Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lancaster, Geoffrey
Jakarta: Binarupa Aksara, 1989
658.81 Lan t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1990
658.81 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1993
658.81 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stewart, Grant
Jakarta: Erlangga, 1995
658.81 STE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: IPWI, 1995
658.8 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Hilwa Aijawa
Jakarta: Restu Agung, 2005
658.164 ABU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rindi Fitria Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen persediaan pada perusahaan manufaktur tepung PT BFM dan memberikan usulan perbaikan manajemen persediaan agar level persediaan setengah jadi dan persediaan barang jadi dapat mencapai tingkat optimal. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, berupa wawancara dengan jajaran staf dan manajemen PT BFM, serta data historis perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa manajemen persediaan PT BFM belum optimal, disebabkan karena pengelompokan persediaan tidak konsisten; ramalan penjualan mingguan tidak akurat secara signifikan; penghitungan nilai overall equipment effectiveness (OEE) tidak akurat; dan tanggal pengiriman ke pelanggan tidak sesuai dengan jadwal. Penelitian juga menemukan bahwa upaya yang telah dilakukan PT BFM melalui penyesuaian jadwal produksi awal dan membuat persediaan penyangga, masih menyebabkan pembatalan pesanan penjualan karena barang tidak tersedia, sehingga menimbulkan pandangan bahwa kapasitas produksi PT BFM tidak mencukupi permintaan pelanggan. Penelitian ini memberikan usulan perbaikan manajemen persediaan dengan pengelompokan persediaan menggunakan metode analisis Always Better Control, penghitungan ramalan penjualan mingguan dengan metode single moving average, penghitungan komponen quality pada OEE, penghitungan persediaan penyangga, dan perubahan target pencapaian penjualan dari bulanan menjadi mingguan

This study aims to evaluate the inventory management in PT BFM and to propose recommendations of inventory management in order to maintain the quantity of work in process and finished goods inventory at optimum level. This study uses a case study method with qualitative approach. The data used are consisting of interview with staff and management of PT BFM, and historical data of the company. The result of this study shows that the inventory management in PT BFM was not at optimum, due to inconsistent of inventory classification; significant inaccuracy of sales forecast; inaccuracy of overall equipment effectiveness (OEE); off schedule delivery date to customer. This study also finds that PT BFM has addressed those problems by revising the initial production schedule and providing buffer inventory. However, sales order cancellation due to unavailable finished goods still occurred, hence the production capacity of PT BFM was perceived as insufficient to meet customers’ demand. This study provides suggestions to improve the inventory management by classifying inventory with Always Better Control method, using single moving average method to calculate sales forecast, revising the calculation of quality component in OEE, buffer inventory, and changing the target sales achievement from monthly basis to weekly basis"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Caraya P. Wirutomo
"ABSTRAK
Pokok pikiran (tests) dari penelitian ini adalah kegiatan periklanan produk berkorelasi positif dengan basil penjualan dan jumlah konsumen pemakai produk. Tesis ini sejalan dengan pemikiran Shimp (1995) maupun Belch and Belch (1995) tentang komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication), yaitu upaya untuk melakukan komunikasi persuasif melalui berbagai alat dan media guna mempengaruhi secara optimal perilaku konsumen pemakai produk
Masalah yang diteliti adalah bagaimanakah hubungan antara kegiatan periklanan dengan kenaikan jumiah omset dan nasabah Perum Pegadaian. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: ada hubungan yang signifikan antara kegiatan periklanan dengan kenaikan omset dan jumlah nasabah. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus (case study), dengan desain penelitian single-case single-km analysis; dan pendekatan penelitian pemasaran (marketing research) dan Malhotra (1995). Unit analisis adalah kasus periklanan Perum Pegadaian selama kurun waktu 1996-1999. Data dikumpulkan melalui studi pustaka atau teknik dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan Direksi dan Humas Perum Pegadaian. Analisis dilakukan secara deskriptif, dan untuk menguji hipotesis dilakukan uji-statistik regresi dan korelasi.
Hasii penelitian menunjukkan: (1) Terdapat hubungan yang signifikan pada level (alfa) 0,05 antara iklan dengan peningkatan omset Perum Pegadaian, (2) Tidak terdapat hubungan antara jumlah iklan dengan kenaikan nasabah kategori A, kategori B dan kategori C; serta kategori D; (3) hasil regresi menunjukkan bahwa iklan mempengaruhi kenaikan omset dengan angka r2=0,739 pada level signifikansi 0,05, sedangkan iklan tidak mempengaruhi kenaikan nasabah dengan r2=1,339 pada level signifikansi 0,05; (4) faktor-faktor internal yang mendukung kegiatan perusahaan dalam beriklan adalah kebijakan perusahaan di bidang promosi yang dilakukan melalui alat atau media-media: personal selling, public relations and sponsor marketing, direct marketing communication, point of purchased communication dan sales promotion; (5) faktor-faktor eksternal dan situasional yang ikut mempengaruhi keberadaan iklan di mata nasabah pegadaian adalah: kebijakan pemerintah di bidang keuangan-perbankan, krisis moneter, dan konsumen atau nasabah yang telah tersegmentasi; (6) segmentasi penggolongan nasabah yang dibuat Perum Pegadaian didasarkan pada jumlah kredit pinjaman, dan terbagi menjadi empat kelompok (A, B, C dan D); standar ini berbeda dengan yang lazim dibuat oleh pemerintah (Biro Pusat Statistik) dan dunia periklanan nasional Indonesia, yaitu hierarkis berdasarkan status sosial ekonomi dari atas (besar) ke bawah (kecil) (A, B, C, D dan E).

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Dian Mareta
"Beberapa tahun belakangan ini, kampanye dan promosi pemasaran dengan dimensi sosial semakin berkembang. Konsumen menjadi lebih peduli terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dan perusahaan juga menyadari bahwa persepsi konsumen mengenai tanggung jawab sosial ini dapat berpengaruh pada keyakinan (belief) dan sikap (attitude) konsumen mengenai suatu produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan. Tanggung jawab sosial dapat diwujudkan dalam pembentukan, aliansi sosial. Saat ini, salah satu bentuk aliansi sosial yang paling popular adalah cause-related marketing.
Cause-related marketing (CRM) berdasarkan pada "pemberian dengan motivasi keuntungan". CRM ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus membantu causes yang berharga dengan cara mengaitkan pengumpulan dana untuk suatu cause pada membeli produk dan/atau jasa dan perusahaan. Cause adalah kegiatan sosial atau lembaga kemasyarakatan di mana perusahaan setuju untuk mendukung dan membantu pegumpulan dana.
PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu produsen barang-barang konsumen yang sudah lama berdiri dan beroperasi di Indonesia. Salah satu produk Unilever yang sukses adalah sabun Lifebuoy. Pada pertengahan tahun 2005, PT. Unilever Indonesia, Tbk mengadakan suatu program CRM yaitu Lifebuoy Berbagi Sehat dimana Lifebuoy menyisihkan Rp.10 dari setiap produk sabun Lifebuoy yang terjual untuk disumbangkan guna membantu masyarakat pedesaan agar dapat hidup lebih bersih dan sehat.
Penelitian ini berfokus pada analisis pengaruh cause-related marketing yaitu program Lifebuoy Berbagi Sehat, pada sikap terhadap program CRM yang diadakan dan that membeli produk sabun Lifebuoy dari konsumen. Ada empat faktor dari CRM yang diteliti pengaruhnya terhadap sikap terhadap program CRM dan that membeli, yaitu cause importance, cause congruency, persepsi motivasi perusahaan dan sikap merek.
Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis faktor untuk menguji validitasnya dan menggunakan Cronbach's Alpha untuk menguji reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan analisis regresi berganda, untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Kemudian dilakukan analisis compare means untuk melihat perbedaan persepsi dan respon konsumen terhadap CRM di antara segmen sosio demografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap CRM hanya dipengaruhi oleh persepsi motivasi perusahaan. Sedangkan pengaruh cause importance, cause congruency, dan sikap merek tidak signifikan. Kemudian, niat membeli dipengaruhi oleh sikap merek, sikap terhadap CRM dan persepsi motivasi perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa konsumen Indonesia merupakan jenis konsumen attribution-oriented di mana mereka cenderung untuk menilai CRM dari persepsi motivasi perusahaan.

In the last few years, marketing campaign and promotion with social dimensions are increasing. Consumers are becoming more aware of corporate social responsibility and companies also realize that consumer's perceptions of corporate social responsibility can influence their beliefs about and attitudes toward products manufactured by a company. Corporate social responsibility can be shown by social alliances. Recently, one of the most popular forms of social alliances is cause-related marketing.
Cause-related marketing (CRM) is based on "profit-motivated giving". CRM is intended to improve corporate performance and help worthy causes by linking fund raising for the benefit of a cause to the purchase of the firm's products and/or services. Cause is the social activity or non-profit organizations where firm agrees to help and support its funding. Firms join with a cause and donate some specific amount of money each time the firm's product/In-and is purchased by consumers.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. is the leading manufacturer of consumer goods that has been operating for a long time in Indonesia. One of its successful products is Lifebuoy soap which is positioned as a healthy soap for the whole family. In the mid 2005, Unilever Indonesia Company launched a CRM program which is called Lifebuoy Berbagi Sehat. Through this program the company agrees to donate Rp. 10 for each Lifebuoy soap sold. This donation will be used to help the people in the village to live a cleaner and healthier life.
The purpose of this study is to analyze the effect of cause-related marketing program, which is Lifebuoy Berbagi Sehat, on attitude toward the CRM program and purchase intention of the Lifebuoy product. There are four elements of CRM which will be analyzed, which are cause importance, cause congruency, perceived firm motivation and brand attitude.
The data were factor analyzed to test the validity. Cronbach's Alpha was used in reliability test. Then multiple regression analysis was conducted to test the relationship between independent and dependent variable. Also, compare means analysis was performed to examine the difference between social demographic segments.
The result of the study shows that attitude toward CRM is affected only by perceived firm motivation. The effect of cause importance, cause congruency, and brand attitude on consumer's attitude toward the CRM program is not significant. Purchase intention is affected by brand attitude, attitude toward CRM and perceived firm motivation. The result also shows that Indonesian consumers are attribution-oriented type because they considered more about the motives behind the firm's involvement in CRM campaign.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes, Dave Seth
"Manajemen PT."X" sebagai unit bisnis penting di PT."X" menghadapi masalah yaitu bagaimana memaksimalkan penjualan didalam usaha mencapai target penjualan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dibidang penjualan, sangat penting memiliki klasifikasi pelanggan yang sama/standar untuk seluruh pasarnya didunia, dengan tujuan agar dapat dengan mudah mengkonsolidasikan data penjualan dimana akan membantu proses pengambilan keputusan secara cepat, benar dan akurat.
PT. "X" mengambil kebijakan untuk melakukan sensus terhadap para pedagang baik yang sudah maupun yang bukan pelanggannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih rinci mengenai siapa pelanggan perusahaan ini, dimana (lokasi) pedagang tersebut, bagaimana lingkungan dagang pedagang itu, kedekatan terhadap suatu obyek yang mempunyai pengaruh langsung di lingkungan tersebut, berapa banyak jumlah pedagang dan bagaimana distribusi produk PT."X" di daerah tersebut. Sebagai perusahaan multinasional PT."X" tunduk kepada kebijakan maupun prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan induknya di luar negeri, Oleh karena itu jenis pedagang yang disensus sesuai dengan apa yang digariskan oleh perusahaan induknya dimana terdapat satu standard struktur jenis pedagang yang berlaku universe (model internasional) yang dapat disesuaikan dengan spesifikasi pasar masing-masing.
Tujuan penelitian adalah untuk memahami kebijakan Sensus Pedagang (Trade Census) yang diimplementasikan di PT."X", menganalisa kaitan kebijakan Sensus Pedagang dengan Efektifitas Tenaga Penjual dan mengetahui manfaat yang diperoleh dari informasi berupa data pelanggan tersebut.Metode penelitian yang ditetapkan adalah penelitian formal melalui tanya jawab langsung ke lapangan yang dilakukan oleh peneliti lapangan guna mendapatkan data primer langsung dari pemilik toko yang disensus.
Orientasi kepada konsumen yaitu ingin memuaskan konsumen atas mutu, harga dan pelayanan perusahaan merupakan dasar pemikiran dilakukannya Sensus Pedagang, dimana dengan adanya data dan informasi mengenai pelanggan PT."X" dapat membuat strategi penjualan yang akurat dan tepat .
Hasil penelitian, berupa data hasil survei yang didapat atas suatu daerah/kota kemudian akan dimanfaatkan untuk melakukan peningkatan penjualan seoptimal mungkin melalui program Efektiftas Tenaga Penjual dimana akan melakukan perbaikan atas liputan daerah penjualan, distribusi, rencana kunjungan, rute tenaga penjual yang kesemuanya merupakan bagian dari Manajemen daerah penjualan (Territory Management). PT."X " juga dapat mengetahui potensi penjualan dari suatu daerah,mengetahui siapa pelanggan utama/potensialnya dan mengetahui distribusi dan keberadaan produknya disamping membuat strategi penjualan yang menyangkut kebijakan distribusi dan syarat pembayaran kepada pedagang. Pada kasus distributor "Y", outlet yang diliput sekarang sebanyak 3,676 outlet hanya sebesar 28 % dari potensi yang ditemukan di daerahnya. Dalam nilai ada peningkatan sebesar Rp. 104.000.000 hanya untuk penjualan pertama kali, dengan rata-rata kunjungan sukses sebesar Rp. 150.000 per kunjungan.
Secara menyeluruh dapat direkomendasikan untuk menggunakan model penyelesaian yaitu korelasi antara kebijakan Sensus Pedagang, utilisasi data/informasi dari hasil sensus tersebut untuk melakukan Manajemen daerah penjualan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas tenaga penjual dan mencapai target penjualan yang diinginkan perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>