Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siadari, Andi Magdalena
Jakarta: CINLES dan Pusat Informasi & Pengkajian Hukum-Ekonomi, 2000
346.078 SIA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hakim Garuda Nusantara
Jakarta: CINLES, 2000
347.01 ABD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1994
347.01 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Frank Sinatra
"Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan merupakan dambaan para pencari keadilan dalam menjalani proses hukum. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana telah menerapkan hal ini menjadi asas yang melandasi berjalannya proses peradilan. Asas ini seharusnya diterapkan secara konsekuen dalam setiap tingkat peradilan untuk menjamin kepastian hukum dan melindungi hak asasi manusia. Dalam proses peradilan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang terjadi di beberapa wilayah pengadilan, penerapan asas ini dapat dilakukan dengan menggabungkan tindak-tindak pidana tersebut menjadi satu tindak pidana seperti yang diamanatkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Dengan instrumen ini, proses peradilan akan berjalan lebih cepat, sederhana dan biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan diperiksa sendiri-sendiri di setiap wilayah pengadilan. Dalam prakteknya ternyata asas ini masih banyak dilanggar oleh aparat penegak hukum yang notabene merupakan tonggak tercapainya keadilan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S22487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Disriani Latifah S.
"Kompetensi dalam lingkungan kekuasaan kehakiman berarti kewenangan pengadilan untuk mengadili atau pengadilan yang berwenang mengadili sengketa tertentu sesuai dengan ketentuan yang digariskan peraturan perundang-undangan maka berdasarkan hal tersebut yang dimaksud kompetensi absolut adalah wewenang badan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan pengadilan lain, baik dalam lingkungan peradilan yang sama (Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi) maupun dalam lingkungan peradilan lain (Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama). Dalam praktek sekarang ini sering ditemukan suatu perjanjian yang di dalamnya terdapat klausula arbitrase. Dimana suatu perjanjian dengan klausula arbitrase menjadi kewenangan absolut bagi badan arbitrase yang ditunjuk sebagaimana juga diatur dalam pasal 3 UU No 30 tahun 1999 bahwa Pengadilan negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase. Namun tetap saja ada pihak yang tetap mengajukan sengketa dengan klausula arbitrase tersebut ke pengadilan dengan berbagai alasan. Demikian pula dalam perkara kepailitan di pengadilan niaga, timbul permasalahan yang berkaitan dengan adanya keberadaan klausul arbitrase tersebut dalam suatu perkara permohonan kepailitan dan telah menjadi permasalahan dan pembahasan yang cukup serius dalam beberapa permohonan kepailitan di Pengadilan Niaga. Perlu juga diperhatikan bahwa ternyata kewenangan absolut Pengadilan Niaga tidak sama dengan kewenangan absolut Peradilan Umum, dimana dalam hal kepailitan, perkara kepailitan adalah kompetensi absolut dari Pengadilan Niaga, arbitrase tidak berwenang menangani perkara kepailitan. Maka permasalahan mengenai kompetensi absolut arbitrase yang dihubungkan dengan kompetensi absolut peradilan umum dan pengadilan niaga inilah yang hendak penulis kaji dan analisa dalam tesis ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Desriani Latifah S.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T02363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Arsyad Sanusi
"Convergence between law and information technology and its impact on Indonesian legal system."
Jakarta: The Indonesian Rearch, 2007
343.099 ARS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"ABSTRAK
Runtuhnya perekonomian Indonesia sebagai akibat dari
krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997,
dimana salah satu faktor pemicunya adalah adanya kewajiban
sebagian besar perusahaan untuk menyelesaikan utang yang
pada saat itu telah jatuh tempo. Dalam keadaan seperti itu
muncul gagasan untuk merevisi Faillessements Verordening
(FV)S. 1905-217 jo. 1906-348 yang pada akhirnya menjadi
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Kepailitan, dengan
terbentuknya Peradilan Niaga sebagai penyelesaian sengketa
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Lembaga ini dipersiapkan untuk menjadi suatu model
peradilan modern dimana proses berperkara dibatasi oleh
time frame yang ketat. Namun dalam perkembangannya
Pengadilan Niaga ini mulai diselewengkan dari awal tujuan
pembentukannya, yakni sebagai sarana bagi kreditur kecil
untuk mengancam, bahkan memailitkan, debitur besar yang
secara finansial dalam keadaan sehat dan tidak sedang
distress (kesulitan). Metode penulisan tesis ini adalah
deskriptif analitis, yaitu penggambaran situasi dan kondisi
yang ada pada saat ini, yang selanjutnya setelah
diketahuinya identifikasi masalah, akan dijelaskan mengenai aspek perlindungan publik dalam peradilan niaga, di mana
pada pembahasan akan dianalisis dengan menggunakan pedoman
dari literatur yang ada maupun dari penelitian yang
dilaksanakan pada peradilan niaga. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka perlu segera dilakukan revisi
terhadap Undang-undang Kepailitan, dengan catatan sebagai
berikut: 1.Adanya kepastian pengertian/definisi/terminologi
"kepentingan umum" atau "kepentingan publik" dalam Undangundang
Kepailitan; 2.Debitur hanya dapat dipailitkan, jika
dalam kondisi keuangan yang tidak sehat; 3.Bagi perusahaan
yang bergerak dibidang industri yang amat bergantung pada
kepercayaan masyarakat atau mengelola dana masyarakat,
sebelum dinyatakan pailit, harus mendapatkan pertimbangan
dari instansi pemerintah yang melakukan pembinaan."
2004
T37787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>