Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosenblow, Jerry S.
Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, 1968
368.572 ROS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johns, Corydon T.
Cincinnati, Ohio : The National Underwriter , 1965
368.014 JOH i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremiah Marcel Eliasaputra
"Frekuensi klaim umumnya dimodelkan dengan Generalized Linear Model dan model-model lainnya yang serupa seperti regresi Poisson dan regresi Logistik. Akan tetapi, model-model tersebut tidak memperhitungkan adanya autokorelasi spasial, atau terjadinya hubungan yang erat antara daerah-daerah yang berdekatan, sedangkan frekuensi klaim dibuktikan bahwa ia dipengaruhi oleh lokasi yang diamati. Model spasial Besag-York-Mollié (BYM) dapat diimplementasikan ke dalam data klaim pada beberapa daerah yang berdekatan dan memiliki potensi untuk menghasilkan prediksi yang lebih akurat dibanding dengan model-model non-spasial. Akan dilakukan penelitian terhadap model BYM untuk menjelaskan kegunaan model tersebut dan memberikan alternatif bagi model-model yang biasa digunakan untuk pemodelan frekuensi klaim. Untuk mengevaluasi performa dari model BYM, maka model tersebut akan diimplementasikan kepada data simulasi, kemudian efektivitas dari model juga akan dibandingkan terhadap model-model lainnya menggunakan ukuran Deviance Information Criterion atau DIC. Hasil analisis menunjukkan bahwa model BYM memiliki potensi untuk menjadi model yang paling akurat dalam memprediksikan frekuensi klaim pada daerah-daerah dengan autokorelasi spasial yang kuat.

Claims frequency modelling is usually done using Generalized Linear Models or other similar models such as Poisson regression and Logistik Regression. However these models do not take in account spatial autocorrelation, or the event in which neighboring areas would have a close relationship, even though claims frequency has been proven to be influenced by the observed locations. The spatial Besag-York-Mollié model can be implemented in claims data for several neighboring areas and has potential to be more accurate than non-spatial models in predicting claims frequency. Research towards the BYM model will be done to explain the usage of the model and provide an alternative to other models usually used for claims frequency. To evaluate the effectiveness of the model, the BYM model is then implemented into simulation data, and its effectiveness is compared to other models using the Deviance Information Criterion or DIC. The result of the analysis shows that the BYM model has potential to be the best model for cases that have a strong spatial relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S18066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhonas Nikson
"Sejak dikenalkan pada tahun 1964, pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintas jalan (PWKLLJ) diselenggarakan secara monopolistik oleh negara melalui PT Jasa Raharja. Kini, mekanisme tersebut telah diubah melalui UU Perasuransian—disahkan pada tahun 2014—yang mengharuskan PWKLLJ diselenggarakan secara kompetitif. Penelitian ini menjawab persoalan perubahan norma hukum yang timbul pada penyelenggaraan program asuransi wajib, khususnya PWKLLJ, di Indonesia. Dengan menggunakan metode doktrinal dan analisis komparatif, tulisan ini mengungkap bagaimana politik hukum asuransi mengalami pergeseran dan bagaimana pengaturan hukum asuransi tersebut seharusnya dieksekusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UU Perasuransian telah mempertegas pemisahan asuransi wajib komersial dari kelompok asuransi sosial. Meskipun begitu, PWKLLJ masih diselenggarakan secara monopolistik oleh PT Jasa Raharja karena adanya kekosongan hukum. Kekosongan hukum yang dimaksud terjadi karena para pembentuk undang-undang masih belum konsisten dalam mengubah politik hukum PWKLLJ yang sebelumnya berlandaskan pada prinsip perlindungan sosial ‘asuransi sosial’ ke aspek kompetitif ‘asuransi wajib komersial’. Sebagai respons atas kekosongan hukum tersebut, Penulis menghadirkan preskripsi mengenai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 yang bisa diterapkan dengan melihat penyelenggaraan asuransi serupa di negara Belanda dan Tiongkok. Transformasi hukum asuransi kendaraan bermotor di Indonesia menjadi hal yang sangat mendesak untuk dilakukan demi menegakkan kepastian hukum sehingga kesejahteraan rakyat menjadi keniscayaan.

Since its inception in 1964, compulsory motor third-party liability insurance (MTPL) in Indonesia has been monopolized by the state through PT Jasa Raharja. This arrangement has undergone a transformation with the enactment of the Insurance Law in 2014, which mandates a competitive framework for MTPL. This research addresses the legal implications arising from this shift, particularly in the context of compulsory insurance programs in Indonesia. Employing a doctrinal and comparative analysis, this paper explores the evolution of insurance law policy and how these legal provisions should be implemented. The findings reveal that the Insurance Law has clearly delineated commercial compulsory insurance from social insurance. However, MTPL remains a monopoly of PT Jasa Raharja due to a legal vacuum. This vacuum arises from the inconsistency in the legislative efforts to transition MTPL from a social security-based system to a competitive commercial insurance model. In response to this legal gap, this paper proposes amendments to Law No. 34 of 1964, drawing on examples from the Netherlands and China. A legal transformation of motor vehicle insurance in Indonesia is imperative to ensure legal certainty and promote public welfare."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirei Litvia Ummi Sitkha
"Skripsi ini membahas tentang loss adjuster dengan judul pertanggungjawaban hukum loss adjuster dalam melakukan perhitungan besaran nilai klaim asuransi dianalisis terhadap kode etik dan kode perilaku. Loss adjuster adalah profesional yang ditunjuk oleh perusahaan asuransi untuk melakukan evaluasi dan menilai kerugian pada klaim asuransi yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk laporan dan bersifat rekomendasi. Permasalahan yang dibahas di dalam penelitian ini adalah analisis tugas dari loss adjuster terkait perhitungan nilai klaim asuransi, dan akibat serta tanggung jawab hukum loss adjuster apabila loss adjuster melakukan pelanggaran kode etik dalam perhitungan nilai klaim asuransi. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan data sekunder dan analisis data dilakukan secara kualitatif serta wawancara juga dilakukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tugas loss adjuster adalah melakukan penaksiran perhitungan klaim asuransi yang nantinya menjadi bahan rekomendasi. Dalam perhitungan klaim asuransi, perusahaan asuransi dapat menunjuk loss adjuster yang penunjukannya harus disertai dengan perjanjian kerja sama tetapi pada kenyataannya banyak perusahaan asuransi yang tidak menyertakan perjanjian kerja sama. Hal tersebut berdampak kepada tugas dan tanggung jawab dari loss adjuster. Disamping itu, dalam melakukan tugasnya loss adjuster dapat melakukan pelanggaran kode etik yang berakibat pemberian sanksi-sanksi sesuai dengan kode etik dan kode perilaku APKAI. Pertanggungjawaban hukum loss adjuster terkait pelanggaran tersebut terbagi menjadi 2 (dua), yaitu melalui litigasi dan non litigasi. Adapun saran yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan asuransi sebaiknya dalam melakukan penunjukkan kerja sama menyertakan perjanjian kerja sama sehingga tugas dan tanggung jawab loss adjuster diuraikan dengan baik dan apabila terjadi sengketa dapat terselesaikan dengan adil. Perusahaan loss adjuster pun juga harus selalu meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya agar terhindar dari kesalahan dalam pelaksanaan tugasnya

This thesis discusses loss adjuster with the title of legal liability of loss adjuster in calculating the amount of insurance claim value analyzed against the code of ethics and code of conduct. Loss adjuster is a professional appointed by an insurance company to evaluate and assess losses on insurance claims which will later be outlined in the form of a report and recommendations. The problems discussed in this research are the analysis of the duties of the loss adjuster related to the calculation of the value of insurance claims, and the consequences and legal responsibilities of the loss adjuster if the loss adjuster violates the code of ethics in calculating the value of insurance claims. The research method used is normative juridical with secondary data and data analysis is done qualitatively and interviews are also conducted. The result of this research shows that the duty of loss adjuster is to assess the calculation of insurance claims which will later become recommendation material. In calculating insurance claims, insurance companies can appoint a loss adjuster whose appointment must be accompanied by a cooperation agreement but in reality many insurance companies do not include a cooperation agreement. This has an impact on the duties and responsibilities of the loss adjuster. In addition, in performing their duties, loss adjusters can violate the code of ethics which results in sanctions in accordance with the APKAI code of ethics and code of conduct. The legal liability of loss adjusters related to these violations is divided into 2 (two), namely through litigation and non-litigation. The advice taken from this research is that insurance companies should include a cooperation agreement in the appointment of cooperation so that the duties and responsibilities of the loss adjuster are well described and if a dispute occurs, it can be resolved fairly. The loss adjuster company must also always improve its ability and professionalism in order to avoid mistakes in carrying out its duties."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivonne Sheriman
"Fungsi Asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter tidak hanya sebatas untuk mengalihkan resiko, tetapi juga membantu dokter dalam hal litigasi. Dengan demikian, melalui asuransi, ganti rugi sebagai tanggung jawab dokter akibat tindakan malpraktik dapat dialihkan menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi, sekaligus dokter dapat terhindar dari stress proses litigasi, yang dapat berdampak pada malpraktek lainnya. Namun sayangnya, sementara dokter-dokter di Amerika (AS), menyambut baik manfaat tersebut, sebaliknya, dokter-dokter di Indonesia cenderung mengabaikannya. Kondisi ini terkait erat dengan konsep tanggung jawab hukum profesi dokter yang diterapkan di Indonesia.
Untuk memecahkan masalah diatas, adalah penting untuk mengetahui 1) Bagaimana dampak perkembangan pemahaman Perbuatan Melawan Hukum (PMH/Civil Law),dan Tort (Common law) terhadap tanggung jawabperdata. 2) Bagaimana konsep dasar tanggung jawab hukum profesi dokter di Indonesia dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS), dan New Zealand (NZ). 3) Bagaimana peran asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter dalam melindungi dokter dan pasien di Indonesia dibandingkan dengan AS, NZ. 4) Bagaimana sistem asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter di Indonesia, dibandingkan dengan AS. Dengan berpatokan pada teori Corrective justice dengan metode analisa normatif dan di dukung oleh beberapa pendekatan seperti UU, perbandingan hukum, sejarah, konsep, kasus, ditemukan bahwa 1) Perkembangan pemahaman PMH berdampak pada meluasnya tanggung jawab perdata, meliputi perbuatan karena lalai/kelalaian, demikian juga yang terjadi pada Tort. 2) Meskipun dalam kasus-kasus khusus, AS menerapkan kebijakan yang berbeda dengan Indonesia, namun konsep tanggung jawab hukumnya tidak berbeda. Sedangkan NZ, menerapkan konsep yang berbeda. 3) Baik di AS maupun Indonesia, manfaat asuransi, berdampak positip terhadap perlindungan baik bagi dokter maupun pasien. Sedangkan, NZ, tidak menggunakan asuransi, melainkan kebijakan pajak. 4) Selain ditemukan beberapa perbedaan dalam sistem asuransi AS dan Indonesia, ditemukan juga dampak dari perbedaan tersebut terhadap dokter dan pasien. Berdasarkan temuan di atas, penilitian ini mengemukan beberapa saran untuk meningkatkan minat dokterdokter Indonesia, terhadap Asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter, demi perlindungan dokter dan pasien.

The aim of physician Liability Insurance is not only to shift the risk, but also provides a litigation support to Doctors. Through insurance, all indemnities caused by medical malpractices that should be borne by Doctors could be shifted to Insurance Company while Doctors is free from stress of a litigation process that can impact into another malpractice action. However, in fact that this insurance is warmly welcome by Doctors in United States of America (USA), Doctors in Indonesia tend to ignore the benefits or even worse, the existence of this insurance. The condition is associated with the concept of medical malpractice liability that applied in Indonesia.
In order to solve this problem, there are several questions that should be answered, such as: 1) How the development of understanding of unlawful act, according to Civil Law and Tort Common Law impact on civil right. 2) How the basic concept of physician liability in Indonesia compared to United States of America (USA) and New Zealand (NZ). 3) How the physician Liability Insurance protects both patient and doctor in Indonesia, compared to USA and NZ. 4) How Indonesia?s physician Liability Insurance system compared to USA. By using Corrective Justice Theory and Normative Analysis Method, supported by several approaches in legislation, comparison, history, concepts and cases, it shows that: 1) The development of unlawful act (civil law) understanding resulted in broader civil liability including the liability caused by negligence, as well as in Tort (common law). 2) In fact that even though on very specific cases, USA has a different policy than Indonesia, but still used the same basic concept. On contrary, NZ, uses a different concept. 3) In Both USA and Indonesia, Physician Liability Insurance has a positive outcome in protecting patient and doctor, while NZ holds tax policy. 4) Beside several differentiates of the insurance system using by Indonesia and USA, the study also found several impact both to patient and doctor are caused by these differentiates. Based on the above findings, there are several suggestions to increase Indonesia?s physician's interest to buy insurance for protection both to doctor and patient."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2234
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodda, William H.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1966
368.57 ROD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Huebner, S. S.
New Jersey: Prentice-Hall, 1982
368 HEU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Huebner, S. S.
New Jersey: Prentice-Hall, 1968
368 HUE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>