Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranto Gunawan
Bandung: Ink Media, 2006
291.7 RAN m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The UNPKO has an important role in dealing with conflict resolution in many part of the world and bring the security back to normal. In this regards, the constitutional basis of the UNPKO can be seen in Chapter Six and Seven of the UN Charter. A a country which embraces value of liberty and in order to creat orderliness and worldpeace, Indonesia has been actively involved in the UNPKO since 1957. Based on this, it can be argued that Indonesia's role in the UNPKO is relevant with the constitution of the republic."
JPUPI 2:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lusy Wulandari
"Misi Militer Belanda yang dikirimkan ke Indonesia pada tahun 1951, merupakan salah satu hasil dari kepu_tusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 di Den Haag. Keberadaannya di Indonesia bertujuan untuk menjadi instruktur pada pusat-pusat pendidikan TNI yang akan mendidik ulang para perwiranya dan menambah serta menyegarkan pengetahuan mereka di bidang kemiliteran setelah selesai bergerilya. Diharapkan perwira-perwira TNI yang telah mendapatkan pengetahuan tersebut dalam waktu yang relatif singkat dapat menjadi instruktur pengganti personil Misi Militer Belanda (MMB) yang hanya mempunyai masa kerja selama 3 tahun. Personil dari MMB ini ditempatkan di pusat-pusat pendidikan ketiga Angkatan. Sesuai dengan keputusan yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak (pemerintah Indonesia-Belanda), maka yang akan diajar_kan oleh personil MMB hanya dari segi materi saja. Personil MMB tidak diikutsertakan dalam menangani pendidikan TNI di lapangan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perjuangan melawan korupsi di Indonesia adalah perjuangan melawan inkonsistensi. Inkonsistensi penegakan hukum dan inkonsistensi komitmen dukungan politik menjadikan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia hampir mencapai titik paripurna kegagalannya. Penegak hukum dan aktor-aktor politik yang masih berkubang dengan semangat menjadikan negara sebagai bagian dari komoditas yang ditansaksikan semakin menenggelamkan agenda pemberantasan korupsi. Di mata dunia internasional, kondisi korupsi Indonesia relatif stagnan. Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perseption Index, CPI) Indonesia hanya meningkat 0,8 poin dari tahun 2004 ke tahun 2009 dan dipastikan akan menurun pada tahun 2010 seiring dengan penurunan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang salah satunya diakibatkan oleh skenario pelemahan KPK dari pihak-pihak tertentu. Survei Political & Economic Risk Consultancy (PERC) masih menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup dari 12 (dua belas) negara di Asia Pasifik. Terkait dengan hampir paripurnanya kegagalan pemberantasan korupsi di Indonesia, ada baiknya digelorakan kembali seputar komitmen penegak hukum dan aktor-aktor politik untuk lebih menyadari bahwa korupsi adalah ancaman besar bagi prinsip-prinsip demokrasi."
JLI 7:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moch Hadi Santoso
"Keadaan industri perbankan nasional mengalami kehancuran, yang diakibatkan oleh sebagian besar kredit yang diberikan kepada nasabah besar mengalami macet. Sehingga pendapatan bank yang mengandalkan dari hasil bunga tidak dapat diperoleh, dilain pihak biaya dana mengalami peningkatan cukup tinggi akibat dari kenaikan suku bunga deposito dan simpanan. Kenaikan suku bunga deposito dan simpanan adalah merupakan kebijakan pemerintah guna menghindari pelarian dana keluar negeri dan atau menghindari penggunaan rupiah untuk pembelian dolar Amerika Serikat, karena nilai rupiah sangat rendah terhadap dolar Amerika.
PT. Bank Rakyat Indonesia yang sejak berdiri melayani masyarakat golongan menengah dan kecil, mulai berlaku kebijakan Pakto 1988 masuk pasar nasabah besar, karena sebagai bank umum diberi kebebasan untuk mencari dana dan sekaligus menjual kembali berupa kredit kepada masyarakat dengan tingkat bunga sesuai dengan perhitungan sendiri. Dengan langkah yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia masuk pasar melayani kredit besar, setiap tahun kredit besar mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibanding pertumbuhan kredit kecil dan menengah, sehingga komposisi kredit besar semakin dominan dibanding total kredit. Nasabah-nasabah besar yang relatif baru dibiayai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia mengalami kesulitan membayar bunga pinjaman, hal ini disebabkan krisis moneter yang terjadi mulai awal tahun 1997.
Berdasarkan latar belakang yang terjadi pada Bank Rakyat Indonesia, penulis membuat judul karya akhir Strategi Memperbaiki Portofolio Ideal Ritel dan Korporasi Dalam .Pelaksanaan Misi Bank Rakyat Indonesia. Dengan judul ini penulis bermaksud melakukan analisa bagaimana memperbaiki portofolio PT Bank Rakyat Indonesia agar tidak terlalu jauh dari misi yang diem ban.
Untuk memperbaiki keadaan portofolio, perlu dilakukan analisa kekuatan dan kelemahan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan PT. Bank Rakyat Indonesia dalam membawa misi tersebut. Dalam analisa External Factor livaluation pada bab IV hal am an 102 menunjukan bahwa dari faktor peluang dan ancaman skor yang diperoleh adalah 2. 75, berarti diatas rata-rata. L,V.
Selain melakukan analisa faktor eksternal, penulis melakukan analisa the competitive profile matrix (CPM). Tujuan analisa ini adalah untuk melakukan analisa bagaimana PT. Bank Rakyat Indonesia dapat memenangkan persaingan dengan bank lain. Pada lima tahun terakhir banyak bank nasional yang masuk pasar rite!, karena bisnis ritel lebih menguntungkan dibanding dengan korporasi. Dari pertimbangan tersebut penulis menganalisa CPM membandingkan antara PT. Bank Rakyat Indonesia dengan Bank BNI dan BCA, dengan pertimbangan dua bank ini yang dapat diperbandingkan dari beberapa bidang antara lain:
1. Pangsa pasar.
2. Posisi keuangan.
3. Luas jaringan
4. Teknologi
5. Kualitas produk
6. Loyalitas nasabah.
7. Sumber daya manusia.
Dari analisa diatas PT. Bank Rakyat Indonesia mendapatkan nilai akhir yang seimbang dengan PT. Bank BNI. Beberapa poin keunggulan PT Bank Rakyat Indonesia dengan PT. Bank BNI adalah luas jaringan, dimana setiap ibukota kecamatan di seluruh pelosok tanah air ada unit kerja PT Bank Rakyat Indonesia, sedang PT Bank BNI hanya sampai ibukota daerah tingkat II. Sementara kelemahannya PT. Bank Rakyat Indonesia adalah teknologi dan loyalitas nasabah. Dengan adanya kelemahan tersebut harus menjadi fokus perbaikan agar dapat memenangkan persaingan terutama dalam bidang teknologi, karena jika dapat mampu memperbaiki teknologi setara dengan PT. BCA dan PT. Bank BNlloyalitas nasabah akan mengikuti menjadi baik. Dengan demikian PT. Bank Rakyat Indonesia mampu memenangkan persaingan ini.
Dari penjelasan dan analisa terdahulu, maka PT. Bank Rakyat Indonesia mampu memenangkan persaingan dengan bank-bank yang masuk dalam pasar ritel. Karena pengalaman dan jaringan yang luas dan peningkatan kemampuan teknologi yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Inu Kertapati
"Penulisan skripsi mengenai program bantuan Peace Corps di Indonesia ini ditujukan untuk melengkapi tentang sejarah hubungan Indonesia-Amerika Serikat. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulisan ini juga menggunakan sumber lisan seperti wawancara untuk mendukung sumber-sumber tertulis yang telah digunakan. Misi Perdamaian Peace Corps di Indonesia pada tahun 1963-1965 merupakan kebijakan bantuan luar negeri Amerika Serikat pada masa Presiden John F. Kennedy. Bantuan Peace Corps di Indonesia meliputi pengiriman sukarelawan pelatih-pelatih olahraga dan guru bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan pemuda-pemudi Indonesia serta membangun hubungan persahabatan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Sayangnya aktivitas sukarelawan Peace Corps di Indonesia tidak dapat diselesaikan karena munculnya ancaman gerakan demonstrasi simpatisan komunis terhadap orang-orang Amerika di Indonesia pada tahun 1964-1965. Di balik terbatasnya aktivitas sukarelawan dalam membantu masyarakat Indonesia pada saat itu, Peace Corps telah memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar bantuan, yaitu membangun persahabatan Indonesia - Amerika Serikat melalui pendekatan personal.

The aim of this mini thesis about Peace Corps program aid in Indonesia is to make a contribution in historiography of Indonesia-United States relation. This historiography was done with using historical method which contains of four steps, heuristic, critic, interpretation, and historiography. It also use oral sources such as interview to support written sources (books, article, etc) that had been used before. Peace Corps in Indonesia 1963-1965: Peaceful Mission was one of the United States foreign assistance policies in John F. Kennedy's administration. Peace Corps assistance in Indonesia comprise of sending volunteers such as sports coaches and English teachers to improve Indonesian youth ability and also build a good friendship between Indonesia and United States of America. Unfortunately, the Peace Corps volunteer activity in Indonesia had to be suspended in early of 1965 because the protest that emerged toward American peoples in Indonesia in year 1964-1965. In spite of the volunteer's limited activity when assisting Indonesian society at that moment, Peace Corps had given something more than aid, which is to building up Indonesia - United States friendship through personal approach."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S79
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farida Nurhayati
"PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan salah satu BUMN yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Selain pengembangan industri gula sebagai core businessnya. PT RNI terus mengkonsolidasikan usahanya dengan mengembangkan SDM dan memperbesar usahanya di bidang farmasi, perdagangan, industri kulit, pakan ternak dan agrobisnis dengan diversifikasi pertanian, kehutanan yang meliputi industri teh dan kelapa sawit. Pesatnya perkembangan perusahaan salah satunya ditandai dengan perkembangan aset yang pada tahun 1991 hanya berjumlah Rp. 496 milyar menjadi Rp. 1,1 trilyun di tahun 1996. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi logis semakin kompleksnya struktur organisasi dan iklim komunikasi atau aktivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Sebagai sebuah perusahaan yang tengah berkembang maka PT RNI tentu tidak bisa begitu saja mengabaikan persoalan tersebut mengingat pengaruhnya yang begitu besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Konsep iklim komunikasi mencakup persepsi pesan dan kesan yang berhubungan dengan kejadian yang berlangsung dalam organisasi. Berdasarkan penelitian secara empirik, para pakar ilmu komunikasi terutama Redding dan Dennis berpendapat adanya lima faktor ideal yang melekat dalam iklim komunikasi yaitu supportiveness; participation decision making; trust, confidence and credibility; openness and candor; high performance goals.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap key informants di PT RNI maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang selama ini berlangsung di PT RNI relatif baik. Mayoritas pimpinan menyadari pentingnya dukungan atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan ide-ide yang inovatif. Demikian juga halnya dengan komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, dipandang sebagai jenis atau bentuk komunikasi yang lebih memungkinkan terbentuknya iklim komunikasi yang relatif terbuka dan dialogis antara atasan dan bawahan. Dalam proses pengambilan keputusanpun, pimpinan biasanya terlebih dahulu berupaya untuk mendapatkan informasi, usulan dan saran dari bawahan sebagai pengembangan ide demi mendapatkan berbagai alternatif yang mungkin dapat membantu dalam pemecahan masalah. Sedangkan berkaitan dengan sosialisasi dan akses informasi tentang kebijakan atau keputusan perusahaan, mayoritas mengaku selama ini berjalan tanpa ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas informan mengakui bahwa iklim komunikasi di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang besar implikasinya bagi peningkatan motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan makna perannya.
Namun demikian ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, perlu ditingkatkannya pengakuan dan penghargaan atasan terhadap prestasi atau keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Persoalan kedua yang harus diperhatikan adalah menyangkut pernyataan beberapa informan yang secara eksplisit menyampaikan harapan diberlakukannya pertemuan rutin dan ditingkatkannya dialog atau diskusi internal. Hal ini perlu, selain sebagai media sosialisasi informasi secara jujur dan konkret juga sebagai salah satu bentuk media transfer of knowledge yang dapat meningkatkan self confident dan motivasi kerja bawahan karena perasaan dianggap penting oleh atasan. Ketiga, berkaitan dengan terdapatnya kekurangan menyangkut komunikasi atau sosialisasi informasi secara tertulis tentang beberapa persoalan. maka pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan hal tersebut karena bagaimanapun juga komunikasi semacam ini tetap merupakan sesuatu yang penting sehingga karyawan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan yang ada. Hal ini penting sebagai salah satu bentuk pengakuan atasan terhadap keberadaan bawahan sehingga semakin meningkatkan motivasi kerja dan membuka gairah kesadaran pribadinya untuk mendukung keberhasilan perusahaan mewujudkan misinya menjadi holding company dengan kinerja terbaik di bidangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>