Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfian
Jakarta: Pulsar, 1980
301 ALF k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985
301 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Selo Soemardjan
Jakarta: FEUI, 1973
301 SEL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
306.85 BUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: FE UI, 1974
301.02 SET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tadjuddin Noer Effendi
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya , 1993
306.3 TAD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Damar Prihartono
"Penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan strategi pengembangan masyarakat melalui penguatan kelembagaan masyarakat (BKM) agar mampu berperan menjadi wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat miskin melalui proses pembelajaran bersama masyarakat untuk mengorganisir diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan sumberdaya masyarakat miskin.
Kajian ini bertujuan untuk mengevalusi keberadaan BKM dalam program P2KP di Kelurahan Tegallega Kota Bogor. Metode yang digunakan didalam pengumpulan data adalah (1) Metode Partisipatif (FGD), (2) Wawancara, (3) Observasi Lapang.
Hasil analisis penelitian ini adalah
1. Identifikasi Permasalahan BKM Tegallega Dalam Program P2KP : (1) Permasalahan lnternal Organisasi BKM Tegallega; melemahnya partisipasi anggota (2) Sarana dan Sumberdaya; (3) keberlanjutan Kelompok Swadaya Masyarakat(KSM) yaitu KSM yang terbentuk pada saat proyek P2KP di Kelurahan Tegallega mengalami perkembangan, baik secara kuantitas maupun kuaiitas; (4) Hubungan BKM dan KSM; (5) Hubungan BKM dan UPK
2. Faktor Pendorong dan Penghambat Peran BKM Tegallega dalam Pengembangan Masyarakat. Kekuatan pendorong BKM dalam program pemberdayaan masyarakat Kelurahan Tegallega yang bercirikan: (1) merasa tidak puas dengan situasi dan kondisi dan diikuti oleh rasa kebutuhan yang belum terpenuhi, (2) rasa bersaing untuk menyesuaikan diri dengan tuntulan kehidupan sehingga mendorong terjadinya perubahan di masyarakat, dan (3) menyadari adanya kekurangan, dan karena itu berusaha untuk mengejar kekurangan. Kekuatan penghambat : (1) rasa menentang setiap inovasi baru (2) terbatasnya sumber daya yang diperlukan untuk melalcsanakan perubahan tersebut.
3. Hasil Evaluasi Kelembagaan BKM Dalam lmplementasi Program P2KP adalah BKM berhasil dalam hal : (1) Aspek pengembangan ekonomi local yaitu Mendorong warga menemukenali masalah yang dialami dan potensi Serta sistem sumber yang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan kemiskinan melalui pelibatan partisipasi masyarakat mulai dari persiapan. perencanaan; pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut kegiatan; (2) Aspek pengembangan modal dan gerakan social yairu BKM Mendorong kepedulian warga untuk saling membantu sesama anggota kelompok melalui perguliran dana bantuan dalam rangka penanggulangan kemiskinan; (3) Aspek kebijakan dan perencanaan social yaitu Mendorong terjadinya sinergi antara program pemerintah dengan masalah potensi dan kebutuhan masyarakat;
4. Hasil Evaluasi BKM Pasca Pendampingan adalah (1) Kinerja BKM Tegallega belum mandiri; (2) Masih beroriemasi pada penguliran dana BLM (kredit mikro); (3) BKM belum berorientasi kepada masyarakat miskin; (4) Tumpang tindih jenis tugas sebagai pengambilan kebijakan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan itu sendiri; (5) BKM tidak memiliki program penanggulangan kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat melalui proses perencana partisipatif; (6) Kepengurusan dan keanggotaan BKM sebagian besar tidal; mengakar.
5. Fungsi BKM dalam Pengentasan Kemiskinan Perkotaan adalah: (1) Pengembangan Ekonomi Lokal yaitu kegiatan usaha ekonomi belum berpengaruh signifikan bagi peningkatan pendapatan para anggota KSM; (2) Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial yaitu Kurangnya kepercayaan warga kepada pengurus BKM karena adanya kemacetan, Partisipasi warga terbatas pada pemanfaatan bantuan BLM dan randahnya kontrol masyarakat, Kurangnya prakarsa dan dukungan dari pemerintah kelurahan dan pelaku pembangunan lokal lainnya, Dominasi prakarsa dari pengelola program untuk mengejar target kuantitatif dan administrative.
Sebagai saran penelitian ini adalah : (1) untuk menjaga keberlanjutan program P2KP serta proses pelembagaan BKM yang mengakar di masyarakat, perlu Program Penguatan Kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat; (2) untuk keberlanjutan BKM perlu diperhatikan : (a) perubahan perilaku secara kolektif dari semua pihak yang sesuai dengan nilai kemanusiaan dan prinsip pengembangan masyarakat yaitu penanggulangan kemiskinan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat; (b) Tumbuhnya paradigma pembangunan lokal yang bertumpu pada potensi serta kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada pihak luar; (3) Kelembagaan BKM, anggota dan pengurus mampu berperan menjadi wadah perjuangan aspirasi masyarakat miskin dan mampu menjadi motor penggerak dalam menumbuhkembangkan nilai kemanusian dan nilai pengembangan masyarakat dalam program penanggulangan kemiskinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sangkala Pulsar, 1984
301.02 KEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oscar Mulyadhi Nurfalah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas novel Bunga Roos Dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay yang mengisahkan jalan hidup seorang keturunan Tionghoa, Ay Tjeng. Kehidupan Ay Tjeng selalu bersinggungan dengan para perempuan yang memiliki keterkaitan dengan budaya pernyaian; Martini, Gwat Nio, dan Roosminah. Para perempuan ini tidak digambarkan sebagai objek yang memiliki derajat lebih rendah, melainkan digambarkan bersifat baik, berbudi pekerti dan pandai. Penulis ingin mengungkap adanya pergeseran citra perempuan sebagai nyai melalui ketiga tokoh perempuan tersebut serta memperlihatkan gambaran budaya pernyaian pada zaman kolonial, khususnya di Jawa Barat, yang terlukis dalam cerpen Bunga Roos Dari Cikembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis serta pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan novel Bunga Roos Dari Cikembang dengan konteks dunia nyata. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pergeseran citraan perempuan sebagai nyai dan juga keturunannya dalam novel ini, berbeda dengan novel-novel Melayu Tionghoa sejenis yang mengandung unsur pernyaian.

ABSTRACT
This study discusses the novel Bunga Roos Dari Cikembang by Kwee Tek Hoay which tells the life of Chinese descent, Ay Tjeng. Ay Tjeng rsquo s life are always in contact with women who have cultural links with a nyai Martini, Gwat Nio, and Roosminah. These women are not portrayed as objects that have a lesser degree, but portrayed as a decent woman, well mannered and also smart. The author would like to reveal a shift in the image of women as a nyai and their offspring through the three female figures and showed a picture of a concubinage in colonial times, especially in West Java, which is illustrated in this story. This research was conducted with descriptive analytical method and approach of sociology of literature. Literary sociological approach is used to determine the relationship of the novel Bunga Roos Dari Cikembang with real world context. The research proves that there is a shift of images of women as a nyai and their offspring in this novel, in contrast to the other Malay Chinese novels with a similar content."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ikawati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi keluarga miskin di perdesaan dan perkotaan. Jenis penelitian adalah deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan secara community setting dengan kategori wilayah administrasi, yaitu dengan mengambil setting daerah perkotaan dan perdesaan. Sasaran dan objek penelitian keluarga miskin yang teresgister dan keluarga miskin yang tidak teregister layanan program pemerintah. Berdasarkan hal tersebut ditentukan 600 keluarga miskin di wilayah perdesaan dan 600 di wilayah perkotaan. Objek penelitian adalah kondisi keluarga miskin yang ada di perdesaan dan perkotaan. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner dan observasi. Data penelitian diolah secara manual dan komputasi dengan menggunakan bantuan program Excel dan program statistik SPSS versi 17.00 for windows. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif dan kemudian diberi makna (interpretatif). Hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan dan persamaan kondisi kemiskinan di perdesaan dan perkotaan. Perasamaan antara lain: keluarga miskin mempunyai anggota rata-rata 3-4 orang, frekuensi makan dua kali sehari, tidak mempunyai pekerjaan sampingan, tidak mempunyai keterampilan, pekerjaan ada di sektor informal, berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungannya, membelanjakan uang untuk kebutuhan dasar, kurang adanya budaya menabung dan kurang mendapat kesempatan dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan, terbatasnya aksesbilitas layanan sosial, terbatasnya kepemilikam aset. Perbedaan antara lain: perdesaan berpendidikan sebagian besar SD, pekerjaan buruh tetap atau tidak tetap pertanian, kepemilikan rumah milik sendiri, ada pembagian ruangan sesuai fungsinya, dan bahan bakar utama kayu, sedangkan perkotaan bervariasi dari SD, SMP, dan SMA; buruh tetap atau tidak tetap non pertanian, kepemilikan rumah sewa atau kontrak, tidak ada pembagian ruangan sesuai fungsi masing-masing ruangan, dan bahan bakar utama gasa atau listrik serta perbedaan partisipasi sosial desa lebih tinggi keterlibatannya daripada perkotaan. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat Jendral Penangulangan Fakir Miskin Perkotaan dan Perdesaan, perlunya instrumen indikator kemiskinan yang tepat dalam rangka mengidentifikasi keluarga miskin, sehingganada ketepatan sasaran dalam program-program yang akan diterapkan, agar keluarga miskin dapat cepat terentaskan."
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2016
360 MIPKS 40:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>