bali, Surakarta and Sumatera". Based on the topic, there are six manuscripts encompassing contracts made by the Kingdom of Indragiri with the Colonial Government, namely manuscripts 166, 167, 168, 170, 173 and 174. The six manuscripts were written in the 19th century in Malay language. For the analysis, the six manuscripts are transliterated philologically. This paper discusses the text of six contracts in terms of international law proposed by Brierly (1996).

The law among nations examined in this study refer to Brierly (1996) who maintains that the law among nations is the principle and the act of binding action for the civilized state in their relationship between one country and another. In the case of the Kingdom of Indragiri with the Government of the Netherlands East Indies, the relationship was bound in the form of a contract. The analysis of the issue reveals that the Kingdom of Indragiri has been a protectorate/vassal state of the Dutch Indies Government since the year of 1838. Consequently, the jurisdiction of the protectionist country is more dominant than the protected state.

"
2018
T51988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
R 011.31 ABS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
011.31 DIR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
R 011.31 DIR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
011.315 98 CHA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Yang dimaksud cerita Panji adalah cerita dengan tokoh utama Panji berikut variannya dan Galuh Candrakirana atau Sekartaji berikut variannya dengan latar Kerajaan Jenggala, Kediri, Galegang, Urawan, dan Gagelang serta SIngasari. Kisah terjadi seputar pengembaraan salah satu tokoh utama yang meninggalkan kediamannya. Tokoh utama tersebut bersalin rupa dan berganti nama seperti Panji Angkronakung, Wasengsari, Panji Semriang, dll. Berdasarkan kesamaan tata susunan kisahan berikut nama tokoh dan latar, Robson menyebut carita Panji sebagai suatu genre."
JMN 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
011.31 CHA k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998
R 011.31 KAT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>