Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Syamsiar Seman
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1982
392.3 SYA r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syamsiar Seman
Banjar: Lembaga Pengkajian dan pelestarian Budaya Banjar Kalimatan selatan, 2007
392.5 SYA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seman, Syahrinuddin
Jakarta Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1986,
304.6 SEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Satu diantara identitas masyarakat desa adat Sidetapa yang masih dipertahankan saat ini adalah mitos-mitos kepercayaan. Mitos-mitos yang dimaksud yaitu 1). Mitos Rsi Markandeya, 2). Mitos Khayangan Batu Kerotok, 3). Mitos Parahyangan Kayuan, 4). Mitos Pura Petirtan, 5). Mitos Pura Rambut Unggahang (Tunggang), 6). Mitos Pura Munduk, 7). Mitos Pura Puseh. Fungsi dari mitos-mitos tersebut dijadikan jastifikasi untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Karena selama ini tempat yang mereka tempati adalah wilayah angker (tenget). Masyarakat desa adat Sidetapa percaya bahwa mitos tersebut bukan buatan manusia melainkan Ida Penembahan sebutan lain dari Sang Hyang Widhi. Fenomena kepercayaan ini sangat penting untuk diaji dalam rangka untuk menyandingkan dalam kehidupan global dan mederenisasi serta pemurnian ajaran keagamaan besar manusia. Penelitian ini dikaji melalui konsep mitos, teori struktur dan dialektika dari Claude levis Strauss. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis mitos-mitos kepercayaan yang ada di desa adat Sidetapa, dan tujuan untuk mengetahui fungsi dari setiap mitos dan ritualnya. "
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wahyu Arjaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.M. Djojodigoeno
"Hukum adat adalah hukum dalam konsepsi yang umum dalam suatu rangkaian norma yang mengatur hubungan kemasyarakatan. Mayarakat Indonesia terbagi menjadi beberapa golongan. Juga dijelaskan berlakunya hukum adat yang ada di Indonesia, hukum perorangan, dan hukum perjodohan."
Yogyakarta: Gadjah Mada, [19--?]
K 340.57 DJO a
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Darmadji Prawirasetia
"Pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, Tujuannya agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Pelaksanaan pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu pemeriksaan dilakukan empat kali atau lebih dengan distribusi pemeriksaan satu kali pada triwulan I, satu kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III. Hasil kegiatan pelayanan antenatal pada tahun. 1996 - 1997 dan 1997 - 1998 di tingkat Kabupaten Ciamis dan Kota Administratif Banjar menunjukkan adanya kesenjangan antara target yang harus dicapai dibandingkan dengan cakupan dimana cakupan kegiatan pelayanan antenatal masih rendah. Dengan deraikian yang menjadi permasalahan di Kabupaten Ciamis adalah permintaan efektif yang merupakan gambaran tingkat permintaan ibu terhadap pelayanan antenatal masih rendah. Melalui penelitian ini akan diperoleh gambaran tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal oleh bidan di desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan tersebut. Penelitian ini adalah deskriptif analitif dilaksanakan dengan pendekatan kros - seksional. Untuk mendapatkan gambaran hubungan variabel dependen dan independen dilakukan dengan pendekatan studi kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan bayi urnur 28 hari yang ada diwilayah kota Adrninistratif Banjar, Pada penelitian tidak dilakukan pengambilan sampel karena seluruh populasi menjadi obyek penelitian. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa terdapat 45 % ibu yang memiliki tingkat permintaan pelayanan antenatal yang tinggi yaitu yang melaksanakan pemeriksaan empat kali atau lebih dengan pemeriksaan pertama pada triwulan I sesuai distribusi pemeriksaan yang ditetapkan Departemen Kesehatan. Kelompok umur 20 - 35 tahun merupakan yang terbanyak (89,2 %) dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu lulusan SD/MI sebesar 56,7 %, sedangkan yang tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD/MI sebesar 9,2 %. Pada penelitian ini ditemukar 11,7 % ibu yang bekerja yaitu 1,7 % sebagai pegawai negeri sipil dan 10 % sebagai buruh, bertani dan berdagang. Terdapat 46 % ibu memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kehamilan dan 98,3 % mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan bagi kesehatan dirinya, 47,5 % ibu termasuk dalam kelompok paritas berisiko, serta 23,3 °/a memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap pemeriksaan kehamilan. Sebanyak 94,2% Ibu menyatakan dekat antara jarak rumah dengan tempat pelayanan dan 55 % menyatakan biaya pemeriksaan mahal serta 66,7 % ibu memeriksakan kehamilannya atas dorongan atau anjuran pihak ketiga dan yang terbanyak memberikan dorongan adalah suami atau keluarga. Melalui penelitian ini ingin dibuktikan 11 hipotesis dan dari hasil analisa bivariat diketahui lima hipotesis dapat dibuktikari yaitu adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan, pengetahuan, paritas, kebutuhan dan biaya dengan tingkat permintaan pelayanan antenatal oleh bidan di desa. Menyikapi kenyataan bahwa tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal masih rendah, perlu dlakukan upaya-upaya untuk meningkatkannya antara lain dengan mengubah kebijakan distribusi pemeriksaan menjadi dua kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III, mengingat kenyataan dilapangan menunjukkan hanya sedikit ibu yang memeriksakan untuk pertama kalinya pada triwulan I.

The antenatal care is the pregnancy examination given to examine mother and the baby condition periodic1y. The aim was that the pregnant women could trough-pass the pregnancy, the bearing periods and maternity well, safely and yield healthy babies. The implementation of antenatal care services at the basic level has imposed by The Ministry of Health Republic of Indonesia. Where the antenatal care should be given four times or more : once visit at the first trimester, once visit at the second trimester and twice or more at the third trimester. The antenatal care services activities at Kabupaten Ciamis and kota Administratif Banjar are very low. It is indicated by the gap between the targeted output with the result of antenatal care activities where the result was very low. The result of antenatal care activities was as a figure of effective demand. Because of that the problem of Kabupaten Ciamis was low of demand level to the antenatal care services. This analysis would obtain the description of demand level to the antenatal care services by midwives at the villages and some factors relevant with those demand level. This study is study with a cross-sectional design. To prove relationship of the dependent variable and independent variables the quantitative approach was conducted. The population was selected as the bearing women with their twenty eight days babies in the entire Kota Administratif Banjar. The entire population was the object of the observation. Univariat analysis result indicate that 45 percent mothers have high antenatal demand level with four times or more. The first antenatal care at the first trimester based on antenatal care policy by the Ministry of Health. Women age 20 - 35 have the most antenatal demand ( 89,2 percent) with SD or MI education at the most 56,7 percent and uncompleted graduation or no education of SD or MI (primary school) 9,2 %. This analysis found that 11,7 % women are worked, 1,7 % as a civil servant, 10 percent as working women, farmers, and traders. The mother have well knowledge of pregnancy was 45 percent and 98,3 % know the benefit of antenatal care for their own health, 47,5 % as a risk parity and 23,3 percent have high needs to the antenatal care services. It was very close distance to the service post was acknowledged by 94,2 percent mothers and 55 percent mothers acknowledged that the antenatal care services are expensive and 66,7 percent mothers examine their pregnancy motivated by third party and most given their husband or family. From the bivariat analysis have know five hypothesis was significant. Education, knowledge, parity, needs and cost have relationship with demand of antenatal care services by midwives at the villages. Behaves to the fact for the low demand of antenatal care service, some efforts are still needed to increase it. Among others are by reducing distribution of antenatal care policy. It is twice in the second trimester, twice or more, at the third trimester knowing the fact in the field exhibited only few mothers do the first antenatal care at the first trimester."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahyudin Al Mudra
Yokyakarta: Bala Kajian dan Pengembngan Budaya Mekayu, 2003
728.095 981 MAH r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
La Usman
"ABSTRAK
Warga kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura sering melakukan kegiatan pewarisan pengetahuan pada rumah adat. Pertanyaan yang ingin dijawab berkaitan dengan judul di atas adalah apa saja fungsi kegiatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dengan menggunakan beberapa teknik yaitu studi pustaka, observasi, wawancara. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul kemudian dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan, dan ditarik suatu kesimpulan Hasil penelitian menemukan terdapat tujuh fungsi kegiatan di atas. Pertama, pewarisan pengetahuan kegiatan ekonomi (tegalan, beternak, nelayan, serta berburu) untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Kedua, pengenalan perkawinan untuk pemenuhan kebutuhan reproduksi guna keberlangsungan kehidupan individu, keluarga, klan serta komunitas. Ketiga, pengenalan pembayaran kepala (denda) dari keluarga suami kepada kepada keluarga istri untuk pemenuhan kebutuhan kenyaman dan kesejahteraan tubuh. Keempat, pengenalan kegiatan Natal dan Paskah untuk pemenuhan kebutuhan keselamatan. Kelima, pengenalan kegiatan kunjungan keluarga ke wilayah Wutung untuk pemenuhan kebutuhan relaks individu. Keenam, pengenalan peran kepemimpinan kampung untuk pemenuhan kebutuhan gerakan. Ketiga, pengenalan pentingnya pendidikan formal untuk pemenuhan kebutuhan pertumbuhan."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muripto
"Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 45 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit Umum Banjar mempunyai angka kematian perinatal : 78,2 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan diharapkan mampu membantu menurunkan angka kematian perinatal tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan AMP di Rumah Sakit Umum Banjar dapat mengintervensi upaya penurunan kematian perinatal.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 666 pada periode tahun 1994/1995 dan sebanyak 727 pada periode tahun 1996/1997.
Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang berarti pada : variabel input yaitu adanya kebijakan/SK, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta prosedur tetap. Pada variabel proses yaitu adanya pertemuan, diktat, penerapan protap dan pembahasan kasus berjalan lebih baik. Adapun variabel output dan outcome sesuai dengan adanya perbaikan pada variabel input dan proses.
Dan akhirnya saran kepada Rumah Sakit agar kegiatan AMP lebih dimantapkan dan ditingkatkan. Untuk Dinas Kesehatan dan instansi terkait agar lebih terjalin koordinasi, komunikasi dan kerjasama dalam rangka meningkatkan kegiatan AMP yang pada gilirannya dapat menurunkan angka kematian perinatal.

The Analysis of Maternal Perinatal Audit (MPA) Program at Banjar District HospitalPerinatal Death as one of health indiator, which is 45 per 1000 births in Indonesia, is still regarded high. In Banjar district Hospital, thits rate reaches a higher number which is 78,2 per 1000 births.
As a regerral center for the district area, Banjar hospital is expected to play role in decreasing this rate. To realize this the government has urged all district hospitals to conduct a program., calls : The Maternal and Perinatal Audit (MPA). This study aims to assess the conduct of the MPA program at the Banjar Hospital, by analyzing its 2 year activities : From April 1994 to March 1997 the approach was qualitative by which 25 hospital staff who are involved in the MPA Program were interviewed secondary data in the forms of annual and monthly reports were also analyzed. 727 medical records were assessed to see the output and the outcome of this MPA Program.
The conceptual framework used to analyze was the system approach, looking thoroughly at each aspect of input, process, output and outcome. The study shows that the input (The MPA decree , manpower, budget, facilities) is significant in making the program work. The press such as meetings, development and practice of standard procedures are the ones that make the program successful.
It is suggested to the hospital director to always support the MPA program : The District Health Offices, herely is encouraged to facilitate the hospital and the MPA program with better forum, conducive atmosphere., to better improve communications and coordination?s among the hospital MPA staff and other related sectors.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>