Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Anwar
NTT, Bogu: Munas NU, 1997
332.4 NAS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Saryanto
"Dari pembahasan pada bab 4 dapat disimpulkan bahwa konsep restrukturisasi organisasi tidak hanya sekedar melakukan perampingan, penataan kembali dan menyusun kembali konfigurasi organisasi menjadi lebih kecil.
Tujuan konsep yang lebih penting disini adalah untuk merancang ulang proses-proses bisnisnya sehingga organisasi dapat lebih efisien, efektif dan meningkatkan nilai tambah serta membangun daya saing perusahaan. Untuk memenuhi konsep ini, Dinas PIMPD juga dituntut untuk memperbaiki kinerja layanannya untuk mendukung strategi perusahaan.
Dinas PIMPD sebagai fungsi S/I di Pertamina korporat akan menjadi lebih kecil, baik ukurannya maupun jumlah stafnya dimana stafnya sarat akan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan di bidang teknologi dan proses bisnis untuk mendukung sebagai konsultan internal. Kesemuanya ini adalah untuk mendukung strategi Pertamina.
Karena fungsi S/I di masa mendatang jumlah stafnya menjadi lebih kecil, kegiatan outsourcing tentunya akan menjadi bertambah. Hal ini merupakan tantangan bagi manajemen S/I, Eksekutif S/I akan mefokuskan waktu dan energinya kepada tanggung-jawabnya untuk meningkatkan nilai tambah setinggi-tingginya untuk perusahaan, seperti membantu top management mengidentifikasi peluang-peluang strategi dan memperkembangkan blueprint (perencanaan) untuk infrastruktur T/I.
Fungsi S/I dimasa mendatang, meskipun Iebih kecil, akan menjadi lebih kritis terhadap operasi Pertamina. Fungsi S/I secara efektif akan membantu Pertamina melalui pemanfaatan T/I untuk merancang-ulang proses-proses dan mengakses informasi yang diperlukan pada anggaran yang ketat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1996
338.095 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anondo
"Globalisasi yang semakin berkembang sekarang ini niembawa perubahan dalam tata cara perdagangan internasional dimana hambatan-hambatan yang membatasi perdagangan dan investasi antar negara akan semakin berkurang. Salah satu hal yang mendorong globalisasi perdagangan adalah perdagangan bebas antara ncgara-negara di dunia, yang terwujud dalam bentuk NAFTA, AFTA (bcrlaku mulai 2002), APEC (mulai 2020) dan lain-lainnya. Kesepakatan tersebut intinya menyetujui adanya pembukaan pasar masing-rnasing negara tcrhadap produk-produk negara lainnya, pengurangan dan penghilangan trade barriers, proteksi dan insentif atas induslri dalam negeri.
Dengan adanya free trade para produsen komponen otomotif dunia akan semakin agresif mengembangkan pasarnya ke negara-negara lain. Sebagai peserta AFTA & APEC berarti mungkin mulai tahun 2003 nanti Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas dan memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar negara lain. Seiring dengan terbukanya peluang ekspor ke negara lain, Indonesia pun harus mcmbuka pasar dalam negerinya seluas-luasnya bagi produk impor dan negara-negara lain. Hal tersebut sudah mulai dirasakan oleh industri komponen otomotif sejak tahun 1999, didahului dengan adanya deregulasi otomotif tahun 1999 yang diantaranya mempermudah komponen impor otomotif untuk masuk ke Indonesia.
Industri otomotif Indonesia (termasuk industri komponennya) selama ini rnenikmati proteksi pemerintah sehingga berkembang menjadi industri yang kurang tangguh karena membuat banyak perusahaan menggantungkan diri pada pasar dalam negeri dan bantuan prinsipal. Biaya produksi yang tinggi, kurangnya penguasaan teknologi dan minimnya sumber daya manusia yang qualified merupakan kelemahan industri ini. Disisi lain customer mereka tidak memiliki banyak alternatif pemasok dari luar Indonesia karena adanya proteksi membuat hal tersebut tidak ekonomis. Adanya free trade area nanti membuat industri komponen otomotif Indonesia harus segera bebenah diri untuk bersaing dengan pesaing dari luar yang memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini customer terutama ATPM mulai memanfaatkan keleluasaan yang diberikan pemerintah melalui deregulasi otomotif untuk melakukan sourcing dari luar Indonesia yang umumnya memiliki harga lebih murah dengan tnutu yang sctara.
Perusahaan-perusahaan komponen otomotif yang terdapat dalam Component Group Astra pun harus mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan yang makin ketat ini.
Tujuan studi ini adafah menganalisa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT Astra Otoparts Tbk. sehingga dapat menyusun strategi yang tepat untuk menjalankan bisnisnya agar tetap bertahan dan memperkuat perusahaan-perusahaan di dalamnya dalam era perdagangan bebas mendatang, dengan mempertimbangkan laklor-laktor internal dan eksternal.
Melalui studi ini penulis mencoba memberikan alternatif kepada PT Astra Otoparts Tbk. sebagai holding company component group mengenai masalah yang dihadapi yaitu strategi apa yang dapat dirumuskan dan diterapkan PT Astra Otoparts Tbk., yang dapat diterjemahkan oleh perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawahnya ke dalam bentuk strategi bisnis yang dapat diimptementasikan agar mereka mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di era perdagangan bebas.
PT Astra Otoparts sebagai holding company selain membawahi perusahaan manufakturing juga membawahi beberapa perusahaan trading. Pada perusahaan manufakturing ada beberapa kelemahan yang harus diwaspadai. Antaralain kekurangmampuan pada bidang engineering terutama desain produk yang bergantung pada prinsipal dan customer. Kelemahan lainnya adatah mesin produksi yang agak ketinggalan jaman serta penguasaan proses produksi yang kurang merata (walaupun disebagian perusahaan hal tersebut justru menjadi kekuatannya). Kekurangmampuan tersebut selama ini dicoba diimbangi dengan peningkatan kemampuan dalam proses produksi disertai dengan penjagaan kualitas, pengurangan biaya dan kecepatan pengiriman (quality, cost and delivery).
Disisi lain, trading menjadi kelebihan bagi PT Astra Otoparts karena menguasai jalur distribusi yang cukup baik hingga ke manca negara. Penguasaan distribusi menjadi kapabilitas yang mendukung daya saing perusahaan ini terhadap pesaing. Digabung dengan sumber daya lain yang dimiliki. sektor ini menjadi salah satu core competence PT Astra Otoparts.
Dalam menghadapi persaingan di era free trade ini ada beberapa strategi korporasi yang bisa dijalankan PT Astra Otoparts. Diantaranya mengembangkan bisnis dengan low level diversification melalui join venture, perusahaan mandiri dan merger, menerapkan strategi low cost high volume melalui peningkatan quality, cost dan delivery; dan melakukan penetrasi pasar baru terutama ekspor dengan memperkuat jalur distribusi, sertifikasi perusahaan dalam sistem mutu dan menjaga awareness pelanggan.
Langkah-Iangkah diatas merupakan beberapa alternatif strategi korporasi yang bisa diambil oleh PT Astra Otoparts dalam menyusun ulang strateginya menghadapi persaingan di era perdagangan bebas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selain mengacu kepada faktor-faktor eksternal, langkah-langkah tersebut juga membutuhkan perbaikan di internal perusahahaan-pcrusahaan di lingkungan PT Astra Otoparts sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Ferdinand N.
"ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih adalah suatu kebutuhan yang sangat penting didalam kehidupan manusia dan mempunyai sumber yang sangat terbatas. Oleh karena itu teknologi pengolahan air menjadi sangat penting untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut. Kebutuhan akan air bersih tidak saja hanya untuk melayani masyarakat dalam konsumsi masyarakat tetapi juga untuk melayani kebutuhan industri dalam memenuhi kebutuhan konsumsi produksi.
PT Guna Elektro (GAE) dalam salah satu bidang usahanya berusaha untuk memmenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan industri. Dalam menjalankan usahanya salah satu yang paling berperan dalam penyediaan unit instalasi air bersih adalah unit bisnis strategis mechanical. Dukungan kerjasama dengan kelompok usaha asing dalam persaingan bisnis unit pengolahan air telah dilakukan oleh PT GAE untuk memperkuat posisi persaingan usahanya. Kelompok usaha asing yang menguasai teknologi pendukung unit pengolahan air bersih membentuk usaha joint venture , dalam produksi dan pemasaran di Indonesia dengan PT GAE seperti AEG, Torishima Pump Manufacture, dan Hoppecke.
Privatisasi Perusahaan Daerah Air Minum saat ini sangat berperan dalam kelangsungan usaha PT GAE dalam unit instalasi air bersih di seluruh Indonesia. Hal ini sangat mewarnai pemilihan strategi usaha PT GAE mengingat keinginan dari tiap pemerintahan lokal untuk
merangsang pertumbuhan usaha pada masing-masing daerah dengan menggunakan kekuatan
perusahaan daerah.
Dalam pemilihan strategi alternatif untuk menghadapi persaingan di bidang usaha unit pengolahan air, dilakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari perusahaan. Analisis faktor strategis lingkungan eksternal yang dilakukan menghasilkan titik berat persaingan terletak pada keinginan untuk meningkatkan usaha mengingat adanya peluang yang timbul akibat perbaikan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Namun dari analisis ini juga terlihat bahwa adanya ancaman peluang masuknya kontraktor EPC (Engineering, Procurement dan Contracting) dan kontraktor konstruksi nasional untuk mengerjakan paket pekerjaan unit pengolahan air bersih bersama dengan paket pekerjaan lainnya. Ancaman kontraktor asing pun sudah mulai dirasakan mengingat mudahnya mereka berusaha di Indonesia dan tingkat penguasaa teknologi dan sumber daya yang mereka miliki.
Analisis faktor strategis lingkungan internal yang dilakukan untuk memberikan strategi alternatif terbaik bagi PT GAE dalam strategi persaingan usahanya memperlihatkan adanya
kelemahan dalam jaringan pemasaran secara nasional. Kelemahan ini sangat perlu diperhatikan untuk diatasi mengingat kuatnya semangat otonomi daerah di Indonesia saat ini. Analisis ini juga memberikan kelemahan lainnya yaitu kurangnya reputasi PT GAE dalam segmen industri dan ketidakmampuan dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi dimana hal ini sangat melemahkan posisi persaingan dengan perusahaan konstruksi nasional.
Strategi alternatif yang dapat dikemukakan adalah strategi yang mempertimbangkan faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal. Strategi-strategi tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan TOWS matriks sehingga didapat strategi SO (StrengthOpportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strength-Threats), dan strategi WT (Weakness-Threats) dimana diharapkan strategi ini mampu memberikan posisi persaingan yang lebih baik untuk PT GAE dalam persaingan bisnisnya.
Hasil Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang tepat untuk digunakan
oleh PT GAE. Pada analisis tersebut didapat strategi yang sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh PT GAE adalah Strategi SO. Diantaranya adalah peningkatan kemampuan PT GAE dalam menjalin kerjasama internasional untuk memperbaiki strategi cost leadership pada unit bisnisnya, pengembangan jaringan ketjasama dengan perusahaan daerah dan pemerintah daerah dalam mengahadapi maraknya otonomi daerah, juga PT GAE harus meningkatkan kerjasama dengan perusahaan konstruksi dan EPC ( Engineering, Procurement, Contracting) multinasional di Indonesia. PT GAE juga harus mampu untuk
terus melakukan pembaharuan teknologi yang mereka miliki.
Untuk persaingan unit bisnis mekanikal sendiri dari PT GAE dapat memilih strategi untuk memasuki pasar unit pengolahan air untuk industri yaitu dengan menggunakan strategi focus differentiation yang dapat dilakukan dengan mengimplementasikan teknologi terbaik yang memberikan efisiensi operasi dari konsumen. Sementara strategi cost leadership yang diintegrasikan dengan strategi differentiation untuk melayani kebutuhan air bersih untuk sector masyarakat. Pemilihan strategi ini dilakukan dengan mempertimbangkan core competences yang dimiliki oleh PT GAE.
Saran yang dapat diberikan kepada PT GAE dalam memperbaiki kemampuan daya saingnya adalah bahwa PT GAE harus lebih mampu untuk membangun kerjasama dengan pihak lain seperti kontraktor unit pengolahan air bersih lokal, kontraktor konstruksi skala nasional, perusahaan EPC skala nasional dan membangun jaringan kerjasama pula dengan pihak asing
untuk menghadirkan teknologi tinggi yang tepat dan efisien.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Amir Hamzah
"ABSTRAK
Lahirnya industri farmasi di Indonesia dimulal dengan berdirinya berbagai perusahaan dagang dan distributor obat, balk impor maupun prociuksi dalam negeri sekitar tahun 1950-an. Perkembangan yang Iebih maju adalab ketika perusahaan multi nasional PMA masuk ke Indonesia dan bekerja sama dengan perusahaan dalarn negeTi membangun perusahaan dan pabrik farmasi sesual dengan IJU PMA tahun 1967. Setelah hampir empat puluh tahun keberadaan perusahaan farniasi, balk PMDN dan PMA, terlihat berbagai kekurangan yang sangat mendasar bagi kesuksesan sebuah industri farmasi, seperti kemanipuan R & D (Research and Development) dan manufacturing, sehingga sampai saat ini, perusahaan farmasi Indonesia belum mempunyai kompetensi inti (core competencies) yang bisa diandalkan untuk bersaing di era pasar bebas, terutama dengan dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2003 dan liberalisasi perdagangan yang dixnungkinkan WTO (World Trade Organization).
Menghadapi era tersebut, berdasarkan analisa terhadap berbagai faktor, ditawarkan strategi yang harus dilaksanakan oleh industri farmasi Indonesia, yaitu: (1) Melakukan likukiasi, akuisisi atau merjer dan perusahaan farmasi yang ada berciasarkan kepeinilikan (ownership) atau kesamaan produk, sehingga terca.pai skala ekonomi (economic of scale) dan efisiensi produksi, (2) Registrasi ulang atas obat yang beredan dan perusahaan farmasi yang memproduksmya diwajibkan menginformasikan struktur biaya produksi, (3) Mengembangkan fasilitas R & D dan produksi bahan baku obat dengan cara cost sharing dan perusahaan farmasi dengan memanfaatkan sumber daya hortikultura, paling lambat sebehun dimulaƬnya AFTA tahun 2003."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1993
658.009598 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998
379 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>