Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Longest, Beaufort B.
Stanford: Appleton and Lange, 1996
362.1068 LON h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Goldsmith, Seth B.
Rockville, Maryland: An Aspen, 1981
362.106 8 GOL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rakich, Jonathon S.
London: W.B. Saunders, 1983
352.11068 RAK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shortell, Stephen Michael, 1944-
New York: John Wiley & Sons, 1988
362.106 8 SHO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shortell, Stephen Michael, 1944-
New York: John Wiley & Sons, 1983
362.106 8 SHO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia : AUPHA, 1984
362.106 8 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Yoga Bharata
"Nama : Ardian Yoga BharataProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Kajian Panca Nirbhaya HSE Management System PT. HarmoniPanca Utama Terhadap OHS Management System Theories BerbasisPrinsip ResiliencePembimbing : Drs. Psi Ridwan Zahdi Sjaaf, MPHTesis ini melakukan kajian mendalam Panca Nirbhaya yaitu sistem manajemenkeselamatan pertambangan di PT HPU yang merupakan salah satu perusahaan jasapertambangan di Indonesia. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metodeanalisa kualitatif dengan melakukan analisa gap dan Kajian Panca Nirbhaya terhadapOHS Management System Theories berbasis resilience. Pada penelitian ini metodekualitatif digunakan untuk menilai keefetifan dan kehandalan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja PT HPU Panca Nirbhaya .Dalam OHS Management System dikena suatu konsep Sistem Manajemen K3 yang berprinsip resilience yang dikenal dengan Safety I dan Safety II. Kajian yang dilakukanadalah melihat secara mendalam konten dalam standar di Panca Nirbhaya berada dalamSafety I atau Safety II. Konsep Safety Management Sistem berbasis resiliencememberikan pandangan tentang Safety I dan Safety II, yaitu Safety I sangatberkonsentrasi pada ldquo;hal yang buruk rdquo;, maka ketiadaan hal yang buruk dianggap sebagaisebuah prestasi sedangkan Safety II berfokus memastikan hal yang sudah baik terusmenjadi baik. Selain itu juga mengkaji Panca Nirbhaya secara prinsip resilience apakahstandar mampu merespon setiap kondisi/aktivitas baik yang bersifat rutin dan tidakrutin dengan cara yang efektif, sistem mampu mengambil pelajaran/mampu belajar dariperistiwa yang telah terjadi, mengerti benar apa yang terjadi dan mengapa hal tersebutterjadi, sistem mampu memantau perkembangan jangka pendek dan ancaman yangmungkin terjadi serta mampu mengantisipasi ancaman jangka panjang dan melihatpeluang untuk perbaikan.Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagain besar sub elemen dalam Panca Nirbhayasudah berada di Safety II yaitu sebanyak 37 sub elemen, serta 18 elemen masih beradadi Safety I. Sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut masih belummengakomodir kriteria ndash; kriteria yang dalam konsep resilience safety II terutama dalamhal antisipasi yang harus dilakukan organisasi kedepan/jangka panjang sertamengakomodir hal-hal lain yang bersifat inisiatif dan improvement yang bisa dilakukanorganisasi. Semua sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut, perlu dirubah danditambahkan agar sub elemen tersebut bisa memperkuat sistem pertahanan yang telahada diperusahaan, sehingga sistem Panca Nirbhaya menjadi suatu sistem yang telahberbasis prinsip resilience.Kata kunci:Sistem Manajemen K3, resilience safety , Safety I dan Safety II
ABSTRACTName Ardian Yoga BharataStudy Program Master of Occupational Health SafetyTitle Study Of Panca Nirbhaya HSE Management System PTHarmoni Panca Utama against OHS Management System withResilience Principle based theoryCounsellor Drs. Psi Ridwan Zahdi Sjaaf, MPHKey words Occupational Health Safety, resilience safety , Safety I dan Safety II, informationThis thesis conducts in depth study Panca Nirbhaya mining safety management systemsnamely PT HPU which is one of the mining service companies in Indonesia. Studiesconducted using qualitative analysis method with Study and gap analysis PancaNirbhaya against OHS Management System resilience based Theories. In the currentstudy qualitative methods were used to assess the effectiveness and reliability of safetyand health management systems Work PT HPU Panca Nirbhaya .In the OHS Management System management system, a concept of systems known K3with resilience, known as the principle of Safety I and Safety II. The study does is lookdeeply content in standard in Panca Nirbhaya are in Safety I or II Safety. The concept ofSafety Management Systems based resilience gives the view of Safety I and Safety II,namely Safety I was very concentrated on the bad thing , then the absence of a badthing is considered an achievement while Safety II focuses ensure good things continueto be good. It also examines the Panca Nirbhaya resilience in principle whether standardable to respond any condition good activities which are routine and not routine in a waythat is effective, the system is able to take the lessons capable of learning from the eventhas happened, understand correctly what happened and why it happened, the system isable to monitor short term developments and threats that may occur as well as beingable to anticipate a long term threat and see opportunities for improvement.Results of the study show that filmed the sub element in Panca Nirbhaya already are inSafety II as much as 37 sub elements, as well as 18 elements are still in Safety i. Subelements that remain in Safety I still have yet to accommodate the criteria ndash the criteriain the concept of resilience safety II especially in anticipation of the future organizationshould do long term as well as accommodate the other things which are initiatives andimprovement that could be made of the organization. All sub elements that remain inSafety, I need to change it and added so that the sub elements can reinforce existingdefence systems inside, so the system Senses Nirbhaya became a principle based systemthat has resilience."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aspiah Mahmud
"Anak usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, karena itu Pemerintah telah mengupayakan pelayanan kesehatan anak usia sekolah (AUS) dalam program usaha kesehatan sekolah (UKS) yang terus dikembangkan dan dilaksanakan secara terpadu serta menghadirkan perawat kesehatan sekolah sebagai penanggung jawab usaha kesehatan sekolah dalam melakukan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan peran perawat kesehatan sekolah dalam program usaha kesehatan sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Desain penelitian menggunakan rancangan cross sectional dan pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 139 AUS. Analisis menggunakan uji chi square yang menunjukkan terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan pengetahuan AUS terkait PHBS dengan nilai P<0.05, tidak terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan sikap AUS terkait PHBS dengan nilai P>0.05 dan terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan keterampilan terkait PHBS dengan nilai P<0,05. Kehadiran perawat kesehatan sekolah dalam layanan kesehatan sekolah berdampak baik terhadap pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah karena itu program ini dapat dijadikan sebagai inovasi dalam upaya pelayanan kesehatan anak sekolah.

School-age children are a golden age to instill the values of clean and healthy living behavior (CHLB) so that they have the potential as agents of change to promote CHLB in schools, families and communities, therefore the government has made efforts to provide health program for school age children in the school health program, which continues to be developed and implemented in an integrated manner and presents school health nurses who are responsible in school health program to providing health education, health services and healthy school environment. This study aims to identify the relationship between the role of school health nurses in the school health program on clean and healthy living behavior. The research design used a cross sectional design and the sampling method was non-probability sampling by means of purposive sampling with 139 school age children as a sample. The analysis used the chi square test which showed that there was a relationship between the role of school health nurses and the knowledge of school-age children regarding CHLB with value of P <0.05, there was no relationship between the role of school health nurses and the attitudes of school-aged children related to CHLB with value of P > 0.05 and there was a relationship between the role of school health nurses and skills related to CHLB with value of P<0.05. The presence of school health nurses in school health services has a good impact on the formation of clean and healthy behavior for school-age children, therefore this program can be used as an innovation in efforts to provide health services for school children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andito Yahya Utomo
"Pandemi COVID-19 membawa percepatan dalam perkembangan teknologi kesehatan dan bersamaan dengan momentum tersebut, Indonesia berencana melakukan transformasi digital pada bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan Citizen Health App (CHA) yang berfungsi menyimpan data kesehatan pribadi (PHR). Namun, kegagalan implementasi PHR adalah karena aplikasi yang dikembangkan umumnya berfokus kepada provider bukan pasien atau penggunanya. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman pasien atau pengguna dalam memakai PHR serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan PHR. Penelitian menggunakan metode scoping review dengan basis data yang berasal dari PubMed, Scopus, Sage Journal, dan EBSCOhost. Hasil yang didapatkan adalah aplikasi PHR digunakan untuk mengakses riwayat rekam medis, melihat hasil tes/lab, berkomunikasi dengan tenaga atau fasilitas kesehatan, memenuhi keperluannya terkait obat-obatan, melakukan pengaturan janji temu, mengisi informasi kesehatan pribadinya, mengakses layanan emergensi, mengunduh data, navigasi kepada fasilitas kesehatan, mengevaluasi fasilitas atau pelayanan kesehatan, dan mengisi kesaksian terhadap donasi organ. Sedangkan, faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan aplikasi PHR, adalah faktor kepercayaan, keamanan, dan privasi, pengaruh sosial, efektivitas aplikasi, kesehatan, teknis, dan pengguna. Perancangan arsitektur PHR perlu memaksimalkan fungsionalitasnya dan upaya peningkatan penerimaan dapat dilakukan dengan mempromosikan fitur, fungsi, dan manfaat penggunaan PHR.

COVID-19 Pandemic accelerate the development of health technologies and with that momentum, Indonesia plans to digitally transform their healthcare technology sector by developing a Citizen Health App (CHA) which acts as personal health record (PHR). However, failure to implement PHR is caused by the app developed, generally focused on the providers, not the patient nor user. This study aims to explore patient or user’s experience in using PHR as well as to identify factors related to acceptance of the app itself. The study was conducted using scoping review by utilizing online databases such as PubMed, Scopus, Sage Journal, and EBSCOhost. Results obtained are PHR is used to access medical record history, see test/lab result, communicate with health practitioners or providers, fulfill needs related to medication, book appointments, fill the user’s health information, access emergency care, download data, navigate to healthcare facilities, evaluate health facilities and services, and organ donation testament. Meanwhile, factors related to the acceptance of PHR are trust, safety, and privacy, social influence, application effectiveness, health, technical, and user’s factor. Designing PHR needs to maximize its functionality and efforts to increase the acceptance can be done by promoting the features, functions, and the benefits of using PHR."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Khairinisa
"

Latar belakang:ECC merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi dan keparahan yang tinggi, termasuk di Indonesia. Kondisi ini dapat berdampak ke kualitas hidup anak. Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi ECC antara lain praktik kebersihan gigi dan mulut serta konsumsi makanan kariogenik. Usia 5 tahun merupakan waktu akhir periode gigi sulung sebelum akhirnya digantikan oleh gigi permanen. Tujuan:Mengetahui hubungan praktik kesehatan gigi dan mulut serta status karies gigi sulung terhadap kualitas hidup anak usia 5 tahun. Metode:Studi Cross-sectionalpada 266 anak berusia 5 tahun pada bulan Agustus-Oktober 2019 yang terpilih dengan metode multistage cluster random sampling dari TK di Jakarta Timuryang memenuhi kriteria inklusi anak berusia 60-71 bulan, kooperatif, dan orangtua bersedia mengisi informed consent. Seluruh orangtua subjek diminta untuk melengkapi kuesioner yang bersisi pertanyaan terkait karakteristik sosiodemografik, praktik kesehatan gigi dan mulut, serta kualitas hidup anak persepsi orang tua (SOHO-5p). Pada anak, dilakukan pemeriksaan status karies gigi sulung berupa indeks dmft dan pufa serta diwawancara terkait kualitas hidup anak persepsi sendiri (SOHO-5c). Digunakan uji beda Contuinity Correction, Pearson Chi Square, Mann Whitney, dan Kruskall Wallis serta Uji korelasi spearman untuk analisis statistik. Hasil: prevalensi ECC pada 266 anak adalah 88,7% dan pufa >0 sebanyak 35%. Terdapat hubungan yang bermakna antara praktik kebersihan gigi dan mulut terhadap indeks dmft (r=0,19;p=0,01) dan skor SOHO-5p (r=0,27;p<0,001) serta praktik konsumsi makanan kariogenik terhadap indeks dmft (r=0,14;p<0,01), dan SOHO-5p (r=0,27;p=0,013). Status karies gigi sulung memiliki hubungan yang bermakna dengan SOHO-5 (p<0,001). Seluruh variabel SOHO-5p memiliki hubungan yang bermakna dengan indeks dmft dan indeks pufa (p<0,05) kecuali menghindari tersenyum karena penampilan terhadap indeks pufa. Tetapi, hanya skor total SOHO-5c, variabel kesulitan makan, dan kesulitan tidur yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap indeks dmft dan indeks pufa (p<0,001). Secara umum, tidak terdapat perbedaan bermakna antara SOHO-5p dan SOHO-5c kecuali pada variabel kesulitan tidur (p=0,001), menghindari tersenyum karena rasa sakit (p=0,002), dan menghindari tersenyum karena penampilan (p=0,042) Kesimpulan:Terdapat hubungan yang bermakna antara status karies gigi sulung dan SOHO-5 tetapi hanya SOHO-5p yang memiliki hubungan bermakna dengan praktik kesehatan gigi dan mulut.. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang bermakna antara SOHO-5p dan SOHO-5c sehingga orangtua dapat dijadikan penilai proksi dari kualitas hidup anak, tetapi kedua persepsi tetap diperlukan untuk menghindari informasi yang hilang. 



Background:ECC is a dental health problem with high prevalence and severity, including in Indonesia. This condition will affect child’s Oral-Health Related Quality of Life (OHRQoL). Factors that cause ECC are multifactorial, one of which is oral hygiene practice and comsumption of cariogenic meals. 5 years old is the late period of primary dentition before it’ll changed to permanent dentition Objective: To analyze relationship between oral health practice and early childhood caries with 5 years old children’s quality of life in Jakarta Timur. Method: Cross-sectional study in 266 5 years old children during August-October 2019 that chosen with multistage cluster random sampling from preschools in Jakarta Timur that fulfilled inclusion criteria child aged 60-71 month, cooperate, and parents had signed informed consent. All parents completed questionnaire about sociodemographic characteristic, oral health practice, and parent perception of child quality of life (SOHO-5p). Children were examined with dmft and pufa index and also interviewed about their perception of self quality of life (SOHO-5c). Result: Prevalence of ECC for 266 children is 88,7% with 35% have pufa index >0. There’s a significant relationship between oral hygiene practice with dmft index (r=0,19;p=0,001) and SOHO-5p(r=0,27;p<0,001) so does cariogenic meals consumption with dmft index (r=0,14;p<0,001) and SOHO-5p (r=0,27;p=0,013). ECC has significant relationship with SOHO-5 (p<0,05). All variables in SOHO-5p has significant relationship with dmft dan pufa index(p<0,05) except avoid smiling because of appearance towards pufa index. But, only total score of SOHO-5c,‘difficult eat’ and ‘difficult sleep’ variables have significant relationship with dmft and pufa index (p<0,001). In general, there’s no statistically difference between mother-child perception in SOHO-5p and SOHO-5c except in ‘difficult sleep’ (p=0,001), ‘avoid smiling because of pain’ (p=0,002) and ‘avoid smiling because of appearance’(p=0,042). Conclusion:There’s significant relationship between ECC and SOHO-5 but only the parental version has significant relationship with oral health practice. There’s no significant difference between SOHO-5p and SOHO-5c thus parents could be the proxy rater for their child but both perception still needed to avoid missing information.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>