Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: John Wiley & Sons, 1987
618.928 914 2 BEH
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyah Nur Afriyanti
"Bencana merupakan suatu peristiwa yang mengancam dan menganggu yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dampak psikologis berupa ansietas sering dialami khususnya remaja sebagai kelompok yang rentan terhadap perubahan psikologis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan ansietas remaja dengan CBT di wilayah banjir. Desain penelitian dengan Quasi experimental with control group dengan teknik random sampling, dengan total sampel sebayak 73 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan ansietas remaja yang mendapatkan tindakan keperawatan ners dan CBT serta meningkatnya kemampuan mengatasi anietas (p-value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan perlunya mengembangkan program kesehatan jiwa remaja berbasis komunitas.

Disaster is an event that is threatening and disturbing that gives rise to loss of life, environmental damage, loss of property, and psychological impact. The psychological impact in the form of anxiety often experienced by adolescent as a group particularly vulnerable to psychological changes.
This study aims to determine the decrease in adolescent anxiety with CBT in flooded region. Quasiexperimental research design with a control group by random sampling technique, with a total sample of 73 adolescents.
The results showed a decrease in anxiety adolescents get CBT nursing actions and the nurses and the increased ability to cope with anxiety (p-value <0.05). This study recommends the need adolescent mental health program of community based.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Prentice-Hall, 1976
616.891 4 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1992
R 616.891 42 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hidayat
"Cognitif Behavior Therapy dirancang untuk meningkatkan kemampuan Kognitif dan prilaku bagi seseorang yang mengalami pemikiran otomatis negative dan prilaku negative. Penerapan terapi perilaku kognitif akan mengubah status pikiran dan perilaku klien, sehingga perilaku negatif yang muncul akan menjadi perilaku yang positif (Oemarjoedi, 2003).
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diperolehnya gambaran hasil Penerapan Cognitif Behavior Therapy pada klien halusinasi dan prilaku kekerasan dengan pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau di Ruang Utari RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor.
Penerapan Cognitif Behavior Therapy dilakukan pada 28 klien di ruang Utari mulai 09 September - 12 November 2013. Hasil Cognitif Behavior Therapy merupakan terapi yang tepat dan dapat digunakan pada klien yang mengalami Halusinasi Dan Prilaku Kekerasan, dimana seluruh klien dapat melakukan setiap sesi pada Cognitif Behavior Therapy.
Berdasarkan hasil penelitian perlu direkomendasikan bahwa Cognitif Behavior Therapy dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa yang dapat digunakan pada klien yang mengalami halusinasi dan prilaku kekerasan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Ramadia
"Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari marah. Respon Maladaptif yang muncul dari marah dapat mengancam dan membahayakan diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat sehingga meraka memerlukan pengobatan dan perawatan dirumah sakit. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan penerapan terapi cognitive behaviour therapy dan assertive training dengan pendekatan Model Adaptasi Roy pada klien risiko perilaku kekerasan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah cognitive behaviour therapy dan assertive training pada 8 orang dan assertive training pada 10 orang klien dalam kurun waktu 17 Februari - 18 April 2014 di Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor.
Hasil pelaksanaan cognitive behaviour therapy dan assertive training dapat menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial dan peningkatan kemampuan koping adaptif dalam menghadapi peristiwa yang menimbukan perilaku kekerasan. Berdasarkan hasil diatas rekomendasi penulisan ini adalah terapi cognitive behaviour therapy dan assertive training pada klien risiko perilaku kekerasan dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa.

Violence behavior is a maladaptive response of anger. Maladaptive Response that occur in anger can menca and endanger ownself, family and society enviroment so they need treatment and medication in hospital. The aim of this Study is to describe the application of Cognitive Behavior Therapy and assertive training by using Roy Adaptation Model to client risk of violent behavior at Marzoeki Mahdi Hospital. in Bogor. Nursing interventions was cognitive behavior therapy and assertive training on 8 people and assertive training to 10 clients during 17 February to 18 April 2014 at Gatot Kaca Room RSMM in Bogor.
The results of the implementation of assertive training and cognitive behavior therapy may reduce signs and symptoms of violence behavior in cognitive, affective, physiological, behavioral and social and increase in adaptive coping skills to face of events that raises violence behavior. Based on the result above, recommendation from this paper is Cognitive Behavior Therapy and Assertive Training can be used as standard therapy of psychiatric nursing specialist to client with risk of violence behavior Key Word: Risk of Violence Behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas tiga jenis program intervensi, yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), iklan dengan tampilan humor (iklan positif), dan iklan dengan tampilan menakutkan (iklan negatif) dalam menurunkan perilaku menge mudi secara agresif. Partisipan terdiri atas 196 pengemudi yang tergolong dalam kelompok usia dewasa muda (usia 18?35 tahun), yaitu usia dimana individu berisiko untuk menampilkan perilaku mengemudi secara agresif. Kepada partisipan dilakukan pengukuran de ngan menggunakan empat macam inventori lapor diri, yaitu inventori untuk mengukur persepsi mengenai kondisi lalu lintas, derajat frustrasi, emosi marah, dan perilaku mengemudi. Analisis dengan menggunakan desain mix-faktorial menunjukkan bahwa program intervensi CBT lebih efektif dibandingkan program intervensi iklan, khususnya dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Sedangkan antara iklan dengan tampilan humor dan iklan dengan tampilan menakutkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Baik program CBT maupun kedua jenis program intervensi iklan tidak cukup efektif untuk menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Mengacu pada Teori A-B-C tentang ketergugahan emosi yang dikemukakan oleh Ellis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran akhir yaitu perilaku mengemudi secara aman (faktor C) pada pengemudi usia dewasa muda tidak dapat tercapai walaupun keyakinan dan emosi mereka (faktor B) berhasil diubah menjadi lebih positif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk sampai terjadinya perubahan perilaku mengemudi secara aman diperlukan teknik modifikasi perilaku yang lain, misalnya pemberian sangsi yang kuat dari pihak otoritas yaitu polisi.

This study was conducted to examine the effectiveness of three intervention programs, i.e. CBT (Cognitive Behavior Therapy), humor appeal advertisements (positive ads), and fear appeal advertisements (negative ads) in reducing aggressive driving behavior. 196 young adults age between 18?35 years old, who are considered to be at risk in performing aggressive driving behavior had completed four self report inventories. The four inventories measures perception on traffic conditions, degree of frustration, anger emotion, and driving behavior. Analysis of mix factorial desigm shows that CBT intervention program is more effec tive than the advertising intervention program, particularly in reducing the degree of frustration and emotional upset. However, no significant difference between humor appeal and fear appeal advertisements in reducing the level of frustration and anger emotion. Moreover, CBT program as well as the other two advertising intervention programs is not sufficient enough to reduce driving behavior. Based on the A-B-C Theory of Emotonal Arousal proposed by Ellis, this result indicates that safety driving behavior (factor C) among young drivers cannot be achieved through these intervention programs, although their belief and emotion (factor B) has been changed. This study implies that other modification behavior technique, i.e. strong penalty from the authority (police) is needed to encourage safer driving behavior of Indonesian young driver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Utari Hanum Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penurunan jumlah aktivitas pada lansia biasa dikaitkan dengan pengalaman tidak menyenangkan seperti tidak memiliki teman, perasaan hampa dan kesepian. Pengalaman tersebut didefinisikan sebagai loneliness yang sifatnya subjektif dan mempengaruhi kualitas hidup serta kesehatan individu. Loneliness ditemukan dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik pada lansia yang mengarahkan lansia pada gangguan hipertensi.
Fenomena terkait loneliness dapat ditemukan pada para lansia di Depok. Peneliti memberikan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada 3 (tiga) orang lansia untuk menurunkan tingkat loneliness yang dialaminya. Jika loneliness telah menurun, maka peneliti juga mengharapkan tekanan darah lansia dapat turun dan stabil. Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single-subject repeated measures dengan melakukan tiga kali pengukuran di awal, pertengahan dan akhir rangkaian intervensi untuk melihat pengaruh pemberian terapi terhadap loneliness yang dialami partisipan.
Hasil dari penelitian adalah ketiga partisipan mengalami penurunan loneliness yang terlihat dari wawancara, observasi, dan pengukuran menggunakan The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, dan Personal Definitions of Loneliness. Seluruh partisipan juga mengalami penurunan tekanan darah menurut hasil pemeriksaan menggunakan tensi meter digital. Penurunan loneliness diperkirakan terjadi karena ketaatan partisipan dalam menjalani terapi terutama dalam melakukan perubahan perilaku serta adanya motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan terapi. Penurunan loneliness akan lebih signifikan jika partisipan memiliki dukungan sosial untuk mempertahankan perilaku positif serta kemampuan bahasa yang lebih baik. Selain itu, Partisipan telah mampu mempraktikkan teknik-teknik yang diberikan dalam terapi seperti mengenali loneliness yang dialami, relaksasi, pemecahan masalah, dan melawan pikiran buruk.

ABSTRACT
In older adults, reduced activities often related to unpleasant experiences, such as having no friends, feeling of emptiness and loneliness. Feeling of loneliness is subjective to individuals and affects their health and quality of life. It is found that loneliness can have impact on systolic blood pressure among older adults and result in hypertension.
Phenomena related to loneliness happen among older adults in Depok. This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing level of loneliness among older adults, so that their blood pressure would get lower and stay in a stable condition. Design of the study was single-subject repeated measures with three participants, and three times measurement (initial, middle, final).
Results of the study suggest that all three participants' level of loneliness reduced, which can be seen from interview, observation, and scores of quantitative inventories (The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, and Personal Definitions of Loneliness). Participants' blood pressure also reduced. Participants' compliance to therapy processes, such as high motivation and changes in behavior, contributed to the reduced level of loneliness. It is assumed that loneliness scores would be reduced more significantly if participants had better social support, maintained positive behaviors, and had better verbal capacity. Despite of lack of verbal capacity, participants were able to practice some techniques, such as identifying loneliness, relaxation, problem solving, and countering negative thoughts.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rinawati
"[ABSTRAK
Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 10 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

ABSTRACT
Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client?disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior.;Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client?disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior., Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>